SALAH satu tanda kiamat dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran dan Hadist Nabi Muhammad saw adalah Yakjuj dan Makjuj.
Firman Allah, “Hingga apabila dibukakan (tembok)
Ya ’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat
yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari
berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang- orang yang kafir.
(Mereka berkata): ‘Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah
dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang- orang yang
zhalim.” (Al-Anbiya ’: 96-97).
Keluarnya Yakjuj dan Makjuj adalah keburukan
yang dekat yang telah diperingatkan oleh Rasulullah saw. Dari Zaenab
binti Jahsy bahwa Nabi datang kepadanya dengan tergopoh-gopoh. Beliau
bersabda, “La ilaha illallah, celaka orang-orang Arab dari keburukan
yang telah dekat, pada hari ini benteng Ya’juj Ma’juj dibuka seperti
ini. ” Rasulullah melingkarkan ibu jarinya dengan jari telunjuknya.
(Muttafaq alaihi, Mukhtashar Shahih al- Bukhari no. 1341, Mukhtashar
Shahih Muslim no. 1987).
Dalam riwayat lain tangannya membentuk isyarat
70 atau 90), Aku bertanya; “Ya Rasulullah SAW, apakah kita akan
dihancurkan walaupun ada orang-orang shalih ?” Beliau menjawab; “Ya,
Jika banyak kejelekan,” (HR. Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim).
Nama Yakjuj dan Makjuj dalam Al-Quran sendiri
disebut sebanyak dua kali, yaitu di dalam Surah al-Kahfi ayat 94 dan
surah al-Anbiya ayat 96. Di dalam surah al-Kahfi diterangkan bahawa
Yakjuj dan Makjuj adalah orang-orang yang membuat kerusakan di muka
bumi. Di dalam surah al-Anbiya, disebutkan bahawa Yakjuj dan Makjuj itu
akan segera turun dengan cepat dari tempat yang tinggi ketika tembok
penghalang mereka terbuka sebagai tanda telah dekatnya kedatangan janji
Allah swt.
Al-Quran tidak menerangkan siapa sebenarnya
Yakjuj dan Makjuj, dari bangsa dan keturunan mana mereka itu. Al-Quran
hanya menjelaskan sifat-sifat mereka, yaitu kaum pembuat kerusakan di
bumi; jika tembok penghalang dibuka, mereka akan turun mengalir seperti
mengalirnya air bah, dan apabila tembok penghalang kokoh, mereka tidak
akan masuk dan tidak dapat membuat kerusakan. Oleh karena itu timbullah
beberapa tafsiran, antara lain:
(1) Ahmad Mustafa al-Maragi dalam kitab
tafsirnya menyatakan bahawa Yakjuj adalah bangsa Tartar, dan Makjuj
adalah bangsa Mongol. Mereka berasal daripada satu bapak yang bernama
Turk, tempat tinggal mereka di bagian utara Asia. Daerah mereka
memanjang dari Tibet dan China sampai ke Laut Baku Utara, di barat
sampai Turkestan.
Dalam pelbagai zaman, bangsa-bangsa ini sering
menyerang, membuat kerusakan di muka bumi dan menghancurkan
bangsa-bangsa lain. Di antara mereka terdapat bangsa-bangsa yang kejam,
turun dari bukit-bukit di Asia Tengah dan pergi ke Eropa, seperti bangsa
Semith, Simeria, dan Hun. Mereka banyak menyerang negeri-negeri China
dan Asia Barat. Dengan munculnya Temujin yang dikenal dengan nama
Genghis Khan (di dalam bahasa Mongol bermaksud “Raja Alam” pada awal
abad ke-7 H / 12 M, bersama tentaranya yang perkasa keluar jauh ke Asia
Tengah. Ia menundukkan China Utara kemudian pergi ke negeri-negeri
Islam, lalu menundukkan Sultan Qutbuddin bin Armilan, salah seorang Raja
Seljuk yang menganut aliran Khawarij. Genghis Khan melakukan kekejaman
yang belum pernah berlaku sebelumnya di negeri tersebut.
(2) Musnad Imam Ahmad bin Hanbal (Imam
Hanbali), seperti dikutip Ibnu Kasir menyebutkan bahawa Rasulullah
s.a.w. bersabda yang bermaksud: “Nuh memiliki tiga orang anak, yaitu
Sam, nenek moyang orang Arab; Ham, nenek moyang orang Sudan; dan Yafis,
nenek moyang orang Turk.” Menurut sebahagian ulama, Yakjuj dan Makjuj
adalah keturunan Yafis, putera Nuh ini. Demikian juga pendapat Nasafi,
seorang ahli fekah, usul fekah dan tafsir yang bermazhab Hanafi yang
menyatakan bahawa Yakjuj berasal dari suku Turk, dan Makjuj berasal dari
suku Jail serta Dailam keturunan Yafis yang membuat kerusakan di muka
bumi. Mereka tidak mati dan masing-masing memiliki seribu keturunan yang
dilengkapi dengan senjata.
(3) Hamka juga memberi tafsiran bahwa Yakjuj
dan Makjuj adalah segala gerakan yang telah dan akan merusak dunia ini.
Oleh karena itu, baik diri, keluarga, maupun negara serta bangsa wajib
mendirikan tirai besi sebagai benteng agar Yakjuj dan Makjuj tidak dapat
masuk. Mungkin Yakjuj dan Makjuj dapat ditafsirkan sebagai pikiran
jahat, bermaksud buruk, dan ideologi yang menyesatkan yang dianuti
sebagian manusia. Manusia yang menganut paham kelicikan dan
mempergunakan manusia sesamanya sebagai alat untuk merusak bumi ini.
Sebab itu, pikiran yang baik, cita-cita yang mulia, dan ideologi yang
sehat harus ditanam dengan teguh pada setiap diri, keluarga, dan negara
serta bangsa untuk membentengi Yakjuj dan Makjuj. Yakjuj dan Makjuj
laksana air, senantiasa mencari tempat untuk masuk walaupun hanya
sebesar lubang jarum. Wallahu alam bi shawwab.
[sa/islampos/ummatanwasatan]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar