Tanda-tanda Akhir Zaman

Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak laris jualan di pasar, sedikit saja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuhan. Ghibah menjadi-jadi dan merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak zina, orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang di masjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq.Wallahu'alam Bish-shawab


Minggu, 01 Desember 2013

Hari Dikumpulkan (Yaumul Hasyr)

HARI DIKUMPULKAN (YAUMUL HASYR)

 
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allooh سبحانه وتعالى,
Bahasan kita kali ini adalah tentang “Hari Dikumpulkan” atau biasa kita sebut dengan: Yaumul Mahsyar, atau dalam Bahasa Arabnya adalah “Yaumul Hasyr”; yang merupakan kelanjutan dari kajian lalu tentang Hari Kebangkitan.
Sudah banyak dalil yang kita bahas berkenaan dengan Hari Kebangkitan. Diantara dalil tersebut  antara lain adalah sebagaimana Allooh سبحانه وتعالى berfirman dalam Al Qur’an Surat Ar Ruum (30) ayat 27 :
وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ وَلَهُ الْمَثَلُ الْأَعْلَى فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Artinya:
Dan Dialah (Allooh) yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)-nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nya lah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Juga sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al Anbiyaa’ (21) ayat 104 :
يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاء كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُ وَعْداً عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ
Artinya:
(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagaimana menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya..
Yaumul Mahsyar atau Yaumul Hasyr adalah “Hari dimana manusia dikumpulkan oleh Allooh سبحانه وتعالى”. Mereka dibangunkan dari kubur mereka, lalu akan dikumpulkan.
Kemudian mereka pun berdiri dan dikumpulkan. Berapa lama berdirinya, bagaimana keadaan mereka, apa yang akan dilakukan terhadap mereka selama berdiri tersebut, serta apa yang dialami setelah berdiri itu, adalah yang insya Allooh akan dibahas dalam kajian kita kali ini.
Pada intinya, yang perlu kita ingat adalah bahwa setiap kita akan mengalami semua hal itu. Setelah kita mati, maka kita akan dibangkitkan dan lalu dikumpulkan.
Proses itu merupakan tahapan dan akan kita alami dua perkara :
Pertama, kia akan bertemu dengan apa yang disebut sebagai Al Haudh (Telaga Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم) yang bernama Al Kautsar.
Dan dalam Al Qur’an ada sebuah surat yang disebut dengan: Surat Al Kautsar, dimana surat tersebut memberikan penjelasan sehubungan dengan Hari Al Hasyr; dan siapakah yang akan meminum air dari Telaga Al Kautsar tersebut. Hendaknya kita melakukan introspeksi terhadap diri kita masing-masing, apakah kita tergolong layak meminum air telaga tersebut ataukah tidak.
Kedua, akan terjadi Asy Syafaa’ah.
Yaumul Hasyr itu berkaitan erat dengan urusan Asy Syafaa’ah. “Asy Syafaa’ahartinya adalahPenggenapan”, dimana seseorang diberikan rekomendasi oleh Allooh سبحانه وتعالى, melalui Rosuul-Nya صلى الله عليه وسلم didalam melaksanakan perjalanan akhiratnya, apakah ia tergolong yang mendapatkan kemudahan atau bahkan mendapatkan pembebasan dari ‘Adzaabun Naar (siksa neraka) ataukah tidak.
Setelah itu, kita akan mengalami tahapan berikutnya yaitu Al Hisaab.
Al Hisaabartinya adalahPerhitungan”, dimana manusia akan diperlihatkan oleh Allooh سبحانه وتعالى dengan apa yang disebut dalam bahasa ‘aqiidah yakni: Al ‘Ardhu. Itulah hari dimana kita akan ditunjukkan catatan amalan diri kita masing-masing. Adakah kita tergolong yang menerima catatan amalan tersebut dengan tangan kanan ataukah dengan tangan kiri. Sesungguhnya, amatlah beruntung orang-orang yang menerima catatan amalan tersebut dengan tangan kanannya, dan celakalah bila tergolong orang-orang yang menerima catatan amalan tersebut dengan tangan kirinya.
Tahapan berikutnya adalah Al Miizaan, artinyaDitimbang”. Adakah kita tergolong yang lebih berat timbangan amal sholiihnya ataukah justru lebih berat timbangan keburukannya.
Tahapan demi tahapan tersebut insya Allooh akan kita bahas satu-per-satu.

BERBAGAI DALIL TENTANG YAUMUL MAHSYAR


Dalil yang menyebutkan tentang adanya Yaumul Mahsyar (Al Hasyr) itu banyak sekali, baik di dalam Al 
Qur’an maupun di dalam Hadits-Hadits Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم. Dalil-dalil tersebut menunjukkan bahwa hari itu akan terjadi dan akan dialami oleh setiap umat manusia. Termasuk orang kaafir pun akan mengalaminya.
Perhatikanlah firman Allooh سبحانه وتعالى di dalam Al Qur’an Surat Al An’aam (6) ayat 36 – 38 berikut ini:
Ayat 36 :
إِنَّمَا يَسْتَجِيبُ الَّذِينَ يَسْمَعُونَ وَالْمَوْتَى يَبْعَثُهُمُ اللّهُ ثُمَّ إِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
Artinya:
Hanya orang-orang yang mendengar saja lah yang mematuhi (seruan Allooh), dan orang-orang yang mati (hatinya), akan dibangkitkan oleh Allooh, kemudian kepada-Nya-lah mereka dikembalikan.
Ayat 37 :
وَقَالُواْ لَوْلاَ نُزِّلَ عَلَيْهِ آيَةٌ مِّن رَّبِّهِ قُلْ إِنَّ اللّهَ قَادِرٌ عَلَى أَن يُنَزِّلٍ آيَةً وَلَـكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ
Artinya:
Dan mereka (orang-orang musyrik Mekkah) berkata: “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mu`jizat dari Robb-nya?” Katakanlah: “Sesungguhnya Allooh kuasa menurunkan suatu mu`jizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”.
Maksudnya, orang-orang kaafir ketika itu berkata : “Mengapa tidak diturunkan mu’jizat dari Allooh سبحانه وتعالى? Mana buktinya bahwa manusia itu akan mati lalu akan dibangkitkan setelah mati?
Dan bukti yang diminta oleh orang-orang kaafir tersebut bukanlah berupa dalil, melainkan yang mereka minta adalah bukti nyata seperti yang pernah diminta oleh kaum-kaum sebelum umat Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, yaitu pembuktian secara inderawi, bukti yang bisa dilihat secara langsung oleh mata kepala mereka.
Maka Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم pun diperintahkan oleh Allooh سبحانه وتعالى agar menjawab dengan: “Sesungguhnya Allooh kuasa menurunkan mu’jizat sebagai bukti tentang akan terjadinya kebangkitan, akan tetapi kebanyakan mereka tidak tahu tentang pembuktian itu”.
Ketidaktahuan mereka itu bisa jadi karena kejahilan mereka atau karena mereka tidak mau menerima firman Allooh سبحانه وتعالى dan dalil-dalil yang berasal dari Wahyu.
Ayat 38 :
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ وَلاَ طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلاَّ أُمَمٌ أَمْثَالُكُم مَّا فَرَّطْنَا فِي الكِتَابِ مِن شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
Artinya:
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Robb-lah mereka dihimpunkan (dikumpulkan). 
Maksud daripada ayat diatas adalah: Jangankan manusia, bahkan binatang-binatang pun termasuk burung yang berterbangan sekalipun akan dikumpulkan oleh Allooh سبحانه وتعالى. Itu merupakan bukti bagi kita, yang tidaklah boleh kita ragu bahwa kita akan mengalami hari dimana kita dikumpulkan oleh Allooh سبحانه وتعالى, untuk menunggu keputusan apakah yang akan terjadi terhadap diri kita masing-masing setelahnya. Kita akan dikumpulkan dalam keadaan telanjang, dimana kita akan menerima pengadilan Allooh سبحانه وتعالى. Pengadilan dengan adil yang sebenar-benarnya. Tidak ada lagi suap-menyuap sebagaimana yang di dunia ini bisa saja terjadi, dimana orang-orang yang kaya atau orang-orang yang berpengaruh dan memiliki jabatan bisa sajamembeli hukumagar dia dapat terlepas dari pengadilan di dunia; tetapi di Hari Akhirat nanti hal itu tidak bisa lagi dilakukannya.
Perhatikan pula firman Allooh سبحانه وتعالى dalam Surat Al Ma’aarij (70) ayat 43-44 berikut ini:
Ayat 43:
يَوْمَ يَخْرُجُونَ مِنَ الْأَجْدَاثِ سِرَاعاً كَأَنَّهُمْ إِلَى نُصُبٍ يُوفِضُونَ
Artinya:
(yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia)
Maksud dari ayat diatas adalah bahwa mereka akan dipanggil oleh Malaikat:  “Wahai manusia, kalian semua harus keluar dari kubur kalian, dan berkumpul (di suatu tempat)”. Mereka akan digiring oleh Malaikat ke suatu tempat dan akan memenuhi tempat tersebut.
Ayat 44 :
خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ
Artinya:
dalam keadaan mereka menundukkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka. 
Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allooh سبحانه وتعالى,
Sebelum Yaumul Mahsyar itu pasti akan menimpa diri kita, hendaknya kita mempersiapkan diri di dunia ini dengan banyak beramal shoolih. Kelak kita akan datang menghadap kepada Allooh سبحانه وتعالى dalam keadaan menundukkan pandangan dan diliputi kehinaan. Sungguh, di kala itu tidak ada yang berani memberontak kepada Allooh سبحانه وتعالى. Yang ada hanyalah perasaan takut dan hina dikala menghadap Allooh سبحانه وتعالى pada Yaumul Mahsyar.
Apa yang harus kita persiapkan dan akan kita pertanggungjawabkan kepada Allooh سبحانه وتعالى?
Seluruh apa yang kita perbuat, apa yang kita yakini, apa yang kita nyatakan di dunia ini akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allooh سبحانه وتعالى.
Allooh سبحانه وتعالى berfirman dalam QS. Al Isroo’ (17) ayat 36, bahwa pendengaran, penglihatan dan hati kita, seluruhnya akan dimintai pertanggunganjawab oleh-Nya:
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً
Artinya:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabannya.”
Oleh karena itu hendaknya kita berhati-hati. Kendalikanlah telinga kita, kendalikanlah pandangan mata kita, kendalikanlah seluruh anggota tubuh kita dan kendalikan pula hati kita untuk selalu berjalan di atas jalan Al Haq, karena semuanya itu akan ditanya oleh Alloohسبحانه وتعالى. Termasuk juga pekerjaan kita sehari-harinya.
Sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 893, dari Shohabat Ibnu ‘Umar رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
وَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Artinya:
Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya
Walaupun ada diantara kita yang masih hidup membujang, belum punya isteri ataupun keluarga, tetapi tetap saja dia akan ditanya tentang kepemimpinan atas dirinya sendiri. Kaki, tangan, mata, pendengarannya akan tetap diminta pertanggungjawabannya oleh Allooh سبحانه وتعالى.
Dan di hadapan Allooh سبحانه وتعالى, tidak ada yang bisa membantah. Maka sebelum penyesalan itu terjadi, sebelum kita dikumpulkan di Yaumul Mahsyar tersebut, maka marilah mulai dari sekarang, kita kembali kepada jalan Allooh سبحانه وتعالى. Diatas jalan-Nya yang lurus dan benar.

Berbagai Hadits yang menjelaskan berbagai keadaan manusia di Hari Mahsyar :

Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 6521 dan Al Imaam Muslim no: 2790, dari Shohabat Sahl bin Sa’ad As Sa’idi رضي الله عنه, dimana beliau berkata: “Aku mendengar Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ النَّقِىِّ لَيْسَ فِيهَا عَلَمٌ لأَحَدٍ
Artinya:
Akan dibangkitkan, dikumpulkan semua manusia di atas bumi yang putih, seperti kapas yang jernih. Tidak ada tanda (identitas) bagi seseorang”.
Makna dari Hadits tersebut adalah bahwa:
  1. Manusia akan dibangkitkan,
  2. Manusia akan dikumpulkan di bumi yang putih.
  3. Ketika itu manusia tidak ada yang mengenal satu sama lainnya.
Juga didalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 6527 dan Al Imaam Muslim no: 2859, dari Shohabiyyah ‘Aaisyah رضي الله عنها, dimana beliau berkata: “Aku mendengar Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً ». قُلْتُ(عَائِشَةُ) يَا رَسُولَ اللَّهِ النِّسَاءُ وَالرِّجَالُ جَمِيعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ قَالَ -صلى الله عليه وسلم- « يَا عَائِشَةُ الأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يَنْظُرَ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ
Artinya:
Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat, tidak beralas kaki, tidak berpakaian, tidak berkhitan”.
Aku (‘Aaisyah رضي الله عنها) bertanya lagi: “Ya Rosuulullooh, kalau demikian tentu satu sama lain akan saling melihat, apakah tidak malu?”.
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda: Keadaan manusia pada hari itu sangatlah dahsyat, lebih dahsyat berfikir tentang keadaan diri mereka daripada melihat aurot masing-masing”.
Maksud dari Hadits tersebut adalah bahwa manusia dikala itu, masing-masing sudah sangat sibuk memikirkan keadaan dirinya sendiri, bagaimanakah mereka harus mempertanggung-jawabkan dirinya di hadapan Allooh سبحانه وتعالى; mereka tidak akan sempat untuk memperhatikan aurot dirinya atau orang-orang disekitarnya.
Juga didalam Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 2864, dari Sulaim Ibnu ‘Aamir رضي الله عنه dari salah seorang Shohabat bernama Al Miqdad Ibnul Aswad رضي الله عنه, dimana beliau berkata, “Aku mendengar Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيلٍ ». قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ فَوَاللَّهِ مَا أَدْرِى مَا يَعْنِى بِالْمِيلِ أَمَسَافَةَ الأَرْضِ أَمِ الْمِيلَ الَّذِى تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ. قَالَ « فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِى الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى كَعْبَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى حَقْوَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا ». قَالَ وَأَشَارَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِيَدِهِ إِلَى فِيهِ
Artinya:
Matahari akan direndahkan (didekatkan) dengan kepala manusia, sampai jarak antara matahari dengan kepala manusia hanya satu mil”.
Sulaim Ibnu Amir  رضي الله عنه (periwayat hadits ini) berkata:
“Demi Allooh, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil”, apakah itu berarti suatu jarak ataukah itu berarti celah.
Selanjutnya Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
Manusia pada hari itu akan berkeringat dan banyak yang berkeringat di sana sampai setinggi mata-kakinya. Ada yang keringatnya sampai ke lutut. Ada manusia yang berkeringat sampai setinggi pinggang. Dan di antara mereka ada yang dibungkam oleh keringatnya sendiri, karena keringatnya sampai setinggi mulutnya”.

Sambil beliau صلى الله عليه وسلم memperlihatkan kepada Miqdad Ibnul Aswad  رضي الله عنه, tangan beliau menunjuk mulut beliau sambil berkata: “Sampai disini”.
Dan dalam Hadits Riwayat Imaam Ahmad no: 22240, dari Shohabat Abu ‘Umaamah رضي الله عنه bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
تَدْنُو الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى قَدْرِ مِيلٍ ، وَيُزَادُ فِي حَرِّهَا كَذَا وَكَذَا يَغْلِي مِنْهَا الْهَامُّ كَمَا تَغْلِي الْقُدُورُ يَعْرَقُونَ فِيهَا عَلَى قَدْرِ خَطَايَاهُمْ مِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ إِلَى كَعْبَيْهِ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ إِلَى سَاقَيْهِ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ إِلَى وَسَطِهِ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ
Artinya:
Matahari akan direndahkan (didekatkan) dengan kepala manusia, sampai jarak antara matahari dengan kepala manusia hanya satu mil. Dan panasnya ditambah sampai dengan begini dan begini, sehingga otak menjadi mendidih, sebagaimana air dalam bejana. Dan mereka berkeringat sesuai dengan kadar keshoolihan mereka, sehingga menenggelamkan kedua mata kakinya, kedua betisnya, pinggangnya, bahkan diantara mereka ada yang dibungkam oleh keringatnya sendiri.”
Itulah hal yang akan terjadi kepada manusia di Yaumul Mahsyar. Maka hendaknya mulai saat sekarang kita sudah “meng-hisab” diri kita masing-masing sebelum dihisab oleh Allooh سبحانه وتعالى. Karena ketika Yaumul Mahsyar itu adakah kita tergolong yang akan mendapatkan keringat sampai setinggi mata kaki, ataukah sampai selutut, ataukah sampai setinggi pinggang ataukah bahkan sampai setinggi mulut kita?
Jika seseorang itu semakin banyak ma’shiyat-nya, tentulah keringatnya pun akan semakin banyak pula, sehingga bisa menenggelamkan dirinya.
Juga didalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 4938 dan Al Imaam Muslim no: 2862, dari Shohabat Ibnu ‘Umar رضي الله عنه, beliau berkata bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
حَتَّى يَغِيبَ أَحَدُهُمْ فِي رَشْحِهِ إِلَى أَنْصَافِ أُذُنَيْهِ
Artinya:
“Berkenaan dengan firman Allooh سبحانه وتعالى: “(Yaumul Hasyr) adalah Hari dimana manusia berdiri menghadap Allooh, Robb semesta alam”, maka keringat manusia ketika itu sampai pada pertengahan kedua telinganya”.
Maksudnya, keringat manusia ada yang sampai setinggi telinga, sehingga air keringat bisa menenggelamkan tubuhnya.
Kita berdo’a mudah-mudahan Allooh سبحانه وتعالى menjauhkan perkara-perkara seperti itu dari diri kita. Hal itu bisa terjadi kalau sejak sekarang ketika kita masih diberi kesempatan untuk hidup di dunia ini, maka kita mempunyai sikap untuk memilih berada diatas jalan-Nya yang lurus, memiliki ‘aqiidah yang benar, men-tauhidkan Allooh سبحانه وتعالى dengan benar, dan beramal shoolih sebanyak-banyaknya, agar kelak di Hari Mahsyar dapat terhindar dari ditenggelamkan keringat hingga sekujur tubuh kita.
Juga dalam Hadits  Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 6532, dari Shohabat Abu Huroiroh رضي الله عنه, beliau berkata bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
يَعْرَقُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَذْهَبَ عَرَقُهُمْ فِي الأَرْضِ سَبْعِينَ ذِرَاعًا وَيُلْجِمُهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ آذَانَهُمْ
Artinya:
Manusia akan berkeringat sampai-sampai keringatnya itu menggenang sampai tujuhpuluh siku, lalu membungkam mulut mereka, sampai keringat mereka setinggi telinga-telinga mereka”.
Itulah gambaran manusia ketika di Yaumul Mahsyar. Bagi orang yang memiliki keimanan di dalam hatinya maka dia akan menjadi takut dan hal itu akan menjadi pelajaran bagi dirinya.

BERAPA LAMANYA MANUSIA AKAN BERDIRI DI YAUMUL MAHSYAR

Dalam hal ini, Al Imaam Ibnu Katsiir  رحمه الله dalam Tafsiir Ibnu Katsiir, ketika menafsirkan Surat Al Muthoffiffiin (83) ayat 6, dimana beliau رحمه الله menukil beberapa perkataan para ‘Ulama dari kalangan para Shohabat bahwa lama manusia berdiri di saat itu adalah ada yang mengatakan 70 (tujuh puluh) tahun tidak berbicara, juga ada yang mengatakan 300 (tiga ratus) tahun, juga ada yang mengatakan 40 (empatpuluh) tahun, dan juga ada yang mengatakan 10.000 (sepuluh ribu) tahun; diantaranya adalah:
1)  Menurut ‘Abdullooh bin Mas’uud رضي الله عنه: “40 (empat puluh) tahun.”
2) Menurut ‘Abdullooh bin ‘Umar رضي الله عنه: “100 (seratus) tahun.”
3) Menurut Abu Hurairoh رضي الله عنه dari apa yang Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم nyatakan pada Basyiir al Ghifaary رضي الله عنه: “300 (tiga ratus) tahun.”
4) Menurut Abu Hurairoh رضي الله عنه dari apa yang diriwayatkan oleh Imaam Muslim رحمه الله no: 987 adalah: “50.000 (lima puluh ribu) tahun.”
Dan bahkan di dalam Hadits dari salah seorang Shohabat bernama Abu Saa’id Al Khudry رضي الله عنه, beliau berkata, “Berkaitan dengan Surat Al Muthoffiffiin (83) ayat 6:
يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
(Yaumul Hasyr) (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Robb semesta alam”, betapa panjang hari ini (Yaumul Hasyr).”
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Tetapi bagi mu’min yang taat kepada Allooh سبحانه وتعالى maka akan Allooh ringankan, yaitu limapuluh ribu tahun itu seperti kadar seorang sholat fardhu di dunia”.
Sayangnya, Hadits ini lemah (dho’iif), sehingga tidak bisa dijadikan sebagai suatu sandaran.
Masih banyak lagi dalil-dalil yang memberikan penjelasan tentang Yaumul Mahsyar,
diantaranya juga adalah Hadits berikut ini :
Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 3340, dari Shohabat Abu Huroiroh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
أَنَا سَيِّدُ الْقَوْمِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ هَلْ تَدْرُونَ بِمَنْ يَجْمَعُ اللَّهُ الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَيُبْصِرُهُمُ النَّاظِرُ وَيُسْمِعُهُمُ الدَّاعِي وَتَدْنُو مِنْهُمُ الشَّمْسُ فَيَقُولُ بَعْضُ النَّاسِ أَلاَ تَرَوْنَ إِلَى مَا أَنْتُمْ فِيهِ إِلَى مَا بَلَغَكُمْ أَلاَ تَنْظُرُونَ إِلَى مَنْ  يَشْفَعُ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ
Artinya:
Aku adalah tuan manusia pada hari Kiamat. Apakah kalian tahu tentang orang dimana Allooh kumpulkan sejak awal generasi manusia sampai akhir generasi manusia di satu padang sehingga dia melihat mereka dan mendengar seruan dan matahari mendekat kepada mereka sehingga sebagian manusia mengatakan, “Apakah kalian tidak melihat kepada keadaan kalian saat ini, tidakkah kalian melihat pada yang akan memberi syafa’at untuk kalian pada Allooh سبحانه وتعالى…”
Demikianlah, dalil-dalil yang menjelaskan tentang Yaumul Mahsyar, ada yang menjelaskan lamanya adalah empat puluh tahun, seratus tahun, tigaratus tahun bahkan sampai limapuluh ribu tahun.
Dalil-dalil yang riwayatnya shohiih, bila digabungkan dengan riwayat yang lemah (dho’iif) tersebut, maka dapatlah diambil pelajaran bahwa maknanya adalah: “Bagi orang yang mu’min (beriman), tidaklah sama perasaannya, yaitu ada yang merasakan Yaumul Mahsyar itu laksana limapuluh ribu tahun, ada yang merasakannya tiga ratus tahun dan ada pula yang merasakannya empatpuluh tahun dan bahkan ada yang laksana kadar sholat fardhu di dunia.”
Pada intinya: “Kadar keimanan dan amal-shoolih kita lah yang akan menjadikan penentu berapa lama kita akan berdiri menunggu keputusan Allooh سبحانه وتعالى seperti disebutkan diatas.”
BAGAIMANA DENGAN KEADAAN ORANG-ORANG YANG SOMBONG
Di dalam Hadits Riwayat Al Imaam At Turmudzy no: 2492, beliau berkata Hadits ini Hasan Shohiih, dan Syaikh Nashiruddin Al Albaany men-Hasankannya, dari Shohabat ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya (Syu’aib) dan dari kakeknya رضي الله عنهم, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
يحشر المتكبرون يوم القيامة أمثال الذر في صور الرجال يغشاهم الذل من كل مكان فيساقون إلى سجن في جهنم يسمى بولس تعلوهم نارالأنيار يسقون من عصارة اهل النار طينة الخبال
Artinya:
Orang-orang yang sombong itu akan Allooh kumpulkan pada Hari Kiamat, sedang mereka seperti biji-bijian, diselimuti oleh kehinaan dari berbagai penjuru, mereka akan digiring menuju penjara di neraka jahanam yang bernama Bulis dan mereka akan ditenggelamkan dan akan ditutup oleh api yang bernama Naarul An-yar, kemudian mereka akan disiram oleh nanah-nanah  neraka”.
Maksud dari “seperti biji-bijian” sebagaimana disebutkan dalam Hadits diatas adalah bahwa mereka menjadi manusia yang bentuknya kecil-kecil seperti biji-bijian (biji jagung) dan mereka akan mendapatkan siksa sebagaimana disebutkan dalam Hadits tersebut. Itulah siksaan bagi orang-orang yang sombong. Oleh karena itu, hendaknya kita jauhi sikap sombong, karena sikap sombong itu tiadalah manfaatnya di dunia, apalagi di negeri akhirat.
Demikian pula dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bazzaar, dari Shohabat Jaabir bin ‘Abdillah رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
Allooh akan membangkitkan manusia pada Hari Kiamat dalam bentuk yang sangat kecil dan hina, diinjak-injak oleh orang-orang melalui kaki-kaki mereka”.
Lalu Shohabat  bertanya: “Ya Rosuulullooh, mengapa mereka menjadi sekecil itu?”
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم menjawab: Mereka waktu di dunia termasuk orang-orang yang sombong.
Sedangkan tentang Naarul An-yar adalah sebagaimana dijelaskan didalam Hadits dari Shohabat Abu Huroiroh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
Akan didatangkan orang-orang yang bengis, kejam, dan orang-orang yang sombong pada Hari Kiamat, mereka akan sekecil biji-bijian, diinjak-injak oleh orang karena kehinaan mereka dalam pandangan Allooh, sampai datang keputusan Allooh terhadap manusia. Kemudian mereka (orang-orang kecil itu) digiring ke neraka An-yar.
Shohabat pun bertanya: “Ya Rosuulullooh, apakah An-yar itu?”.
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم menjawab: Mereka akan disiram dengan nanah dan darah yang berasal dari neraka”.
APA YANG DIALAMI MANUSIA DI YAUMUL MAHSYAR
Hal ini adalah sebagaimana diberitakan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 400, dari Shohabat Anas bin Maalik رضي الله عنه, beliau berkata: “Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم berbincang-bincang dengan para Shohabat, kemudian beliau صلى الله عليه وسلم mengangkat kepalanya sambil tersenyum dan bersabda:
أُنْزِلَتْ عَلَىَّ آنِفًا سُورَةٌ ». فَقَرَأَ « بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأَبْتَرُ) ». ثُمَّ قَالَ « أَتَدْرُونَ مَا الْكَوْثَرُ ». فَقُلْنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِ خَيْرٌ كَثِيرٌ هُوَ حَوْضٌ تَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ آنِيَتُهُ عَدَدُ النُّجُومِ فَيُخْتَلَجُ الْعَبْدُ مِنْهُمْ فَأَقُولُ رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِى. فَيَقُولُ مَا تَدْرِى مَا أَحْدَثَتْ بَعْدَكَ وَقَالَ « مَا أَحْدَثَ بَعْدَكَ
Artinya:
“Diturunkan kepadaku barusan suatu surat, kemudian beliau صلى الله عليه وسلم membaca Surat Al Kautsar (108) ayat 1-3, kemudian beliau صلى الله عليه وسلم bertanya, “Tahukah kalian apakah Al Kautsar itu?
Kami menjawab, “Allooh dan Rosuul-Nya yang lebih tahu.”
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda, “Itu adalah telaga yang Allooh janjikan kepadaku di surga, di dalamnya terdapat kebaikan yang banyak, yaitu ummatku akan mendatangi telaga itu pada Hari Kiamat. Gelas (bejana untuk minum)-nya sebanyak bintang di langit”.
Kemudian dikatakan : Ada segerombolan orang yang berdesak-desakan untuk mendapatkan air Telaga itu, lalu kukatakan: “Itu ummatku, ya Allooh”. 
Kemudian Allooh سبحانه وتعالى berfirman:KAMU TIDAK TAHU APA YANG MEREKA ADA-ADAKAN (– berbuat Bid’ah –) SETELAHMU”.
Maka aku katakan,MENJAUHLAH, MENJAUHLAH, BAGI YANG MENUKAR-NUKAR (DIIN ) SEPENINGGALKU !
Juga sebagaimana dalam Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no : 7050, dari Shohabat Sahl bin Sa’ad  رضي الله عنه, ia berkata, “Aku mendengar Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم  bersabda:
أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ فَمَنْ وَرَدَهُ شَرِبَ مِنْهُ وَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ لَمْ يَظْمَأْ بَعْدَهُ أَبَدًا لَيَرِدُ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ قَالَ أَبُو حَازِمٍ فَسَمِعَنِي النُّعْمَانُ بْنُ أَبِي عَيَّاشٍ وَأَنَا أُحَدِّثُهُمْ هَذَا فَقَالَ هَكَذَا سَمِعْتَ سَهْلًا فَقُلْتُ نَعَمْ قَالَ وَأَنَا أَشْهَدُ عَلَى أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ لَسَمِعْتُهُ يَزِيدُ فِيهِ قَالَ إِنَّهُمْ مِنِّي فَيُقَالُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِي
Artinya:
Aku akan mendahului kalian tiba di Haudh (telaga Al Kautsar). Barangsiapa yang tiba disana, pasti minum dan siapa saja yang minum darinya, pasti tidak akan dahaga selama-lamanya. Akan datang kepadaku sejumlah ummatku, aku mengenali mereka dan mereka mengenaliku. Kemudian aku dipisahkan dari mereka.”
Abu Hazim berkata, “An Nu’man bin Abi ‘Ayyasy رضي الله عنه  mendengarnya ketika aku sedang menyampaikan hadits ini kepada mereka. Beliau berkata, ‘Begitukah engkau mendengarnya dari Sahl bin Sa’ad?’”
Benar!”, kataku.
Ia lalu berkata, “Aku bersaksi bahwa aku mendengar Abu Saa’id Al Khudry رضي الله عنه menambahkan (– apa yang ia dengar dari sabda Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم tersebut –), “Sesungguhnya mereka dari ummatku.” Lalu dikatakan kepadaku,ENGKAU TIDAK TAHU APA YANG MEREKA TUKAR / GANTI SEPENINGGALMU !Maka aku katakan,MENJAUHLAH, MENJAUHLAH ! BAGI YANG MENUKAR-NUKAR DIIN (– berbuat Bid’ah –) SEPENINGGALKU !
Itulah gambaran tentang Yaumul Mahsyar, Hari dimana kita akan dikumpulkan dalam keadaan telanjang, tidak beralas kaki, tidak berkhitan, kepanasan hingga puluhan ribu tahun lamanya, dan keringat kita akan setingga apakah menenggelamkan diri-diri kita sendiri itu adalah bergantung kepada amal-shoolih yang kita lakukan. Namun yang jelas, hal ini pasti akan dialami oleh kita semua. Tinggallah kita mempersiapkan diri terhadap Hari dimana kita akan dimintai pertanggung-jawaban oleh Allooh سبحانه وتعالى tersebut. Berupayalah sejauh kemampuan agar tergolong sebagai orang-orang yang beruntung kelak. Sebelum terlambat!
Saat ini, selama nyawa masih belum sampai ke tenggorokan, selama masih ada waktu untuk memperbaiki diri, maka banyak-banyaklah kita bertaubat kepada Allooh سبحانه وتعالى. Hindarilah perbuatan-perbuatan yang syirik. Janganlah menyekutukan Allooh سبحانه وتعالى dengan sesuatu apa pun. Lakukanlah amalan-amalan yang shoolih. Gantilah perbuatan-perbuatan ma’shiyat yang pernah kita lakukan dengan perbuatan-perbuatan yang baik. Gantilah perbuatan-perbuatan Bid’ah yang tidak sesuai dengan ajaran Allooh سبحانه وتعالى dan Rosuul-Nya صلى الله عليه وسلم dengan amalan-amalan yang sesuai Sunnah (sebagaimana yang dituntunkan Allooh سبحانه وتعالى dan Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم).
Mudah-mudahan Allooh سبحانه وتعالى membukakan pintu hidayah dan taufiq kepada diri kita, keluarga kita dan kaum Muslimin, agar kita dimudahkan untuk selalu berada diatas jalan yang lurus dan semoga Allooh سبحانه وتعالى mengakhiri hidup kita pada masa yang ditentukan-Nya adalah dalam keadaan yang Husnul Khootimah.
TANYA JAWAB
Pertanyaan:
  1. Setelah mendengar penjelasan diatas tentang Yaumul Mahsyar, yang ternyata tidak nyaman, panas, tersiksa sampai puluhan ribun tahun lamanya, lalu bagaimanakah dengan orang-orang yang shoolih dan peran do’a anak yang shoolih kepada orangtuanya?
  2. Bagaimana dengan firman Allooh سبحانه وتعالى bahwa ada tujuh kelompok manusia yang  akan mendapat naungan Allooh سبحانه وتعالى pada Hari dimana tidak ada naungan kelak (Hari Kiamat)?
Jawaban:
1. Tentang Hari Kiamat adalah sebagaimana firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Asy-Syu’aroo’ (26) ayat 88-89 sebagai berikut:
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ ﴿٨٩﴾

Artinya:
(88) “(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
(89) kecuali orang-orang yang menghadap Allooh dengan Qolbun yang Saliim (hati yang bersih).”
Lalu apakah yang dimaksud dengan Qolbun Salim tersebut?  “QOLBUN SALIM” artinya adalah: “’AQIIDAH, TAUHIID YANG LURUS”, ia yakin benar dengan ‘Aqiidah yang saliimah dikala menghadap Allooh سبحانه وتعالى. Dengan itulah ia akan mendapatkan manfaat dari apa-apa yang diupayakannya ketika ia hidup di dunia.
Kedua, perhatikanlah Al Qur’an Surat ‘Abasa (80) ayat 34-37, dimana Allooh سبحانه وتعالى berfirman:
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ ﴿٣٤﴾ وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ ﴿٣٥﴾ وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ ﴿٣٦﴾ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ ﴿٣٧﴾
Artinya:
(34) pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,
(35) dari ibu dan bapaknya,
(36) dari isteri dan anak-anaknya.
(37) Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.
Makna dari ayat tersebut adalah hendaknya manusia mengingat bahwa sekalipun kita cinta kepada anak dan keluarga, cinta kepada harta, cinta kepada pangkat ataupun kedudukan; namun ketahuilah bahwa itu semua pada hakekatnya hanyalah merupakan sarana dan persiapan di dunia untuk menambah “perbekalan” bagi kita untuk suatu waktu dikala kita sudah mati kelak atau untuk Hari Kiamat nanti. Karena di hari Kiamat, sesungguhnya harta, pangkat dan keluarga tidaklah bisa menolong kita, kecuali apa-apa yang kita upayakan sebagai amanah untuk menepati dan menetapi ajaran Allooh سبحانه وتعالى dan Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم.
2. Tentang orang-orang yang mendapatkan naungan Allooh سبحانه وتعالى di Hari Kiamat. Benar, memang Hadits yang menjelaskan bahwa ada tujuh golongan manusia yang berhak mendapatkan naungan dari Allooh سبحانه وتعالى di Hari dimana tidak ada naungan, diantaranya adalah:  “Pemimpin yang adil, Pemuda yang tumbuh dan berkembang dalam keadaan taat, dan seterusnya, hingga dengan orang-orang yang berinfaq dimana tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya”. Hal itu adalah sebagaimana diberitakan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 6806, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ إِمَامٌ عَادِلٌ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ فِي خَلاَءٍ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسْجِدِ وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ إِلَى نَفْسِهَا قَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا صَنَعَتْ يَمِينُهُ
Artinya:
7 (tujuh) kelompok manusia yang Allooh سبحانه وتعالى akan berikan naungan dalam naungan-Nya, pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
1)  Imaam yang adil
2) Pemuda yang tumbuh dalam beribadah pada Alloohسبحانه وتعالى
3) Seseorang yang mengingat Allooh سبحانه وتعالى dalam kesendirian sehingga kedua matanya melelehkan air mata
4) Seseorang yang hatinya terpaut dengan Masjid
5) Dua orang yang saling mencinta karena Allooh سبحانه وتعالى
6) Seseorang yang diajak oleh seorang perempuan berstatus dan cantik untuk berlaku tidak senonoh dengannya, lalu dia mengatakan, Sungguh aku takut pada Allooh سبحانه وتعالى.”
7) Seseorang yang bershodaqoh, dia sembunyikan tangan kirinya agar tidak tahu apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya.”
Itulah orang yang mendapat naungan pada Hari Kiamat. Oleh karena itu berupayalah agar kita termasuk dalam tujuh macam orang itu agar kelak pada Yaumul Mahsyar akan mendapatkan keringanan dari Allooh سبحانه وتعالى.
Pertanyaan:
Bagaimanakah kaitannya antara Surat Al Kautsar dengan Yaumul Mahsyar?
Jawaban:
Kaitan antara surat Al Kautsar dengan Yaumul Mahsyar adalah bahwa Surat Al Kautsar itu merupakan perintah Allooh سبحانه وتعالى agar apabila kita diberi nikmat oleh Allooh سبحانه وتعالى maka hendaknya kita bersyukur.
Di Yaumul Mahsyar, Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم diberi kenikmatan oleh Allooh سبحانه وتعالى berupa Telaga Kautsar, lalu beliau صلى الله عليه وسلم justru semakin menunjukkan rasa syukurnya kepada Allooh سبحانه وتعالى; sebagaimana yang diberitakan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 2820, dari Shohabiyyah ‘Aa’isyah رضي الله عنها. ‘Aa’isyah رضي الله عنها bertanya kepada Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم mengapakah beliau صلى الله عليه وسلم selalu giat sholat malam sehingga kaki-kakinya tampak bengkak, padahal bukankah beliau صلى الله عليه وسلم sudah diberi ampunan untuk masa lalunya dan masa akan datangnya dari Allooh سبحانه وتعالى. Maka Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم pun menjawab bahwa itu adalah bentuk bersyukurnya kepada Allooh سبحانه وتعالى.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا صَلَّى قَامَ حَتَّى تَفَطَّرَ رِجْلاَهُ قَالَتْ عَائِشَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَصْنَعُ هَذَا وَقَدْ غُفِرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ « يَا عَائِشَةُ أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا
Artinya:
“Bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم jika sholat, kedua kakinya memar, ‘Aaisyah berkata, “Ya Rosuulullooh, apakah engkau lakukan ini padahal dosamu telah diampuni yang lalu maupun yang akan datang?
Maka Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم menjawab, “Yaa ‘Aa’isyah tidak sepatutnyakah jika aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?
Maka sholatlah, dan sembelihlah Qurban sebagai bentuk syukur seorang hamba kepada Robb-nya. Ini adalah perintah Allooh سبحانه وتعالى. Dan itu sudah dicontohkan oleh Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم tentang bagaimana tatacara sholat dan bagaimana tatacara ber-Qurban yang sesuai Sunnah. Sehingga apabila kita mematuhi apa yang Allooh سبحانه وتعالى perintahkan dan Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم contohkan kepada kita,  maka insya Allooh akan menjadi sebab bagi kita untuk mendapatkan Al Kautsar ketika Yaumul Mahsyar.
Pertanyaan:
Bagaimanakah halnya Qiyamul Lail yang dikaitkan dengan permohonan agar dimurahkan rizqy, diberikan jalan yang mudah, dihindarkan dari bala’ dan sebagainya?
Jawaban:
Bila Qiyamul Lail (Sholat malam, Tahajud) itu dijadikan sebagai MEDIA KITA BERDO’A KEPADA ALLOOH سبحانه وتعالى AGAR ALLOOH سبحانه وتعالى BERKENAN MEMENUHI HAJAT KITA berupa rizqy yang lapang, dimudahkan urusan kita, serta dijauhkannya diri kita dari bala’ dan sebagainya, maka itu adalah diperbolehkan.
Tetapi apabila Qiyamul Lail itu adalah dilakukan semata-mata karena ingin kemudahan dalam urusan, terjauh dari bala’ dan sebagainya, maka itu tidak diperbolehkan.
Melakukan sholat karena ada sesuatu yang diinginkan, maka itu tidak boleh. Tetapi melakukan sholat, karena sholat tersebut merupakan media bagi kita untuk berdo’a memohon kepada Allooh سبحانه وتعالى, agar Allooh سبحانه وتعالى berkenan menolong kita dengan memenuhi apa yang kita hajatkan pada-Nya, maka itu boleh. Perhatikanlah BETAPA SANGAT TIPIS BEDANYA. Tetapi ini adalah berkaitan dengan PERKARA NIAT.
Contoh lain:
Melakukan sholat agar rizqy menjadi mudah,  maka sholat yang demikian itu tidak boleh. Tetapi menegakkan sholat karena Allooh سبحانه وتعالى dan di dalam sholat tersebut kita memohon agar Allooh سبحانه وتعالى berkenan memudahkan rizqy kita, maka itu adalah boleh.
Hendaknya dalam setiap amalan, kita meluruskan niat agar amalan tersebut dilaksanakan semata-mata ikhlas karena Allooh سبحانه وتعالى.
Pertanyaan:
  1. Menurut informasi yang kami dapat, katanya orang yang ketika di dunia selalu berwudhu, untuk sholat, kelak di Padang Mahsyar mukanya akan bersinar. Benarkah hal ini?
  2. Orang yang berbuat dosa ketika di dunia, maka di akhirat dia akan masuk neraka dulu, barulah akhirnya menuju surga. Benarkah demikian?
Jawaban:
1. Di dalam Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 246, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
إِنَّ أُمَّتِى يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ
Artinya:
Sesungguhnya ummatku datang pada hari kiamat, bersinar wajahnya dari bekas wudhu, maka barangsiapa diantara kalian dapat memanjangkan sinarnya, maka lakukanlah.”.
Jadi informasi itu adalah benar.
2. Orang yang berdosa besar atau kecil akan singgah dulu di neraka. Ketika orang tersebut dihisab, lalu diperhitungkan antara amal-amal shoolihnya dan dosa-dosanya, maka apabila ia berdosa, ia akan mendapatkan adzab. Sebagaimana diberitakan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 103, dari Shohabiyyah ‘Aa’isyah رضي الله عنها, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
مَنْ حُوسِبَ عُذِّبَ
Artinya:
Barang siapa yang dihisab, maka dia akan diadzab.”
Dalam Hadits yang lain, disebutkan bahwa orang yang berbuat dosa besar, maka pada Hari Kiamat adalah terserah Allooh سبحانه وتعالى. Jika Allooh سبحانه وتعالى menghendaki, maka orang tersebut akan masuk neraka. Dan bila Allooh سبحانه وتعالى menghendaki orang tersebut untuk diampuni-Nya maka orang tersebut akan masuk surga.
Hal itu adalah sebagaimana diberitakan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 44 dan Al Imaam Muslim no: 193, dari Shohabat Anas bin Maalik رضي الله عنه bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ : لاََ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ شَعِيرَةٍ مِنْ خَيْرٍ ، وَيَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ : لاََ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ بُرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ ، وَيَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ : لاََ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ
Artinya:
Akan keluar dari api neraka barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallooh dan dalam hatinya terdapat sebiji sawit kebajikan, dan akan keluar dari api neraka barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallooh dan dalam hatinya terdapat sebesar butir padi kebajikan, dan akan keluar dari api neraka barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallooh dan dalam hatinya terdapat sebesar biji jagung kebajikan. 
Alhamdulillah, kiranya cukup sekian dulu bahasan kita kali ini, mudah-mudahan bermanfaat. Kita akhiri dengan Do’a Kafaratul Majlis :

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Tidak ada komentar:

Posting Komentar