Seberkas Cahaya Di Palestina (13)
Posted in Novel 'Seberkas Cahaya Di Palestina' ( base on true story), tagged Abu Hurairah, Cyber Crime, Haji, Haram Asy-Syarif, hari Arafah, Hari Kiamat, Kapitalisme, Masjidil Aqsha, materialisme, surat Al-Anbiyya ayat 96-97, surat Al-Kahfi ayat 94-99, Tanda-tanda Kiamat, Ya’juj-Ma’juj, Zionis Israel on June 19, 2009 |
Leave a Comment »
Hari ini adalah hari Arafah, hari puncak kegiatan haji. Rasulllah bersabda : “ Haji adalah Arafah
“. Artinya kehadiran seorang jamaah haji di Arafah adalah mutlak. Bila
tidak maka batallah hajinya. Arafah adalah sebuah padang luas yang
dikelilingi bukit-bukit. Di tempat inilah pada setiap tanggal 9 bulan
Zulhijjah Allah swt datang secara khusus mendekati tamu-tamu-Nya yang
berdatangan dari seluruh penjuru dunia untuk memenuhi panggilan-Nya.
Padahal nabi Musa suatu ketika dahulu pernah memohon agar diizinkan
bertemu dengan-Nya. Namun ketika Dia baru menampakkan cahaya-Nya saja
bahkan gunungpun hancur karena tak sanggup menerima Nur-Nya. Disalah
satu bukit inipulah umat Islam meyakini bahwa nabi Adam as bertemu
kembali dengan Siti Hawa untuk pertama kalinya setelah mereka diturunkan
ke muka bumi.
Maka pada hari tersebut selepas subuh
kamipun bersiap-siap meninggalkan pemondokan haji. Tak satupun yang
ingin tertinggal bahkan yang sedang sakit sekalipun akan dibawa menuju
padang Arafah ini dengan mengendarai ambulans. Dapat dibayangkan
bagaimana lambat dan padatnya perjalanan Makkah ke padang luas yang
sebenarnya hanya berjarak 7 [i1]
km ini bila sekitar 2 juta jamaah bergerak secara bersamaan menuju ke
satu tujuan. Waktu tempuh yang dalam keadaan normal hanya memerlukan
waktu beberapa menit itupun berubah bisa menjadi hitungan jam.
Jalanan tersebut tidak hanya disesaki
para jamaah yang berjalan kaki namun juga ratusan bus yang atapnya
disesaki jamaah dan puluhan kendaraan pribadi. Laki-laki, perempuan dan
anak-anak semua bercampur menjadi satu seolah membentuk lautan putih
gelombang manusia. Pada waktu haji jamaah lelaki hanya diperbolehkan
mengenakan 2 lembar kain tak berjahit. Satu lembar untuk menutup bagian
bawah tubuh dan satu lagi untuk menutup tubuh bagian atas. Ini adalah
sebuah cerminan kelak ketika kita dikumpulkan di alam barzah, alam
setelah manusia dibangkitkan kembali dari kematiannya setelah terjadinya
hari akhir yaitu hari kiamat. Imbalan berhaji adalah surga bila Allah
swt ridho terhadap ritual haji yang dikerjakannya tersebut. Inilah yang
dinamakan haji mabrur.
“ Ya Allah terimalah amalan haji kami
ini. Ya Allah berilah ridho-Mu pada kami bertiga. Masukkanlah kami
kelak kedalam surga-Mu dan mudahankanlah segala urusan dunia kami, amin
Ya Robbal ‘alamin“, mohonku dengan khusuk.
***
“ Prof, betulkah bahwa fenomena yang
terjadi di Palestina saat ini merupakan salah satu tanda makin
dekatnya hari kiamat? Bagaimanakah bunyi hadis yang memperkuat hal
tersebut ?“ tanya seorang mahasiswa asal Malaysia pada suatu hari di kelas hadis.
Pembahasan mengenai tanda-tanda hari
akhir dan masalah Palestina adalah salah satu topik yang selalu menarik
perhatian dan memancing banyak pertanyaan mahasiswa.
“ Coba kalian buka buku hadisnya. Siapa yang mau sukarela membaca hadis di hal 178 mengenai bab Hari Kiamat?”, tanya prof Ali Yusuf menanggapi pertanyaan mahasiswanya.
“ Saya akan bacakan prof”, jawab Hanafi, seorang mahasiswa kulit putih asal Australia lantang. “ Dari
Mu’adz bin Jabal. Aku bertanya kepada Muhammad saw ,” Ya, Rasulullah
terangkanlah kepada kami beberapa tanda-tanda kedatangan kiamat.”, Nabi
saw bersabda : “ Setelah pembangunan Bait Al-Maqdis berarti itu
adalah kehancuran Yatsrib ( Madinah). Dan setelah kehancuran Yatsrib
itu berarti penaklukan Konstantin. Dan setelah penaklukan Konstantin itu
berarti keluarnya Dajjal. Hadis diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud
“.
“ Hadis yang baru saja selesai
dibacakan tadi banyak dikisahkan di buku-buku yang membahas masalah
hari akhir dan hubungannya dengan situasi belakangan ini, terutama yang
terjadi di Palestina saat ini. Namun banyak diantara mereka yang tidak
memandangnya sebagai sebuah situasi yang berkesinambungan. Padahal nabi
sendiri mengatakan bahwa setiap peristiwa menyebabkan kemunculan
peristiwa lainnya secara berurutan. Jadi ini adalah sebuah mata rantai.
Perumpamaannya seperti untaian kalung yang lepas dari ikatannya.
Jatuhnya sangat cepat tapi tetap dalam urutannya ”, terang prof sambil berjalan menuju jendela. Diluar tampak matahari menyorotkan sinarnya yang sangat panas.
“ Sebenarnya cukup banyak hadis yang
menerangkan hari Kiamat dan hubungannya dengan prilaku orang-orang
Yahudi saat ini. Coba perhatikan lagi hadis berikut” lanjut prof..
“Tidak akan terjadi hari Kiamat
hingga (bangsa) Rum telah sampai di A’maq dan Dabiq untuk menyerang
kamu. Maka datanglah suatu pasukan yang akan menghadapi mereka dari kota
Madinah, yang mana waktu itu adalah manusia-manusia terbaik di muka
bumi ini ”.
“ Sebentar, prof “ sela seorang mahasiswa sambil mengangkat tangannya. “ Ya ?”, jawab profesor kurang senang karena mahasiswa tersebut memotong hadis yang sedang dibacakannya. “ Aku pernah membaca, katanya yang dimaksud A’maq dan Dabiq adalah dua kota yang sekarang ini berada di Syria. Benarkah ?”.
“ Ya benar. Sebaiknya aku terangkan dulu hadis yang terpotong tadi ”, ucap prof setengah menyindir. “ Begini…hadis
tadi sebenarnya kalau dibaca lengkap panjang sekali dan agak rumit.
Hadis tersebut berasal dari Abu Hurairah dan diriwayatkan oleh shahih
Muslim. Namun pada intinya hadis tersebut sama isinya dengan yang
pertama dibacakan tadi. Perbedaannya, pada hadis kedua tidak
diceritakan peristiwa pembangunan Al-Maqdis. Mengapa? Karena pada saat
Abu Hurairah meriwayatkan hadis tersebut, pembangunan Masjidil Aqsha
yang memang telah jatuh ke tangan Muslim telah terjadi. Bahkan
pembangunan dan renovasi tersebut terjadi lebih dari satu kali yaitu
pada masa Umayyah, Abbasiyah dan beberapa kerajaan yang pernah menguasai
lokasi tersebut “, prof berhenti sebentar untuk meneguk air mineral yang ada dalam gelasnya.
“ Dalam hal ini Abu Hurairah tidak
keliru. Yang diluar perkiraannya, pembangunan yang dimaksud hadis
tersebut bukanlah pembangunan yang telah disaksikannya saat itu
melainkan pembangunan yang kelak akan dilakukan oleh kaum Yahudi ratusan
bahkan ribuan tahun setelah masa hidupnya. Apa alasannya ? Karena
pembangunan yang telah disaksikan Abu Hurairah dan juga beberapa
renovasi yang terjadi sesudahnya terbukti tidak mengakibatkan hancur dan
runtuhnya kota Madinah. Buktinya ya ini… hingga detik ini kita masih
berkumpul di Madinah bahkan tengah membahas hadis tersebut”, terang prof.
“ Dengan kata lain, apa yang kita
saksikan saat ini, yaitu usaha Zionis Israel untuk merebut Yerusalem
serta usahanya untuk menghancurkan pelataran Haram As-Syarif sekaligus
menggantikannya dengan bangunan kuil mereka adalah sebuah fenomena awal
yang dimaksud hadis-hadis di atas. Begitukah prof ?”, tanyaku tidak dapat menahan kesabaran untuk diam dan menunggunya melanjutkan penjelasannya.
“ Ya, tepat sekali “, jawabnya.
“ Jadi pada dasarnya ada 5 hal pokok yang harus kita cermati.
Pertama pembangunan Bait al-Maqdis oleh pihak Yahudi. Kedua kehancuran
Yatsrib atau Madinah. Ketiga terjadi pertempuran antara pasukan Muslim
dan pasukan Rum atau pasukan Yahudi dan tentu saja semua yang
mendukungnya. Keempat penaklukan Konstantin atau Istambul sekarang ini
dan kelima atau terakhir adalah munculnya Dajjal “.
“ Lalu apa yang dapat kita lakukan? Mungkinkah kita dapat mencegah atau minimal mengulur waktu terjadinya ? “ tanya seorang mahasiswa.
“ Mencegah pasti tidak mungkin. Ini
adalah ketetapan Allah. Namun mengulurnya….aku pikir mungkin saja.
Menghambat agar untaian kalung tidak segera terurai dan berhamburan.
Artinya kita, umat Islam harus sekuat tenaga mencegah agar kaum Yahudi
tidak masuk apalagi merusak Masjidl Aqsho dan sekitarnya. Jangan lupa
tanah Palestina adalah milik Muslim sejak ribuan tahun lalu. Kita tidak
merebutnya dari tangan Yahudi atau siapapun karena ketika pasukan Khalid
bin Walid menaklukkan daerah tersebut, Al-Aqsho dan sekitarnya adalah
daerah yang terbengkalai dan sama sekali tidak terawat. Bahkan
pemimpin tertinggi Nasrani sebagai penguasa sebelum masuknya pasukan
Islam, menyerahkan dengan sukarela kunci kota Yerusalem kepada khalifah
Umar bin khattab dengan syarat kaum Yahudi dilarang tinggal di sekitar
kota”, tanggap sang professor menggebu-gebu.
“ Dan lagi, sepengetahuan saya,
bukankah resolusi Dewan Keamanan tahun 1967 menegaskan bahwa Yerusalem
adalah milik bangsa Arab atau minimal milik internasional? ” , tanyaku.
“ Ya begitulah watak Yahudi, persis seperti yang disifatkan Al-Quran, keras kepala dan tidak suka memenuhi janji “, jawab prof geram.
“ Kembali ke hadis. Pada
pertempuran yang terjadi antara pasukan Rum dan pasukan Muslimin
nanti, Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah mengutarakan bahwa 1/3
tentara Muslim akan melarikan diri sementara 1/3 lainnya mati syahid
dan 1/3 sisanya lagi akan memperoleh kemenangan. Sementara hadis lain
dengan muatan yang kurang lebih sama menceritakan bahwa di tengah
suasana pertempuran antara kaum Muslimin dan pasukan Rum nanti akan
terjadi banyak kemurtadan. Hadis ini berasal dari Jabir dan diriwayatkan
oleh Muslim”, lanjut prof.
“ Mengapa bisa demikian, prof ?
Bukankah pada salah satu hadis yang tadi dibacakan disebutkan bahwa
pasukan yang keluar dari Madinah dan menghadapai pasukan Rum itu adalah
pasukan yang terbaik ?” tanya Hanafi, si bule Australia penasaran.
“ Itulah yang sering menjadi
pertanyaan para ahli hadis. Mereka sering berpikir mengapa hal ini bisa
terjadi. Sebagian berkesimpulan hal tersebut mungkin terjadi sebagai
dampak dari dua hal penting. Pertama yaitu dihancurkannya Masjidil Aqsho
serta dibangunnya kuil Yahudi di atas lokasi bekas penghancuran dan
yang kedua hancur dan jatuhnya kota Madinah yang selama ini diyakini
sebagai kota suci. Bagi mereka yang kurang kuat keimanannya kedua hal
diatas bisa jadi cukup untuk menjadikannya sebuah alasan untuk keluar
dan murtad dari Islam. Bayangkan, bila pasukan terbaik dari Madinah
saja bisa murtad bagaimana dengan muslim di belahan dunia lain ?”, ujar prof dengan nada prihatin.
“ Semoga kita dan keluarga kita bukan satu diantara mereka “, sambungnya. “ Amin “, jawab kami serentak.
“ Professor, bagaimana pula hubungannya dengan hadist berikut … Boleh saya bacakan ? “ , tanya seorang mahasiswa dan tanpa menunggu jawaban iapun membacakan hadis berikut :
“ Suatu saat, ketika para sahabat
sedang berkumpul dan berbicang perihal hari Kiamat, datanglah
Rasulullah. Segera mereka menanyakan hal tersebut, maka Rasulullahpun
bersabda : “Tidak akan terjadi hari Kiamat sehingga kalian
melihat sepuluh tanda : Terbit Matahari dari arah Barat, Kabut, Binatang
melata, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, keluarnya Isa putra Maryam, Dajjal
dan tiga gerhana : gerhana di timur, di Barat, dan di jazirah Arab dan
api yang keluar dari jurang Adn yang akan menggiring manusia atau
mengumpulkan manusia. Api itu akan menginap bersama mereka di manapun
mereka menginap dan akan beristirahat siang dengan mereka tatkala mereka
tidur siang. Hadist Riwayat Shahih Muslim”.
Setelah menghela nafas sebentar, prof Ali Yusuf berujar:
“ Jumlah hadis yang meriwayatkan tanda-tanda Kiamat tak terhitumg
banyaknya. Ada tanda-tanda besar ada tanda-tanda kecil. Namun
demikian tidak mudah menafsirkan hadis-hadis tersebut. Penyebabnya
beragam. Yang jelas seringkali hadis baru dapat dimengerti setelah
sebuah peristiwa benar-benar telah terjadi. Perlu kajian khusus untuk
membahasnya. Itupun bisa keliru…Butuh waktu tidak saja dalam hitungan
hari namun bisa saja hingga tahunan..”, prof berkata sambil berdiri membereskan buku-bukunya yang tergeletak di meja.
Aku melirik jam tanganku, pukul 14.30.
Mustinya bel waktu istirahat sudah berbunyi. Namun tampaknya para
mahasiswa tidak perduli. Mereka begitu antusias mendengar penjelasan
prof Yusuf Ali yang sungguh menarik.
“ Satu saja lagi pertanyaan prof..”, seru seorang mahasiswa sambil buru-buru mengangkat tangannya tinggi-tinggi.
“ Baik .. .tapi cepat”, jawab prof sambil melongokkan pandangannya keluar jendela.
“ Mengenai Hari Kiamat dan
hubungannya dengan Ya’juj dan Ma’juj yang disebut dalam ayat 94-99
surat Al-Kahfi dan ayat 96-97 surat Al-Anbiyya. Banyak ulama kontemporer
yang berpendapat bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah bangsa bengis bermata
sipit yang mendiami daerah Asia Tengah. Mereka kemungkinan adalah bangsa
Mongol, Rusia, Jepang, Cina atau mungkin Korea. Menurut para ulama ini
kejahatan yang akan disebarkan mereka bukanlah kejahatan umum seperti
pada masa lalu. Kejahatan yang dimaksud itu tidak lain adalah kejahatan
yang menggunakan tehnologi tinggi. Contohnya adalah kejahatan
pemikiran seperti Kapitalisme dan Materialisme. Atau bisa juga yang
dimaksud adalah Cyber Crime atau kejahatan dunia maya yang memang
terbukti saat ini banyak terjadi di sekitar kita. Bagaimana menurut
pendapat prof?” ,tanyanya.
“ Bisa jadi”, jawab prof sambil menurunkan kembali buku-buku yang telah dijinjingnya. “ Negara-negara
Asia Tengah seperti Jepang, Cina dan Korea belakangan ini memang mulai
menunjukkan kemajuan yang sangat mengejutkan. Tanda-tanda akhir zaman
yang telah diisyaratkan Al-Quran dan hadis memang semakin menunjukkan
kebenarannya. Untuk itu mari kita sebagai umat pilihan yang telah diberi
kesempatan menyaksikan kebenaran tanda-tanda tersebut segera bersiap
diri. Bekal terpenting adalah ilmu yang benar disamping tentu saja
keimanan yang tinggi. Tunjukkanlah itu … songsong hari akhir dengan
penuh keyakinan..Jangan berpaling dan takut mati …Tegakkan kalimat
tauhid dan patuhi perintah-Nya…Allah swt pasti akan membela kita di
jalan yang benar .. Allahu Akbar.. Allahu Akbar ..Allahu Akbar “, serunya menutup kuliahnya.
***
Beberapa hari yang lalu aku menerima surat dari ibu yang mengabarkan rencana ibu untuk minta cerai dari ayah. “ Uztad
mengatakan bahwa Allah swt melarang perempuan menikah dengan lelaki non
muslim. Artinya, dengan masuknya ibu kedalam Islam otomatis pernikahan
ayah dan ibu batal”. Itu salah satu bunyi surat ibu. Terus terang
aku cukup terkejut mengetahui keseriusan ibu dalam mengamalkan ajaran
yang baru dipeluknya beberapa bulan itu. Aku salut kepadanya. Tentu
tidak mudah bagi seorang perempuan mengambil keputusan seperti itu,
apalagi ayah dan ibu telah menikah lebih dari 20 tahun lamanya.
Aku hanya berharap semoga ayah dapat
menerima keputusan ibu. Namun tampaknya jalan hidup ayah tidaklah
semulus jalanku, ibu ataupun tante Rani. Karena tak sampai sebulan
setelah ibu berkirim surat, aku mendapat kabar bahwa ayah meninggal
dunia karena over dosis! Aku benar-benar tak mengira bahwa akan begini
akhirnya. Menurut tante Rani, ayah tak mau menerima permintaan cerai
ibu. Ayah makin sering mengamuk dan membantingi segala yang ada di
rumah.
Malam terakhir sebelum petaka itu datang,
tante Rani mendengar bahwa ayah dan ibu bertikai hebat di kamar.
Terdengar suara ibu menangis ketakutan sementara ayah terus
berteriak-teriak mengeluarkan suara kasar dan kotor. Tante Rani tidak
tahan hanya diam di luar kamar. Ia khawatir terjadi sesuatu yang
membahayakan jiwa ibu. Akhirnya dengan dibantu satpam, tante mendobrak
pintu kamar ke dua orangtuaku.
Didalam kamar terlihat sebelah tangan
ayah menggenggam sebelah pisau sementara tangan satu lagi
mengcengkeram lengan ibu. Ketika ia melihat kehadiran adiknya yang
secara tiba-tiba masuk, ia kelihatan bingung. “ Lepaskan pisau itu “, teriak tante Rani histeris. “ Tak tahukah betapa kau telah membahayakan jiwa Lani, istrimu? Ibu anakmu Mada?” lanjutnya.
Namun mendengar peringatan itu bukannya
sadar, ayah malah tampak lebih kacau lagi. Rupanya kata Mada membuatnya
lebih sakit hati lagi. Ia menggeram dengan amat keras dan mulai akan
mengayunkan pisaunya ke arah ibu. Tanpa berpikir panjang tante Rani
segera berlari mendekati keduanya dan meraih vas besar bunga yang berada
di dekatnya lalu mengayunkannya ke arah tubuh besar ayah. Sejenak ayah
terhuyung kehilangan sedikit keseimbangannya. Wajahnya terlihat merah
padam sementara pandangan matanya liar. Rupanya ia dalam keadaan
setengah mabuk.
“ Lebih baik kau tinggalkan rumah ini kak “, ancam tante Rani. “ Pergi dan bermabuk-mabukanlah di luar sana. Kelakuanmu sungguh membikin malu nama keluarga besar kita”, tambah tante lagi.
Alhamdulillah berkat pertolongan
Allah jua, sambil mengomel tak karuan ayahmu yang rupanya segera
tersadar, mungkin berkat pukulan keras di tubuhnya, pergi meninggalkan
ruangan. Namun keesokan paginya seseorang menelpon ibumu mengabarkan
bahwa ayahmu dalam keadaan sekarat di sebuah hotel berbintang. Ia
meminta agar ibu segera datang dan menjemputnya. Maka aku dan ibupun
segera menjemput dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Namun sayang,
sebelum tiba di tujuan ayahmu sudah menghembuskan nafas terakhirnya.
Berdasarakan visum dokter yang memeriksanya ayahmu meninggal karena
over dosis.
Mada anakku
Ibumu sangat berharap agar kau mau
datang dan memberinya penghormatan terakhir. Walau bagaimanapun ia
adalah ayahmu. Maafkanlah ia. Disamping itu tante yakin ibumu sangat
memerlukan kehadiran dan dukunganmu. Ia tampak sangat terpukul dengan
peristiwa tersebut. Urus secepat mungkin tiketmu. Walaupun ayahmu bukan
seorang Muslim dan kemungkinan besar keluarga besarnyapun menginginkan
upacara kremasi namun ibumu sebagai seorang yang telah memeluk Islam
menginginkan agar upacara penyelenggaraan jenazah dapat dilaksanakan
sesegera mungkin. Apa boleh buat meskipun tidak sesuai syariat yang
seharusnya tidak boleh lebih dari 24 jam sejak kematiannya.
Wasswrwb.
Tante Rani.
Aku terduduk lesu. Sungguh tak kukira
akan demikian akhir nasib ayah. Terus terang aku tak setuju pada yang
mengatakan bahwa ini semua adalah kehendak-Nya. Benar bahwa Allah swt
memang telah menggariskan jalan hidup setiap manusia. Namun setiap
manusia tanpa kecuali dibekali akal dan kemauan. Ia memiliki potensi
untuk memilih jalan mana yang ingin ditempuhnya, ketakwaan atau
kemungkaran. Hidayah Allah swt akan diberikan kepada yang mau berusaha
dan mencarinya. Sebaliknya Allah akan memberikan hidayah tersebut kepada
siapa saja yang dikehendaki-Nya. Maka manusia harus segera berebut
mendapatkannya....................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar