Alkitab banyak sekali menceritakan Danau Galilea berkaitan dengan
pelayanan Yesus bersama murid-murid-Nya, khususnya di beberapa kota
seperti Galilea,
Kapernaum, Betsaida, Tabgha, Genesaret, dan lain-lain. Dengan luas
kira-kira 252 km2, danau itu menampung aliran air dari Sungai Yordan
yang berhulu di Gunung Hermon. Karena sumber airnya dari Sungai Yordan
itulah maka danau yang terletak 211 m di bawah permukaan laut itu airnya
tetap tawar, tidak seperti Laut Mati yang sangat asin. Danau Galilea
hingga kini menjadi sumber air utama bagi penduduk Israel dan
pertaniannya.
Dalam Alkitab disebutkan tiga nama lain dari Danau Galilea, yaitu Danau Tiberias, Danau Genesaret dan Danau Kinneret. Nama-nama yang berbeda dalam Alkitab itu bisa saja membingungkan orang awam ketika membaca Alkitab atau mendengar kisah dalam Alkitab, lalu membayangkan Yesus bersama murid-Nya berada di empat danau yang berbeda. Mungkin tak semua orang tahu bahwa keempat nama danau itu sebenarnya membicarakan danau yang sama.
Penamaan yang berbeda itu tentu saja ada ceritanya. Nama Danau Tiberias digunakan oleh masyarakat setempat sejak tahun 18 M, khususnya setelah di tepi barat Danau Galilea didirikan Kota Tiberias oleh Raja Herodes Antipas. Kota Tiberias adalah pelabuhan utama di Danau Galilea. Gedung-gedung yang indah dibangun sebagai ibukota Herodes, tetapi karena sebagian dibangun di atas tanah kuburan maka orang-orang Yahudi menganggapnya najis dan tidak mau mengunjungi kota itu. Dalam Alkitab Yesus pun tidak pernah diceritakan mengunjungi kota itu. Nama Tiberias hanya disebut tiga kali dalam Alkitab yaitu dalam Injil Yohanes.
Namun setelah runtuhnya Kota Yerusalem, Tiberias justru menjadi pusat pengajaran orang Yahudi. Benarkah kota itu pernah ada? Sisa bangunan Kota Tiberias kini masih dapat dilihat tak jauh dari pelabuhan Danau Galilea. Bangunan yang tersisa menyatu dalam taman-taman kota yang diatur dengan rapi. Tiberias adalah satu-satunya kota di tepi Danau Galilea yang masih ada hingga sekarang, kota lainnya sudah tak jelas sisanya.
Nama berikutnya ialah Danau Genesaret. Tidak terlalu sulit menelusuri asal nama itu karena di barat Kota Tiberias terdapat sebuah desa bernama Genesaret. Desa tersebut juga berada di tepi Danau Galilea, banyak nelayan Genesaret yang mendapatkan nafkahnya dari Danau Galilea.
Nama Kinneret hanya muncul dalam Kitab Perjanjian Lama yaitu di kitab Bilangan 34 dan Kinerot di kitab Yosua 12. Kinneret dalam bahasa Ibrani berarti alat musik ‘kecapi’. Mengenai asal kata kecapi ini ada dua versi cerita. Pertama, kata ‘kinneret’ dikaitkan dengan sejarah daerah Galilea yang pada masa lalu pernah sangat terkenal memiliki pemain-pemain kecapi yang hebat dan terkenal hingga ke kota-kota lainnya. Mereka sering diundang ke daerah lain untuk memainkan kecapinya. Karena begitu terkenalnya permainan kecapi itu maka orang kemudian menyebut danau yang terletak di Galilea itu dengan nama Danau Kinneret.
Versi kedua kata ‘kinneret’ berasal dari bentuk danaunya yang terlihat dari atas seperti bentuk alat musik kecapi. Memang jika dilihat dari udara, danau itu berbentuk seperti kecapi. Bentuk kecapi itulah yang membuat orang menyebutnya kinneret. Mana cerita yang benar tak perlu diperdebatkan, yang jelas kedua cerita tersebut berhubungan dengan alat musik kecapi.
Selain terkenal dalam bidang perikanan, Galilea terkenal maju dalam bidang pertaniannya. Petani umumnya para petani menguasai teknologi pertanian dan secara operasional mereka dipantau oleh sebuah organisasi semacam koperasi yang mengkoordinasi sistem pertanian hingga penjualan hasilnya. Organisasi itu berperan besar dalam pengembangan pertanian mereka. Hasil pertanian terbesar dari daerah itu ialah minyak zaitun murni (virgin olive oil). Minyak zaitun murni ialah minyak yang tidak mengandung kolesterol karena dihasilkan dari perasan minyak pertama yang keluar dari buah zaitun. Dapat kita bayangkan betapa luasnya perkebunan zaitun mereka, karena sebuah zaitun matang hanya mengandung 15% minyak dan sisanya 80% air, 5% protein, karbohidrat dan serat. Pohon zaitun baru bisa menghasilkan buah setelah berusia 4-5 tahun. Selain diambil buahnya, kayu zaitun menjadi bahan mentah untuk membuat berbagai barang kerajinan yang bernilai seni. Kerajinan kayu zaitun adalah salah satu souvenir khas Israel yang bisa diperoleh hampir di semua toko souvenir.
Kondisi Danau Galilea sekarang ini setiap hari sangat ramai dikunjungi turis. Sebuah rumah makan besar yang menghadap ke danau bisa menampung ratusan pengunjung. Rumah makannya biasa saja, tapi hebatnya bisa membuat turis bersemangat datang ke danau. Apa kehebatannya? Mereka menawarkan menu makan siang ‘ikan Petrus’. Nah, siapa yang tak tertarik makan ikan Petrus?
Semua orang sudah menunggu hidangan ikan Petrus goreng tepat di saat perut sudah bernyanyi. Semua pelayan rumah makan itu bekerja dengan sigap mirip suasana di rumah makan Padang. Tak perlu menunggu lama makanan pun segera tiba. Seperti apa sih ikannya? Ternyata ikan yang membuat penasaran itu sebenarnya hanyalah ikan mujair biasa yang digoreng agak kering. Ikan itu menjadi populer karena masuk dalam kisah mujizat yang dialami Petrus bersama Yesus di danau itu. Tiap pemesan bisa menikmati seekor ikan mujair goreng yang besar dan gurih, sambil memanjakan mata melihat keindahan pemandang-an Danau Galilea. Memang sensasinya lain.
Sambil bersantap siang kita bisa menikmati sebuah atraksi unik. Dengan melemparkan sedikit sisa makanan ke danau maka akan bermunculan ikan-ikan lele super besar berlompatan dan berebutan makanan. Jangan membayangkan ikan lele di sana sebesar ikan lele di Indonesia, karena pasti tidak cocok. Ikan lele adalah ikan yang haram bagi orang Yahudi karena tak bersisik, karena itu bisa tumbuh besar hingga seberat 10 kg. Wah, andai saja ikan sebesar itu ada di Indonesia bisa-bisa dianggap ikan keramat.
Di sisi kanan rumah makan bersebelahan dengan taman kota terdapat sebuah dermaga kayu yang cukup besar. Beberapa perahu motor kecil bersandar di tepi dermaga bersama kapal-kapal besar yang masing-masing bisa memuat 50-an penumpang. Kapal-kapal besar itu disewakan untuk turis. Dilengkapi dengan sound system untuk beribadah sambil berlayar mengitari danau. Perahu-perahu nelayan umumnya tidak melaut dari dermaga Kota Tiberias, tetapi dari desa lain seperti Kapernaum, Tabgha dan Genesaret.
Danau Galilea yang terletak di lembah Yordan dan dikelilingi bukit-bukit kecil membuat angin danau sepanjang hari bertiup kuat, makin membesar di sore dan malam hari. Tempat itu memiliki kemungkinan terjadinya angin besar setiap saat. Kalau bisa bertahan hingga melewati senja di atas danau, akan tampak keindahan Galilea di waktu malam dengan gemerlap lampu-lampu di perbukitannya. Setelah meninggalkan danau ada pasar malam yang bisa dikunjungi dengan aneka barang yang dijajakan seperti pakaian, perhiasan, mainan, asesoris, dan makanan. Tenda-tenda pedagang di pasar malam itu berderet hingga ke tepian danau. Bagi yang tak hobi berbelanja bisa beristirahat di taman kota sambil mendengar debur air danau yang syahdu.(ryw)
Dalam Alkitab disebutkan tiga nama lain dari Danau Galilea, yaitu Danau Tiberias, Danau Genesaret dan Danau Kinneret. Nama-nama yang berbeda dalam Alkitab itu bisa saja membingungkan orang awam ketika membaca Alkitab atau mendengar kisah dalam Alkitab, lalu membayangkan Yesus bersama murid-Nya berada di empat danau yang berbeda. Mungkin tak semua orang tahu bahwa keempat nama danau itu sebenarnya membicarakan danau yang sama.
Penamaan yang berbeda itu tentu saja ada ceritanya. Nama Danau Tiberias digunakan oleh masyarakat setempat sejak tahun 18 M, khususnya setelah di tepi barat Danau Galilea didirikan Kota Tiberias oleh Raja Herodes Antipas. Kota Tiberias adalah pelabuhan utama di Danau Galilea. Gedung-gedung yang indah dibangun sebagai ibukota Herodes, tetapi karena sebagian dibangun di atas tanah kuburan maka orang-orang Yahudi menganggapnya najis dan tidak mau mengunjungi kota itu. Dalam Alkitab Yesus pun tidak pernah diceritakan mengunjungi kota itu. Nama Tiberias hanya disebut tiga kali dalam Alkitab yaitu dalam Injil Yohanes.
Namun setelah runtuhnya Kota Yerusalem, Tiberias justru menjadi pusat pengajaran orang Yahudi. Benarkah kota itu pernah ada? Sisa bangunan Kota Tiberias kini masih dapat dilihat tak jauh dari pelabuhan Danau Galilea. Bangunan yang tersisa menyatu dalam taman-taman kota yang diatur dengan rapi. Tiberias adalah satu-satunya kota di tepi Danau Galilea yang masih ada hingga sekarang, kota lainnya sudah tak jelas sisanya.
Nama berikutnya ialah Danau Genesaret. Tidak terlalu sulit menelusuri asal nama itu karena di barat Kota Tiberias terdapat sebuah desa bernama Genesaret. Desa tersebut juga berada di tepi Danau Galilea, banyak nelayan Genesaret yang mendapatkan nafkahnya dari Danau Galilea.
Nama Kinneret hanya muncul dalam Kitab Perjanjian Lama yaitu di kitab Bilangan 34 dan Kinerot di kitab Yosua 12. Kinneret dalam bahasa Ibrani berarti alat musik ‘kecapi’. Mengenai asal kata kecapi ini ada dua versi cerita. Pertama, kata ‘kinneret’ dikaitkan dengan sejarah daerah Galilea yang pada masa lalu pernah sangat terkenal memiliki pemain-pemain kecapi yang hebat dan terkenal hingga ke kota-kota lainnya. Mereka sering diundang ke daerah lain untuk memainkan kecapinya. Karena begitu terkenalnya permainan kecapi itu maka orang kemudian menyebut danau yang terletak di Galilea itu dengan nama Danau Kinneret.
Versi kedua kata ‘kinneret’ berasal dari bentuk danaunya yang terlihat dari atas seperti bentuk alat musik kecapi. Memang jika dilihat dari udara, danau itu berbentuk seperti kecapi. Bentuk kecapi itulah yang membuat orang menyebutnya kinneret. Mana cerita yang benar tak perlu diperdebatkan, yang jelas kedua cerita tersebut berhubungan dengan alat musik kecapi.
Selain terkenal dalam bidang perikanan, Galilea terkenal maju dalam bidang pertaniannya. Petani umumnya para petani menguasai teknologi pertanian dan secara operasional mereka dipantau oleh sebuah organisasi semacam koperasi yang mengkoordinasi sistem pertanian hingga penjualan hasilnya. Organisasi itu berperan besar dalam pengembangan pertanian mereka. Hasil pertanian terbesar dari daerah itu ialah minyak zaitun murni (virgin olive oil). Minyak zaitun murni ialah minyak yang tidak mengandung kolesterol karena dihasilkan dari perasan minyak pertama yang keluar dari buah zaitun. Dapat kita bayangkan betapa luasnya perkebunan zaitun mereka, karena sebuah zaitun matang hanya mengandung 15% minyak dan sisanya 80% air, 5% protein, karbohidrat dan serat. Pohon zaitun baru bisa menghasilkan buah setelah berusia 4-5 tahun. Selain diambil buahnya, kayu zaitun menjadi bahan mentah untuk membuat berbagai barang kerajinan yang bernilai seni. Kerajinan kayu zaitun adalah salah satu souvenir khas Israel yang bisa diperoleh hampir di semua toko souvenir.
Kondisi Danau Galilea sekarang ini setiap hari sangat ramai dikunjungi turis. Sebuah rumah makan besar yang menghadap ke danau bisa menampung ratusan pengunjung. Rumah makannya biasa saja, tapi hebatnya bisa membuat turis bersemangat datang ke danau. Apa kehebatannya? Mereka menawarkan menu makan siang ‘ikan Petrus’. Nah, siapa yang tak tertarik makan ikan Petrus?
Semua orang sudah menunggu hidangan ikan Petrus goreng tepat di saat perut sudah bernyanyi. Semua pelayan rumah makan itu bekerja dengan sigap mirip suasana di rumah makan Padang. Tak perlu menunggu lama makanan pun segera tiba. Seperti apa sih ikannya? Ternyata ikan yang membuat penasaran itu sebenarnya hanyalah ikan mujair biasa yang digoreng agak kering. Ikan itu menjadi populer karena masuk dalam kisah mujizat yang dialami Petrus bersama Yesus di danau itu. Tiap pemesan bisa menikmati seekor ikan mujair goreng yang besar dan gurih, sambil memanjakan mata melihat keindahan pemandang-an Danau Galilea. Memang sensasinya lain.
Sambil bersantap siang kita bisa menikmati sebuah atraksi unik. Dengan melemparkan sedikit sisa makanan ke danau maka akan bermunculan ikan-ikan lele super besar berlompatan dan berebutan makanan. Jangan membayangkan ikan lele di sana sebesar ikan lele di Indonesia, karena pasti tidak cocok. Ikan lele adalah ikan yang haram bagi orang Yahudi karena tak bersisik, karena itu bisa tumbuh besar hingga seberat 10 kg. Wah, andai saja ikan sebesar itu ada di Indonesia bisa-bisa dianggap ikan keramat.
Di sisi kanan rumah makan bersebelahan dengan taman kota terdapat sebuah dermaga kayu yang cukup besar. Beberapa perahu motor kecil bersandar di tepi dermaga bersama kapal-kapal besar yang masing-masing bisa memuat 50-an penumpang. Kapal-kapal besar itu disewakan untuk turis. Dilengkapi dengan sound system untuk beribadah sambil berlayar mengitari danau. Perahu-perahu nelayan umumnya tidak melaut dari dermaga Kota Tiberias, tetapi dari desa lain seperti Kapernaum, Tabgha dan Genesaret.
Danau Galilea yang terletak di lembah Yordan dan dikelilingi bukit-bukit kecil membuat angin danau sepanjang hari bertiup kuat, makin membesar di sore dan malam hari. Tempat itu memiliki kemungkinan terjadinya angin besar setiap saat. Kalau bisa bertahan hingga melewati senja di atas danau, akan tampak keindahan Galilea di waktu malam dengan gemerlap lampu-lampu di perbukitannya. Setelah meninggalkan danau ada pasar malam yang bisa dikunjungi dengan aneka barang yang dijajakan seperti pakaian, perhiasan, mainan, asesoris, dan makanan. Tenda-tenda pedagang di pasar malam itu berderet hingga ke tepian danau. Bagi yang tak hobi berbelanja bisa beristirahat di taman kota sambil mendengar debur air danau yang syahdu.(ryw)
makasih atas artikelnya...sangat membantu saya dalam memberikan materi bagi para pengasuh sekolah minggu
BalasHapusSy heran bagian atas tulisan bicara ttg islam. . Isi tulisan ttg al kitab.. yg didalamnya tertulis nama danau...
BalasHapusAl kitab tdk nenyebut sedikutpun bhw danau itu akan kering. Tdk ada sama sekali.. hanya nabi muhammad yg pernah mberitakan bhw kelak danau itu akn kering begitu pula sungai eufrat.. selain dr islam tdk ada satupun keterangan dr alkitab yg nenunjuk scara lansung nama danau tiberieas akn kering. Sbg tanda datangnya dajjal.
Sy heran bagian atas tulisan bicara ttg islam. . Isi tulisan ttg al kitab.. yg didalamnya tertulis nama danau...
BalasHapusAl kitab tdk nenyebut sedikutpun bhw danau itu akan kering. Tdk ada sama sekali.. hanya nabi muhammad yg pernah mberitakan bhw kelak danau itu akn kering begitu pula sungai eufrat.. selain dr islam tdk ada satupun keterangan dr alkitab yg nenunjuk scara lansung nama danau tiberieas akn kering. Sbg tanda datangnya dajjal.
Apa yg dikatakan dalam alquran tidak trbukti.
BalasHapusBingung aku
BalasHapusImani aja ajaran masing² tanpa mempersoalkan mn yg bnr mn yg slh,toh juga nanti akan terbukti mn yg ngarang mn yg benar² benar
BalasHapus