Hadis
berikut ini menyebutkan bahwa selama masa masa terakhir dunia, urusan
masyarakat muslim akan jatuh ke tangan orang orang yang benar benar
bodoh dan tidak mempunyai pemahaman tentang agama Islam.
Abdullah ibn Amr ibn al Ash meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda :
صحيح البخاري ٩٨: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي
أُوَيْسٍ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
قَالَ الْفِرَبْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبَّاسٌ قَالَ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ هِشَامٍ نَحْوَهُ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
قَالَ الْفِرَبْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبَّاسٌ قَالَ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ هِشَامٍ نَحْوَهُ
Shahih Bukhari : Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Abu Uwais
berkata, telah menceritakan kepadaku Malik dari Hisyam bin ‘Urwah dari
bapaknya dari Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash berkata; aku mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah
tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi
Allah mencabut ilmu dengan cara
mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka
manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika
mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan
menyesatkan”. Berkata Al Firabri Telah menceritakan kepada kami ‘Abbas
berkata, Telah menceritakan kepada kami Qutaibah Telah menceritakan
kepada kami Jarir dari Hisyam seperti ini juga.
Ramalan tersebut telah terbukti, karena orang orang Islam dewasa ini telah mengangkat pemimpin yang hanya tahu kulit luar
Islam, tetapi tidak mengerti praktek dan inti Islam. Misalnya ,
seringkali seorang pengusaha, dokter, atau insinyur diangkat menjadi
imam masjid. Para profesional itu tidak mempunyai latar belakang
pendidikan Islam, mereka tidak mempelajari quran dan hadis secara
mendalam. Mereka memang diperbolehkan bertindak sebagai Imam sholat di
Masjid bila memang tidak ada
orang yang memiliki kriteria yang mumpuni, namun bila mereka mengakui
dirinya ataupun diakui masyarakatnya sebagai Ustadz, Ulama ataupun
penceramah, yang dapat memberikan fatwa atas masalah tertentu , maka
berarti mereka telah melampaui batas kewenangannya, dan dapat membawa
potensi kerusakan serius pada masyarakat muslim.
Pemimpin masyarakat muslim semacam itu akan mengubah Masjid menjadi arena untuk memperebutkan dominasi sosial, bukan sebagai tempat untuk meningkatkah kehidupan keagamaan dan spiritual.
Imam As Syafi’i berkata, “ seseorang tidak diperkenankan memberi
fatwa kecuali dia mengetahui Al Qur’an secara lengkap, termasuk ayat
ayat yang telah dihapus, dan ayat ayat yang menghapusnya, dan ayat yang
mirip satu sama lain, dan apakah surah itu diturunkan di Mekah atau di Madinah.
Dia harus mengetahui seluruh koleksi hadits Nabi, baik yang asli maupun
yang palsu. Dia harus memahami bahasa Arab pada masa Nabi beserta tata
bahasa dan keistimewaannya, serta mengetahui puisi puisi arab. Disamping
itu dia harus mengetahui kebudayaan berbagai masyarakat yang tinggal di
berbagai tempat. Jika seseorang memiliki seluruh pengetahuan itu dalam
dirinya, maka ia boleh berpendapat bahwa ini halal ini haram. Jika
tidak, maka ia tidak punya hak untuk mengeluarkan fatwa.
Contohlah juga Umar bin Khattab, bila ia ingin memberikan keputusan atas
suatu masalah maka ia kumpulkan dahulu seluruh sahabat yang terlibat
dalam perang Badar (sekitar 313 sahabat) untuk menemukan jawabannya.
Sayangnya , orang orang zaman sekarang terlalu
cepat mengeluarkan aturan yang didasarkan atas analisis mereka sendiri.
dan juga para pemimpin Islam dewasa ini, alih alih menggunakan masjid
untuk meningkatkan kebaikan dan keselamatan jiwa manusia di akherat
kelak, mereka justru membicarakan persoalan dunia dan kenikmatannya.
Lebih parah lagi di zaman internet ini, dan ini
kejadian nyata ! Ada seorang anak laki laki yang hanya berusia 18 tahun
bertindak sebagai ulama besar yang dapat mengeluarkan fatwa, dan ia
menuliskan dalam blognya , dan dengan mudahnya ia katakan “anda salah,
anda termasuk orang kafir!” lalu banyak orang orang mengajukan
pertanyaan besar kepadanya , dan sambil banyak orang pula yang merespon
dan mengetik jawabannya sambil mengemukakan pendapat pribadi mereka
yang tidak didasari oleh keilmuan. Bahkan banyak pula orang orang yang
membacanya dan kemudian mengkopi apa yang ditulis oleh anak anak muda
itu, untuk dijadikan landasan hukumnya. Jadilah seperti yang dikatakan
nabi ,” Mereka sesat dan menyesatkan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar