Pernahkah anda mendengar Jassasah?
Itulah pengawal Dajjal yang bertugas mencari-cari berita dari manusia,
bila ia menemui manusia yang lewat di pulau kediaman Dajjal. Pulau apakah itu dan dimana? Pulau itu adalah pulau misteri sampai saat ini masih disembunyikan keberadaannya oleh Allah -Azza wa Jalla-.
Kali ini kami akan mengajak anda menikmati kisah di bawah ini yangmenyingkap sedikit perihal kehidupan makhluk misteri iniagar anda semakin yakin tentang kebenaran risalah Nabi kita Muhammad -Shallallahu alaihi wa sallam-..
Dari Fathimah bintu Qois -radhiyallahu anha-, ia berkata,
صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكُنْتُ فِي صَفِّ النِّسَاءِ
الَّتِي تَلِي ظُهُورَ الْقَوْمِ فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ جَلَسَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَهُوَ
يَضْحَكُ فَقَالَ لِيَلْزَمْ كُلُّ إِنْسَانٍ مُصَلَّاهُ ثُمَّ قَالَ
أَتَدْرُونَ لِمَ جَمَعْتُكُمْ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ
إِنِّي وَاللَّهِ مَا جَمَعْتُكُمْ لِرَغْبَةٍ وَلَا لِرَهْبَةٍ وَلَكِنْ
جَمَعْتُكُمْ لِأَنَّ تَمِيمًا الدَّارِيَّ كَانَ رَجُلًا نَصْرَانِيًّا
فَجَاءَ فَبَايَعَ وَأَسْلَمَ وَحَدَّثَنِي حَدِيثًا وَافَقَ الَّذِي
كُنْتُ أُحَدِّثُكُمْ عَنْ مَسِيحِ الدَّجَّالِ حَدَّثَنِي أَنَّهُ رَكِبَ
فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ مَعَ ثَلَاثِينَ رَجُلًا مِنْ لَخْمٍ وَجُذَامَ
فَلَعِبَ بِهِمْ الْمَوْجُ شَهْرًا فِي الْبَحْرِ ثُمَّ أَرْفَئُوا إِلَى
جَزِيرَةٍ فِي الْبَحْرِ حَتَّى مَغْرِبِ الشَّمْسِ فَجَلَسُوا فِي
أَقْرُبْ السَّفِينَةِ فَدَخَلُوا الْجَزِيرَةَ فَلَقِيَتْهُمْ دَابَّةٌ
أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ لَا يَدْرُونَ مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ
كَثْرَةِ الشَّعَرِ فَقَالُوا وَيْلَكِ مَا أَنْتِ فَقَالَتْ أَنَا
الْجَسَّاسَةُ قَالُوا وَمَا الْجَسَّاسَةُ قَالَتْ أَيُّهَا الْقَوْمُ
انْطَلِقُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ فَإِنَّهُ إِلَى
خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ قَالَ لَمَّا سَمَّتْ لَنَا رَجُلًا فَرِقْنَا
مِنْهَا أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً قَالَ فَانْطَلَقْنَا سِرَاعًا حَتَّى
دَخَلْنَا الدَّيْرَ فَإِذَا فِيهِ أَعْظَمُ إِنْسَانٍ رَأَيْنَاهُ قَطُّ
خَلْقًا وَأَشَدُّهُ وِثَاقًا مَجْمُوعَةٌ يَدَاهُ إِلَى عُنُقِهِ مَا
بَيْنَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى كَعْبَيْهِ بِالْحَدِيدِ قُلْنَا وَيْلَكَ مَا
أَنْتَ قَالَ قَدْ قَدَرْتُمْ عَلَى خَبَرِي فَأَخْبِرُونِي مَا أَنْتُمْ
قَالُوا نَحْنُ أُنَاسٌ مِنْ الْعَرَبِ رَكِبْنَا فِي سَفِينَةٍ
بَحْرِيَّةٍ فَصَادَفْنَا الْبَحْرَ حِينَ اغْتَلَمَ فَلَعِبَ بِنَا
الْمَوْجُ شَهْرًا ثُمَّ أَرْفَأْنَا إِلَى جَزِيرَتِكَ هَذِهِ فَجَلَسْنَا
فِي أَقْرُبِهَا فَدَخَلْنَا الْجَزِيرَةَ فَلَقِيَتْنَا دَابَّةٌ
أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ لَا يُدْرَى مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ
كَثْرَةِ الشَّعَرِ فَقُلْنَا وَيْلَكِ مَا أَنْتِ فَقَالَتْ أَنَا
الْجَسَّاسَةُ قُلْنَا وَمَا الْجَسَّاسَةُ قَالَتْ اعْمِدُوا إِلَى هَذَا
الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ
فَأَقْبَلْنَا إِلَيْكَ سِرَاعًا وَفَزِعْنَا مِنْهَا وَلَمْ نَأْمَنْ أَنْ
تَكُونَ شَيْطَانَةً فَقَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ نَخْلِ بَيْسَانَ قُلْنَا
عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ أَسْأَلُكُمْ عَنْ نَخْلِهَا هَلْ
يُثْمِرُ قُلْنَا لَهُ نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنَّهُ يُوشِكُ أَنْ لَا
تُثْمِرَ قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ بُحَيْرَةِ الطَّبَرِيَّةِ قُلْنَا عَنْ
أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ هَلْ فِيهَا مَاءٌ قَالُوا هِيَ
كَثِيرَةُ الْمَاءِ قَالَ أَمَا إِنَّ مَاءَهَا يُوشِكُ أَنْ يَذْهَبَ
قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ عَيْنِ زُغَرَ قَالُوا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا
تَسْتَخْبِرُ قَالَ هَلْ فِي الْعَيْنِ مَاءٌ وَهَلْ يَزْرَعُ أَهْلُهَا
بِمَاءِ الْعَيْنِ قُلْنَا لَهُ نَعَمْ هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ
وَأَهْلُهَا يَزْرَعُونَ مِنْ مَائِهَا قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ نَبِيِّ
الْأُمِّيِّينَ مَا فَعَلَ قَالُوا قَدْ خَرَجَ مِنْ مَكَّةَ وَنَزَلَ
يَثْرِبَ قَالَ أَقَاتَلَهُ الْعَرَبُ قُلْنَا نَعَمْ قَالَ كَيْفَ صَنَعَ
بِهِمْ فَأَخْبَرْنَاهُ أَنَّهُ قَدْ ظَهَرَ عَلَى مَنْ يَلِيهِ مِنْ
الْعَرَبِ وَأَطَاعُوهُ قَالَ لَهُمْ قَدْ كَانَ ذَلِكَ قُلْنَا نَعَمْ
قَالَ أَمَا إِنَّ ذَاكَ خَيْرٌ لَهُمْ أَنْ يُطِيعُوهُ وَإِنِّي
مُخْبِرُكُمْ عَنِّي إِنِّي أَنَا الْمَسِيحُ وَإِنِّي أُوشِكُ أَنْ
يُؤْذَنَ لِي فِي الْخُرُوجِ فَأَخْرُجَ فَأَسِيرَ فِي الْأَرْضِ فَلَا
أَدَعَ قَرْيَةً إِلَّا هَبَطْتُهَا فِي أَرْبَعِينَ لَيْلَةً غَيْرَ
مَكَّةَ وَطَيْبَةَ فَهُمَا مُحَرَّمَتَانِ عَلَيَّ كِلْتَاهُمَا كُلَّمَا
أَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَ وَاحِدَةً أَوْ وَاحِدًا مِنْهُمَا اسْتَقْبَلَنِي
مَلَكٌ بِيَدِهِ السَّيْفُ صَلْتًا يَصُدُّنِي عَنْهَا وَإِنَّ عَلَى كُلِّ
نَقْبٍ مِنْهَا مَلَائِكَةً يَحْرُسُونَهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَطَعَنَ بِمِخْصَرَتِهِ فِي
الْمِنْبَرِ هَذِهِ طَيْبَةُ هَذِهِ طَيْبَةُ هَذِهِ طَيْبَةُ يَعْنِي
الْمَدِينَةَ أَلَا هَلْ كُنْتُ حَدَّثْتُكُمْ ذَلِكَ فَقَالَ النَّاسُ
نَعَمْ
“Aku pernah sholat bersama
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-. Aku berada di shaff wanita
yang berada dekat dengan punggung kaum lelaki. Tatkala Rasulullah
-Shallallahu alaihi wa sallam- telah menyelesaikan sholatnya, maka
beliau duduk di atas mimbar sambil tertawa. Kemudian beliau bersabda, “Hendaknya setiap orang melazimi tempatnya”, lalu bersabda lagi, “Tahukah kalian kenapa aku kumpulkan kalian?”
“Hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”, kata mereka.
Beliau bersabda, “Demi Allah,
sesungguhnya aku tidaklah mengumpulkan kalian karena keinginan (dalam
membagi ghonimah, –pent.) dan tidak pula karena takut (terhadap musuh,
–pent.). Akan tetapi aku kumpulkan kalian, karena Tamim Ad-Dariy dahulu
seorang yang beragama Nasrani. Kemudian ia datang berbai’at dan masuk
Islam. Dia telah menceritakan kepadaku sebuah kisah yang sesuai
dengan kisah yang pernah aku ceritakan kepada kalian tentang Al-Masih
Ad-Dajjal. Dia telah menceritakan kepadaku bahwa telah berlayar
dalam sebuah perahu besar bersama 30 orang lelaki dari Suku Lakhm dan
Judzam. Mereka dipermainkan oleh ombak selama sebulan di lautan.
Kemudian mereka berlabuh pada sebuah pulau di tengah lautan ketika
terbenamnya matahari. Mereka pun duduk di perahu kecil, lalu memasuki
pulau itu.
Mereka dijumpai oleh binatang
yang lebat bulunya; mereka tak tahu mana depan dan belakangnya karena
banyak bulunya. Mereka berkata (kepada binatang itu), “Celaka engkau,
siapakah engkau?” Binatang itu menjawab, “Aku adalah Jassasah (tukang cari berita)”. Mereka bilang, “Apa itu Jassasah?” Binatang
itu berkata, “Wahai kaum, pergilah engkau kepada laki-laki ini di dalam
istana itu. Karena ia amat rindu dengan berita kalian”.
Dia (Tamim) berkata, “Tatkala
ia (si binatang) menyebutkan seorang lelaki kepada kami, maka kami
khawatir jangan sampai binatang itu adalah setan perempuan”. Tamim
berkata, “Kami pun pergi dengan cepat sampai kami memasuki istana
tersebut. Tiba-tiba di dalamnya terdapat orang yang paling besar kami
lihat dan paling kuat ikatannya dalam keadaan kedua tangannya
terbelenggu ke lehernya antara kedua lututnya sampai kedua mata kakinya
dengan besi”. Kami katakan, “Celaka anda, siapakah anda?” Dia
(Dajjal) menjawab, “Sungguh kalian telah tahu beritaku. Kabarkanlah
kepadaku siapakah kalian?” Mereka menjawab, “Kami adalah orang-orang
Arab. Kami telah berlayar dalam sebuah perahu besar. Kami pun mengarungi
lautan saat berombak besar. Akhirnya, ombak mempermainkan kami selama
sebulan. Kemudian kami berlabuh di pulau anda ini. Kami pun duduk-duduk
di perahu kecil, lalu masuk pulau. Tiba-tiba kami dijumpai oleh binatang
yang lebat bulunya; mereka tak tahu mana depan dan belakangnya karena
banyak bulunya. kami berkata (kepada binatang itu), “Celaka engkau,
siapakah engkau?” Binatang itu menjawab, “Aku adalah Jassasah (tukang
cari berita)”. Kami bilang, “Apa itu Jassasah?” Binatang itu berkata,
“Pergilah engkau kepada laki-laki ini di dalam istana. Karena ia amat
rindu dengan berita kalian”. Lalu kami menghadap kepadamu dengan cepat,
kami takut kepadanya dan tak merasa aman jika ia adalah setan
perempuan”. Dia (Dajjal) berkata, “Kabarilah aku tentang pohon-pohon korma Baisan (nama tempat di Yordania, –pent.)!!”. Kami
bertanya, “Engkau tanya tentang apanya?”. Dajjal berkata, “Aku tanyakan
kepada kalian tentang pohon-pohon kurmanya, apakah masih berbuah?”.
Kami jawab, “Ya”. Dajjal berkata, “Ingatlah bahwa hampir-hampir ia tak
akan berbuah lagi”. Dajjal berkata, “Kabarilah aku tentang Danau Thobariyyah!!”.
Kami katakan, “Apanya yang kau tanyakan?” Dajjal berkata, “Apakah di
dalamnya masih ada air?” Mereka menjawab, “Danau itu masih banyak
airnya”. Dajjal berkata, “Ingatlah, sesungguhnya airnya hampir-hampir
akan habis”. Dajjal bertanya lagi, “Kabarilah aku tentang mata air Zughor!!” Mereka
bertanya, “Apanya yang kau tanyakan?” Dajjal berkata, “Apakah di dalam
mata air itu masih ada air? Apakah penduduknya masih menanam dengan
memakai air dari mata air itu?” Kami jawab, “Ya, mata air itu masih
banyak airnya dan penduduknya masih bercocok tanam dari airnya”. Dajjal
berkata lagi, “Kabarilah aku tentang Nabinya orang-orang Ummi (ummi : buta huruf, yakni orang-orang Quraisy), apa yang ia lakukan? Mereka
berkata, “Dia telah keluar dari Kota Makah dan bertempat tinggal di
Yatsrib (Madinah)”. Dajjal bertanya, “Apakah ia diperangi oleh
orang-orang Arab?” Kami katakan, “Ya”. Dajjal bertanya, “Apa yang ia
lakukan pada mereka?” Lalu mereka kabari Dajjal bahwa sungguh ia (Nabi
itu, yakni Nabi Muhammad -Shallallahu alaihi wa sallam-) telah berkuasa
atas orang-orang yang ada di sekitarnya dari kalangan Arab dan mereka
menaatinya”. Dajjal berkata kepada mereka, “Apakah hal itu sudah
terjadi?” Kami jawab, “Ya”.
Dajjal berkata, “Ingatlah bahwa hal itu lebih baik bagi mereka untuk menaatinya. Sekarang aku kabari kalian bahwa aku adalah Al-Masih (yakni, Al-Masih Ad-Dajjal). Sungguh
aku hampir diberi izin untuk keluar. Aku akan keluar, lalu berjalan di
bumi. Aku tak akan membiarkan suatu negeri, kecuali aku injak dalam
waktu 40 malam, selain Makkah dan Thoibah (nama lain bagi kotaMadinah, –pent.). Kedua kota ini diharamkan bagiku.
Setiap kali aku hendak memasuki
salah satunya diantaranya, maka aku dihadang oleh seorang malaikat, di
tangannya terdapat pedang terhunus yang akan menghalangiku darinya.
Sesungguhnya pada setiap jalan-jalan masuk padanya ada malaikat-malaikat
yang menjaganya”
Dia (Fathimah bintu Qois)
berkata, “Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda seraya
menusuk-nusukkan tongkatnya pada mimbar, “Inilah Thoibah, Inilah
Thoibah, Inilah Thoibah, yakni kota Madinah. Ingatlah, apakah aku telah
menceritakan hal itu kepada kalian?”
Orang-orang pun berkata, “Ya”.
[HR. Muslim dalam Kitab Asyroot As-Saa'ah, bab : Qishshoh Al-Jassasah (no. 2942), Abu Dawud dalam Kitab Al-Malaahim(4326), At-Tirmidziy dalam Kitab Al-Fitan (2253) dan Ibnu MajahKitab Al-Fitan (4074)]
- Ibrah dan Renungan
- Diantara tanda-tanda dekatnya waktu keluarnya Dajjal, berikut dekatnya kiamat: buah pepohonan korma negeri Baisanakan habis dan tak lagi berbuah, danau Thobariyyah akan meresap habis, dan mata air Zughor akan meresap kering kerontang, serta munculnya Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- sebagai Rasul dari kalangan kaum ummi (buta huruf), yakni Quraisy untuk menyampaikan agama kepada manusia seluruhnya. Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbaliy -rahimahullah- berkata, “Diantara perkara yang menunjukkan bahwa terutusnya Nabi Muhammad -Shallallahu alaihi wa sallam- termasuk tanda kiamat bahwa beliau kabarkan tentang Dajjal dalam hadits Jassasah”. [Lihat Al-Hikam Al-Jadiroh bil Idza'ah (hal. 4)]
- Di akhir zaman, Dajjal akan muncul dengan keluarbiasaan yang Allah berikan padanya sebagai fitnah (ujian) keimanan bagi manusia. Diantara keluarbiasaannya, ia mampu mengelilingi semua negeri, kecuali Makkah dan Madinah dalam waktu 40 hari. Tujuannya untuk memurtadkan manusia!! Maka berlindunglah kepada Allah dari fitnah Dajjal. Allahumma na’udzu bika min fitnatid dajjal.
- Al-Imam Abu Zakariyya An-Nawawiy -rahimahullah- berkata, “Di dalam hadits ini terdapat keutamaan kota Madinah, keutamaan mendiaminya serta terjaganya kota Madinah dari thoo’uun (pes) dan Dajjal”. [Lihat Syarh Shohih Muslim (9/155)]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar