Empat ribu tahun sebelum masehi, ada
sebuah negeri yang terletak nun jauh dari Nusantara. Sebuah negeri yang
dipercaya sebagai tempat dimana peradaban tertua didunia. Peradaban yang
usianya lebih tua dibanding dengan peradaban yang ada di Mesir ataupun
yang ada di Yunani. Peradaban dimana manusia saat itu mulai menetap di
suatu daerah dan meninggalkan kebiasan hidup nomaden.
Empat ribu tahun sebelum masehi, ada
sebuah negeri yang terletak nun jauh dari Indonesia. Sebuah negeri yang
didambakan setiap kafilah manusia yang melintas, sehingga tak jarang
serangan demi serangan mengancam negeri ini. Sebuah negeri yang hidup
dengan penuh kemakmuran dari air yang berlimpah ruah. Sebuah negeri yang
diantaranya mengalir dua sungai seperti namanya: ‘Meso’ [Yunani:
tengah], dan ‘Potamia’ [Yunani; sungai].
Empat ribu tahun sebelum masehi, negeri
subur nan makmur ini didiami oleh Bangsa Sumeria, Akkadia, Amori
[babylonia], Assyria, sampai dengan Bangsa Aramak yang merupakan
keturunan Nabi Nuh As. Negeri ini sungguh kaya akan kekayaan alam, juga
kaya dengan peradaban. Tapi sayang bangsa-bangsa ini adalah bangsa
penyembah berhala. Tak terhitung berapa berhala yang mereka sembah.
Sebut saja dewa langit, dewa bumi dan dewa air semasa Bangsa Sumeria.
Semasa Bangsa Akkadia mereka menyembah dewi venus dan dewa api. Apalagi
Bangsa Amori yang terkenal dengan ‘Codex Hammurabi’ mereka punya banyak
sekali dewa; dewa langit, dewa air, dewa bumi, dewa matahari. Sedang
Bangsa Assyria juga mengikuti faham yang sama.
Marilah untuk tidak membahas bangsa pagan
ini. Mari kita beralih ke sebuah wilayah yang disebut Mesopotamia
dimana Nabi Ibrahim diwahyukan oleh Tuhan Semesta Alam dalam menyeru
mereka untuk menyembah Tuhan Yang Satu. Di zaman modern ini, Mesopotamia
terletak antara kota Urfa dan Diyarbakır.
Di kota Urfa ini ada sebuah kolam yang
berisi ikan yang disebut ‘sacred fish’. Sacred fish ini dipercaya
sebagai jelmaan bara api. Bara api yang dulu digunakan oleh Raja Namrud
untuk membakar Nabi Ibrahim, tapi ketika Nabi Ibrahim berdoa api
tersebut menjadi dingin. Dan orang dikota ini percaya bahwa bara api
tersebut menjelma menjadi ikan-ikan yang sekarang ada di kolam tersebut.
***
Kemudian mari kita berjalan menuju sungai
yang sangat spesial, sungai Euphrates/Efrat. Tapi sebelum kita membahas
tentang sungai ini ada baiknya kita membaca cuplikan dialog tentang
Sungai Nil, sungai yang setara spesialnya dengan sungai Eufrat.
Maria : “Fahri”
Fahri : “Maria… Sebelum aku kesini,
cuma ada dua hal yang bikin aku kagum sama mesir. Yaitu Al-Azhar dan
Sungai Nil. Karena tanpa sungai Nil gak ada Mesir dan gak ada Al-Azhar”
Maria : “Aku juga suka sungai Nil.
Kalau gak ada sungai Nil pasti gak ada Mesir, gak ada peradaban yang ada
hanya gurun pasir. Kamu percaya jodoh Fahri?”
Fahri : “Ya, setiap orang memiliki…”
Maria : “Jodohnya masing-masing. Itu yang selalu ka
mu bilang. Aku rasa sungai Nil dan Mesir
itu jodoh. Seneng ya, kalau kita bisa bertemu dengan jodoh yang
diberikan Tuhan dari langit”
Fahri : “Bukan dari langit Maria, tapi dari hati, dekat sekali”
Bukan dari langit Lale, tapi dari hati
dekat sekali. Bukan dari langit Lale, tapi dari negara itu dekat sekali.
Aku juga ingin berjodoh bertemu denganmu wahai sungai. Sungai yang
mempesona secara rahasia.
***
Setelah sedikit jalan-jalan sekitar 900
km, mari kita kembali lagi menuju Mesopotamia, peradaban tertua didunia.
Dan yang paling penting adalah sungai Euphrates. Sungai di dunia yang
disebutkan sebagai sungai surga layaknya juga seperti Nil. Inilah
beberapa hadist yang menerangkan bagaimana spesialnya sungai Eufrat ini.
“Aku dinaikkan ke Shidratil-Muntaha di
langit ke tujuh. Buahnya seperti kendi yang indah, dan daunnya seperti
telinga gajah. Dari batangnya keluar dua sungai dhahir dan dua sungai
batin. Kemudian aku bertanya, “Wahai Jibril, apakah keduanya ini?” Dia
menjawab, “Adapun dua yang batin itu ada di surga sedangkan dua yang
dhahir itu adalah Nil dan Eufrat.”
[HR. Anas bin Malik]
“Sihan, Jihan, Eufrat dan Nil, semua adalah dari sungai-sungai surga.” [HR. Imam Muslim].
“Hari Kiamat tak akan terjadi sebelum
Sungai Eufrat mengering dan menyingkapkan ‘Gunung Emas’ yang mendorong
manusia berperang. 99 dari 100 orang akan tewas (dalam pertempuran), dan
setiap dari mereka berkata, ‘Mungkin aku satu-satunya yang akan tetap
hidup’.’’ (HR Bukhari).
Dan peradaban Mesopotamia, sebuah negeri
dimana Nabi Ibrahim diutus dan sebuah negeri yang diantaranya mengalir
dua sungai itu terletak di sebuah negara yang bernama: TURKI.
—tamat—
Note: tulisan ini saya persembahkan untuk
adik-adik tersayang ‘The Lost Atlantis Warrior’. In sha Allah suatu
hari kita akan kesana, baik itu Eufrat maupun Nil. Aamiin.
Tagged Antara, Dua, Eufrat, Kolam Ikan Nabi Ibrahim, Mesopotamia, Nabi Ibrahim, Negeri, Nil, Sungai, Tigris, Turki, Urfa
1 Comment
Tidak ada komentar:
Posting Komentar