Satu hal yang cukup menarik untuk dikaji, bahwa di tengah panasnya diskusi antara
kelompok yang hanya mau menerima hakikat Dajjal sebagai sosok / person
tertentu dan kelompok yang hanya mengakui Dajjal sebagai simbol
kerusakan dan bukan person, ternyata ada pendapat lain yang nampaknya
cukup akomodatif. Syaikh Nashir Abdurrahman As Sa’di, salah seorang
ulama timur tengah yang bermanhaj salaf sekaligus guru dari banyak para
masyayikh di Saudi mengeluarkan statemen yang menurut kami sangat
brilian. Beliau menjelaskan —berdasarkan nash-nash yang ada— bahwa
Dajjal akan muncul dengan membawa dua fitnah besar; fitnah yang berupa
sebuah paham dan sistem dan fitnah Dajjal dalam bentuk sosoknya yang
benar-benar akan muncul di akhir zaman dengan membawa fitnah bagi
seluruh manusia. Adapun Dajjal sebagai sebuah sistem (simbol) berpulang
pada tiga fitnah besar; materialisme, atheisme dan zionisme. Ketiganya
merupakan fitnah yang hampir seluruh umat manusia terkena fitnah ini.
Sedangkan Dajjal sebagai sebuah person merupakan fitnah yang selama ini
kita kenal sebagai fitnah Dajjal yang sesungguhnya; di mana pada akhir
zaman nanti sosok manusia jahat ini akan keluar untuk meneror kaum
muslimin dan mengklaim ketuhanan dirinya.
Dengan kata lain, antara Dajjal dan fitnah Dajjal adalah dua hal yang
berbeda, sebab dalil-dalil yang ada menunjukkan demikian. Dajjal yang
dimaksud oleh Rasulullah saw dalam banyak riwayat dipastikan menunjukkan
kepada person tertentu. Sedang fitnah Dajjal adalah satu kondisi atau
keadaan tertentu atau beragam bentuk fitnah yang menyelisihi kebenaran.
Bahkan bisa disimpulkan bahwa semua yang menyelisihi kebenaran adalah
bagian dari fitnah Dajjal.
Dengan memahami hakikat fitnah atheisme, materialisme dan zionisme sebagai bagian penting dari fitnah Dajjal, kita bisa mengetahui seberapa besar dan dampak yang ditimbulkan darinya berupa kerusakan dunia.
Fitnah atheisme, materialisme dan zionisme merupakan tiga fitnah terbesar dimana Fitnah Dajjal di bangun di atas pondasinya. Ketiganya merupakan perangkap awal untuk menggiring manusia agar bisa menerima ideologi Dajjal.
Fitnah atheisme mengajarkan akan kenihilan tuhan dan zat yang
menciptakan, sehingga manusia tidak meyakini adanya Allah sebagai
pencipta dan pengatur alam semesta. Fitnah materialisme mengajarkan
bahwa semua yang ada di dunia karena keberadaan materi. Sesuatu yang
tidak nampak (ghaib) adalah kosong, dan nilai maupun norma sesuatu hanya
bisa diukur dengan materi atau wujud yang nampak. Paham materialisme
juga akan menggiring manusia untuk meyakini tidak adanya hari akhir,
alam barzah, surga dan neraka. Pada gilirannya manusia hanya akan
menerima konsep surga dan neraka sesuai dengan apa yang kelak akan
dibawa oleh Dajjal, yaitu sungai dan air
yang berada di tangan Dajjal. Saat Dajjal menawarkan air dan api di
hadapan manusia, mereka akan meyakini bahwa itulah hakikat neraka dan
surga yang sesungguhnya. Sedangkan fitnah zionisme akan mengambil peran
untuk menggiring seluruh manusia akan kebenaran ajaran Dajjal, meyakini
bahwa Dajjal adalah tuhan dan pemimpin mereka di akhir zaman. Fitnah
zionisme juga mengajarkan agar manusia membenarkan apapun yang dilakukan
oleh orang-orang Yahudi zionis dan memberikan dukungan kepada mereka.
Pada akhirnya, fitnah inilah yang menjadi puncak terdahsyat di muka bumi
sebelum kemunculan Dajjal yang sesungguhnya. Ajaran zionis yang
dibungkus dalam baju theologi global dan theosofi akan menggiring opini
dunia tentang satu-satunya Tuhan dari semua agama; itulah Dajjal yang
akan muncul di akhir zaman.
Hal lain yang dapat kami simpulkan adalah, bahwa Dajjal benar-benar
sosok manusia keturunan Adam yang muncul dengan membawa fitnah. Semua
tanda dan ciri yang disebutkan oleh Rasulullah saw tentang Dajjal
benar-benar bermakna hakiki, bukan kiasan. Akan tetapi bentuk dan wujud
fitnah yang dibawa oleh Dajjal ada juga yang bersifat maknawi. Apa yang
banyak disebutkan oleh Rasulullah saw tentang berbagai kelebihan yang
ditunjukkan Dajjal telah menjadi inspirasi bagi para penganut ideologi
Dajjal untuk merealisasikan simbol-simbol tersebut. Dalam hal ini,
bangsa barat yang diwakili oleh Amerika, Eropa, Inggris dan Israel
merupakan sekumpulan bangsa yang berusaha untuk mewujudkan semua impian
Dajjal dalam wujud yang bersifat materi. Kemampuan mereka membuat
pesawat terbang, kapal laut, teknologi hujan buatan, kemampuan suplai
bahan pangan, teknologi transportasi, informasi, telekomunikasi dan
beragam teknologi modern lainnya, merupakan bagian dari propaganda
pengikut Dajjal. Semua bentuk teknologi itu pada hakikatnya merupakan
bagian dari fitnah atheisme, materialisme dan zionisme. Para pengikut
Dajjal mencoba untuk mengilmiahkan semua doktrin dan ajaran Dajjal agar
bisa diterima oleh seluruh lapisan. Dengan demikian, setiap manusia akan
dengan mudah membenarkan semua fitnah yang kelak akan ditampakkan oleh
Dajjal di akhir zaman. Dengan kata lain, Dajjal terus melakukan
penetrasi dan sosialisasi atas ideologi yang dibawanya agar bisa
diterima semua manusia.
Demikianlah hakikat dari fitnah Dajjal sebagaimana yang dijelaskan
oleh Syaikh Nashir As-Sa’di. Dajjal tidak sesederhana kisah Ibnu
Shayyad. Ibnu Shayyad sendiri hanya bagian kecil dari fitnah Dajjal.
Pilar fitnah Dajjal berupa materialisme, atheisme dan zionisme inilah
yang akan melahirkan anak-anak fitnah baru yang hari ini mencengkeram
seluruh dunia. Dan semua ideologi destruktif maupun produk-produk
material (teknologi transportasi, informasi dan telekomunikasi) yang
telah merusak dunia Islam; itulah buah dari fitnah Dajjal. Wallahu’alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar