Jalur Sempit Keluarnya Yakjuj Makjuj Scythia dan Chimmeria
The Darial Gorge (jalur Darial) adalah jurang yag membatasi
antara Rusia dan Georgia. Jurang ini terletak di dasar timur Gunung
Kazbek, yaitu salah satu gunung dari rangkaian Pegunungan Kaukasus, yang
dilalui oleh sungai Terek (terbentuk dari aliran sungai Terek) selebar 8
meter. Antara dua dinding, ada batu setinggi 1.800 meter atau 5.900
kaki. Orang Georgia menyebutnya sebagai Dariel Khoba. Orang Tartar
menyebutnya sebagai Darioly. Tempat itu disebut juga dengan Kreuzberg
Pass.
Celah Darial (jalur bangsa Chimmeria) dan Celah Derbent (jalur bangsa Scythia)
Di dalam Mankind and Mother Earth (Arnold Toynbee) disebutkan bahwa Chimmeria adalah satu suku Eurasia, sedangkan Philips (1972) menyebutkan bahwa gerombolan Chimmeria keluar dari selatan stepa Rusia menembus Pegunungan Kaukasus menuju Asia Barat (Georgia dan Armenia) dengan diikuti oleh gerombolan Scythia. Menurut Herodotus, gerombolan ini melewati jalur pantai timur Laut Hitam, yaitu pantai batas dari laut hingga ujung barat Pegunungan Kaukasus.Jalur ini sulit ditempuh dan hampir tidak dapat dilalui melalui darat. Karena itu mustahil gerombolan itu bisa bermigrasi secara keseluruhan. Pilihan jalur tembus yang lebih masuk akal adalah jalur Darial yang terletak dibagian tengah rangkaian pegunungan Kaukasus.
Herodotus ingin menunjukan bagaimana jalur itu menjadi faktor bangsa Scythia kehilangan jejak musuhnya ketika mengejar bangsa Chimmeria. Suku itu mengatakan bahwa mereka datang dari jalur lain, dekat Laut Kaspia yaitu jalur Derbent yang terletak diujung timur dari rangkaian Pegunungan Kaukasus.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat dipahami bahwa gerombolan Chimmeria menembus Kaukasus melalui celah Darial. Beberapa tahun kemudian gerombolan Scythia mencoba mencari celah tersebut tetapi tidak menemukannya. Mungkin saja karena alasan lain hingga akhrinya bangsa Scythia melewati celah Derbent yang berada jauh diujung timur Pegunungan Kaukasus. Sebenarnya jarak celah sempit Darial lebih pendek untuk menembus Kaukasus dibandingkan celah Derbent. Ada kemungkinan juga bangsa Scythia tidak melewati celah Darial karena alasan resiko besar dampak ketinggian bagi ketahanan tubuh pasukannya. Jalur tembus celah Darial berada pada ketinggian 7815 kaki atau 2382 meter diatas permukaan laut. Dengan ketinggian tersebut pasukan dalam jumlah besar yang melewatinya akan lebih sulit bernafas. Akhirnya gerombolan Scythia memilih jalur pintas yang lebih aman di ujung timur Kaukasus yaitu Jalur Derbent.
Kitab Joel Menceritakan Kisah Serangan Kutukan Belalang
Kitab Joel adalah kitab sastra karya dua orang penulis yang berbeda yang kemudian digabung menjadi satu. Para pakar Perjanjian Lama masih berbeda pendapat dalam menentukan masa kehidupan Joel. Ada yang berpendapat Joel hidup pada masa setelah pembuangan Babylon. Ada pula yang berkata Joel hidup pada masa sebelum pembuangan. Menurut George W. Coast, mungkin Joel hidup pada tahun 400-350 SM walaupun ada juga ahli yang meletakkan masa kehidupan Joel pada masa yang lebih awal yaitu pada abad ke-9 hingga ke-7 SM.
Joel menyebutkan serangan kutukan belalang tersbut dengn ungkapan-ungkapan sebagai berikut :
Di dalam Mankind and Mother Earth (Arnold Toynbee) disebutkan bahwa Chimmeria adalah satu suku Eurasia, sedangkan Philips (1972) menyebutkan bahwa gerombolan Chimmeria keluar dari selatan stepa Rusia menembus Pegunungan Kaukasus menuju Asia Barat (Georgia dan Armenia) dengan diikuti oleh gerombolan Scythia. Menurut Herodotus, gerombolan ini melewati jalur pantai timur Laut Hitam, yaitu pantai batas dari laut hingga ujung barat Pegunungan Kaukasus.Jalur ini sulit ditempuh dan hampir tidak dapat dilalui melalui darat. Karena itu mustahil gerombolan itu bisa bermigrasi secara keseluruhan. Pilihan jalur tembus yang lebih masuk akal adalah jalur Darial yang terletak dibagian tengah rangkaian pegunungan Kaukasus.
Herodotus ingin menunjukan bagaimana jalur itu menjadi faktor bangsa Scythia kehilangan jejak musuhnya ketika mengejar bangsa Chimmeria. Suku itu mengatakan bahwa mereka datang dari jalur lain, dekat Laut Kaspia yaitu jalur Derbent yang terletak diujung timur dari rangkaian Pegunungan Kaukasus.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat dipahami bahwa gerombolan Chimmeria menembus Kaukasus melalui celah Darial. Beberapa tahun kemudian gerombolan Scythia mencoba mencari celah tersebut tetapi tidak menemukannya. Mungkin saja karena alasan lain hingga akhrinya bangsa Scythia melewati celah Derbent yang berada jauh diujung timur Pegunungan Kaukasus. Sebenarnya jarak celah sempit Darial lebih pendek untuk menembus Kaukasus dibandingkan celah Derbent. Ada kemungkinan juga bangsa Scythia tidak melewati celah Darial karena alasan resiko besar dampak ketinggian bagi ketahanan tubuh pasukannya. Jalur tembus celah Darial berada pada ketinggian 7815 kaki atau 2382 meter diatas permukaan laut. Dengan ketinggian tersebut pasukan dalam jumlah besar yang melewatinya akan lebih sulit bernafas. Akhirnya gerombolan Scythia memilih jalur pintas yang lebih aman di ujung timur Kaukasus yaitu Jalur Derbent.
Kitab Joel Menceritakan Kisah Serangan Kutukan Belalang
Kitab Joel adalah kitab sastra karya dua orang penulis yang berbeda yang kemudian digabung menjadi satu. Para pakar Perjanjian Lama masih berbeda pendapat dalam menentukan masa kehidupan Joel. Ada yang berpendapat Joel hidup pada masa setelah pembuangan Babylon. Ada pula yang berkata Joel hidup pada masa sebelum pembuangan. Menurut George W. Coast, mungkin Joel hidup pada tahun 400-350 SM walaupun ada juga ahli yang meletakkan masa kehidupan Joel pada masa yang lebih awal yaitu pada abad ke-9 hingga ke-7 SM.
Joel menyebutkan serangan kutukan belalang tersbut dengn ungkapan-ungkapan sebagai berikut :
- "Suatu bangsa yang kuat dan tidak terbilang banyaknya" (Joel 1:6)
- "Sebagai pemusnahan dari Yang Maha Kuasa" (Joel 1:15)
- "Nyala Api" (Joel 1:19)
- "Suatu bangsa yang banyak dan kuat, yang serupa itu tidak pernah ada sejak purbakala" (Joel 2:2)
- "Rupanya seperti kuda dan seperti kuda lumba mereka berlari" (Joel 2:4)
- "Seperti suatu bangsa yang kuat, teratur barisannya untuk berperang" (Joel 2:5)
- "Hari Tuhan" (Joel 2:20)
- "Yang datang dari utara" (Joel 2:20)
Terkait dengan serangan belalang tersebut, beberapa tafsir
Al-Kitab mencoba melukiskannya. Nabi Muhammad yang hidup pada abad ke-6 M
yaitu sekitar 1400 tahun setelah Joel juga menegaskan sifat-sifat
mereka (Yakjuj dan Makjuj) seperti belalang. Sebagaimana disebutkan oleh
Ibnu Majah dari Abu Said Al Khudri, Rasulullah berkata:
"Tidak akan terjadi kiamat sebelum kalian memerangi suatu kaum yang bermata sipit dan berwajah lebar. Mata mereka seperti belalang, dan wajah mereka seperti topi baja yang berbulu. Mereka memakai sandal dari bulu, membuat perisai dari kulit, dan senang menambatkan kuda pada pohon kurma."
Hadis tersebut dikatakan Rasululah pada abad ke-6/7 M. Ramalan tersebut baru terbukti pada abad ke 12-13 M yaitu ketika pasukan berkuda bangsa Tartar dan Mongol menyerbu Kekhalifahan Islam Khawarizmi di Khurasan serta Abbasiah di Baghdad. Ketika orang Tartar dan Mongol tersebut berhasil menaklukkan negara-negara Islam mereka sering menambatkan kuda-kuda mereka di pohon kurma. Bahkan, mesjid pun dijadikan kandang kuda oleh mereka. Mereka inilah bangsa berkuda dari padang rumput Eurasia.
Ramalan Joel (kira-kira 800 SM), seorang keturnan Israel dengan keluarnya Yakjuj dan Makjuj Scythia terbukti sekitar 100-200 tahun kemudian yaitu tahun 700-600 SM.
Ramalan Nabi Muhammad S.A.W. (620-633 M) terbukti ketika 600 tahun kemudian yaitu pada tahun 1258 ketika pasukan berkuda Genghis Khan menyerang pemerintahan Khalfah Islam. Pasukan berkuda Mongol Tartar (sebagian ras Scythia) datang laksana serbuan belalang yang menyerang ladang pertanian. Peradaban Islam di Asia Tengah (Bukhara, Tirmidzi, Samarkhan) langsung menjadi puing-puing. Baghdad yang terkenal dengan sebutan "Kota 1001 Malam" pun disapu habis. Kitab-kitab penting dibakar dan dibuang ke sungai Tigris hingga air sungai berwana hitam.
Dalam tradisi takwil mimpi yang dikembangkan oleh Ibnu Sirin, disebutkan tentang mimpi belalang berarti melambangkan kesengsaraan, cobaan, musibah, atau hukuman. Belalang juga melambangkan hujan yang menyebabkan kehancuran, atau pendudukan pasukan tentara yang ganas.
Bahkan Ibnu Abbas, salah satu sepupu nabi Muhammad ketika beliau melihat anak-anak yang sedang bermain saling menerkam satu sama lain maka Ibnu Abbas berkata, " Demikianlah Yakjuj dan Makjuj muncul." Artinya, ketika bangsa Yakjuj dan akjuj keluar mereka saling berlomba menuju satu tujuan. Begitu teraturnya barisan serangan mereka sehingga dalam tradisi kitab milik Yahudi, para penyerang ini dianalogikan sebagai gerombolan belalang pengembara.
Peristiwa tragis di dunia Islam pada abad ke 13 M atau tahun 1258 M ini yang pernah diramalkan oleh Rasulullah ketika beliau bermimpi melihat dinding Yakjuj dan Makjuj sudah terbuka. Mimpi nabi akan akhir zaman ini menjadi kenyataan antara enam hingga tujuh abad kemudian yaitu keluarnya bangsa Tartar Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan. Setelah itu kekuasaan bangsa ini diteruskan oleh cucunya yang bernama Hulaghu Khan pada abad ke-7 Hijriah.
Dalam inskripsi hadis yang lain, Nabi Muhammad juga menggambarkan
mengenai ciri-ciri fisik Yakjuj dan Makjuj. Mereka adalah bangsa yang
lebar dahinya, bermata sipit, rambuntnya merah menyala, berasal dari
dataran tinggi, dan wajahnya rata seperti dipukuli. Rasulullah pernah
berkhotbah ketika jari beliau dibalut karena disengat kalajengking,
beliau berkata :
"Kamu mengatakan tidak ada permusuhan, padahal sesungguhnya kamu senantiasa memerangi musuh hingga datanglah Yakjuj dan Makjuj, yang lebar dahinya, sipit matanya, menyala (merah) rambutnya, mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi , wajahnya seperti dipalu."
"Kamu mengatakan tidak ada permusuhan, padahal sesungguhnya kamu senantiasa memerangi musuh hingga datanglah Yakjuj dan Makjuj, yang lebar dahinya, sipit matanya, menyala (merah) rambutnya, mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi , wajahnya seperti dipalu."
Wilayah kekuasaan Genghis Khan dan penerusnya, hampir meliputi 1/3 Dunia.
Berdasarkan ciri-ciri fisik yang digambarkan oleh Rasulullah dapat diduga bangsa itu adalah ras-ras dari Asia Utara. Ras-ras itu adalah bangsa Scythia, Hun, Xiongnu (Hsiongnu), Tartar, dan Mongol. Mereka bermukim di dataran tinggi padang rumput Eurasia, yang membentang dari Eropa Timur hingga Mongolia.
Inskripsi Islam juga mencatat pada akhir zaman kelak, bangsa Yakjuj dan Makjuj akan keluar lagi. Mereka merajalela ke seluruh dunia. Dan, hal ini tercatat sebagai tanda-tanda besar sudah dekatnya kiamat. Keluarnya Yakjuj dan Makjuj pada akhir zaman kelak terjadi setelah turunnya Nabi Isa Al-Masih, yaitu setelah Isa berhasil membunuh Dajjal, si pendusta besar.
Bersambung.
Berdasarkan ciri-ciri fisik yang digambarkan oleh Rasulullah dapat diduga bangsa itu adalah ras-ras dari Asia Utara. Ras-ras itu adalah bangsa Scythia, Hun, Xiongnu (Hsiongnu), Tartar, dan Mongol. Mereka bermukim di dataran tinggi padang rumput Eurasia, yang membentang dari Eropa Timur hingga Mongolia.
Inskripsi Islam juga mencatat pada akhir zaman kelak, bangsa Yakjuj dan Makjuj akan keluar lagi. Mereka merajalela ke seluruh dunia. Dan, hal ini tercatat sebagai tanda-tanda besar sudah dekatnya kiamat. Keluarnya Yakjuj dan Makjuj pada akhir zaman kelak terjadi setelah turunnya Nabi Isa Al-Masih, yaitu setelah Isa berhasil membunuh Dajjal, si pendusta besar.
Bersambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar