Tanda-tanda Akhir Zaman

Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak laris jualan di pasar, sedikit saja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuhan. Ghibah menjadi-jadi dan merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak zina, orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang di masjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq.Wallahu'alam Bish-shawab


Selasa, 29 Desember 2015

Dajjal, Dabbah, Dan Ya'juj Dan Ma'juj



Bersediakah anda memberikan penjelasan kepada kami tentang Dajjal, Dabbah, dan Ya'juj dan Ma'juj?

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah.
Berikut ini akan diterangkan secara ringkas dari kitab dan sunnah yang shahih dari Nabi 'Alaihi Salam tentang keadaan tiga dari tanda-tanda kiamat besar yang akan terjadi di akhir zaman menjelang kiamat.

DAJJAL: Seorang yang diciptakan Allah, yang akan keluar pada akhir zaman dengan membawa kemarahan, dia menebarkan kerusakan di bumi, mengaku sebagai Tuhan, mengajak manusia untuk beribadah kepadanya, menyebarkan fitnah kepada manusia dengan beberapa kelebihan yang Allah berikan kepadanya, seperti menurunkan hujan, menghidupkan bumi dengan tumbuhan dan mengeluarkan kekayaan bumi. Dia adalah pemuda yang merah, pendek, keriting rambutnya, picak mata kanannya sedang yang kirinya ditumbuhi daging tebal di atasnya, di antara kedua matanya tertulis kalimat kafir, kebanyakan pengikutnya adalah Yahudi, dan akhir hidupnya di tangan Isa bin Maryam yang membunuhnya dengan tombak pendek di negeri Lud negeri Palestina.

YA'JUJ dan MA'JUJ: Adalah dua suku yang kafir dari turunan Adam, wajahnya lebar, matanya kecil, mereka dahulu mengadakan kerusakan di muka bumi, lalu Allah mengutus Dzulkarnain, kemudian dia membuat tembok untuk menahan mereka, maka mereka terus-menerus menggali (melubangi) tembok itu sampai Allah mengizinkan mereka keluar pada akhir zaman setelah Isa membunuh Dajjal. Kemudian mereka keluar dengan jumlah yang banyak, lalau meminum air laut Tibriyah, dan mengadakan kerusakan di bumi yang tidak ada seorangpun mampu menghadapinya, lalu Isa dan orang-orang mukmin yang menyertainya mengungsi ke gunung Thur sampai Allah membinasakan mereka dengan cacing-cacing yang memakan tengkuk-tengkuk mereka lalu Allah mengutus burung yang melempar bangkai mereka ke laut dan menurunkan hujan yang membersihkan bumi dari bau bangkai mereka.
[Untuk lebih rinci beserta dalilnya, silahkan baca kitab Asyratus Sa'ah karya Yusuf Al-Wabil (diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Tanda-Tanda Hari Kiamat, diterbitkan oleh Pustaka Mantiq Solo, pent.) dan kitab Al-Kiamat Al-Kubra karya Umar Al-Asyqar (diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Kiamat Besar diterbitkan oleh PT Serambi Ilmu Semesta)].
DABBAH: Adalah makhluk besar yang akan dikeluarkan oleh Allah di tengah kebejatan manusia, dia akan berbicara dan memberikan nasehat kepada mereka, mampu berfikir, berbicara dan menyebut manusia dengan sebutan dan tanda yang bisa membedakan antara mukmin dan kafir. Tugas seorang muslim adalah beriman dan percaya dengan keterangan dari Allah dan Rasul-Nya. Betapa banyak ciptaan Allah di alam ini yang aneh, asing dan ajaib yang menunjukkan kekuatan dan kekuasaan Allah 'Azza wa Jalla.
Adapun tempat kembali orang yang ditanyakan, apakah dia dimaafkan karena kebodohannya atautidak dan bagaimana keadaannya pada hari kimat? Maka kita beriman bahwa urusannya terserah Allah. Dan telah dijelaskan jawaban dari pertanyaan yang mirip pada nomor 2443. Silahkan lihat di sana. Wallahu a'lam.

Bahkan Malaikat, Manusia dan Jin Tidak Dapat Mengetahui yang Ghaib

Banyak sekali orang yang tertipu dan keliru kemudian mengira jika bangsa jin mengetahui yang ghaib, terutama bagi mereka yang terjun dalam kancah sihir dan perdukunan. Akibatnya, kepercayaan dan ketergantungan mereka terhadap jin sangatlah besar sehingga menggiring mereka kepada kekufuran. Simak bahasan berikut.
Mempercayai hal-hal yang ghaib merupakan salah satu syarat dari benarnya keimanan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
 
الم. ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِاْلآخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ. أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
 
Alif laam miim. Kitab (Al-Qur`an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur`an) yang diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu. Serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Rabb mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (Al-Baqarah: 1-5)
 
Ghaib adalah segala sesuatu yang tersembunyi dan tidak terlihat oleh manusia, seperti surga, neraka dan apa yang ada di dalamnya, alam malaikat, hari akhir, alam langit dan yang lainnya yang tidak bisa diketahui manusia kecuali bila ada pemberitaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Lihat Tafsir Al-Qur`anul ‘Azhim, 1/53)
Alam jin dan wujud jin dalam bentuk asli seperti yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan adalah ghaib bagi kita. Namun golongan jin dapat berubah-ubah bentuk dengan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan amat mungkin bagi mereka melakukan penampakan, sehingga kita dapat melihatnya dalam wujud yang bukan aslinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
 
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ
 
Sesungguhnya ia (setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (Al-A’raf: 27)
 
Dari Abu As-Sa`ib, maula Hisyam bin Zuhrah, beliau bercerita bahwa dirinya pernah berkunjung ke rumah Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu, katanya: “Aku mendapatinya tengah mengerjakan shalat, akupun duduk menunggunya hingga beliau selesai. Tiba-tiba aku mendengar adanya gerakan pada bejana tempat minum yang ada di pojok rumah. Aku menoleh ke arahnya dan ternyata ada seekor ular. Aku segera meloncat untuk membunuhnya, namun Abu Sa’id memberi isyarat kepadaku agar aku duduk. Ketika ia selesai dari shalatnya, ia menunjuk ke sebuah rumah yang ada di kampung itu sambil berkata: ‘Apakah engkau lihat rumah itu?’ ‘Ya,’ jawabku. Ia kemudian menuturkan, ‘Dahulu yang tinggal di rumah itu adalah seorang pemuda yang baru saja menjadi pengantin. Kala itu kami berangkat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke Khandaq dan pemuda itupun ikut bersama kami. Saat tengah hari, pemuda itu meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk pulang menemui istrinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkannya sambil berpesan: ‘Bawalah senjatamu karena aku khawatir engkau bertemu dengan orang-orang dari Bani Quraidhah.’ Pemuda itu mengambil senjatanya, kemudian pulang menemui istrinya. Setibanya di rumah, ternyata istrinya sedang berdiri di antara dua daun pintu. Ia mengarahkan tombaknya kepada istrinya untuk melukainya karena merasa cemburu karena istrinya berada di luar rumah. Istrinya berkata kepadanya: “Tahan dulu tombakmu, dan masuklah ke dalam rumah sehingga engkau akan tahu apa yang menyebabkan aku sampai keluar rumah!
 
Pemuda itu masuk, dan ternyata terdapat seekor ular besar yang melingkar di atas tempat tidur. Pemuda itu lantas menghunuskan tombaknya dan menusukkannya pada ular tersebut. Setelah itu, ia keluar dan menancapkan tombaknya di dinding rumah. Ular itu (yang belum mati, red.) menyerangnya dan terjadilah pergumulan dengan ular tersebut. Tidak diketahui secara pasti mana di antara keduanya yang lebih dahulu mati, ular atau pemuda itu.’
Abu Sa’id radhiallahu ‘anhu melanjutkan ceritanya: ‘Kami menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melaporkan kejadian itu kepadanya dan kami sampaikan kepada beliau: ‘Mohonlah kepada Allah agar menghidupkannya demi kebahagiaan kami.’ Beliau menjawab: ‘Mohonlah ampun untuk shahabat kalian itu!’
Selanjutnya beliau bersabda: ‘Sesungguhnya di Madinah terdapat golongan jin yang telah masuk Islam, maka jika kalian melihat sebagian mereka –dalam wujud ular– berilah peringatan tiga hari. Dan apabila masih terlihat olehmu setelah itu, bunuhlah ia, karena sebenarnya dia adalah setan.” (HR. Muslim no. 2236 dan 139 dari Abu Sa`ib, maula Hisyam bin Zuhrah)1
 
Para Rasul Tidak Mengetahui yang Ghaib
Telah disebutkan sebelumnya bahwa sekumpulan jin datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian mendengarkan bacaan Al-Qur`an. Ketika itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui kehadiran mereka kecuali setelah sebuah pohon memberitahunya –dan Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Kuasa untuk menjadikan pohon dapat berbicara– seperti yang disebutkan Al-Imam Al-Bukhari dalam Shahih-nya dari shahabat Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu. Ini menunjukkan bahwa beliau tidak mengetahui perkara ghaib kecuali yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala kabarkan. (Nashihati li Ahlis Sunnah Minal Jin)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
 
قُلْ لاَ أَقُوْلُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللهِ وَلاَ أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلاَ أَقُوْلُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلاَّ مَا يُوْحَى إِلَيَّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي اْلأَعْمَى وَالْبَصِيْرُ أَفَلاَ تَتَفَكَّرُوْنَ
 
Katakanlah: ‘Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak pula aku mengetahui yang ghaib dan tidak pula aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengetahui kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.’ Katakanlah: ‘Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat?’ Maka apakah kamu tidak memikirkannya?” (Al-An’am: 50)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
 
قُلْ لاَ أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلاَ ضَرًّا إِلاَّ مَا شَاءَ اللهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاَسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوْءُ إِنْ أَنَا إِلاَّ نَذِيْرٌ وَبَشِيْرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُوْنَ
 
Katakanlah: ‘Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak pula menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman’.” (Al-A’raf: 188)
 
Para Malaikat Tidak Mengetahui yang Ghaib
Kendatipun para malaikat adalah mahluk yang dekat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, namun untuk urusan ghaib ternyata mereka pun tidak mengetahuinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman saat pertama kali hendak menciptakan manusia:
 
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي اْلأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ. وَعَلَّمَ آدَمَ اْلأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُوْنِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلاَءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ. قَالُوا سُبْحَانَكَ لاَ عِلْمَ لَنَا إِلاَّ مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ
 
Dan ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui.’ Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: ‘Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!’ Mereka menjawab: ‘Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana’.” (Al-Baqarah: 30-32)
 
Kaum Jin Tidak Mengetahui yang Ghaib
Banyak sekali orang yang tertipu dan keliru kemudian mengira jika bangsa jin mengetahui yang ghaib, terutama bagi mereka yang terjun dalam kancah sihir dan perdukunan. Akibatnya, kepercayaan dan ketergantungan mereka terhadap jin sangatlah besar sehingga menggiring mereka kepada kekufuran.
Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan tegas telah mementahkan anggapan ini dalam firman-Nya:
 
فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ إِلاَّ دَابَّةُ اْلأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُوْنَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِيْنِ
 
Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.” (Saba`: 14)
 
Manusia Tidak Dapat Mengetahui Alam Ghaib
Jika para rasul yang merupakan utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam menyampaikan syariat-Nya kepada manusia tidak mengetahui hal yang ghaib sedikitpun, maka sudah tentu manusia secara umum tidak ada yang dapat mengetahui alam ghaib atau menjangkau batasan-batasannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya memerintahkan agar mengimani perkara yang ghaib dengan keimanan yang benar.
Keyakinan seperti ini agaknya sudah mulai membias. Apalagi saat ini banyak sekali orang yang menampilkan dirinya sebagai narasumber untuk urusan-urusan yang ghaib, mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan masa depan seseorang, dari mulai jodoh, karir, bisnis, atau yang lainnya.
 
Kata ‘dukun’ barangkali sekarang ini jarang didengar dan bahkan serta merta mereka akan menolak bila dikatakan dukun. Dalihnya, apalagi kalau bukan seputar “Kami tidak meminta syarat-syarat apapun kepada anda”, “Kami tidak menyuruh memotong ayam putih”, dan sebagainya. Padahal praktek seperti itu adalah praktek dukun juga. Bedanya, dukun sekarang ini berpendidikan sehingga bahasa yang digunakannya pun bahasa-bahasa ilmiah, sehingga mereka jelas enggan disebut dukun.
Tak ada seorang pun yang dapat melihat dan mengetahui perkara ghaib, menentukan ini dan itu terhadap sesuatu yang belum dan akan terjadi di masa datang. Jika toh bisa, itu semata-mata bantuan dan tipuan dari setan, sehingga dusta bila itu dihasilkan dari latihan dan olah jiwa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
 
وَلَقَدْ صَدَّقَ عَلَيْهِمْ إِبْلِيسُ ظَنَّهُ فَاتَّبَعُوْهُ إِلاَّ فَرِيْقًا مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ. وَمَا كَانَ لَهُ عَلَيْهِمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلاَّ لِنَعْلَمَ مَنْ يُؤْمِنُ بِاْلآخِرَةِ مِمَّنْ هُوَ مِنْهَا فِي شَكٍّ وَرَبُّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيْظٌ
 
Dan sesungguhnya Iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian orang-orang yang beriman. Dan tidak adalah kekuasaan Iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang hal itu. Dan Rabbmu Maha Memelihara segala sesuatu.” (Saba`: 20-21)
 
Ada pula sebagian manusia yang memiliki aqidah rusak, di mana mereka meyakini adanya sebagian orang yang keberadaannya ghaib dari pandangan manusia, dan biasanya identik dengan orang-orang yang dianggap telah suci jiwanya. Mereka mengistilahkannya dengan roh suci atau rijalul ghaib.
Ketahuilah bahwa tidak ada istilah manusia ghaib. Tidak ada pula istilah rijalul ghaib di tengah-tengah manusia. Rijalul ghaib itu tiada lain adalah jin. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
 
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ اْلإِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًا
 
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (Al-Jin: 6) (Lihat Qa’idah ‘Azhimah, hal. 152)
 
Alam ghaib tetaplah ghaib, sesuatu yang tidak bisa diketahui dan dilihat manusia kecuali apa yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala beritakan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
 
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلاَ يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا. إِلاَّ مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُوْلٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
 
“(Dia adalah) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.” (Al-Jin: 26-27)
 
Kunci-kunci Ghaib adalah Milik Allah Subhanahu wa Ta’ala Semata
Sesungguhnya tak ada seorangpun yang mengetahui perkara ghaib dan hal-hal yang berhubungan dengannya, kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah banyak menegaskan hal ini dalam Al-Qur`an. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
 
قُلْ لاَ يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ وَمَا يَشْعُرُوْنَ أَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ
 
Katakanlah: ‘Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah’, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (An-Naml: 65)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
 
إِنَّ اللهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي اْلأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوْتُ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
 
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat, dan Dialah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Luqman: 34)
 
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
 
ذَلِكَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ
 
Yang demikian itu ialah Rabb Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.” (As-Sajdah: 6)
 
Dalam ayat lainnya:
 
قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُوْنَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُوْنَ
 
Allah berfirman: ‘Bukankah sudah Aku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?’.” (Al-Baqarah: 33)
 
Banyak sekali dalil-dalil yang berhubungan dengan masalah ini. Namun mungkin yang disebutkan di sini, sudah dapat mewakili bahwa Allah-lah yang mengetahui hal ihwal alam ghaib. Sedangkan manusia, tak ada yang bisa mengetahui dan melihatnya kecuali apa-apa yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala kuasakan.
Mudah-mudahan semua uraian-uraian di atas bermanfaat bagi kita semua. Amin yaa Mujiibas sa`iliin.
Wal ’ilmu ‘indallah.
 
1 Terjadi perbedaan pendapat dalam hal membunuh ular yang berada di rumah. Sebagian ulama berpendapat bahwa pemberian peringatan terlebih dahulu itu hanya berlaku di Madinah, adapun di tempat selainnya bisa langsung dibunuh. Ini adalah pendapat Al-Imam Malik, dan yang dikuatkan oleh Al-Maziri. Sebagian yang lain berpendapat bahwa pemberian peringatan terlebih dahulu bersifat umum, bukan hanya di Madinah. Kecuali ular Al-Abtar yakni yang berekor pendek dan Dzu Thufyatain, yang mempunyai dua garis lurus berwarna putih di punggungnya, boleh langsung dibunuh walaupun di rumah.

TANDA-TANDA KIAMAT


1.       TANDA TANDA KIAMAT YANG SUDAH TERJADI DAN TELAH BERLALU
Tanda yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah seperti :
  1. Diutusnya Nabi Muhammad SAW. Sabda Nabi : “Aku di utus dan hari kiamat itu bagaikan dua jari (sambil menunjukkan dua jari, telunjuk dan tengahnya”
  2. Terbukanya Baitul Makdis
  3. Terbunuhnya Utsman bin Affan. Berkata Hudzaifah :”Fitnah pertama adalah terbunuhnya Utsman”
  4. Munculnya firqah-firqah yang menyesatkan
  5. Banyaknya orang-orang yang mengaku menjadi nabi
  6. Berlimpahnya harta kekayaan.
2.       TANDA YANG SEDANG TERJADI DAN SEMAKIN BERTAMBAH
  1. Kepemimpinan orang-orang bodoh yang hanya menyembah dunia. Sabda Nabi : “Tidak datang hari kiamat sehingga terjadi orang yang paling bahagia adalah Luka’ ibn Luka” HR Ahmad.
  2. Istiqomah beragama bagaikan memegang bara. Sabda Nabi : “Akan datang suatu masa,  orang yang memegang teguh agamanya bagaikan orang yang memegang bara” HR At Tirmidziy.
  3. Berbangga-banggaan membangun masjid. Sabda Nabi :”Tidak datang hari kiamat sehingga orang berbangga-bangga dengan masjid” HR Ahmad.
  4. Banyaknya para qari’ (pembaca Al Qur’an ) yang fasik, dan ahli ibadah yang bodoh. Sabda Nabi : “Akan ada di akhir zaman, para ahli ibadah yang bodoh, dan para qari yang fasik” HR Abu Nu’aim.
  5. Terhapusnya ilmu agama, banyaknya perbuatan zina, minuman keras, sedikit laki-laki dan banyaknya wanita, sampai perbandingannya 1:50.
  6. Perang antara Yahudi dan Umat Islam. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai ada seorang yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, ‘Wahai muslim, wahai hamba Allah, ini yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR Muslim).
3.       TANDA-TANDA BESAR YANG SEGERA DISUSUL DENGAN KIAMAT
  1. Datangnya imam Mahdi.
  2. Munculnya Dajjal
  3. Turunnya Nabi Isa ibn Maryam
  4. Munculnya Ya’juj Ma’juj.  QS 18 :92-100
  5. Munculnya Ad Daabbah. QS An Naml : 82
  6. Terbitnya matahari dari barat. QS 6: 158
  7. Digiringnya manusia ke negri Syam
  8. Ditiupnya sangka kala.
Dari beberapa point  tanda kiamat di atas, sebagian besar sudah dan sedang terjadi dilingkungan masyarakat kita. Untuk mempersiapkan itu maka ada baiknya kita mulai mempersiapkan diri dalam menghadapi hadirnya hari akhir (HARI KIAMAT) semoga artikel ini bermanfaat, wassalam.

WASPADA 7 CIRI PEMIMPIN GERAKAN AKHIR ZAMAN

Dari Tsauban ra bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “ Sesungguhnya yang paling aku takuti dari umatku adalah para pemimpin yang sesat. Jika meletakkan pedang pada umatku, ia tidak akan mengangkatnya sampai hari kiamat.” (HR Abu daud dan Ibnu Majah)
 
سنن ابن ماجه ٤٠٢٦: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ قُدَامَةَ الْجُمَحِيُّ عَنْ إِسْحَقَ بْنِ أَبِي الْفُرَاتِ عَنْ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
 
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin Qudamah Al Jumahi dari Ishaq bin Abu Furat dari Al Maqburi dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda: “Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidlah turut bicara.” Lalu beliau ditanya, “Apakah Ruwaibidlah itu?” beliau menjawab: “Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum.” (Sunan Ibnu Majah)
 
Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra bahwa Rasulullah ﷺ bersabda , “ Bagaimana denganmu jika kamu berada di tengah kekacauan, janji-janji dan amanat mereka abaikan, kemudian mereka berselisih seperti ini ?” Lalu, beliau menyilangkan antara jari jari. Abdullah bin Amr bertanya,” Lalu , dengan apa engkau menyuruhku?” Beliau menjawab, “Jagalah rumah, keluargamu, lidahmu, dan lakukanlah apa yang kamu tahu dan tinggalkan yang mungkar, serta berhati hatilah dengan urusanmu sendiri, lalu tinggalkanlah perkara yang umum “ (HR Abu Daud dan Nasa’i)
 
Dari Hudzaifah bin al Yaman ra bertanya, “ Wahai Rasulullah, apakah setelah kebaikan akan datang kejahatan?” Beliau menjawab, “ Ya, banyak penyeru yang mengajak ke pintu jahanam, maka, barangsiapa yang mengijabahnya (mengikutinya), mereka akan dilemparkan ke dalamnya.” Aku bertanya,”Sifatkanlah mereka itu kepada kita.” Beliau SAW berkata,”Mereka dari golongan kita dan berbicara dengan bahasa kita,” Aku berkata,”Lalu, kau suruh apa ketika aku melihatnya?” Rasulullah ﷺ menjawab, “Lazimilah (berpeganglah) pada jamaah muslimun dan imam mereka.” Aku berkata,” Jika tidak ada jamaah dan Imam?” Rasulullah ﷺ menjawab,” Jauhilah semua kelompok itu meskipun akar pohon melilitmu hingga maut menjemputmu, dan engkau tetap seperti itu.” (HR Muslim)
 
Dari Abu Dzar ra, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,” Wahai Abu Dzar, bagaimana kamu jika berada dalam kekacauan?” Lalu beliau SAW menyilangkan  jari jarinya. Abu Dzar berkata, “ Apa yang akan engkau perintahkan kepadaku, ya Rasulullah?” beliau menjawab,”Bersabarlah ! bersabarlah ! manusia akan berpura pura dengan akhlak dan perbuatan mereka.” (HR Hakim dan Baihaqi)

Terdapat banyak hadith-hadith yang memperingatkan umat Islam tentang munculnya pemimpin-pemimpin dan gerakan-gerakan yang menyesatkan umat Islam. Menjadi kewajipan  kita untuk meneliti ciri-ciri pemimpin dan gerakan yang dibawanya supaya kita tidak terjebak didalam gerakan tersebut hingga merosakan amalan kita.

1. Para pemimpin sesat:

 Dari Aus yang berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنِّي لاَ أَخَافُ عَلىَ أُمَّتيِ إِلاَّ الأَئِمَّةَ المُضَلِّينَ»

“Aku tidak takut (ujian yang akan menimpa) pada umatku, kecuali (ujian) para pemimpin sesat.” (HR. Ibnu Hibban). Sufyan as-Tsauri menggambarkan mereka dengan mengatakan: “Tidaklah kalian menjumpai para pemimpin sesat, kecuali kalian mengingkari mereka dengan hati, agar amal kalian tidak sia-sia.”

2. Para pemimpin bodoh:

 Dari Jabir bin Abdillah bahwa Rasulullah ﷺ berkata kepada Ka’ab bin Ajzah:
«أَعَاذَكَ اللهَ مِنْ إمَارَةِ السُّفَهَاءِ »

“Aku memohon perlindungan untukmu kepada Allah dari kepemimpinan orang-orang bodoh.” (HR. Ahmad). Dalam hadits riwayat Ahmad dikatakan bahwa pemimpin bodoh adalah pemimpin yang tidak mengikuti petunjuk dan sunnah Rasulullah ﷺ . Yakni pemimpin yang tidak menerapkan syariah Islam.

3. Para pemimpin penolak kebenaran, penyeru kemungkaran.

 Dari Ubadah bin Shamit berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

«سَيَكُونُ عَلَيْكُمْ أُمَرَاءُ يَأْمُرُونَكُمْ بِمَا لاَ تَعْرِفُونَ وَيَفْعَلُونَ مَا تُنْكِرُونَ فَلَيْسَ لاِؤلَئِكَ عَلَيْكُمْ طَاعَةٌ»

“Kalian akan dipimpin oleh para pemimpin yang memerintah kalian dengan hukum yang tidak kalian ketahui (imani). Sebaliknya, mereka melakukan apa yang kalian ingkari. Sehingga terhadap mereka ini tidak ada kewajiban bagi kalian untuk menaatinya.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)

4. Para penguasa yang memerintah dengan mengancam kehidupan dan mata pencaharian.

 Dari Abu Hisyam as-Silmi berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

«سَيَكُونُ عَلَيْكُمْ أَئِمَّةٌ يَمْلِكُوْنَ رِقَابَكُمْ وَيُحَدِّثُوْنَكُمْ فَيَكْذِبُونَ، وَيَعْمَلُوْنَ فَيُسِيؤُونَ، لا يَرْضَوْنَ مِنْكُمْ حَتَّى تُحَسِّنُوا قَبِيْحَهُمْ وَتُصَدِّقُوْا كَذِبَهُمْ، اعْطُوْهُمُ الحَقَّ مَا رَضُوا بِهِ»
“Kalian akan dipimpin oleh para pemimpin yang mengancam kehidupan kalian. Mereka berbicara (benjanji) kepada kalian, kemudian mereka mengingkari (janjinya). Mereka melakukan pekerjaan, lalu pekerjaan mereka itu sangat buruk. Mereka tidak senang dengan kalian hingga kalian menilai baik (memuji) keburukan mereka, dan kalian membenarkan kebohongan mereka, serta kalian memberi pada mereka hak yang mereka senangi.” (HR. Thabrani).

5. Para pemimpin yang mengangkat pembantu orang-orang jahat, dan mengakhirkan shalat(mengabaikan syariah).

 Dari Abu Hurairah ra yang berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

« يَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ أُمَرَاءُ ظَلَمَةٌ، وَوُزَرَاءُ فَسَقَةٌ، وَقُضَاةٌ خَوَنَةٌ، وَفُقَهَاءُ كَذَبَةٌ، فَمَنْ أَدْرَكَ مِنْكُمْ ذَلِكَ الزَّمَنَ فَلا يَكُونَنَّ لَهُمْ جَابِيًا وَلا عَرِيفًا وَلا شُرْطِيًّا»

“Akan ada di akhir zaman para penguasa sewenang-wenang, para pembantu (pejabat pemerintah) fasik, para hakim pengkhianat, dan para ahli hukum Islam (fuqaha’) pendusta. Sehingga, siapa saja di antara kalian yang mendapati zaman itu, maka sungguh kalian jangan menjadi pemungut cukai, pegawai kanan, dan polis.” (HR. Thabrani).
Ada riwayat lain seperti hadith di atas dengan matan yang sedikit berbeza:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ ، وَأَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالا : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَيَأْتِيَنَّ عَلَيْكُمْ أُمَرَاءُ يُقَرِّبُونَ شِرَارَ النَّاسِ ، وَيُؤَخِّرُونَ الصَّلاةَ عَنْ مَوَاقِيتِهَا ، فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَلا يَكُونَنَّ عَرِيفًا ، وَلا شُرْطِيًا ، وَلا جَابِيًا ، وَلا خَازِنًا

Daripada Abu Sa'id dan Abu Hurairah mereka berdua berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

Akan datang atas kalian pemerintah yang rapat dengan seburuk-buruk manusia dan melewat-lewatkan solat (sehingga terkeluar) daripada waktunya. Maka barangsiapa antara kalian yang menemui keadaan ini janganlah menjadi pegawai kanan, jangan polis, jangan pemungut cukai dan jangan (pula menjadi) bendahari." Ibn Hibban dalam Sahih-nya (4586).

 6. Para pemimpin diktator (kejam).

 Rasulullah ﷺ bersabda:

«إِنَّ شَرَّ الوُلاَةِ الحُطَمَةُ»

“Sesungguhnya seburuk-buruknya para penguasa adalah penguasa al-huthamah (diktator).” (HR. Al-Bazzar). Pemimpin al-huthamah (diktator) adalah pemimpin yang menggunakan politik tangan besi terhadap rakyatnya.

 Dari Abu Layla al-Asy’ari bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

«وسَيَلي أُمَرَاءُ إنْ اسْتُرْحِمُوا لَمْ يَرْحَمُوا، وإنْ سُئِلُوا الحَقَّ لَمْ يُعْطُوا، وإِنْ أُمِرُوا بالمَعْرُوفِ أَنْكَرُوا، وسَتَخَافُوْنَهُمْ وَيَتَفَرَّقَ مَلأُكُمْ حَتى لاَ يَحْمِلُوكُمْ عَلى شَيءٍ إِلاَّ احْتُمِلْتُمْ عَلَيْهِ طَوْعاً وَكَرْهاً، ادْنَى الحَقِّ أَنْ لاَ تٌّاخُذُوا لَهُمْ عَطَاءً ولا تَحْضُروا لَهُمْ في المًّلاَ»
“Dan berikutnya adalah para pemimpin jika mereka diminta untuk mengasihani (rakyat), mereka tidak mengasihani; jika mereka diminta untuk menunaikan hak (rakyat), mereka tidak memberikannya; dan jika mereka disuruh berlaku baik (adil), mereka menolak. Mereka akan membuat hidup kalian dalam ketakutan; dan memecah-belah tokoh-tokoh kalian. Sehingga mereka tidak membebani kalian dengan suatu beban, kecuali mereka membebani kalian dengan paksa, baik kalian suka atau tidak. Serendah-rendahnya hak kalian, adalah kalian tidak mengambil pemberian mereka, dan tidak kalian tidak menghadiri pertemuan mereka.” (HR. Thabrani).

7. Para penguasa zindik (pura-pura iman).

 Dari Ma’qil bin Yasar bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

«صِنْفَانِ مِنْ أُمَّتِي لَنْ تَنَالَهُمَا شَفَاعَتِي: إِمَامٌ ظَلُومٌ، وَكُلُّ غَالٍ مَارِقٍ»

“Dua golongan umatku yang keduanya tidak akan pernah mendapatkan syafa’atku: pemimpin yang bertindak zalim, dan orang yang berlebihan dalam beragama hingga sesat dari agama.” (HR. Thabrani).

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ قُدَامَةَ الْجُمَحِيُّ عَنْ إِسْحَقَ بْنِ أَبِي الْفُرَاتِ عَنْ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
Akan datang kepada masyarakat tahun-tahun yang penuh tipuan. Pada tahun-tahun itu pembohong dipandang benar, yang benar dianggap bohong; pada tahun-tahun tersebut pengkhianat diberi amanat, sedangkan orang yang amanah dianggap pengkhianat. Pada saat itu yang berbicara adalah ruwaibidhah.” Lalu ada sahabat bertanya, “Apakah ruwaibidhah itu?” Rasulullah menjawab, “Orang bodoh yang berbicara/mengurusi urusan umum/publik.” (Dalam riwayat lain disebutkan, ruwaibidhah itu adalah “orang fasik yang berbicara/mengurusi urusan umum/publik” dan “al-umara [pemerintah] fasik yang berbicara/mengurusi urusan umum/publik”) (HR Ahmad, Ibnu Majah, Abu Ya’la dan al-Bazzar).

Tiga Hal yang Dimudahkan Allah di Akhir zaman :


Tiga Hal yang Dimudahkan Allah di Akhir zaman :
Syaikh Muhyiddin Ibnu Arabi (560-638 H) berkata:

“Sekarang kita berada di zaman akhir. Sebab, apa yang dikabarkan oleh Baginda Nabi Saw. mengenai tanda akhir zaman sudah ada. Tanda itu adalah dimudahkannya manusia dalam 3 hal; haji, ilmu dan kewalian.”
Penjelasan Syaikh Ali Jum’ah:

1. Haji. Kita telah merasakan kemudahan dalam ibadah haji. Apabila kita bandingkan zaman sekarang dengan dahulu, kemudahan yang diberikan Allah kepada kita saat ini akan kita rasakan, baik dalam sarana transportasi, jalan, kebutuhan selama di tanah Arab, dan masih banyak lagi.

2. Ilmu. Pada zaman dahulu, manusia menulis di atas kulit kayu, tulang dan batu, sampai pada akhirnya menemukan kertas. Perjalanan waktu dari tahun ke tahun membuat peradaban manusia semakin maju hingga menghasilkan mesin ketik. Belum berhenti sampai di sini, akal manusia masih terus berfikir dan meneliti hingga dapat menemukan komputer. Mereka menciptakan teknologi internet yang mampu mengirim dan menyebarkan informasi ke seluruh penjuru dunia dengan mudah dan cepat. Inilah zaman kita, zaman akhir yang dimudahkan ilmu dan pengetahuannya.

3. Kewalian. Syaikh Muhyiddin Ibnu Arabi mengatakan satu kaidah: “Mempercayai kita adalah kewalian.” Maksudnya, membenarkan perkataan dan perbuatan para sufi adalah kewalian itu sendiri. Dengan mempercayai dan meyakini apa yang dikatakan dan dilakukan oleh para wali, kita dapat menjadi wali. Inilah karuia Allah yang mudah sekali kita dapatkan.
(Ath-Thariq Ilallah halaman 76-79, karya Syaikh Ali Jum’ah al-Azhar).

Kalam Habib Umar bin Hafidh
Jangan tersibukkan hati salah satu diantara kalian dari ALLAH dengan keadaan-keadaan yang dibolak-balikkan oleh ALLAH, dan hendaknya hatinya hadir selalu bersama ALLAH, bersimpuh kepadanya, meminta perlindungan kepadanya dari kesulitan dan malapetaka, menggantungkan harapan, tujuan-tujuan dan keinginan-keinginan kepadanya….
Membuktikan atas kejujuran didalam itu semua dengan menjalankan apa yang diserukan padanya dari setiap sesuatu yang dicintai dan diridloi ALLAH…
Maka merekalah orang-orang yang mengambil manfaat hari-hari, malam-malam dan musim-musimnya, dan merekalah orang-orang yang beruntung dengan kebahagian didunia maupun di akhirat.
Aku meminta kepada ALLAH untuk menjadikan kita semua termasuk diantara mereka. Amin
Wallahu`alam
Allahumma shalli alaihi


Tanda-tanda Kemunculan Imam Mahdi Al-Mahdi Al-Amin

Tanda-tanda Kemunculan Imam Mahdi Al-Mahdi Al-Amin ialah Penengelaman Pasukan Sufyani  Syrian National Coalition SNC Tanda Imam Mahdi Muncul di Mekah
Berikut ini ialah hadits yang mengabarkan tenggelamnya pasukan sufyani ke dalam bumi: "Sungguh mengherankan bahwa ada orang-orang dari umatku akan menuju ke Baitullah untuk mencari seorang laki-laki Quraisy yang berlindung di Baitullah. Hingga ketika mereka berada di padang pasir, mereka hilang ditelan bumi. Pada mereka terdapat orang yang meminta pertolongan, orang yang dipaksa dan ibnu sabil. Mereka binasa secara bersamaan dan mereka berasal dari tempat yang berbeda-beda. Namun ALLAH akan membangkitkan mereka berdasarkan niat mereka masing-masing." (Hadits riwayat Muslim dari Aisyah RA)
Berita tenggelamnya pasukan Sufyani Syrian National Coalition SNC menyebar ke seluruh dunia melalui media masa, elektronik dan internet. Maka tahulah kaum muslimin semua bahwa Mahdi telah muncul di Mekah. Kemunculannya ditandai Penenggelaman pasukan di Baidha suatu tempat di antara kota Mekah dan Madinah.
Tanda Kemunculan Imam Mahdi ialah Perselisihan di antara ke tiga putera atau pangeran Saudi dan Krisis Politik di Saudi Arabia
Awal mulanya krisis politik dimulai dari pembunuhan atas Raja karena skandal moral. Hanya ALLAH yang Maha Mengetahui penyebab kematiannya. Kekuasaan itu berpindah dari tangan pangeran ke tangan pangeran yang lain hingga kekuasaan mereka itu lenyap dalam hitungan bulan atau hari. Peristiwa kematian raja itu terjadi pada hari Arofah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Berita itu menyebar cepat diikuti pertikaian berdarah antar putera-putera As-Saud di internal kerajaan Saudi. Krisis Politik di lingkaran kerajaan menyebabkan harga minyak dunia naik secara fantastis. Harga-harga barang naik meroket secara tiba-tiba. Inflasi membumbung tinggi mencekik orang yang berpendapatan tetap. Instabilitas ekonomi dunia mendorong negara-negara barat Amerika dan Rusia untuk ambil bagian atas munculnya tambang emas di Qarqisia, suatu kota di Suriah yang berbatasan dengan Turki yang dialiri sungai Eufrat yang mengering.
Berikut ini adalah kronologi petaka yang akan terjadi sebelum Muncul Imam Mahdi Al-Amin:
  1. Meninggalnya Raja Abdullah diikuti perselisihan di lingkaran keluarga kerajaan
  2. Akhir September 2015 meletus Peperangan antara 3 putera Khalifah As-Saud yang juga menjabat panglima militer kerajaan. Pembantaian ribuan kaum muslim di Najd, Riyadh dan sekitarnya.
  3. Agresi militer Sufyani Syrian National Coalition ke Iraq dan Saudi Arabia
  4. Pembunuhan, pembantaian dan penghancuran yang dilakukan pasukan Sufyani atas umat Islam Islam di Madinah dan Kufah.
  5. Pembantaian dan perampokkan jamaah Haji di Jumrah aqabah Mina, 
  6. Perang Dunia ke 3 yaitu perang besar diantara 2 kubu di seluruh dunia antara Amerika dan Rusia di Qarqisia dan di belahan bumi yang lain
  7. Kehancuran massal dampak Perang Dunia ke 3 (World War 3)
  8. Dampak krisis Saudi merembet pada instabilitas ekonomi dan politik dunia
  9. Oktober 2015 Panji Hitam Ashaburoyati Suud dari Yaman menembus jantung Ibukota Riyadh Saudi Arabia
Tanda-tanda Terakhir Kedatangan Imam Mahdi ialah Terbunuhnya Jiwa yang Suci An-Nafs Az-Zakiyah di antara Rukun Yamani dan Maqom Ibrohim di Masjidil Harom
Pembunuhan terhadap jiwa yang suci seorang pemuda yang bernama Muhamad di antara rukun yamani dan maqom Ibrohim. Pembunuhan itu dilakukan oleh beberapa orang laki-laki. Mereka menyeret pemuda tersebut ke rukun yamani dan maqom Ibrohim. Peristiwa itu membuat murka penduduk bumi dan langit. Lima belas hari setelah pembunuhan itu, kekuasaan Saudi lenyap. Lima belas hari setelah itu, Imam Mahdi dibaiat di Masjidil Harom. Di bawah ini kami tulis dari kitab Iqd Ad-Duror.
Adapun malapetaka dan tanda terakhir adalah terjadinya pembunuhan terhadap jiwa yang suci. Ketika itulah akan muncul Imam Mahdi yang mempunyai siroh yang diridhoi. Kitab Iqd Ad-Duror
Proses Pembaiatan Imam Mahdi dan Berdirinya Khilafah Islam 10 Muharom 1437H Ba'da Isya

Imam Mahdi dibaiat pada hari Jum'at , 23 Oktober 2015 atau Sabtu, 10 Muharrom 1437H waktu Ba'da Isya di Masjidil Harom sebagai Symbol berdirinya Khilafah Islam di tengah meletusnya Perang Dunia ke 3 (World War 3) antara Amerika dan Rusia dan peperangan mereka melalui negara-nagara lain.
Kemunculan Imam Mahdi dan Pencarian Ulama di Mekah dan Madinah
Berkut ini adalah atsar dari riwayat Nuaim bin Hammad dengan sanad dari Abdullah bin Masud, RA dan berkata:
"Jika perdagangan-perdagangan dan jalan-jalan terputus, fitnah (bencana) banyak terjadi, maka muncullah tujuh ulama dari negara yang berbeda tanpa sebelumnya ada perjanjian di antara mereka. Masing-masing mereka dibaiat oleh tiga ratus sekian belas laki laki lalu mereka berkumpul di Mekah. Lalu ketujuh ulama berjumpa, sebagian dari mereka bertanya kepada yang lain,'Apa sebab kedatangan kalian?' Lalu mereka menjawab,'Kami datang untuk mencari seseorang yang melalui tangannya bencana-bencana ini akan reda, Konstantinopel akan ditaklukkan. Kami telah mengenal namanya, nama ayahnya, nama ibunya, dan perhiasannya". Maka ketujuh ulama itu sepakat mencari bersama-sama, lalu mencarinya, kemudian menemuinya (Imam Mahdi) di Mekah. Mereka pun bertanya, Kamukah Fulan bin Fulan?' Orang itu menjawab,'Tidak, Aku seorang laki-laki Anshor'. Ia pun meninggalkan mereka. Lalu, mereka menceritakan kejadian itu kepada orang yang berpengalaman dan berpengetahuan mengenai orang itu (Imam Mahdi), lalu dijawab kepada mereka,'Justru Ialah orang yang kalian cari itu, padahal Ia telah pergi ke Madinah.'
Mereka pun mencarinya ke Madinah, akan tetapi Ia justru menghindari mereka ke Mekah, Lalu mereka mencarinya ke Mekah, Merekapun mendapatinya. Mereka bertanya,'Engkau Fulan bin Fulan, Ibumu Fulanah binti Fulan, dan pada dirimu ada tanda begini dan begini, sedangkan Engkau telah menghindari kami satu kali, maka bentangkan tanganmu, Kami akan berbaiat kepadamu. 'Orang itu menjawab,'Aku bukan orang yang kalian cari, Aku Fulan Al-Anshori,',sehingga Ia pun menghindari mereka.
Merekapun mencarinya di Madinah, tetapi Ia berselisih jalan dengan mereka pergi ke Mekah. Lantas, mereka mendapatinya di Mekah di samping Rukun Hajar Aswad. Mereka pun berkata,'Dosa kami dan leher kami menjadi beban kamu apabila kamu tidak bersedia memberi tanganmu untuk kami baiat. Lihatlah, tentara Sufyani telah berangkat untuk mengejar kami.' Lalu,' Ia duduk diantara "Rukun" dan "Maqom". Ia membentangkan tangannya lalu dibaiat. ALLAH menumbuhkan rasa cinta kepadanya di hati manusia, lalu Ia (Imam Mahdi) berjalan bersama mereka seperti singa di siang hari dan seperti pendeta di malam hari." (Al-Fitan, Bab: Berkumpulnya Manusia di Mekah dan Pembaiatan mereka terhadap Imam Al-Mahdi hal 214)
Pada Teks di atas, Imam Mahdi dibaiat oleh sekelompok kaum muslimin laki-laki dan perempuan berjumlah 314 orang dari negeri yang berbeda. Mereka dipimpin oleh 7 ulama yang datang tanpa ada perjanjian di antara mereka. Mereka datang ke Mekah tanpa diketahui penduduk Mekah. Ketujuh ulama itu sepakat untuk mencari keberadaan sang Imam. Salah seorang diantara mereka mengenali tanda-tanda cahaya pada diri sang Imam. Mereka lantas mencarinya ke Madinah. Tetapi Imam Mahdi pergi ke Mekah. Mereka lantas mengejar Mahdi ke Mekah di Masjidil Harom. Mereka meminta Mahdi menerima baiat, akan tetapi Mahdi menolak baiat mereka.
Imam Mahdi lantas meninggalkan mereka bertolak menuju Madinah. Namun ketujuh ulama tersebut mengejar Imam Mahdi ke Madinah. Lalu ditanyakan kepada orang terdekat Imam Mahdi apa benar ciri-ciri sang Imam sesuai yang ada pada mereka. Lalu orang itu mengatakan bahwa orang yang kalian cari (Imam Mahdi) telah pergi ke Mekah. Mereka kemudian bergerak ke Mekah dan mendapatkan sang Imam Mahdi sedang berada di sisi Ka'bah. Ketujuh ulama tersebut menemuinya di Ka'bah sedang menangisi kaum Muslimin yang ditimpa musibah. Masih teringat dalam ingatannya darah segar jamaah haji mengalir di Jumroh Aqobah. Mereka memaksanya untuk menerima baiat tetapi Dia Imam Mahdi menerimanya dalam keadaan terpaksa.
Masih tentang Pembaiatan Imam Mahdi, dalam riwayat yang lain,"....maka mereka mendatanginya, sedangkan Ia (Imam Mahdi) menyandarkan wajahnya ke Ka'bah dan menangis. " Abdullah bin Amr perawi hadits ini mengatakan: "Seolah-olah Aku melihat air matanya."
Dalam Riwayat lain,"Ia Menggigil"
Siapakah Imam Mahdi?Apa dan Bagaimana ciri-ciri Imam Mahdi?
Nama Imam Mahdi adalah Muhammad dan nama ayahnya Abdullah. Ia seorang laki laki berdarah Arab keturunan Rasulullah Muhamad SAW dari cucunya Husein bin Ali. Perawakannya tinggi kurus seperti bani Israil, berjanggut panjang, hidungnya mancung dan dahinya lebar. Tinggal di kota Madinah, Saudi Arabia. Ia akan didatangi oleh 314 orang kaum Muslimin dan dipaksa menerima baiat pada bulan Oktober 2015.
ALLAH mengutus Imam Mahdi untuk menghibur hati umat Islam yang sedang berduka karena kezaliman, penderitaan, bencana, musibah, pembunuhan demi pembunuhan. Nasib Umat Islam seperti makanan yang diperebutkan oleh burung-burung besar. Imam Mahdi akan membagikan makanan dan harta kepada Umat islam dengan tangannya sendiri tanpa menghitung-hitungnya lagi.
Berikut adalah Pidato Pelantikan sang Imam menjadi Amirul Mukminin Khalifah Islam 23 Oktober 2015
"Sesungguhnya Allah telah menegakkan hujjah, mengutus para nabi dan menurunkan kitab. Dia memerintahkan kalian agar tidak memepersekutukan-Nya dengan apapun, selalu konsisten dan taat kepada-Nya dan taat kepada Rasul-Nya SAW. Hidupkan apa yang dihidupkan oleh Al Qur'an dan padamkan apa yang dipadamkan oleh Al Qur'an. Jadilah kalian penolong-penolong dalam menjalankan petunjuk dan ketaqwaan. Sungguh dunia ini telah mendekati masa kefanaan dan kemusnahan. Ia telah mengucapkan salam perpisahan. Maka, Aku mengajak kalian untuk kembali kepada Allah dan kepada Rasul-Nya, melaksanakan kitab-Nya, memadamkan kebathilan dan menghidupkan sunnah..."(Kitab Harmajidun Akhirul Bayan)
Tugas Berat Imam Mahdi saat Menjabat Amirul Mukminin Khilafah Islam:
  1. Rasulullah SAW diutus oleh Allah untuk membebaskan manusia dari kemusyrikan. Maka Allah mengutus Imam Mahdi untuk melenyapkan kezaliman, bencana, malapetaka yang menimpa umat Islam. Karena pada saat itu tengah terjadi mala petaka gelap hingga seorang muslim tidak pernah tahu dimana kebenaran Islam itu berada.
  2. Imam Mahdi membebaskan Jazirah Arab khususnya kedua kota suci Mekah dan Madinah dari perang saudara antara 3 putera Al Saud yang saling berebut kekuasaan dan harta tanpa mempedulikan betapa banyak korban umat Islam yang terbunuh. Imam Mahdi kemudian memerangi ketiga putera Al Saud dan mengembalikan Panji hitam milik Rasulullah SAW mengibarkannya kembali ke kota Madinah.
  3. Imam Mahdi menyelamatkan Jamaah Haji yang tersisa dan melindungi jiwa dan kehormatan mereka dari tangan-tangan zalim Tentara-tentara yang haus harta dan kekuasaan.
  4. Imam Mahdi memerangi negeri-negeri akhir zaman yang tengah dilanda konflik seperti Yaman, Kuwait dan mengusir tentara kafir Amerika dari negeri-negeri Muslim.
  5. Imam Mahdi membebaskan Al Quds dari cengkeraman dan kezaliman Israil yang sudah terlalu banyak menumpahkan darah umat Islam Palestina.
  6. Imam Mahdi memerangi India dan menawan raja-raja India dengan belenggu hingga ketika pasukan muslim pulang ke Syam mereka bertemu Nabi Isa Alayhis salam.

Anda mungkin tertarik dengan artikel Imam Mahdi lainnya:
Panji Hitam Ashabu Royati Suud Dari Yaman Penolong Imam Mahdi
Raja Abdullah Meninggal Dunia Pertanda Imam Mahdi Akan Muncul
Siapa Pasukan yang Berencana Membunuh Imam Mahdi?Apakah ISIS atau Sufyani?
Gelegar Suara Keras Pada Jum'at Bulan Romadhon Tanda Imam Mahdi Muncul
Imam Mahdi Perang Akhir Zaman
Tanda-Tanda Kemunculan Imam Mahdi
Panji Hitam Ashaburoyatisuud Pasukan Imam Mahdi
Hadits-hadits Imam Mahdi 
Daulah Islam 'Auf As-Salami ISIS
Buku dan Kitab Referensi Imam Mahdi 
Artikel Menarik Lainnya:
Keajaiban Sholat Tahajud

Inilah Tanda-Tanda Kiamat yang Telah Terjadi


Hari kiamat sudah semakin dekat, namun manusia semakin cuek cuek saja. Memang, hari kiamat adalah rahasia Allah, namun tanda-tandanya sudah mulai terlihat dan bahkan semakin banyak. Beberapa tanda tanda hari kiamat berikut ini semoga bisa menjadi peringatan bagi kita untuk lebih mempersiapkan diri kita menghadapinya dengan memperbanyak amalan amalan yang shalih.

1. Penaklukan Baitul Maqdis.
Dari Auf bin Malik ra, katanya, Rasulullah SAW telah bersabda,” Aku menghitung 6 perkara menjelang hari kiamat. Baginda menyebutkan salah satu di antaranya yaitu “Penaklukan Baitul Muqaddis” ( Shahih Bukhari )
Ini telah terjadi pada Baitul Maqdis, yang telah jatuh ke tangan Yahudi…

2. Zina meraja lela.
“…Dan tinggallah manusia manusia buruk yang seenaknya melakukan persetubuhan seperti himar (keledai). Maka pada zaman mereka inilah kiamat akan datang. ( Shahih Muslim )

Ini juga telah nampak dan merebak. Banyak anak anak di bawah umur yang justru menjadi pelakunya. Lihat saja dideklarasikannya Forum pelindung dan pemerjuang hak persamaan gay dan lesbian yang mengesahkan dan melindungi pernikahan sejenis, legalisasi prostitusi di Jerman, video porno dalam berbagai versi bermunculan, panti pijat terselubung, Penghargaan Guinness untuk seks masal terbanyak di Jepang, dll.

3. Merajalelanya alat music.
“… Pada akhir zaman akan terjadi tanah runtuh, kerusuhan dan perubahan muka. Ada yang bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, kapan ini akan terjadi?” Baginda menjawab,” Apabila telah merajalela bunyi bunyian ( musik ) dan penyanyi penyanyi wanita.” ( HR Ibnu Majah )

Silakan kita lihat di televisi kita. Dapat kita lihat banyaknya cara penganugerahan insan permusikan, pencarian bakat, dan menjamurnya band band yang kian marak, Korean girl band, dan lain lain.

4. Menghias Masjid dan membanggakannya.
“ Di antara tanda tanda telah dekatnya kiamat adalah manusia bermegah megahan dalam mendirikan masjid.” (Riwayat Nasai)

Tak usah jauh jauh. Lihatlah di sekitar kita, betapa banyak berdiri masjid masjid besar yang berdiri dengan kokohnya, lalu setiap RT berlomba lomba mendirikan langgar, tetapi semuanya sepi dari jamaah. Masjid masjid itu hanya menjadi lambing prestise saja.

5. Munculnya kekejian, memutuskan kerabat, dan hubungan dengan tetangga tidak baik.

“ Tidak akan datang hari kiamat hingga banyak perbuatan dan perkataan keji, memutuskan hubungan silaturrahim dan sikap yang tidak baik dalam bertetangga.” (Riwayat Ahmad dan Hakim)

Contoh sederhana saat ini adalah ada anak hingga artis yang tidak mengakui bapak atau ibunya karena malu, berita criminal berbeda, dan kasus kasus perceraian merebak dan hampir setiap hari menghias layar kaca.

6. Banyak orang sholeh yang meninggal dunia.
“Tidak akan datang hari kiamat hingga Allah mengambil orang orang yang baik dan ahli agama di muka bumi. Maka tiada yang tinggal di dalamnya kecuali orang orang yang hina dan buruk yang tidak mengetahui yang ma’ruf dan tidak mengingkari kemungkaran.” ( Riwayat Ahmad )

Silakan kita hitung sendiri sudah berapa banyak alim ulama yang meninggalkan kita. Dan masih hangat dalam ingatan kita, kematian Ustadz Jeffry Al Bukhari baru-baru ini, dan lihatlah betapa banyak kemusyrikan yang mengikutinya dengan mengait ngaitkan dengan kematian beliau.

7. Orang yang hina mendapatkan kedudukan terhormat.
“Di antara tanda semakin dekatnya hari kiamat adalah dunia akan dikuasai oleh Luka’ bin Luka’ ( orang yang bodoh dan hina ). Maka orang yang paling baik pada saat itu ialah orang yang beriman yang diapit oleh 2 orang yang mulia.” ( Riwayat Thabrani )

Contoh: George Bush, Ariel Sharon, dan lain lain.
Untuk pejabat dalam negeri, silakan lihat perkembangan kasus korupsi di Negara kita dan silakan rilis sendiri para politisi politisi terpilih yang sudah kehilangan rasa malunya.

8. Mengucapkan salam hanya kepada orang yang dikenalnya saja.
“ Sesungguhnya di antara tanda tanda makin dekatnya hari kiamat itu adalah manusia tidak mau mengucapkan salam kepada orang lain selain dari yang dikenalnya saja” ( Riwayat Ahmad )

Khusus untuk yang satu ini, mari kita tanyakan pada diri kita sendiri dan kita jawab sendiri.

9. Banyak wanita yang berpakaian, tetapi hakikatnya telanjang.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. “Di antara tanda tanda hari kiamat akan muncul ialah akan muncul pakaian wanita yang apabila mereka memakainya keadaannya seperti telanjang.”

Contoh: G string , tube, spaghetti trap, festival bikini. dll

10. Bulan sabit kelihatan besar.
“Di antara tanda tanda telah dekatnya hari kiamat adalah menggelembung ( membesarnya ) bulan sabit.” ( Riwayat Thabrani )

Mari kita tengok sendiri….

11. Banyak dusta dan tidak tepat dalam menyampaikan berita.
“ Pada akhir zaman akan muncul pembohong-pembohong besar yang akan datang kepadamu dengan membawa berita-berita yang belum pernah kamu dengar, dan belum pernah didengar oleh bapak bapak kamu sebelumnya. Karena itu jauhkanlah dirimu dari mereka agar mereka tidak menyesatkanmu dan memfitnahmu” (Shahih muslim)

Silakan saja baca berita berita dan majalah majalah yang popular sekarang. Contoh tidak perlu disebutkan. Cukup banyak kenyataan di lapangan saat ini.

12. Banyak saksi palsu dan menyimpan kesaksian yang benar.
“ Sesungguhnya sebelum kedatangan hari kiamat akan banyak kesaksian palsu dan disembunyikan kesaksian yang benar.” ( Riwayat Ahmad )

Silakan amati proses hukum di negara kita, dan negara negara lainnya.

13. Negara Arab menjadi padang rumput dan sungai.
“ Tidak akan datang hari kiamat hingga Negeri Arab kembali menjadi padang rumput dan sungai.” (Shahih muslim)

Contoh: Dubai telah turun salju, terjadi banjir di Mina.

14. Tersebarnya karya tulis.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Sesungguhnya pengkhususan salam hanya untuk orang-orang tertentu saja, maraknya perdagangan, (banyaknya) pemutusan tali silaturahmi, (banyaknya) persaksian palsu, (banyaknya) penyembunyian persaksian yang benar dan bermunculannya pena (tersebarnya karya tulis) akan terjadi menjelang terjadinya hari kiamat.” (HR. Imam Ahmad)

Saat ini kita saksikan bersama pena (karya tulis) semakin marak, ilmu pengetahuan dan buku-buku tersebar luas melalui percetakan-percetakan, alat-alat fotokopi dan yang semisalnya, menjamurnya web page, blog, dan lain lain

15. Berdekatannya Pasar.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda,”Kiamat tidak akan terjadi hingga muncul fitnah-fitnah dan kedustaan, dan pasar-pasar semakin saling berdekatan”. (HR. Ahmad)

Pada zaman ini, pasar-pasar sudah saling berdekatan. Dimana ditemukan dalam satu kampung ada beberapa pasar, sampai-sampai antara pasar yang satu dengan pasar yang lain saling berdampingan.

16. Gunung-Gunung Hilang Dari Tempatnya
Dalam suatu hadits dari hadits-hadits Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam disebutkan,“Kiamat tidak akan terjadi hingga gunung-gunung hilang dari tempatnya, dan kalian melihat perkara-perkara besar yang belum pernah kalian lihat” (HR. Thabrani)

Pada zaman ini, banyak sekali gunung-gunung yang telah digusur dari tempatnya, lalu tempatnya dibangun apartemen-apartemen, baik di Makkah al-Mukarromah maupun di kota-kota lainnya serta dijadikan jalan-jalan.

17. Banyak lelaki yang berpakaian ala perempuan, dan perempuan yang berpakaian ala laki laki.
Contoh : Bencong, transgender, lelaki beranting, perempuan perempuan tomboy memakai singlet dan celana pendek, dan lain lain.

Dan kita melihat banyak sekali perkara yang belum pernah kita lihat di zaman Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam.

Sahabatku fillaah…
Hari kiamat memang rahasia Allah. Tetapi, jika kita melihat pada gejala gejala yang tampak di atas, terlihat sekali bahwa pada tanda tanda tersebut, manusialah yang menciptakannya sendiri. Oleh karenanya, semuanya kembali kepada kita, apakah kita ingin mensegerakan kiamat itu, ataukah menundanya.

Semoga bermanfaat bagi kita untuk segera bertaubatan nasuha dan lebih mendekatkan diri kita pada Allah. Aamiin.

Perhatian Nabi Muhammad Tentang Tanda-tanda Hari Kiamat


Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah saw dalam sunnah beliau. Hal ini tampak jelas dalam berbagai riwayat yang bersumber dari beliau. Berikut ini adalah riwayat-riwayat yang menunjukkan betapa besarnya perhatian beliau dan para sahabatnya terhadap tanda-tanda hari Kiamat.
Perhatian Nabi Muhammad Tentang Tanda-tanda Hari Kiamat
ilustrasi

Tanda-tanda Kiamat Dalam Hadits Nabi Muhammad

Hadits pertama
Dari Umar ra, dia bertutur:
بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنْ الْإِسْلَامِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنْ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلًا قَالَ صَدَقْتَ قَالَ فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ الْإِيمَانِ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ صَدَقْتَ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ الْإِحْسَانِ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ السَّاعَةِ قَالَ مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنْ السَّائِلِ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَتِهَا قَالَ أَنْ تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا ثُمَّ قَالَ لِي يَا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنْ السَّائِلُ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ
 
Pada suatu hari kami bersama Rasulullah saw, tiba-tiba muncullah seseorang yang berpakian putih bersih, berambut hitam-legam, dan tidak tampak pada dirinya bekas-bekas melakukan perjalanan jauh. Di antara kami tidak ada satupun yang mengetahui jati dirinya. Yang jelas dia langsung duduk di hadapan Rasulullah saw. Dia merapatkan kedua lututlnya berhadapan dengan lutut Rasulullah saw, kemudian dia meletakkan kedua telapak tangannya di atas paha Rasulullah saw. Orang tersebut berkata, “Wahai Muhammad, beritahukanlah kepadaku tentang Islam!” Maka beliau menjawab, “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, membayar zakat, puasa Ramadhan, dan menunaikan haji jika engkau mampu menunaikannya.” Maka berkatalah orang tersebut, “Engkau benar!” (Kata Umar ra, “Kami pun tertegun keheranan, padahal dia yang menanyakan hal tersebut, tetapi dia sendiri yang membenarkan jawabannya.”) Kemudian, orang tersebut bertanya lagi, “Beritahukanlah kepadaku apakah iman itu?” Beliau menjawab, “Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta iman kepada takdir, yang baik dan yang buruk.” Laki-laki itu kembali menjawab, “Engkau benar.” Kemudian laki-laki itu bertanya lagi, “Beritahukanlah kepada apakah ihsan itu?” Beliau menjawab, “Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Namun, jika engkau tidak dapat melihat-Nya maka (ketahuilah) sesungguhnya Dia melihatmu.” Kemudian, orang tersebut bertanya lagi, “Beritahukanlah kepadaku tentang hari Kiamat!” Beliau menjawab, “Orang yang ditanyai tentang hari Kiamat ini tidak lebih tahu daripada yang bertanya.” Kemudian laki-laki tersebut menukas, “(Kalau begitu) beritahukanlah tentang tanda-tandanya!” Beliau menjawab, “Budak wanita melahirkan tuannya sendiri dan apabila engkau melihat penggembala kambing yang bertelanjang kaki mulai berlomba-lomba membuat gedung pencakar langit.” (Umar berkata, “Lalu laki-laki tersebut pergi dan aku pun termenung untuk beberapa saat.”) Kemudian Rasulullah saw bersabda kepadaku, “Wahai Umar, tahukah kamu siapakah yang bertanya tadi?” Aku menjawab, “Hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu.” Nabi saw bersabda, “Ketahuilah, dia itu Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kepada kalian.” (HR. Muslim bab: Al-Îmân, hadits no. 8. Muslim bi Syarh An-Nawawi, 1/157)

Hadits tersebut mengisyaratkan bahwa maksud dari turunnya Jibril adalah untuk mengajarkan kepada umat Islam perihal agama mereka. Dalam redaksi hadits tersebut jelas sekali Jibril hanya menyinggung soal garis-garis besar agama Islam. Maka dari itu Jibril hanya menanyakan perkara Islam, iman, dan ihsan. Perkara ini merupakan aksioma dalam agama Islam. Intinya pertanyaan tersebut hanyalah bertujuan untuk menunjukkan bahwa merealisasikan ketiga hal tersebut dalam kehidupan merupakan tonggak utama agama Islam.

Kemudian pertanyaan tentang perkara ini diikuti dengan pertanyaan tentang hari Kiamat. Dalam pertanyaan terakhir ini terkandung sebuah pengertian bahwa mengetahui perkara hari Kiamat merupakan hal yang amat penting. Terbukti dengan dilontarkannya pertanyaan tersebut setelah pertanyaan rukun Islam dan iman. Jika tidak demikian maksudnya lantas untuk apa Jibril menanyakan perkara hari Kiamat setelah dua pertanyaan sebelumnya atau melontarkan pertanyaan lain yang lebih penting daripada dua hal tersebut jika di sana memang ada hal lain yang lebih penting?

Bahkan bisa jadi lafal-lafal hadits tersebut memberikan isyarat bahwa turunnya malaikat Jibril ini tujuan utamanya adalah memberi penjelasan tentang perkara yang selama ini mereka lupakan, yaitu agar mereka menanyakan kepada Rasulullah saw tentang pertanda hari Kiamat sebagaimana mereka bertanya tentang rukun Islam dan iman.

Kemungkinan lain adalah jika di kalangan sahabat, mereka semua telah paham bahwa masalah penentuan terjadinya hari Kiamat ini hanya Allah swt yang tahu, ada semacam rasa segan pada mereka untuk menanyakan perkara yang berkaitan dengan hari Kiamat sebagai perwujudan tatakrama mereka terhadap Allah swt.

Maka untuk memperingatkan mereka bahwa yang dilarang itu adalah menanyakan kapan terjadinya hari Kiamat, sedangkan kalau hanya menanyakan pertandanya saja termasuk hal yang dibenarkan, maka datanglah Jibril untuk memberikan contoh kepada mereka.

Bahkan perkara ini harus ditanyakan agar dapat diketahui. Sebab rangkaian dan urutan tanda-tanda Kiamat, sebagai permulaan datangnya hari Kiamat adalah perkara yang harus diperhatikan daripada hari Kiamat itu sendiri.

Hari Kiamat, sebagaimana yang diredaksikan Allah swt sebagai an-naba’ al-‘azhim, oleh karenanya mempelajari tanda-tanda permulaannya dengan sendirinya merupakan bagian dari berita agung dan urgent sehingga setiap muslim wajib mengetahuinya.

Demikian juga hadits tersebut mengandung sisi yang amat penting, yaitu terpadunya antara utusan terpercaya dari langit (Jibril as) dan utusan terpercaya di bumi (Muhammad saw) untuk bersama-sama mengingatkan umat Islam akan pentingnya mengetahui tanda-tanda hari Kiamat.

Hal ini terbukti dengan cara penyampaian peringatan tersebut yang sama sekali tidak pernah dibayangkan oleh para sahabat sebelumnya, yaitu Jibril datang kepada Rasulullah saw dengan rupa seorang laki-laki untuk menanyakan beberapa perkara. Peristiwa seperti inilah yang membuat para sahabat sulit untuk melupakan peristiwa tersebut lengkap dengan rinciannya.

Pada akhir hadits tersebut ditutup dengan sabda Nabi berikut: “Inilah Jibril yang mendatangi kalian untuk mengajarkan urusan agama kalian.” Redaksi ini menyiratkan bahwa betapa pentingnya untuk menanyakan perkara tanda-tanda hari Kiamat dan mempertautkan urutan kejadiannya, sebab dengan mengetahui hal tersebut akan sangat bermanfaat bagi urusan agama umat Islam.

Demikian juga hadits tersebut juga mencakup petunjuk Rasulullah saw kepada para sahabat yang mulia akan keharusan menanyakan tanda-tanda hari Kiamat. Artinya, rangkaian redaksi hadits tersebut menjelaskan bahwa Jibril datang kepada Nabi saw untuk mengingatkan mereka tentang prinsip yang paling fundamen dan penting dalam agama Islam agar mereka juga menanyakannya, yang termasuk di antaranya adalah pertanda hari Kiamat ini.

Hadits kedua
Diriwayatkan dari Hudzaifah ra, dia berkata:

قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَقَامًا مَا تَرَكَ شَيْئًا يَكُونُ فِي مَقَامِهِ ذَلِكَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ إِلَّا حَدَّثَ بِهِ حَفِظَهُ مَنْ حَفِظَهُ وَنَسِيَهُ مَنْ نَسِيَهُ قَدْ عَلِمَهُ أَصْحَابِي هَؤُلَاءِ وَإِنَّهُ لَيَكُونُ مِنْهُ الشَّيْءُ قَدْ نَسِيتُهُ فَأَرَاهُ فَأَذْكُرُهُ كَمَا يَذْكُرُ الرَّجُلُ وَجْهَ الرَّجُلِ إِذَا غَابَ عَنْهُ ثُمَّ إِذَا رَآهُ عَرَفَهُ 
 
Rasulullah saw berdiri menyampaikan khutbah sehari penuh untuk menjabarkan peristiwa apa saja yang akan terjadi hingga hari Kiamat sehingga tak satu pun di antara peristiwa tersebut yang tidak disebutkan oleh beliau. Maka sebagian penjabaran tersebut ada yang diingat oleh para sahabat dan ada pula yang terlupakan oleh mereka, namun para sahabat mengetahui semua hal itu dengan jelas. Hanya saja ada beberapa perkara yang aku telah melupakannya. Ketika aku melihat kejadian (yang diceritakan oleh Rasulullah saw waktu itu) maka aku ingat kembali (akan sabda Nabi saw). Hal ini seperti seorang teman karib yang lama tidak berjumpa kemudian dia akan teringat lagi siapa temannya itu ketika bertatap muka. (HR. Muslim, Al-Fitan, hadits no. 2891. Muslim bi Syarh An-Nawawi, 9/214

Hadits ketiga
Diriwayatkan dari Amru bin Akhthab ra, dia berkata:

صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْفَجْرَ وَصَعِدَ الْمِنْبَرَ فَخَطَبَنَا حَتَّى حَضَرَتْ الظُّهْرُ فَنَزَلَ فَصَلَّى ثُمَّ صَعِدَ الْمِنْبَرَ فَخَطَبَنَا حَتَّى حَضَرَتْ الْعَصْرُ ثُمَّ نَزَلَ فَصَلَّى ثُمَّ صَعِدَ الْمِنْبَرَ فَخَطَبَنَا حَتَّى غَرَبَتْ الشَّمْسُ فَأَخْبَرَنَا بِمَا كَانَ وَبِمَا هُوَ كَائِنٌ فَأَعْلَمُنَا أَحْفَظُنَا
 
Rasulullah saw shalat Shubuh bersama kami kemudian beliau naik ke mimbar lalu berkhutbah di hadapan kami hingga tibalah waktu Dhuhur. Lantas beliau turun dari mimbar dan melaksanakan shalat Dhuhur. Kemudian beliau kembali naik mimbar untuk berkhutbah hingga sampailah waktu Asar tiba. Kemudian beliau turun dari mimbarnya dan melaksanakan shalat Asar. Beliau kembali naik mimbar berkhutbah hingga matahari terbenam. Dalam khutbahnya itu, beliau memberitahukan kepada kami peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau dan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Orang yang paling tahu di antara kami tentang peristiwa-pperistiwa tersebut adalah orang yang paling kuat hafalannya di antara kami. (HR. Muslim: Al-Fitan, hadits no. 2892. Muslim bi Syarh An-Nawawi, 9/215)

Hadits keempat
Diriwayatkan dari Hudzaifah ra, dia berkata:

أَخْبَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى أَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ فَمَا مِنْهُ شَيْءٌ إِلَّا قَدْ سَأَلْتُهُ إِلَّا أَنِّي لَمْ أَسْأَلْهُ مَا يُخْرِجُ أَهْلَ الْمَدِينَةِ مِنْ الْمَدِينَةِ
 
Rasulullah saw mengabarkan kepadaku tentang apa saja yang terjadi hingga hari Kiamat tiba, sehingga apa saja yang akan terjadi aku tanyakan kepada beliau. Hanya saja aku tidak sempat menanyakan kepada beliau gerangan apakah yang membuat penduduk Madinah keluar dari kota Madinah. (HR. Muslim: Al-Fitan, hadits no. 2891. Muslim bi Syarh An-Nawawi, 9/214)

Hadits kelima
Diriwayatkan dari Hudzaifah bin Al-Yaman ra, dia berkata:

وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ النَّاسِ بِكُلِّ فِتْنَةٍ هِيَ كَائِنَةٌ فِيمَا بَيْنِي وَبَيْنَ السَّاعَةِ وَمَا بِي إِلَّا أَنْ يَكُونَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسَرَّ إِلَيَّ فِي ذَلِكَ شَيْئًا لَمْ يُحَدِّثْهُ غَيْرِي وَلَكِنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَهُوَ يُحَدِّثُ مَجْلِسًا أَنَا فِيهِ عَنْ الْفِتَنِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَعُدُّ الْفِتَنَ مِنْهُنَّ ثَلَاثٌ لَا يَكَدْنَ يَذَرْنَ شَيْئًا وَمِنْهُنَّ فِتَنٌ كَرِيَاحِ الصَّيْفِ مِنْهَا صِغَارٌ وَمِنْهَا كِبَارٌ قَالَ حُذَيْفَةُ فَذَهَبَ أُولَئِكَ الرَّهْطُ كُلُّهُمْ غَيْرِي
 
Demi Allah, akulah orang yang paling tahu tentang berbagai fitnah apa saja yang akan terjadi di antara diri kami hingga datangnya hari Kiamat nanti. Tidak ada satu peristiwa pun yang beliau rahasiakan kepadaku kecuali beliau telah mengabarkan kepadaku dan beliau tidak memberitahukan kepada selainku. Namun pada suatu hari Rasulullah saw bersabda dalam sebuah majelis yang aku sendiri turut serta di dalamnya. Maka bersabdalah beliau sambil menghitung fitnah apa saja yang terjadi pada umat ini. Di antaranya terdapat 3 fitnah yang tidak menyisakan sesuatu pun, dan di antaranya ada juga seperti angin musim panas yang berhembus kadang besar dan kadang kecil. (Hudzaifah ra melanjutkan kisahnya, “Semua sahabat yang ada di majelis tersebut telah pergi (meninggal) kecuali aku.”). (HR. Muslim: Al-Fitan, hadits no. 2891. Muslim bi Syarh An-Nawawi, 9/214)

Hadits-hadits di atas mencakup beberapa kandungan yang menunjukkan akan pentingnya mengetahui perihal tanda hari Kiamat, yang antara lain adalah sebagai berikut:

Pertama, Rasulullah saw berdiri menyampaikan khutbah tentang tanda-tanda hari Kiamat dalam waktu yang amat lama. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Hudzaifah ra yang kemudian diperjelas waktunya oleh hadits yang diriwayatkan oleh Amru bin Aktam ra, bahwa lama khutbah yang disampaikan oleh beliau berlangsung selepas shubuh hingga menjelang terbenamnya matahari. Satu khutbah yang amat panjang yang belum pernah dilakukan oleh Rasulullah saw sebelumnya.

Biasanya beliau jarang-jarang memberikan khutbah karena khawatir para sahabatnya yang mulia diliputi rasa bosan. Biasanya khutbah Rasulullah saw pendek tapi mengandung berbagai pengertian yang beragam sebagai seorang Rasul yang di beri jawami’ al-kalim (kalimat singkat yang penuh makna).

Khutbah Rasulullah saw yang sangat lama ini tidaklah dilakukan beliau kecuali apabila perkara yang disampaikannya itu amat penting dan sama sekali tidak boleh dianggap remeh, bahkan hingga pada taraf yang paling kecil sekalipun. Rasulullah saw tidak biasanya berbuat demikian, apa lagi jika hal tersebut membuat para sahabatnya merasa bosan untuk mendengarkan nasihat beliau yang memakan waktu sehari penuh kecuali apabila yang disampaikan beliau adalah hal yang amat penting untuk mendapatkan perhatian.

Waktu sehari penuh itu sama halnya dengan ceramah Stadium General sehari untuk membahas problematikan sosial masyarakat. Bedanya yang menjadi narasumber tunggal saat itu adalah Rasulullah saw sedangkan para mahasiswanya adalah para sahabat, orang-orang yang tidak banyak menuntut dan paling mengerti dengan topik yang sedang dibahas. Stadium General tersebut berlangsung sangat interaktif sebagaimana yang digambarkan dalam riwayat hadits-hadits di atas. Adapun topik bahasannya hanyalah satu, yaitu peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di dunia ini hingga tibanya hari Kiamat nanti.

Kedua, secara tersirat hadits-hadits tersebut menunjukkan betapa Rasulullah saw sangat mengasihi umatnya. Hal ini tercermin dari rasa antusiasme beliau ketika menyampaikan amanah kerasulan yang dibebankan kepada pundaknya sebagaimana apa adanya yang beliau terima sehingga umatnya tidak perlu bersusah-payah untuk menangkap hal apa saja yang akan terjadi di masa depan serta harus bagaimana menyikapinya.

Ketiga, hadits-hadits tersebut menunjukkan betapa para sahabat juga sangat antusias serta perhatian penuh terhadap topik yang sedang dibahas. Banyak pertanyaan yang mereka ajukan kepada Rasulullah saw, begitu penasarannya mereka untuk mendapatkan petunjuk di masa depan terkait peristiwa-peristiwa yang akan mereka alami sehingga membuat Rasulullah saw memperpanjang sesi ini hingga sehari penuh.

Selama apapun sesi yang diberikan, para sahabat tidak akan merasa bosan sedikitpun, bahkan mereka akan semakin penasaran dan menuntut jawaban-jawaban yang diberikan oleh Rasulullah saw sehingga akan ditemuilah telinga-telinga yang amat peka, penglihatan yang semakin jernih, dan hati yang semakin lapang.

Satu hal yang perlu dicatat, jika para sahabat membutuhkan waktu sehari penuh untuk menangkap intisari dari Stadium General yang disampaikan oleh Rasulullah saw terkait topik tanda-tanda hari Kiamat, mungkin bagi orang-orang seukuran kita-kita ini memerlukan waktu berhari-hari atau bahkan berulang kali melakukan seminar untuk mengetahui tanda-tanda hari Kiamat serta berbagai solusi atas berbagai fitnah yang menjadi permulaan terjadinya hari Kiamat. Lebih-lebih pada masa sekarang ini sebagian besar tanda-tandanya sudah terjadi, terlepas apakah kita memedulikannya atau tidak.

Keempat, hadits-hadits di atas menunjukkan bahwasanya Rasulullah saw menaruh perhatian yang amat besar terhadap tanda-tanda datangnya hari Kiamat sampai-sampai para sahabat yang meriwayatkan hadits ini menyatakan, tak satupun dari tanda-tanda tersebut yang terlewatkan dari khutbah yang disampaikan Rasulullah saw sampai hari Kiamat benar-benar terjadi. Bahkan Rasulullah saw tidak melewatkan satu pun pihak yang akan tertimpa fitnah melainkan beliau mengabarkannya.

Rasulullah Selalu Mengingatkan Tanda-tanda Kiamat Dalam Berbagai Kesempatan

Orang yang sering membaca literatur hadits akan menjumpai bahwa Rasulullah saw tidaklah melewatkan satu pun kesempatan untuk menyelipkan kabar tentang tanda-tanda datangnya hari Kiamat. Ini adalah satu isyarat yang amat jelas bahwa dalam benak Rasulullah saw tidak pernah sedikitpun terkosongkan dari perihal tanda-tanda ini. Atau bisa jadi hal itu disebabkan wahyu masih dalam proses turun. Hal yang seperti ini tidak lain membuktikan bahwa masalah tanda-tanda hari Kiamat ini merupakan perkara yang agung.

Bagaimana mungkin hal ini bisa dianggap remeh sedangkan kejadiannya itu merupakan permulaan dari sebuah an-naba’ al-azhim? Bagaimana hal ini bisa dipandang remeh, padahal keempat penjuru mata angin turut mengiyakan betapa pentingnya mengetahui tanda-tanda yang dikabarkan oleh utusan langit?

Di antaranya adalah: pernah Rasulullah saw terbangun di tengah malam karena dikejutkan oleh peringatan (dalam mimpinya, penj) tentang sebuah bencana, yaitu mulai keroposnya tembok yang menghalangi Ya’juj dan Ma’juj. Tentunya, peristiwa terbangunnya Rasulullah saw ini merupakan dalil tersendiri yang menunjukkan betapa pentingnya urusan yang satu ini.

Kita juga menyimak perjalanan panjang yang ditempuh Rasulullah saw dalam perang Tabuk, yang dalam kesempatan tersebut beliau memanfaatkannya untuk menjelaskan tanda-tanda datangnya hari Kiamat. Di samping itu Rasulullah saw juga pernah memanggil para sahabat beliau agar melakukan shalat jamak kemudian mendengarkan khutbah beliau terkait peristiwa yang dialami oleh Tamim bin Aus Ad-Dari ra atas penampakkan Dajjal. Tentunya menjamak shalat tidak dilakukan kecuali ada hal-hal yang amat penting.

Bahkan sampai di saat wudhu pun beliau sempat menjabarkan tanda-tanda hari Kiamat kepada beberapa sahabatnya. Dan tentunya kita juga tidak melewatkan ketika Rasulullah saw menyampaikan Khutbah Ushama’ (Khutbah Haji Wada‘) yang di antara topiknya menyinggung tentang tanda-tanda hari Kiamat.

Moment-moment yang seperti ini dan masih banyak lagi moment-moment yang lain menjelaskan kepada kita betapa Rasulullah saw sangat menaruh perhatian besar terhadap tanda-tanda kedatangan hari Kiamat. Hal tersebut juga menunjukkan betapa pentingnya untuk mengetahui tanda-tanda hari Kiamat, padahal pada masa ini sering dilalaikan para ulama sehingga orang-orang yang sok alim berbicara semaunya sendiri tentang tema ini.