Ya'juj dan Ma'jujdalam Hadits Dari Zainab Binti Jahsh - isteri Nabi
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, berkata: "Nabi Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam bangun dari tidurnya dengan wajah memerah, kemudian bersabda;
"Tiada Tuhan selain Allah, celakalah bagi Arab dari kejahatan yang telah
dekat pada hari kiamat, (yaitu) Telah dibukanya penutup Ya'juj dan
Ma'juj seperti ini!" Beliau melingkarkan jari tangannya. (Dalam riwayat
lain tangannya membentuk isyarat 70 atau 90), Aku bertanya; "Ya
Rasulullah, apakah kita akan dihancurkan walaupun ada orang-orang
shalih?" Beliau menjawab; "Ya, Jika banyak kejelekan." (HR. Ahmad,
Al-Bukhari dan Muslim)
Jenis dan Asal Usul Ya'juj dan Ma'juj
Berdasarkan pendapat yang paling kuat, Ya'juj dan Ma'juj merupakan isim
'Ajam dan Laqab (julukan). Para ulama sepakat, bahwa Ya'juj dan Ma'juj
termasuk spesies manusia. Hanya saja, para ulama berbeda dalam
menentukan siapa nenek moyangnya. Ada yang menyebutkan dari sulbi Adam
'alaihis salam dan Hawa atau dari Adam saja. Ada pula yang menyebut dari
sulbi Nabi Nuh 'alaihis salam dari keturunan Syis/At-Turk menurut
hadits Ibnu Katsir. Sebagaimana dijelaskan dalam tarikh, Nabi Nuh
mempunyai tiga anak, Sam, Ham, Syis/At-Turk. Ada lagi yang menyebut
keturunan dari Yafits bin Nuh. Menurut Al-Maraghi, Ya'juj dan Ma'juj
berasal dari satu ayah yaitu Turk. Ya-juj adalah At-Tatar (Tartar) dan
Ma-juj adalah Al-Maghul (Mongol), namun keterangan ini tidak kuat.
Mereka tinggal di Asia bagian Timur dan menguasai dari Tibet, China
sampai Turkistan Barat dan Tamujin. Mereka dikenal sebagai Jengis Khan
(berarti Raja Dunia) pada abad ke-7 H di Asia Tengah dan menaklukan Cina
Timur. Ditaklukan oleh Quthbuddin Bin Armilan dari Raja Khuwarizmi yang
diteruskan oleh anaknya Aqthay. "Batu" anak saudaranya menukar dengan
negara Rusia tahun 723 H dan menghancurkan Babilon dan Hongaria.
Kemudian digantikan Jaluk dan dijajah Romawi dengan menggantikan anak
saudaranya Manju, diganti saudaranya Kilay yang menaklukan Cina.
Saudaranya Hulako menundukan negara Islam dan menjatuhkan Bagdad pada
masa daulah Abasia ketika dipimpin Khalifah Al-Mu'tashim Billah
pertengahan abad ke-7 H / 656 H.
Ya'juj dan Ma'jujadalah kaum yang banyak keturunannya.
Menurut mitos, mereka tidak mati sebelum melihat seribu anak lelakinya
membawa senjata. Mereka taat pada peraturan masyarakat, adab dan
pemimpinnya.
Ada yang menyebut mereka berperawakan sangat tinggi sampai beberapa meter dan ada yang sangat pendek sampai beberapa centimeter. Konon, telinga mereka panjang, tapi ini tidak berdasar. Pada QS. Al-Kahfi 18:94, Ya'juj dan Ma'juj adalah kaum yang kasar dan biadab. Jika mereka melewati perkampungan, membabat semua yang menghalangi dan merusak atau bila perlu membunuh penduduk. Karenya, ketika Dzulkarnain datang, mereka minta dibuatkan benteng agar mereka tidak dapat menembus dan mengusik ketenangan penduduk.
Ada yang menyebut mereka berperawakan sangat tinggi sampai beberapa meter dan ada yang sangat pendek sampai beberapa centimeter. Konon, telinga mereka panjang, tapi ini tidak berdasar. Pada QS. Al-Kahfi 18:94, Ya'juj dan Ma'juj adalah kaum yang kasar dan biadab. Jika mereka melewati perkampungan, membabat semua yang menghalangi dan merusak atau bila perlu membunuh penduduk. Karenya, ketika Dzulkarnain datang, mereka minta dibuatkan benteng agar mereka tidak dapat menembus dan mengusik ketenangan penduduk.
Siapakah Dzulkarnain?
Menurut versi Barat, Dzulkarnain adalah Iskandar bin Philips Al-Maqduny
Al-Yunany (orang Mecedonia, Yunani). Ia berkuasa selama 330 tahun.
Membangun Iskandariah dan murid Aristoteles. Memerangi Persia dan
menikahi puterinya. Mengadakan ekspansi ke India dan menaklukan Mesir.
Menurut Asy-Syaukany, pendapat di atas sulit diterima, karena hal ini
mengisyaratkan ia seorang kafir dan filosof. Sedangkan Al-Quran
menyebutkan; "Kami (Allah) mengokohkannya di bumi dan Kami memberikan
kepadanya sebab segala sesuatu." (QS. Al-Kahfi 18:84) Menurut sejarawan
muslim Dzulkarnain adalah julukan Abu Karb Al-Himyari atau Abu Bakar Bin
Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM – 552 M.). Kerajaannya
disebut At-Tababi'ah. Dijuluki Dzulkarnain (Pemilik dua tanduk), karena
kekuasaannya yang sangat luas, mulai ujung tanduk matahari di Barat
sampai Timur.
Menurut Ibnu Abbas, ia adalah seorang raja yang shalih. Dzulqarnain
seorang pengembara dan ketika sampai di antara dua gunung antara Armenia
dan Azzarbaijan, atas permintaan penduduk, Dzulkarnain membangun
benteng. Para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15
M, di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai "Babul
Hadid" (Pintu Besi) di dekat Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga
Syah Rukh dan ilmuwan German Slade Verger. Arkeolog Spanyol Klapigeo
pada tahun 1403 H. Pernah diutus oleh Raja Qisythalah di Andalus ke sana
dan bertamu pada Timurleng. "Babul Hadid" adalah jalan penghubung
antara Samarqindi dan India.
Benarkah Tembok Cina Adalah Tembok Zulkarnain?
Banyak orang menyangka itulah tembok yang dibuat oleh Zulkarnain dalam
surat Al-Kahfi. Dan yang disebut Ya'juj dan Ma'juj adalah bangsa Mongol
dari Utara yang merusak dan menghancurkan negeri-negeri yang mereka
taklukkan.
Mari kita cermati kelanjutan surat Al Kahfi ayat 95-98 tentang itu.
Zulkarnain memenuhi permintaan penduduk setempat untuk membuatkan tembok
pembatas. Dia meminta bijih besi dicurahkan ke lembah antara dua bukit.
Lalu minta api dinyalakan sampai besi mencair. Maka jadilah tembok
logam yang licin tidak bisa dipanjat.
Ada tiga hal yang berbeda antara Tembok Cina dan Tembok Zulkarnain.
Pertama, tembok Cina terbuat dari batu-batu besar yang disusun, bukan
dari besi. Kedua, tembok itu dibangun bertahap selama ratusan tahun oleh
raja-raja Dinasti Han, Ming, dan seterusnya, sambung-menyambung.
Ketiga, dalam Al-Kahfi: 86, ketika bertemu dengan suatu kaum di Barat,
Allah berfirman, "Wahai Zulkarnain, terserah padamu apakah akan engkau
siksa kaum itu atau engkau berikan kebaikan pada mereka." Artinya,
Zulkarnain mendapat wahyu langsung dari Tuhan, sedangkan raja-raja Cina
itu tidak. Maka jelaslah bahwa tembok Cina bukan yang dimaksud dalam
surat Al Kahfi. Jadi di manakan tembok Zulkarnain?
Beberapa Penelitian Tembok Ya'juj
Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir The Holy Qur'an menulis bahwa di distrik
Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah
sempit di antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara
Turkestan ke India dengan ordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu kini bernama
buzghol-khana dalam bahasa Turki, tetapi dulu nama Arabnya adalah bab
al-hadid. Orang Persia menyebutnya dar-i-ahani. Orang Cina menamakannya
tie-men-kuan. Semuanya bermakna pintu gerbang besi. Hiouen Tsiang,
seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam
perjalanannya ke India di abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada danau yang
dinamakan Iskandar Kul. Di tahun 842 Khalifah Bani Abbasiyah,
al-Watsiq, mengutus sebuah tim ekspedisi ke gerbang besi tadi. Mereka
masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 meter dengan kolom
besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan
cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa. Persis seperti
bunyi surat Al Kahfi. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill,
pemimpin Inggris, mengenali gerbang besi itu.
Letak Perkiraan Tembok Besi Berada
Apa pun tentang keberadaan dinding penutup tersebut, ia memang terbukti
ada sampai sekarang di Azerbaijan dan Armenia. Tepatnya ada di
pegunungan yang sangat tinggi dan sangat keras. Ia berdiri tegak
seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu
tercantum pada peta-peta Islam maupun Rusia, terletak di republik
Georgia. Al-Syarif al-Idrisi menegaskan hal itu melalui riwayat
penelitian yang dilakukan Sallam, staf peneliti pada masa Khalifah
al-Watsiq Billah (Abbasiah). Konon, Al-Watsiq pernah bermimpi tembok
penghalang yang dibangun Iskandar Dzul Qarnain untuk memenjarakan
Ya'juj-Ma'juj terbuka. Mimpi itu mendorong Khalifah untuk mengetahui
perihal tembok itu saat itu, juga lokasi pastinya. Al-Watsiq
menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu tentang tembok itu.
Saat itu Sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut memakan biaya
besar.
Tersebut dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi, karya al-Idrisi,
Al-Watsiq mengeluarkan biaya 5000 dinar untuk penelitian ini. Rombongan
Sallam berangkat ke Armenia. Di situ ia menemui Ishaq bin Ismail,
penguasa Armenia. Dari Armenia ia berangkat lagi ke arah utara ke
daerah-daerah Rusia. Ia membawa surat dari Ishaq ke penguasa Sarir, lalu
ke Raja Lan, lalu ke penguasa Faylan (nama-nama daerah ini tidak
dikenal sekarang). Penguasa Faylan mengutus lima penunjuk jalan untuk
membantu Sallam sampai ke pegunungan Ya'juj-Ma'juj. 27 hari Sallam
mengarungi puing-puing daerah Basjarat. Ia kemudian tiba di sebuah
daerah luas bertanah hitam berbau tidak enak. Selama 10 hari, Sallam
melewati daerah yang menyesakkan itu. Ia kemudian tiba di wilayah
berantakan, tak berpenghuni. Penunjuk jalan mengatakan kepada Sallam
bahwa daerah itu adalah daerah yang dihancurkan oleh Ya'juj dan Ma'juj
tempo dulu. Selama 6 hari, berjalan menuju daerah benteng. Daerah itu
berpenghuni dan berada di balik gunung tempat Ya'juj-Ma'juj berada.
Sallam kemudian pergi menuju pegunungan Ya'juj-Ma-juj. Di situ ia
melihat pegunungan yang terpisah lembah. Luas lembah sekitar 150 meter.
Lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, gambaran Sallam tentang tembok dan pintu besi
itu disebutkan dengan sangat detail (Anda yang ingin tahu bentuk
detailnya, silakan baca: Muzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, karya
al-Syarif al-Idrisi, hal. 934 -938). Al-Idrisi juga menceritakan bahwa
menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan biasanya memukul
kunci pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu mereka menempelkan
telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari dalam pintu.
Ternyata, mereka mendengar gema teriakan dari dalam. Hal itu menunjukkan
bahwa di dalam pintu betul-betul ada makhluk jenis manusia yang konon
Ya-juj-Ma-juj itu.
Ya'juj-Ma'juj sendiri, menurut penuturan al-Syarif al-Idrisi dalam
Nuzhat al-Musytaq, adalah dua suku keturunan Sam bin Nuh. Mereka sering
mengganggu, menyerbu, dan membunuh suku-suku lain. Mereka pembuat onar
dan sering menghancurkan suatu daerah. Masyarakat mengadukan kelakuan
suku Ya'juj dan Ma'juj kepada Iskandar Dzul Qarnain, Raja Macedonia.
Iskandar kemudian menggiring (mengusir) mereka ke sebuah pegunungan,
lalu menutupnya dengan tembok dan pintu besi. Menjelang Kiamat nanti,
pintu itu akan jebol. Mereka keluar dan membuat onar dunia, sampai
turunnya Nabi Isa al-Masih.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa
Sallam pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada
yang pernah melihat Ya-juj-Ma-juj. Mereka mengaku pernah melihat
gerombolan orang di atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup
melemparkan mereka. Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil.
Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand
(Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan kembali ke istana al-Watsiq di
Surra Man Ra'a, Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan detail hasil
penelitiannya kepada Khalifah. Kalau menurut penuturan Ibnu Bathuthah
dalam kitab Rahlat Ibn Bathuthah, pegunungan Ya'juj-Ma'juj berada
sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan
dengan al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut Cina adalah
daerah-daerah Rusia.
Ditulis oleh: Damar Dwiyadi Pratama dari
artikelmenarik.wordpress.com (PurWD/voa-islam.com) Referensi:
Az-Zuhaily, Tafsir Al-Munir. Dr. Thaha Ad-Dasuqy, 'Aqidatuna Wa
Shilatuha Bil Kaun Wal Insan Wal Hayat, Darul Huda, Kairo, 1995. Syekh
Sya'ban 'Abdulhadi Abu Rabah, Islamiyat, Haqaiq Fi Dzilli Tauhid Al-Ara
Al-Islamiyah, Muassasah Al-'Arabiyah Al-Haditsiyah, Kairo, 1991.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar