Setelah Imam Mahdi,
satu penanda besar hari kiamat yang akan muncul adalah Dajjal. Dia
berasal dari manusia dan merupakan sosok nyata. Kemunculannya akan
didahului dengan sejumlah peristiwa besar.
Di antara kewajiban seorang muslim
adalah beriman kepada hari akhir dan apa yang akan terjadi sebelum dan
setelahnya. Hari kiamat tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya
kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jibril ‘alaihissalam bertanya kepada
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
فَأَخْبِرْنِي عَنْ السَّاعَةِ. قَالَ: مَا الْمَسْئُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنْ السَّائِلِ
“Kabarkanlah kepadaku kapan terjadi hari kiamat?” Rasulullah menjawab, “Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari bertanya.” (HR. Muslim no. 1)
Meskipun tidak ada yang mengetahuinya
kecuali Dia, namun Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya telah
menerangkan tanda-tanda yang akan muncul sebelum terjadinya. Tanda-tanda
hari kiamat ada dua, shugra dan kubra.
Tanda kiamat shugra banyak jumlahnya, Di antaranya yang disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Jibril:
قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَتِهَا.
قَالَ: أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ
الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ
“(Jibril) berkata: Kabarkan kepadaku tentang tanda-tandanya. Rasulullah menjawab: Budak perempuan melahirkan tuannya, dan kamu lihat orang yang telanjang kaki dan telanjang badan penggembala kambing berlomba-lomba meninggikan bangunan.” (HR. Muslim no. 1)
Adapun tanda kiamat kubra, di antaranya disebutkan dalam hadits Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu:
اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ. فَقَالَ: مَا تَذَاكَرُوْنَ؟
قَالُوا: نَذْكُرُ السَّاعَةَ. قَالَ: إِنَّهَا لَنْ تَقُوْمَ حَتَّى
تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ. فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ
وَالدَّابَّةَ وَطُلُوْعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُوْلَ عِيْسَى
ابْنِ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَيَأَجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ وَثَلاَثَةَ
خُسُوْفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ
بِجَزِيْرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ
تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ
Rasulullah melihat kami ketika kami tengah berbincang-bincang. Beliau berkata: “Apa yang kalian perbincangkan?” Kami menjawab: “Kami sedang berbincang-bincang tentang hari kiamat.” Beliau berkata: “Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian lihat sebelumnya sepuluh tanda.” Beliau menyebutkan: “Dukhan (asap), Dajjal, Daabbah, terbitnya matahari dari barat, turunnya ‘Isa ‘alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, dan tiga khusuf (dibenamkan ke dalam bumi) di timur, di barat, dan di jazirah Arab, yang terakhir adalah api yang keluar dari Yaman mengusir (menggiring) mereka ke tempat berkumpulnya mereka.” (HR. Muslim no. 2901)
Di antara tanda kiamat kubra yang
termaktub dalam hadits di atas adalah keluarnya Dajjal. Pembahasan
masalah keluarnya Dajjal merupakan pembahasan penting disebabkan
beberapa faktor yang disebutkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu:
1. Banyaknya orang yang menisbatkan diri
kepada ilmu dan dakwah meragukan akan turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam
dan terbunuhnya Dajjal.
2. Kebanyakan manusia tidak terbiasa membicarakan masalah keluarnya Dajjal dan turunnya ‘Isa bin Maryam ‘alaihissalam.
(Lihat Qishshah Al-Masihid Dajjal wa Nuzul ‘Isa, karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu)
Dajjal
Secara bahasa:
Disebutkan oleh Al-Imam Al-Qurthubi
rahimahullahu dalam kitab beliau At-Tadzkirah bahwa lafadz Dajjal
dipakai untuk sepuluh makna. Di antaranya: Kadzdzab (tukang dusta),
Mumawwih (yang menipu manusia). Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu
mengatakan: “Dikatakan demikian karena dia adalah manusia yang paling
besar penipuannya.”
Dalam istilah syar’i :
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu
mengatakan: “Seorang laki-laki pendusta (penipu) yang keluar di akhir
zaman mengaku sebagai Rabb.” (Syarah Lum’atul I’tiqad)
Peringatan akan Keluarnya Dajjal
Para nabi telah memperingatkan akan keluarnya Dajjal. Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata:
قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ
ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ: إِنِّي أُنْذِرُكُمُوْهُ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ
إِلاَّ قَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ، لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوْحٌ قَوْمَهُ
وَلَكِنْ سَأَقُوْلُ لَكُمْ فِيْهِ قَوْلاً لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ
لِقَوْمِهِ، تَعْلَمُوْنَ أَنَّهُ أَعْوَرُ وَأَنَّ اللهَ لَيْسَ
بِأَعْوَرَ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di hadapan manusia, menyanjung Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sanjungan yang merupakan hak-Nya, kemudian menyebut Dajjal dan berkata: “Aku memperingatkan kalian darinya. Tidaklah ada seorang nabi kecuali pasti akan memperingatkan kaumnya tentang Dajjal. Nuh ‘alaihissalam telah memperingatkan kaumnya. Akan tetapi aku akan sampaikan kepada kalian satu ucapan yang belum disampaikan para nabi kepada kaumnya: Ketahuilah dia itu buta sebelah matanya, adapun Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah demikian.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari, Muslim, 2930/169)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
أَلاَ أُحَدِّثُكُمْ حَدِيْثًا عَنِ
الدَّجَّالِ مَا حَدَّثَ بِهِ نَبِيٌّ قَوْمَهُ؟ إِنَّهُ أَعْوَرُ
وَإِنَّهُ يَجِيْءُ مَعَهُ بِمِثَالِ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَالَّتِي
يَقُوْلُ إِنَّهَا الْجَنَّةُ هِيَ النَّارُ وَإِنِّي أُنْذِرُكُمْ كَمَا
أَنْذَرَ بِهِ نُوْحٌ قَوْمَهُ
“Maukah aku sampaikan kepada kalian tentang Dajjal yang telah disampaikan oleh para nabi kepada kaumnya? Dia buta sebelah matanya, membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Yang dia katakan surga pada hakikatnya adalah neraka. Aku peringatkan kepada kalian sebagaimana Nabi Nuh ‘alaihissalam memperingatkan kaumnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2936)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ وَقَدْ أَنْذَرَ
أُمَّتَهُ اْلأَعْوَرَ الْكَذَّابَ، أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّ
رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَمَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ك ف ر
“Tidak ada seorang nabi pun kecuali memperingatkan umatnya dari Dajjal. Buta satu matanya, pendusta. Ketahuilah dia buta. Adapun Rabb kalian tidaklah demikian. Tertulis di antara dua mata Dajjal: ك ف ر -yakni kafir.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2933)
Dalam riwayat lain:
يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ
“Bisa dibaca oleh semua mukmin yang bisa baca tulis ataupun tidak.” (HR. Muslim 2934/105)
Kejadian-Kejadian Sebelum Keluarnya Dajjal
Banyak kejadian telah dikabarkan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelang keluarnya Dajjal. Di
antara kejadian-kejadian tersebut:
1. Banyaknya yang tewas ketika kaum muslimin melawan Romawi
Diriwayatkan dari Yusai bin Jabir:
Bertiup angin di Kufah, datanglah seorang pria yang ucapannya hanyalah:
“Ya Abdullah bin Mas’ud, kiamat telah datang.” Maka beliau duduk dan
bersandar kemudian berkata: “Sesungguhnya kiamat tak akan terjadi hingga
tidak dibagikan lagi warisan dan tidak bergembira dengan ghanimah.”
Beliau berisyarat dengan tangannya ke arah Syam seraya berujar: “Akan
ada musuh yang berkumpul untuk menyerang kaum muslimin maka kaum
muslimin pun berkumpul untuk melawan mereka.” Aku katakan: “Romawi yang
anda maksud?” Beliau menjawab: “Ya. Ketika itu akan terjadi peperangan
yang dahsyat. Majulah kaum muslimin siap untuk mati (membela agama), tak
akan kembali kecuali dalam keadaan menang. Bertempurlah kedua pasukan
tersebut hingga terhalangi waktu malam. Maka kembalilah dua kelompok
tersebut tanpa ada pemenang dan pasukan yang siap mati telah tiada.
Kemudian maju sekelompok kaum muslimin yang siap untuk mati, tidak
pulang kecuali dalam keadaan menang. Mereka bertempur hingga sore
kemudian kembalilah dua kelompok tersebut tanpa ada pemenang dan pasukan
yang siap mati pun habis. Di hari keempat majulah sisa pasukan kaum
muslimin. Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kemenangan kepada mereka.
Mereka membunuh musuh dalam jumlah yang tak pernah terlihat sebelumnya.
Hingga ada seekor burung yang terbang ke arah mereka mati sebelum bisa
melintasi semuanya. Ketika itu ada orang-orang yang mencari keluarga
bapaknya hanya mendapatkan seorang saja padahal sebelumnya mereka
berjumlah seratus orang. (Kalau begini keadaannya) dengan ghanimah
seperti apa dia akan gembira? Atau warisan seperti apa dibagikan? Ketika
dalam keadaan demikian, mereka mendengar sesuatu yang lebih besar dari
itu. Datang seseorang yang berteriak (bahwa) Dajjal telah mendatangi
keluarga mereka. Maka mereka pun membuang ghanimah dari tangan-tangan
mereka, dan mengirim sepuluh pasukan berkuda sebagai mata-mata.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: ‘Sungguh aku tahu
nama-nama mereka dan nama-nama ayah mereka serta warna kuda-kuda mereka.
Mereka adalah pasukan berkuda yang terbaik di muka bumi ketika itu atau
di antara pasukan berkuda yang terbaik di muka bumi ketika itu’.” (HR.
Muslim no. 2899)
2. Banyaknya kemenangan diraih kaum muslimin
Dari Nafi’ bin ‘Utbah radhiyallahu
‘anhu: Kami bersama Rasulullah dalam satu peperangan. Datang kepada Nabi
satu kaum dari Maghrib memakai pakaian dari wol (bulu domba). Mereka
bertemu Rasulullah di sebuah bukit dalam keadaan berdiri sedangkan
Rasulullah duduk. Batinku berkata: ‘Datangilah mereka dan berdirilah
antara mereka dengan Rasulullah agar jangan sampai mereka menculik
Rasulullah’. Kemudian aku berkata (dalam hati, -pen.): ‘Mungkin beliau
ingin berbicara khusus bersama mereka.’ Aku pun mendatangi mereka dan
duduk di antara Rasulullah dan mereka. Aku hafal dari beliau empat
kalimat, aku hitung dengan jariku. Beliau berkata: ‘Kalian akan
berperang melawan jazirah Arab dan Allah berikan kemenangan kepada
kalian. Kemudian memerangi Persia dan kalian pun menang. Kalian
memerangi Romawi kalian pun diberikan kemenangan oleh Allah. Dan
kemudian kalian berperang melawan Dajjal, Allah juga memberikan
kemenangan untuk kalian.” (HR. Muslim no. 2900)
3. Kaum Muslimin menguasai Konstantinopel (Istanbul, red.)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Tidak akan terjadi
hari kiamat hingga orang Romawi datang di A’maq atau Dabiq (dua tempat
di Syam). Keluarlah pasukan dari Madinah untuk menghadapi mereka. Mereka
adalah di antara penduduk bumi yang terbaik ketika itu. Ketika mereka
telah berhadapan, orang Romawi berkata: ‘Biarkanlah kami memerangi
orang-orang yang telah ditawan dari kaum kami.’ Kaum muslimin berkata:
‘Tidak, kami tak akan membiarkan kalian memerangi saudara kami.’
Akhirnya mereka pun bertempur. Larilah sepertiga pasukan yang Allah tak
akan memberi taubat kepada mereka, sepertiga pasukan muslimin terbunuh
dan mereka adalah syuhada yang paling afdhal di sisi Allah, sepertiga
pasukan lagi yang tersisa mendapat kemenangan dan mereka tak akan
terkena fitnah (ujian) selamanya. Mereka menguasai Konsthantiniyah
(Konstantinopel, dahulu merupakan ibukota Romawi Timur, red.). Ketika
mereka tengah membagi rampasan perang dan telah menggantungkan pedang
mereka di pohon zaitun, berteriaklah setan: ‘Masihid (Dajjal) telah
mendatangi keluarga kalian.’ Mereka pun keluar, padahal itu adalah
berita batil. Ketika mereka sampai di Syam, keluarlah Dajjal….” (HR.
Muslim no. 2897)
4. Dajjal keluar ketika telah sedikitnya orang Arab
Dari Ummu Syarik radhiyallahu ‘anha, beliau mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
لَيَفِرَّنَّ النَّاسُ مِنَ الدَّجَّالِ فِي
الْجِبَالِ. قَالَتْ أُمُّ شَرِيْكٍ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَأَيْنَ
الْعَرَبُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: هُمْ قَلِيْلٌ
“Sungguh manusia akan melarikan diri dari Dajjal ke gunung-gunung.” Ummu Syarik berkata: “Ya Rasulullah, di mana orang-orang Arab ketika itu?” Beliau menjawab: “Mereka sedikit.” (HR. Muslim no. 2945)
5. Sebelum keluarnya Dajjal, manusia
tertimpa tiga paceklik yang dahsyat sehingga mereka mengalami kelaparan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan langit di tahun pertama untuk
menahan sepertiga hujan, memerintahkan bumi untuk menahan sepertiga
tumbuhannya. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan langit di
tahun kedua untuk menahan dua pertiga hujannya dan memerintahkan tanah
untuk menahan dua pertiga tanamannya. Selanjutnya Allah Subhanahu wa
Ta’ala perintahkan langit di tahun ketiga menahan semua hujannya, tak
ada yang turun satu tetespun dan memerintahkan tanah untuk menahan semua
tumbuh-tumbuhan. (Sebagaimana dalam hadits Abu Umamah radhiyallahu
‘anhu dan Asma` bintu Yazid Al-Anshariyah radhiyallahu ‘anha. Lihat
kitab Qishshatu Masihid Dajjal wa Nuzul ‘Isa wa Qatlihi Iyyahu karya
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu)
Sebab Keluarnya Dajjal
Sebabnya adalah karena satu amarah.
Ummul Mukminin Hafshah bintu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata kepada
Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma: “Tidakkah kau tahu bahwasanya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّمَا يَخْرُجُ مِنْ غَضْبَةٍ يَغْضَبُهَا
“Dia keluar hanyalah karena satu amarah yang ia rasakan.” (HR. Muslim no. 2932)
Tempat keluarnya Dajjal
Diriwayatkan dari An-Nawwas bin Sam’an
radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
menyebutkan perkara Dajjal pada satu hari. Beliau merendahkan dan kadang
mengeraskan suaranya hingga kami menyangka dia ada di pojok kebun
korma. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُنِي عَلَيْكُمْ
إِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا فِيْكُمْ فَأَنَا حَجِيْجُهُ دُوْنَكُمْ وَإِنْ
يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيْكُمْ فَامْرُؤٌ حَجِيْجُ نَفْسِهِ وَاللهُ
خَلِيْفَتِي عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ عَيْنُهُ
طَافِئَةٌ كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ، فَمَنْ
أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ فَلْيَقْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُوْرَةِ الْكَهْفِ،
إِنَّهُ خَارِجٌ خَلَّةً بَيْنَ الشَّامِ وَالْعِرَاقِ فَعَاثَ يَمِيْنًا
وَعَاثَ شِمَالاً، يَا عِبَادَ اللهِ فَاثْبُتُوا
“Selain Dajjal lebih aku takutkan (menimpa) kalian. Karena jika Dajjal keluar dan aku masih ada di antara kalian niscaya aku akan menjadi pelindung kalian. Jika dia keluar ketika aku telah tiada maka setiap muslim akan menjadi pembela dirinya sendiri. Allah yang akan menjaminku membela setiap muslim. Dia adalah seorang pemuda yang sangat keriting, matanya tidak ada cahayanya, aku mengira dia mirip dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan. Barangsiapa di antara kalian mendapatinya bacalah awal surat Al-Kahfi. Dia akan keluar dari jalan antara Syam dan Irak, berjalan ke kiri dan ke kanan. Wahai hamba-hamba Allah, istiqamahlah.” (HR. Muslim no. 2937)
Dajjal adalah Cobaan yang Terbesar
Dajjal merupakan cobaan paling besar yang menimpa manusia di dunia. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada makhluk di muka bumi ini sejak Allah menciptakan Adam sampai hari kiamat yang fitnahnya lebih besar daripada Dajjal.” (HR. Muslim no. 2946)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنْ الدَّجَّالِ
“Tidak ada antara penciptaan Adam dan hari kiamat makhluk yang lebih besar dari Dajjal (dalam satu riwayat: fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal).” (HR. Muslim no. 2946)
Negeri yang Tidak Dimasuki Dajjal
Tidak ada satu negeri pun di bumi ini
kecuali akan didatangi dan dikuasai Dajjal, kecuali Makkah dan Madinah.
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلاَّ سَيَطَؤُهُ
الدَّجَّالُ إِلاَّ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةَ وَلَيْسَ نَقْبٌ مِنْ
أَنْقَابِهَا إِلاَّ عَلَيْهِ الْمَلاَئِكَةُ صَافِّيْنَ تَحْرُسُهَا
فَيَنْزِلُ بِالسِّبْخَةِ فَتَرْجُفُ الْمَدِيْنَةُ ثَلاَثَ رَجَفَاتٍ
يَخْرُجُ إِلَيْهِ مِنْهَا كُلُّ كَافِرٍ وَمُنَافِقٍ
“Tidak ada satu negeri pun kecuali akan
didatangi (dikuasai) Dajjal kecuali Makkah dan Madinah. Tidak ada satu
celah pun di negeri tersebut kecuali ada malaikat yang menjaganya.
Kemudian Dajjal datang ke suatu daerah -di luar Madinah- yang tanahnya
bergaram. Bergoyanglah Madinah tiga kali, Allah keluarkan dengan
sebabnya semua orang kafir dan munafiq dari Madinah.” (HR. Muslim no.
2943)
Di antara negeri yang tidak didatangi
(tidak dikuasai) Dajjal adalah Baitul Maqdis dan bukit Tursina.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Dia akan tinggal
selama 40 hari mendatangi semua tempat kecuali empat masjid: Masjidil
Haram, Masjid Madinah, Bukit Tursina (Palestina), dan Masjidil Aqsha
(Palestina).” (HR. Ahmad dan lainnya. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu
berkata sanadnya shahih. Lihat Qishshatu Al-Masihid Dajjal wa Nuzul
‘Isa)
Lama Tinggalnya Dajjal di Bumi
Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu disebutkan:
قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا
لَبْثُهُ فِي اْلأَرْضِ؟ قَالَ: أَرْبَعُوْنَ يَوْمًا، يَوْمٌ كَسَنَةٍ
وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ وَسَائِرُ أَيَّامِهِ
كَأَيَّامِكُمْ
“…Kami berkata: ‘Ya Rasulullah, berapa
lama Dajjal tinggal di bumi?’ Rasulullah berkata: ‘40 hari. Satu harinya
seperti satu tahun, kemudian seperti sebulan, kemudian seperti sepekan,
kemudian hari-hari lainnya seperti hari kalian sekarang…’.” (HR. Muslim
no. 2937)
Yang membunuh Dajjal
Setelah Dajjal tinggal di bumi 40 hari,
Allah Subhanahu wa Ta’ala pun menurunkan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
يَخْرُجُ الدَّجَّالُ فِي أُمَّتِي
فَيَمْكُثُ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا فَيَبْعَثُ اللهُ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ
كَأَنَّهُ عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُوْدٍ فَيَطْلُبُهُ فَيُهْلِكُهُ
“Dajjal keluar di antara umatku selama
40 hari, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Isa bin Maryam
‘alaihissalam yang mirip dengan ‘Urwah bin Mas’ud. ‘Isa ‘alaihissalam
mencarinya dan membunuhnya….” (HR. Muslim no. 2940)
Dalam riwayat lain:
فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقْتُلُهُ
“Dajjal dikejar oleh Nabi ‘Isa
‘alaihissalam hingga mendapatkannya di Bab Ludd (satu negeri dekat
Baitul Maqdis –Palestina, red.). Beliau pun membunuhnya.” (HR. Muslim
no. 2937)
Dalam hadits lain:
فَإِذَا رَآهُ عَدُوُّ اللهِ ذَابَ كَمَا
يَذُوْبُ الْمِلْحُ فِي الْمَاءِ فَلَوْ تَرَكَهُ لَانْذَابَ حَتَّى
يَهْلِكَ وَلَكِنْ يَقْتُلُهُ اللهُ بِيَدِهِ فَيُرِيْهِمْ دَمَهُ فِي
حَرْبَتِهِ
“Ketika musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala
(yakni Dajjal, -pen.) melihat Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, melelehlah
(tubuhnya) sebagaimana garam meleleh di air. Seandainya dibiarkan
niscaya akan meleleh hingga binasa, akan tetapi Allah membunuhnya
melalui tangan ‘Isa ‘alaihissalam, memperlihatkan darahnya kepada mereka
di tombak Nabi ‘Isa ‘alaihissalam.” (HR. Muslim 2897)
Inilah sekelumit permasalahan Dajjal
yang perlu kita ketahui dan imani. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa
Ta’ala menjaga kita dari fitnah Dajjal dan menambah keimanan kita.
Wa akhiru da’wana anilhamdulillahi Rabbbil ‘alamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar