Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dialah yang telah mengutus RasulNya
(dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk
dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak
menyukai.” (QS At-Taubah : 33)
Kita patut merasa gembira dengan janji
yang telah diberikan oleh Allah Swt melalui firman-Nya itu, bahwa Islam
dengan kearifan dan kebijaksanaannya itu mampu mengalahkan agama-agama
lain. Namun tidak sedikit yang mengira bahwa janji tersebut telah
terwujud pada masa Nabi Salallahu Alaihi wa Sallam , masa
Khulafaur-Rasyidin dan pada masa khalifah-khalifah sesudahnya yang
bijaksana. Padahal kenyataannya tidak demikian. Yang sudah terrealisasi
saat itu hanyalah sebagian kecil dari janji di atas, sebagaimana
diisyaratkan oleh Rasul Salallahu Alaihi wa Salam melalui sabdanya:
“Malam dan siang tidak akan sirna sehingga Al-Latta dan Al-‘Uzza telah disembah. Lalu Aisyah bertanya: “Wahai Rasul, sungguh aku mengira bahwa takkala Allah menurunkan firman-Nya “Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai, hal itu telah sempurna (realisasinya).” Beliau menjawab: “Hal itu akan terealisasi pada saat yang ditentukan oleh Allah.” [Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam-Imam yang lain]
Banyak hadits-hadits lain yang
menjelaskan masa kemenangan Islam dan tersebarnya ke berbagai penjuru.
Dari hadits-hadits itu tidak diragukan lagi bahwa kemenangan Islam di
masa depan semata-mata atas izin pertolongan dari Allah Swt, dengan
catatan harus tetap kita perjuangkan, itu yang penting. Berikut ini akan
saya tampilkan beberapa hadits yang saya harapkan dapat membakar
semangat para pejuang Islam dan dapat dijadikan argumentasi untuk
menyadarkan mereka yang fatalis tanpa mau berjuang sama sekali.
“Allah telah menghimpun (mengumpulkan dan menyatukan) bumi ini untukku. Oleh karena itu aku dapat menyaksikan belahan Bumi Barat dan Timur. Sungguh kekuasaan umatku akan sampai ke daerah yang dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku itu.”
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam
Muslim (8/171), Imam Abu Daud (4252), Imam Turmudzi (2/27) yang
menilainya sebagai hadits shahih, Imam Ibnu Majah (2952) dan Imam Ahmad
dengan dua sanad.
Ada hadits-hadits lain yang lebih jelas dan luas yaitu :
“Sesungguhnya agama Islam ini akan sampai ke bumi yang dilalui oleh malam dan siang. Allah tidak akan melewatkan seluruh kota dan pelosok desa, kecuali memasukkan agama ini ke daerah itu, dengan memuliakan yang mulai dan merendahkan yang hina. Yakni memuliakannya dengan Islam dan merendahkannya dengan kekufuran.”
Imam Ibnu Hibban meriwayatkannya dalam
kitab Shahih-nya (1631, 1632). Sedang Imam Abu ‘Arubah meriwayatkannya
dalam kitab Al-Montaqa minat-Thabaqat (2/10/1).
Tidak diragukan lagi bahwa tersebarnya
agama Islam kembali kepada umat Islam sendiri. Oleh karena itu mereka
harus memiliki kekuatan moral, material dan persenjataan hingga mampu
melawan dan mengalahkan kekuatan orang-orang kafir dan orang-orang
durhak Inilah yang dijanjikan oleh Rasulullah Saw :
“Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Qubai. Ia menuturkan “(pada suatu ketika) kami bersama Abdullah Ibnu Amer Ibnu Al-Ash. Dia ditanya tentang mana yang akan terkalahkan lebih dahulu, antara dua negeri, Konstantinopel atau Romawi. Kemudian ia meminta petinya yang sudah agak lusuh. Lalu ia mengeluarkan sebuah kitab.” Abu Qubai melanjutkan kisahnya: Lalu Abdullah menceritakan: “Suatu ketika kami sedang menulis disisi Rasulullah Salallahu Alaihi wa Salam. Tiba-tiba Beliau ditanya: “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Constantinopel atau Romawi?” Beliau menjawab: “Kota Heraclius-lah yang akan terkalahkan lebih dahulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad
(II/176), Ad-Darimi (I/126), Ibnu Abi Suaibah dalam Al-Mushan (II/47,
153). Abu Amer Ad-Dani di dalam As-Sunanul Maridah fil-Fitaan
(Hadits-hadits tentang Fitnah), Al Hakim (III/422 dan IV/508) dan Abdul
Ghani Al-Maqdisi dalam Kitabul Ilmi (II/30). Abdul Ghani bahwa hadits
ini hasan sanadnya. Sedangkan Imam Hakim menilainya sebagai hadits
shahih. Penilaian Al-Hakim itu sangat disetujui oleh Adz-Dzahabi.
Kata Rumiyyah dalam hadits di atas maksudnya adalah Roma, ibukota Italy sekarang ini, sebagaimana bisa kita lihat di dalam Mu’jamul BuldanI (Ensiklopedi Negara).
Sebagaimana kita ketahui, bahwa
kemenangan pertama ada di tangan Muhammad Al-Fatih Al-Utsmani. Hal ini
terjadi setelah lebih dari delapan ratus tahun Nabi Salallahu Alaihi wa
Salam menyabdakan hadits di atas. Kemenangan kedua pun akan segera
terwujud atas seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala , sebagaimana firman-Nya:
”Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi.“ (QS Shaad : 88).
Tidak diragukan lagi bahwa kemenangan
kedua mendorong adanya kebutuhan terhadap Khalifah yang tangguh. Hal
inilah yang telah diberitakan oleh Rasulullah Salallahu Alaihi wa Salam
melalui sabdanya:
“Kenabian telah terwujud di antara kamu sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian Dia akan menghilangkannya sesuai dengan kehendak-Nya, setelah itu ada khalifah yang sesuai dengan kenabian tersebut, sesuai dengan kehendak-Nya pula. Kemudian Dia akan menghapusnya juga sesuai dengan kehendak-Nya. Setelah itu ada seorang raja diktator bertangan besi, dan semua berjalan sesuai dengan kehendak-Nya pula. Lalu Dia akan menghapusnya jika menghendaki untuk menghapusnya. Kemudian ada khalifah yang sesuai dengan tuntunan Nabi. Lalu Dia diam.“ [Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad (IV/273)]
Selanjutnya hadits yang berisi tentang
berita gembira dari Rasulullah mengenai kembalinya kekuasaan kepada kaum
Muslimin dan tersebarnya pemeluk Islam di seluruh penjuru dunia hingga
dapat membantu tercapainya tujuan Islam dan menciptakan masa depan yang
prospektif dan membanggakan hingga meliputi bidang ekonomi dan
pertanian. Hadits yang dimaksud sabda Nabi :
“Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum tanah Arab menjadi tanah lapang yang banyak menghasilkan komoditas penting dan memiliki pengairan yang memadai.”
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim (3/84), Imam Ahmad (2/703, 417), dari hadits Abu Hurairah.
Berita-berita gembira ini terealisasi di
beberapa kawasan Arab yang telah diberi karunia oleh Allah berupa
alat-alat untuk menggali sumber air dari dalam gurun pasir. Disana bisa
kita lihat adanya inisiatif untuk mengalirkan air dari sungai Eufrat ke
Jazirah Arab. Saya membaca berita ini dari beberapa surat kabar lokal.
Hal ini mungkin akan menjadi kenyataan. Dan selang beberapa waktu kelak,
akan benar-benar terwujud dan bisa kita buktikan.
Selanjutnya yang perlu diketahui dalam hubungannya dengan masalah ini adalah sabda Nabi :
”Tidak akan datang kepadamu suatu masa kecuali masa sesudahnya akan lebih buruk, sampai kalian bertemu dengan Tuhanmu dan datangnya hari kiamat.“
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Al-Fitan dari hadits Anas secara marfu’.
Hadits ini selayaknya dipahami dengan
membandingkan dengan hadits-hadits lain yang terdahulu dan hadits lain
(yang ada hubungannya). Seperti halnya hadits-hadits tentang Al-Mahdy
dan turunnya Nabi Isa as. Hadits-hadits itu menunjukkan bahwa hadits ini
tidak mempunyai arti secara umum, tetapi mempunyai arti khusus
(sempit). Oleh karena itu kita tidak boleh memahaminya secara umum (apa
adanya), sehingga menimbulkan keputusasaan yang merupakan sifat yang
harus dibuang jauh dari orang mukmin. Sebagaimana firman Allah Swt :
Mari senantiasa memohon ke haribaan Allah semoga diperkenankan menjadikan kita sebagai orang-orang yang benar-benar mukmin. Aaaamin“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.“ (QS Yusuf : 87)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar