Masyayikh Ahlussunnah di Yaman
Segala puji hanya untuk Allah dan kami bersaksi bahwa tiada
sesembahan yang hak melainkan Allah, hanyalah Dia saja tanpa ada suatu
sekutu bagi-Nya. Dan kami bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusan-Nya, sholawat dan salam senantiasa tercurah atas beliau,
keluarga, dan sahabat sahabat beliau.
Kemudian setelah itu..
Sungguh Allah telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia :
قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا إِنَّ
الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ
لِلْمُتَّقِينَ
“Musa berkata kepada kaumnya: “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan
bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya
kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang
baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al A’raaf 128)
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ
“Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis
dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang
saleh.” (QS. Al Anbiya 105)
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِرُسُلِهِمْ لَنُخْرِجَنَّكُمْ مِنْ
أَرْضِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ
رَبُّهُمْ لَنُهْلِكَنَّ الظَّالِمِينَ وَلَنُسْكِنَنَّكُمُ الْأَرْضَ مِنْ
بَعْدِهِمْ ذَلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِي وَخَافَ وَعِيدِ
“Orang-orang kafir berkata kepada Rasul-rasul mereka: “Kami
sungguh-sungguh akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu kembali
kepada agama kami”. Maka Tuhan mewahyukan kepada mereka: “Kami pasti
akan membinasakan orang-orang yang zalim itu. Dan Kami pasti akan
menempatkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka. Yang demikian itu
(adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) kehadirat-Ku dan
yang takut kepada ancaman-Ku.” (QS. Ibrohim 13-14)
وَمَا لَنَا أَلَّا نَتَوَكَّلَ عَلَى اللَّهِ وَقَدْ هَدَانَا سُبُلَنَا
وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَى مَا آذَيْتُمُونَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ
الْمُتَوَكِّلُونَ
“Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah
menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar
terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya
kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri”. (QS.
Ibrohim 12)
الَّذِينَ
قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ
فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“(Yaitu) orang-orang yang kepada mereka ada orang-orang yang
mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk
menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu
menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi
Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (QS. Ali Imron
173)
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih
hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika
kamu orang-orang yang beriman” (QS. Ali ‘Imran: 139)
وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا
اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا
إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا
“Dan tatkala orang-orang mu`min melihat golongan-golongan yang
bersekutu itu, mereka berkata : “Inilah yang dijanjikan Allah dan
Rasul-Nya kepada kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang
demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan
ketundukan.” (QS. Al Ahzab 22)
وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِينَ إِنَّهُمْ
لَهُمُ الْمَنْصُورُونَ وَإِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ
“Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang
menjadi rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat
pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.”
(QS. Ash Shaaffaat 171-173)
Ayat ayat tersebut dan yang semakna dengannya terdapat janji Allah
-dan janji Allah adalah benar-, Dia akan menguasakan bumi ini untuk
hamba hamba-Nya yang sholih. Dan Allah memerintahkan mereka untuk
bersabar, isti’anah (meminta pertolongan) dan tawakal kepada-Nya,
percaya penuh terhadap-Nya, serta untuk berpegang teguh dengan kitab-Nya
dan sunnah Rasul-Nya. Tatkala para salaf (pendahulu) kita yang sholih
memahami kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya sesuai dengan apa yang
diinginkan Allah, mengamalkannya, berdakwah kepadanya, dan bermu’amalah
dengannya, maka mereka mendapatkan janji Allah berupa pertolongan,
kekokohan di atas muka bumi, kemuliaan, dan ketinggian. Mereka melewati
beberapa generasi di atas semua itu, kemudian menjalar di tengah tengah
mereka hawa nafsu dan berbagai fitnah (konflik), hingga seolah fitnah
menjadi bagian dari agama di mata mereka yang hatinya telah
terkontaminasi olehnya, dengan dasar tersebut mereka memancangkan
permusuhan atau persahabatan, meskipun semua itu berkonsekwensi
pembunuhan jiwa yang haram, menumpahkan darah yang terjaga, merampas
harta. Hingga merembet hal tersebut kepada terkoyaknya banyak dari kaum
kaum muslimin, menyimpangkan mereka dari jalan yang lurus, merubah
tauhid menjadi kesyirikan, kebenaran menjadi kebatilan, sunnah menjadi
bid’ah, dan persaudaraan di atas keimanan menjadi kebencian dan
permusuhan.
Pada saat demikian, akan muncul pada kaum muslimin kelemahan dan
kerendahan, kekalahan demi kekalahan menimpa mereka. Musuh musuh Islam
menguasai kebanyakan kepentingan kaum muslimin. Apa yang terjadi
belakangan ini, diantaranya kuatnya pengaruh dari musuh terhadap
sebagian muslimin dan sebagian mereka memerangi yang lain, adalah saksi
yang sangat jelas dan bukti yang amat nyata tentang hal di atas.
Dan sungguh telah menimpa penduduk Yaman banyak hal yang telah
disebutkan di depan lewat tangan orang orang yang mengaku ahli bait
(keluarga nabi). Mereka menonjol dari selainnya dalam perkara perkara di
atas, dengan celaan, caci makian, laknat, dan pengkafiran terhadap
kebanyakan sahabat Rasulullah.
Sekarang ini mereka sedang berbuat banyak kejahatan, diantaranya
adalah blockade mereka terhadap perkampungan Dammaj, dengan apa yang di
dalamnya, ma’had Darul Hadits dan penghuninya dari bahan pangan, obat
obatan, dan perawatan orang sakit. Telah kita ketahui bersama bahwa
Islam mengharamkan untuk menahan makanan dan minuman dari hewan, orang
yang melakukan hal itu terancam neraka. Dalam sebuah hadits mutawatir
(banyak jalur periwayatan), Rasulullah bersabda : “Seorang wanita masuk
neraka dengan sebab seekor kucing yang dia tahan hingga mati, tidak dia
beri makan dan minum tidak pula dia lepaskan agar bisa mencari makan
dari serangga serangga di muka bumi”. Maka bagaimanakah kiranya mereka
yang menahan makanan untuk manusia? Bagaimanakah kiranya menahannya dari
kaum muslimin yang di tengah tengah mereka ada anak anak kecil?. Tidak
kita dapati orang yang mendahului mereka dengan kejahatan semacam ini
kecuali orang musyrikin yang memblokade Rasulullah dan para sahabatnya
di lembah Abu Tholib. Dan sungguh sebagian musyrikin menaruh belas
kasihan pada mereka dan berusaha untuk merobek kertas ikrar mereka.
Apakah ada diantara mereka (Syi’ah) yang mempunyai belas kasih walaupun
dengan belas kasih orang musyrik? Wahai Allah, sungguh rahmat-Mu kami
harapkan, maka janganlah Engkau bebankan diri kami pada kami sendiri
walaupun sekejap mata, dan perbaikilah segala urusan kami, tiada
sesembahan yang benar melainkan Engkau.
Dan segala puji bagi Allah yang telah menggagalkan usaha musyrikin,
memberi jalan keluar untuk Rasul-Nya berserta orang yang bersamanya dari
sahabatnya, dan menyematkan pada kaum musyrikin kehinaan dan
kerendahan serta adzab di dunia, dan sungguh adzab akhirat itu lebih
keras dan kekal. Maka sungguh mereka (syi’ah) tidak aman dari sesuatu
yang telah menimpa mereka (kaum musyrikin), Allah berfirman :
إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ
“Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.” (QS. Al Fajr 14)
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak
terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang
yang merugi.” (QS. Al A’raaf 99)
Dan Rasulullah telah bersabda : “Sesungguhnya Allah mengulur ulur
waktu untuk orang zhalim hingga ketika mengadzabnya Dia tidak akan
melepasnya”.
Dan kita menghibur saudara kita yang terzhalimi, terhalangi dari
makanan dan kebutuhan kebutuhan yang bersifat darurat dengan firman
Allah :
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”(QS. Al-Insyiroh: 5-6)
Dan dengan hadits dari Rasulullah : “Sesungguhnya ada pertolongan
bersama dengan kesabaran, dan sungguh ada jalan keluar bersama dengan
kesulitan”. Semoga Allah menambahkan kepada kalian rasa tawakal,
kepercayaan, dan pengharapan pada Allah. Sebagaimana telah diketahui
bersama bahwa kaum muslimin saling berkasih sayang dan tolong menolong
di antara mereka, dan bahwa ahlus sunnah adalah orang yang paling besar
kasih sayangnya terhadap orang lain, maka hendaknya kasih sayang mereka
terhadap saudara saudara mereka di Dammaj lebih besar, semuanya seukuran
kemampuannya, mengerahkan bantuan sesuai kadar kemampuan untuk
menyingkirkan gangguan yang mereka derita dan melepaskan mereka dari
kesusahan kesusahan mereka, tentunya setelah bantuan dari Allah.
Dan kami wasiatkan pada diri kami dan saudara saudara kami dengan
taqwa pada Allah dalam kesendirian maupun bersama sama, dalam keadaan
senang dan sempit, Allah berfirman dalam kitab-Nya :
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya.” (QS. ath Thalaq: 2-3).
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. ath Thalaq: 4).
Kita mohon pada Allah untuk menganugerahkan kepada kita semua
keikhlasan untuk-Nya dalam ucapan dan perbuatan, dan untuk menjauhkan
kita dari penyimpangan dan ketergelinciran, dan melindungi dari kita dan
semua muslimin dari semua kejelekan dan keburukan, dan untuk
mengembalikan kaum muslimin kepadaNya dengan cara yang baik, dan
menyatukan suara mereka di atas kebenaran dan petunjuk, sesungguhnya Dia
mampu atas segala sesuatu, tiada daya upaya dan kekuatan melainkan
dengan bantuan-Nya, dan sholawat serta salam tercurah atas nabi kita
Muhammad dan juga untuk keluarga dan para sahabatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar