Add caption |
Dalam hadis berikut ini, Nabi saw menggambarkan bahwa akan datang suatu masa ketika orang akan memiliki kekuasaan yang begitu besar atas orang lain, dan akan menggunakan kekuasaan untuk menyengsarakan orang lain.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad
SAW bersabda ,” Ya Abu Hurairah, akan datang suatu masa sekiranya
kamu hidup sebentar saja pada saat itu, kamu akan menyaksikan orang
yang membawa sesuatu seperti seekor lembu jantan di tangannya. Maksudnya
mereka akan membawa sesuatu dari kulit di tangan mereka seperti cemeti
(cambuk). Mereka akan keluar pagi-pagi sekali untuk mencelakakan
manusia sambil mendurhakai Allah, dan ia berada dalam kemurkaanNYa.
Mereka keluar pada pagi hari dengan membawa cemeti di tangan mereka
seraya membelakangi jalan Allah dan NabiNya, mendurhakai Allah, dan
menentang NabiNya. Ketika mereka kembali pada malam hari, Alah jijik
kepada mereka. Orang-orang itu sendiri mengaku beragama Islam.
Belasan Abad yang lalu, Nabi SAW memberikan sebuah isyarat kepada Abu
Hurayrah tentang orang-orang seperti itu yang akan datang tidak lama
setelah masanya. Meskipun Nabi SAW tahu bahwa orang-orang itu akan
muncul pada akhir zaman, bertahun-tahun setelah Abu Hurayrah meninggal ,
beliau menekankan bahwa akhir zaman itu tidak akan lama lagi. Sabda
Nabi, sekiranya kamu hidup sebentar saja pada masa itu,” merupakan
pentunjuk bahwa sebenarnya akhir zaman itu sangat dekat. Aku diutus
menjelang kemunculan Hari Kiamat yang jaraknya seumpama dua jari ini.”
Lebih jauh lagi Nabi Saw menunjukkan perhatiannya kepada para sahabatnya
dan semua orang Islam pada semua zaman, bahwa mereka harus
mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi kehidupan setelah kematian,
yang mungkin akan terjadi kapan saja. Ali berkata,” Bekerjalah
untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan bekerjalah
untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok”
Orang-orang yang beriman harus selalu waspada dan ingat bahwa suatu
saaat mereka akan menghadapi hari Pengadilan karena tidak ada yang tahu
kapan mereka akan dipanggil menghadap Penciptanya. Seperti yang
difirmankan Allah :
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan
tentang Hari Kiamat, dan Dialah yang menurunkan hujan, dan mengetahui
apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui
dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun
yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS 31: 34)
Penafsiran lain dari hadis ini menurut Syalabi, adalah bahwa para
pepmimpin akan terlibat dalam penaniayaan yang meraja lela dan
pelanggaran hak asasi manusia untuk mempertahankan kedudukan mereka. Hal
ini berlalu bagi pemimpin apa pun, apakah raja, sultan , presiden,
kepala suku, pemimpin masyarakat, pemimpin politik, pemimpin kelompok
keagamaan, atau imam masjid. Orang-orang tersebut akan menjadi pemimpin
tiran agar tetap memegang tampuk kepemimpinan. Bahkan sekiranya kelompok
itu ternyata dari tiga orang, seorang pemimpin di antara mereka akan
menekan yang lainnya. Setiap orang yang memegang kendali pimpinan akan
berusaha mempertahankan kedudukannya. Pemimpin semacam itu tidak merasa
bersalah untuk berkomplot dengan pihak lain agar kekuasaaannya bisa
bertahan. Mereka akan menempuh segala cara dan metode atau sistem untuk
mempertahankan tampuk kekuasaaannya.
Bisa kita lihat fenomena ini pada zaman sekarang, pemimpin semacam
itu akan mengangkat orang untuk melindungi posisinya . Mereka ditunjuk
untuk menyiksa orang lain, seperti yang digambarkan oleh Nabi SAW,”
Mereka keluar pagi hari dengan diiringi murka Allah dan pulang pada
malam hari dengan disertai laknat Allah..”Bahwa mereka keluar rumah pagi
hari dan kembali malam hari menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang
suruhan. Nabi Saw mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang suruhan.
Nabi Saw mengatakan bahwa orang-orang tersebut akan membawa cemeti di
tangan mereka , dan melakukan berbagai jenis penyiksaan, mulai dari
cemeti hewan hingga setrum listrik. Pada malam hari , para penyiksa
pulang ke rumah dan Allah sangat membenci mereka atas apa yang mereka
lakukan sepanjang hari seperti mencambuk, memukul, menyiksa dan
menjebloskan orang tanpa ampun ke dalam penjara. (Kondisi ini pula lah
yang sekarang terjadi di penjara-penjara yang menahan aktivis-aktivis
Islam dengan penyiksaan yang luar biasa sadis hari ke hari hingga mereka
menemui syahidnya.)
Orang-orang Islam di manapun mengalami kesulitan yang luar biasa
akibat tindakan orang-orang ini. Para pemimpin tidak sudi membiarkan
siapa pun hidup dengan damai, dan para imigran muslim melihat bagaimana
orang-orang di negeri mereka dianiaya. Para pemimpin itu takut pada
orang-orang yang tidak mereka kenal, sehingga mereka memenjarakan orang
tanpa pandang bulu. Karena ulah mereka seoerang muslim tidak bisa
mengenakan kopiyah atau berjanggut , maka ia akan diinterogsi. Bila
seseorang shalat lima waktu sehari, mereka akan ditanya apakah ia
termasuk dalam kelompok tertentu. Kini tidak ada tempat di muka bumi
yang luput dari berbagai bentuk penganiayaan . Empat belas abad yang
lalu Nabi SAW telah meramalkan kondisi memilukan yang begitu merata dan
belum pernah terjadi sebelumnya ini.
Meskipun Nabi Saw dibawa melihat penghuni neraka , ada
dua kelompok penghuni neraka yang tidak diperlihatkan kepada beliau
karena mereka dalah manusia paling buruk dan bertempat di dasar neraka.
Allah dan RasulNya sangat marah kepada orang-orang ini yang menyiksa
orang lain sehingga mereka tidak diperlihatkan kepada Nabi SAW pada
malam beliau mikraj.
Abu Hurayrah meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda;
Ada dua jenis penduduk neraka yang tidak aku kunjungi. Yang
pertama adalah mereka yang membawa cambuk seperti seekor lembu jantan
yang dipakai untuk mencambuk orang…”(Shahih Bukhari, Shahih Muslim, hadis ke 2128, Kitab al –Libas)
Hadits diatas menjelaskan lebih jauh dari hadis sebelumnya yang
menyebutkan bahwa orang-orang tersebut keluar pada pagi hari dan kembali
pada malam hari setelah menghabiskan harinya dengan menyiksa orang
lain. Perilaku keji semacam itu tidak diperkenankan dalam Islam karena
tidak seorangpun punya otoritas untuk memukul dan menyiksa orang lain.
Wallahu’alam bi shawwab.
(Syekh Muhammad Hisayam Kabbani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar