BERIMAN KEPADA HARI AKHIR
- Pengertian Beriman Kepada Hari Akhir
Islam mengajarkan kepada umatnya bahwa
pada saat yang ditentukan Allah swt., alam ini akan hancur dan semua
makhluk aka mati. Kapan alam ini aka hancur dan semua makhluk akan mati
merupakan rahasia Allah Swt., dan tidak seorang pun diberitahu, termasuk
Rasulullah saw sendiri. Sejak Rasulullah saw masih hidup, manusia
banyak yang bertanya kapan terjadinya kehancuran alam semesta ini.
Pertanyaan mereka diabadikan Allah swt dalam firman-Nya yang aritnya:
“Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad)
tentang Kiamat, “Kapan terjadi?”. Katakanlah, “Sesngguhnya pengetahuan
tentang kiamat itu ada pada Tuhanku, ….” (Q.S. al-A’raf/7 : 187)
Iman kepada hari akhir merupakan rukun
iman yang kelima. Tidak ada seorang pun yang mengetahui secaa pasti
terjadinya hari akhir, yang mengetahui hanya Allah Swt. Bahkan, para
rasul pun tidak ada yang mengetahuinya. Meskipun demikian, kita sebagai
orang yang beriman wajib meyakini akan terjadinya hari akhir. Baca dan
pahamilah firman berikut ini :
Artinya:
Dan sungguh, (hari) kiamat itu pasti
datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh Allah akan membangkitkan
siapa pun yang di dalam kubur. (Q.S. al-Hajj/22:7)
Beriman kepada hari akhir
adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa hari akhir itu pasti akan
terjadi atas kehendak Allah Swt. Tidak ada satu makhluk pun yang
mengetahui terjadinya hari akhir, hanya Allah Swt. yang mengetahuinya.
Pada saat terjadinya hari
akhir, semua makhluk yang ada di bumi ini akan musnah, langit hancur,
gunung-gunung meletus, lautan meluap, dan bumi memuntahkan segala
isinya.
Artinya:
Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu;
sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang
sangat besar. (Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (guncangan
itu) semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang
disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran
kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal
sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras. (Q.S.
al-Hajj/2: 1-2)
Surah al-Haqqah ayat 14 dan
al-muzammil ayat 14 menjelaskan bahwa pada saat kiamat tiba,
gunung-gunung pecah berterbangan dan menjadi pasir. Sebagaimana firman
Allah Swt yang artinya:
- Surah al-haqqah ayat 14:
“Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan.”
- Surah al-muzammil ayat 14:
“(ingatlah) pada hari (ketika) bumi dan
gunung-gunung berguncang keras dan menjadilah gunung-gunung itu seperti
onggokan pasir yang dicurahkan.
Surah at-Takwir ayat 1-6 dan
al-Infitar ayat 1-3 menjelaskan jika kiamat tiba, matahari digulung,
bintang-bintang berjatuhan, gunung-gunung dihancurkan, ternak tidak
dipedulikan, dan lautan dipanaskan.
- At-Takwir ayat 1-6:
Apabila matahari digulung, dan apabila
bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dhancurkan, dan
apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak terurus), dan apabila
binatang-binatang liar dikumpulkan, dan apabila lautan dipanaskan.
- Al-Infitar ayat 1-3:
Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan dijadikan meluap.
- Surah al-An’am ayat 134
Artinya:
Sesunguhnya, apapun yang dijanjikan kepadamu pasti datang dan kamu tidak mampu menolaknya.
- Surah Taha ayat 15
إِنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍ بِمَا تَسْعَىٰ
Artinya:
Sungguh, hari kiamat itu akan datang. Aku
merahasiakan (waktunya) agar setiap orang dibalas sesuai dengan apa yang
telah dia usahakan.
Ayat-ayat tersebut menggambarkan
betapa dahsyatnya hari kamat. Hal itu dapat menjadikan kita mawas diri
dan selalu berdoa agar terhindar dari kejadian-kejadian tersebut. Dengan
demikian, kita akan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah Swt
yang menguasai semua itu.
- Tanda-tanda akan datangnya yaumus-sa’ah (Hari Kiamat)
Kiamat ada dua macam, yakni kiamat sugra
(kecil) dan kiamat kubra (besar). Kiamat Sugra adalah proses berpisahnya
antara jasmani dan rohani atau proses berpisahnya antara raga dan nyawa
pada makhluk hidup. Dengan kata lain, kiamat sugra adalah kematian
seseorang. Sedangkan kiamat Kubra yaitu hari hancurnya alam semesta
(berakhirnya seluruh kehidupan makhluk yang ada di dunia ini secara
serempak). Adapun kiamat yang dibicarakn kali ini adalah kiamat Kubra.
- Tanda-tanda Kiamat Kecil
- Pembantu melahirkan anak majikannya.
- Meluasnya perbuatan maksiat, termasuk perzinaan.
- Jumlah wanita lebih banyak daripada jumlah pria, dengna perbandingan 50:1
- Ilmu agama tidak dianggap penting lagi.
- Banyak terjadi musibah/bencana alam, seperti gempa, dll.
- Munculnya kekejian.
“Tidak akan datang kiamat sehingga banyak
perbuatan dan perkataan keji, memutuskan hubungan silaturahim dan sikap
yang buruk dalam bertetangga.” – Riwayat Ahmad dan Hakim.
- Mengucapkan salam kepada orang yang dikenalnya saja.
“Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah
dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mau mengucapkan salam kepada
orang lain kecuali yang dikenalnya saja.” – Riwayat Ahmad.
- Banyak wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah lah.a. “Di
antara tanda-tanda telah hari kiamat adalah akan muncul pakaian-pakaian
wanita & ketika mereka memakainya keadaannya seperti telanjang”.
- Tanda-tanda Kiamat Besar
- Musnahnya Al-Qur’an
- Meninggalnya Semua manusia yang beriman
- Tidak ada lagi yang menyebut nama Allah
- Matahari terbit dari arah Barat
- Keluarnya binatang melata yang dapat berbicara
- Munculnya dajjal
- Munculnya Imam Mahdi
- Turunnya Isa bin Maryam
- Keluarnya Ya’juj dna Ma’juj
- Tiga peristiwa terbenamnya tanah
- Kabut Asap
- Keluarnya Api dari Yaman dan menggiring manusia menuju “Mahsyar”
- Peniupan Sangkakala dan Kehancuran Alam Semesta Beserta Seluruh Isinya
Allah swt menyatakan bahwa peristiwa
hari kiamat menjadi rahasia-Nya, tak seorang pun diberi tahu (termasuk
Rasulullah Saw). Peristiwa itu semata-mata menjadi rahasia Allah swt.
Firman Allah swt. dalam surah Al-A’raf: 187.
“Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad)
tentang Kiamat, “Kapan terjadi?”. Katakanlah, “Sesngguhnya pengetahuan
tentang kiamat itu ada pada Tuhanku, ….” (Q.S. al-A’raf/7 : 187)
Rasulullah saw hanya memberikan
tanda-tanda akan datangnya yaumus-sa’ah Tanda-tanda akan datangnya hari
kiamat dibagi menjadi dua macam, yakni tanda-tanda kecil dan tanda-tanda
besar. Tanda-tanda kecil muncul apabila hari kiamat belum terlampau
dekat. Adapun tanda-tanda besar muncul setelah hari kiamat amat dekat
(hampir terjadi).
“Sesungguhnya kiamat tidak akan terjadi
hingga sepuluh tanda: gerhana di Timur, gerhana di Barat, gerhana di
Jazirah Arab, munculnya Dajjal, Asap dan Hewan besar, Ya’juj dan Ma’juj,
terbitnya matahari dari barat, api keluar dari Aden yang mengusir
manusia dan turunnya Isa bin Maryam.” (H.R. Muslim dari Abu Sarihah
Huzaifah Ibn Asid nomor 5163).
Penjelasan Tanda-tanda Kiamat
- Terbitnya Matahari dari sebelah Barat
Terbitnya matahari dari sebelah Barat
termasuk salah satu tanda hari kiamat yang besar. Ia adalah tanda besar
pertama yang memberitahukan perubahan kondisi alam atas. Di antara
dalil-dalil keluarnya adalah sebagai berikut:
Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda
Rabbmu tidaklah bermanfa’at lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri
yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan
dalam masa imannya. …”. (QS. Al An’aam:158)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anh,
sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Tidak
terjadi hari kiamat sehingga terbit matahari dari sebelah Barat. Apabila
matahari telah terbit dari sebelah Barat semua manusia beriman, maka
pada hari itu: “tidaklah bermanfa’at lagi iman seseorang bagi dirinya
sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan
kebaikan dalam masa imannya.” (QS. Al An’aam:158). (Muttafaq ‘alaihi.
HR. Al Bukhari no. 4635 dan Muslim no. 157 dan ini adalah lafazhnya.)
Dari Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu ‘Anh,
ia berkata, ‘Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, ‘Sesungguhnya pertama-tama tanda hari kiamat yang keluar
adalah terbitnya matahari dari sebelah Barat dan keluarnya binatang
kepada manusia pada waktu dhuha. Apapun juga dari keduanya yang lebih
dulu dari yang lain, maka yang lain itu akan menyusul dalam waktu
dekat.” (HR. Muslim no.2942)
- Keluarnya Binatang Melata yang dapat Berbicara
Keluarnya binatang melata di akhir zaman
sebagai tanda sudah dekatnya hari kiamat. Ia keluar, lalu memberi tanda
kepada manusia di atas hidung mereka. Mengekang hidung orang kafir dan
menerangi wajah orang yang beriman. Di antara dalil-dalil keluarnya
adalah:
Dan apabila perkataan telah jatuh atas
mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan
mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin
kepada ayat-ayat Kami. (QS. An-Naml:82)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anh, ia
berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Apabila
telah keluar tiga perkara niscaya tidaklah bermanfa’at lagi iman
seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia
(belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya: terbitnya matahari
dari sebelah Barat, Dajjal, dan binatang melata dari bumi.” (HR. Muslim
no. 158)
- Munculnya Dajjal
Dajjal adalah seorang laki-laki dari anak
cucu Adam ‘Alaihis Salam. Muncul di akhir zaman dan mengaku memiliki
sifat rububiyah. Keluar dari Timur dari Khurasan. Kemudian ia berjalan
di muka bumi, maka ia tidak meninggalkan satu negeri kecuali ia
memasukinya, kecuali Masjidil Aqsha, Tursina, Makkah dan Madinah, ia
tidak bisa memasukinya; karena malaikat menjaganya. Turun di danau asin,
maka kota Madinah bergetar tiga kali, keluar darinya setiap orang kafir
dan munafik.
Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anh,
ia berkata, ‘Kami sedang duduk di sisi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, lalu beliau menyebutkan fitnah, beliau banyak menyebutnya
sehingga menyebutkan fitnah ahlaas. Ada yang bertanya, ‘Wahai
Rasulullah, apakah fitnah ahlaas itu?’ Beliau menjawab, ‘Ia adalah lari
dan perang.’ Kemudian fitnah as-saraa, asapnya dari bawah dua kaki
seorang laki-laki dari ahli baitku. Dia mengaku bahwa dia dariku dan dia
bukanlah dariku, sesungguhnya wali-wali (kekasih-kekasihku) adalah
orang-orang yang bertaqwa. Kemudian manusia berdamai di atas seorang
laki-laki seperti pinggul di atas tulang rusuk. Kemudian fitnah Duhaima
yang tidak membiarkan seseorang dari umat ini kecuali menamparnya satu
tamparan. Apabila dikatakan: berakhir fitnah tersebut malah semakin
panjang. Jadilah pada saat seseorang pagi hari beriman dan sore hari
menjadi kafir sehingga jadilah manusia ke kemah-kemah, kemah iman yang
tidak ada kemunafikan padanya dan kemah nifak yang tidak ada iman
padanya. Apabila sudah seperti itu, maka tunggulah Dajjal dari harinya
atau besoknya.’ (Shahih. HR. Ahmad no. 6168. Lihat as-Silsilah
ash-Shahihah no. 974 dan Abu Daud no 4242 dan ini adalah lafazhnya,
Shahih Sunan Abi Daud no. 3568)
Sifat Dajjal
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
memperingatkan kita dari mengikuti Dajjal atau membenarkannya. Beliau
menjelaskan kepada kita sifat-sifatnya agar kita berhati-hati darinya.
Menjelaskan bahwa ia seorang laki-laki, muda, berkulit merah, buta
sebelah matanya, tidak mempunyai anak, tertulis di antara kedua matanya
‘kafir’ yang bisa dibaca setiap muslim. Ia merupakan keturunan Adam AS.
Dari ‘Ubadah bin ash Shamit Radhiyallahu
‘Anh, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
‘Sesungguhnya Dajjal adalah seorang laki-laki pendek, berkaki bengkok,
keriting, buta sebelah mata, terhapus mata, tidak menonjol dan tidak
bermata cekung. Jika disamarkan kepadamu, maka ketahuilah bahwa Rabb
kamu Subhanahu wa Ta’ala tidak buta sebelah matanya.’ (Shahih. HR. Ahmad
no. 23144 dan ini lafadznya. Abu Daud no 4320, Shahih Sunan Abu Daud
no.3630)
Fitnah Dajjal
Keluarnya Dajjal adalah fitnah besar
disebabkan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan bersamanya berupa
perkara-perkara di luar kebiasan yang besar, yang membingungkan akal.
Disebutkan dalam hadits shahih bahwa bersamanya ada surga dan neraka.
Nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka. Dan sesungguhnya
bersamanya ada gunung roti, sungai air. Dia menyuruh langit (untuk
menurunkan hujan) maka turunlah hujan. Menyuruh bumi (untuk menumbuhkan
tumbuhan) maka tumbuhlah tumbuhan. Perbendaharan bumi mengikutinya.
Melewati bumi dengan kecepatan besar seperti hujan bila dibawa angin.
Dia menetap di bumi selama empat puluh
hari. Satu hari seperti setahun, satu hari seperti satu bulan, satu hari
seperti satu Jum’at, dan semua harinya seperti hari-hari kita. Kemudian
dia dibunuh oleh Isa bin Maryam ‘Alaihis Salam di sisi pintu ludd di
Palestina.
Tempat keluarnya Dajjal
Dari an-Nawwas bin Sam’an Radhiyallahu
‘Anh, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan
Dajjal dan padanya…: ‘Sesungguhnya ia keluar celah-celah di antara Syam
dan Iraq. Berbuat kerusakan di kanan dan di kiri.’ (HR. Muslim no 2937.)
Tempat-tempat yang tidak bisa di masuki Dajjal
- Dari Anas Radhiyallahu ‘Anh, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Tidak ada satu kota melainkan akan diinjak oleh Dajjal kecuali Makkah dan Madinah.’ (Muttafaq ‘alaihi. HR. Al Bukhari no. 1881, dan Muslim no. 2942)
- Dari seorang laki-laki dari sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan Dajjal dan tentangnya ia berkata:… dan ia tidak bisa mendekati empat masjid: Masjidil Haram, masjid Madinah, Masjid ath-Thuur, dan Masjidil Aqsha.’ (Shahih, HR. Ahmad no/ 24085. Lihat as-Silsilah ash-Shahihah no. 2934)
Pengikut-pengikut Dajjal
Kebanyakan pengikut Dajjal adalah kaum
Yahudi, Ajam (bangsa selain arab), Turki, dan berbagai manusia,
kebanyakannya dari bangsa Arab badui dan wanita.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anh,
sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Yang
mengikuti Dajjal dari Yahudi Asfahan sebanyak 70.000 orang, mereka
memakai jubah hijau (yang biasa dipakai ulama Persia).’ (HR. Muslim no.
2944.)
Menjaga dari fitnah Dajjal
Hal itu dengan cara beriman kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, berlindung dari fitnah Dajjal di dalam shalat
secara khusus dan berlari darinya: “Barang siapa yang hapal sepuluh ayat
dari permulaan surah Kahfi niscaya ia dipelihara dari Dajjal.” Dan
dalam satu lafazh: ‘Barang siapa yang menemuinya dari kamu, maka
hendaklah ia menbaca pembuka surah Al Kahfi.” (HR. Muslim no. 8009 dan
no. 2937)
Tidak ada fitnah yang lebih dahsyat
darinya. Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk berdo’a memohon
perlindungan dari Dajjal, diantaranya membaca 10 awal dan akhir dari
surat Al Kahfi.
Masa hidup Dajjal di bumi untuk
menebar fitnah adalah 40 hari. Satu hari pertama seperti 1 tahun, satu
hari kedua seperti 1 bulan, satu hari ketiga seperti sepekan, dan hari
berikutnya seperti hari-hari biasanya
- Munculnya Imam Mahdi
Nama beliau Muhammad bin Abdullah Al Mahdi
Al Fathimi Al Quraisy. Beliau adalah keturunan rasulullah SAW dan
termasuk salah satu Khulafaur Rasyidin. Imam Mahdi adalah seorang
Quraisy yang muncul di akhir jaman untuk memenuhi dunia dengan keadilan
sebagaimana sebelumnya telah dipenuhi dengan kedzaliman.
Beliau menetap di bumi antara 7 sampai 9 tahun, memerangi musuh Islam dan fitnah Dajjal. Munculnya Imam Mahdi di masa perjanjian damai antara kaum muslimin dengan Bani Ashfar, hingga akhirnya mereka mengkhianati kaum muslimin, selanjutnya beliau menjadi pemimpin tertinggi dalam seluruh pertempuran berikutnya.
Beliau muncul saat wafatnya seorang khalifah, kemudian ia keluar menuju Makkah dan dikejar-kejar oleh satu pasukan dari umat Muhammad hingga apabila sampai di sebuah tempat yang bernama Al Baida, pasukan itu ditelan oleh bumi, Kemudian Imam Mahdi dibai’at oleh kaum muslimin antara sudut ka’bah dan maqom Ibrahim.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika kamu melihatnya, maka berbai’atlah walaupun harus merangkak di atas salju, karena dia adalah khalifah Allah Al Mahdi”.(HR. Ibnu Majah, shahih)
Beliau menetap di bumi antara 7 sampai 9 tahun, memerangi musuh Islam dan fitnah Dajjal. Munculnya Imam Mahdi di masa perjanjian damai antara kaum muslimin dengan Bani Ashfar, hingga akhirnya mereka mengkhianati kaum muslimin, selanjutnya beliau menjadi pemimpin tertinggi dalam seluruh pertempuran berikutnya.
Beliau muncul saat wafatnya seorang khalifah, kemudian ia keluar menuju Makkah dan dikejar-kejar oleh satu pasukan dari umat Muhammad hingga apabila sampai di sebuah tempat yang bernama Al Baida, pasukan itu ditelan oleh bumi, Kemudian Imam Mahdi dibai’at oleh kaum muslimin antara sudut ka’bah dan maqom Ibrahim.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika kamu melihatnya, maka berbai’atlah walaupun harus merangkak di atas salju, karena dia adalah khalifah Allah Al Mahdi”.(HR. Ibnu Majah, shahih)
- Turunnya Isa Bin Maryam
Setelah Dajjal keluar dan berbuat
kerusakan di muka bumi, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Isa bin
Maryam ‘Alaihis Salam. Beliau turun ke bumi di sisi menara putih sebelah
Timur Damaskus. Yurunnya Isa dengan diapit oleh malaikat yang
mengenakan dua pakaian yang dicelupkan dengn minyak waras dan za’faran.
Setelah mengerjakan shalat, beliau memimpin perang melawan dajjal yang
diikuti oleh 70.000 Yahudi. Kemudian ia meletakkan kedua telapak
tangannya di atas sayap dua orang malaikat, lalu ia membunuh Dajjal,
berhukum dengan hukum Islam, mematahkan salib, membunuh babi, meletakkan
pajak, harta melimpah ruah dan hilangnya permusuhan. Dia menetap selama
tujuh tahun dan tidak ada permusuhan di antara manusia. Kemudian ia
meninggal dunia dan kaum muslimin menshalatkannya.
Tatkala dajjal melihat Isa maka
tubuhnya meleleh seperti melelehnya garam dalam air. Kemudian ia
terbunuh oleh nabi Isa AS dengan pedangnya di pintu Lood (Majmu’ Zawa’id
: 7: 344).
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengirim angin dingin yang baik dari arah Syam (Siria) maka tidak
tersisa lagi seseorang di atas muka bumi yang di hatinya masih ada
sedikit kebaikan atau iman melainkan ia mematikannya. Dan tersisalah
manusia-manusia yang jahat secepat burung (dalam melampiaskan syahwat
dan kejahatannya) dan watak binatang buas (dalam kezaliman dan
permusuhan). Melakukan persetubuhan sebagaimana yang dilakukan keledai.
Kemudian syetan memerintahkan mereka menyembah berhala, dan atas mereka
terjadi hari kiamat.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anh, ia
berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Demi Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang diriku berada di Tangan-Nya, sudah dekat bahwa
turun padamu Ibnu Maryam ‘Alaihis Salam sebagai pemimpin yang adil. Ia
mematahkan salib, membunuh babi, meletakkan pajak, harta melimpah
sehingga tidak ada seseorang yang menerimanya, sehingga satu kali sujud
lebih baik dari dunia dan apa yang ada di dalamnya.”
Kemudian Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anh berkata: Bacalah jika kamu menghendaki:
Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab,
kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari
kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. (QS.
An-Nisaa`:159) (Muttafaq ‘alaihi. HR. Al Bukhari 3448 dan ini adalah
lafazhnya dan Muslim no. 155.)
- Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj
Ya’juj dan Ma’juj adalah dua umat yang
besar dari keturunan Adam ‘Alaihis Salam. Mereka adalah laki-laki yang
kuat, tidak ada seorang pun yang mampu melawan mereka. Keluarnya mereka
termasuk salah satu tanda hari kiamat yang besar. Mereka berbuat
kerusakan di muka bumi, kemudian Isa ‘Alaihis Salam dan para sahabatnya
berdoa untuk kebinasaan mereka, maka mereka semuanya mati.
Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj
dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang
tinggi. (QS. Al Anbiyaa`:96)
Dari an-Nawwas bin Sam’an Radhiyallahu
‘Anh, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan
tentang Dajjal dan bahwa sesungguhnya Isa ‘Alaihis Salam membunuhnya di
pintu Ludd… -dan di dalamnya-: ‘Tatkala Allah Subhanahu wa Ta’ala
mewahyukan kepada Isa ‘Alaihis Salam: ‘sesungguhnya aku telah
mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak ada seseorang pun yang bisa
melawan mereka. Maka jagalah hamba-hamba-Ku ke (Gunung) Thur.’ Allah
Subhanahu wa Ta’ala membangkitkan Ya’juj dan Ma’juj dan mereka turun
dengan cepat dari setiap tempat yang tinggi. Yang terdepan dari mereka
melewati danau Thabariyah, lalu minum semua yang ada padanya. Dan lewat
yang akhir dari mereka, mereka berkata,’Sungguh di tempat ini pernah ada
air.’ Nabi Isa ‘Alaihis Salam dan para sahabatnya dikepung sehingga
kepala sapi lebih baik bagi salah seorang dari mereka dari seratus dinar
bagi salah seorang dari kalian pada hari ini (karena sangat
kelaparan-pent). Maka Nabi Isa ‘Alaihis Salam dan para sahabatnya
berdoa. Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus ulat di leher mereka,
lalu mereka semua terbunuh seperti matinya satu jiwa. Kemudian turunlah
Nabi Isa ‘Alaihis Salam dan para sahabatnya ke bumi….” (HR. Muslim no.
2937)
Setelah turunnya Isa dan para sahabatnya
ke bumi, beliau ‘Alaihis Salam berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirim burung-burung yang membawa
Ya’juj dan Ma’juj dan melemparkan mereka di tempat yang dikehendaki oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengirimkan hujan untuk membersihkan bumi. Kemudian turunlah berkah di
muka bumi, nampaklah sayuran dan buah-buahan, dan terasa berkah pada
tumbuhan dan hewan.
- Tiga peristiwa terbenamnya tanah (longsor)
Tiga peristiwa longsor besar termasuk
tanda-tanda hari kiamat yang besar, yaitu longsor di Timur, longsor di
Barat, dan longsor di Semenanjung Arab.
- Kabut Asap
Munculnya kabut di akhir zaman termasuk tanda-tanda hari kiamat yang besar.
Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata. Yang meliputi manusia.Inilah azab yang pedih, (QS. Ad-Dukhaan:10-11)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anh, dari
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda, ‘Bersegeralah
beramal shalih (sebelum) enam perkara: terbitnya matahari dari tempat
tenggelamnya (sebelah Barat)atau kabut atau Dajal atau binatang atau
kematian atau hari kiamat.” (HR. Muslim no. 2947).
- Keluarnya Api dari Yaman dan menggiring manusia menuju “Mahsyar”
Itu adalah api besar dari Timur, dari
Yaman, dari dasar Adan. Ia adalah akhir tanda-tanda hari kiamat yang
besar dan tanda pertama yang mengabarkan terjadinya hari kiamat. Ia
keluar dari Yaman, kemudian tersebar di bumi dan menggiring manusia ke
bumi mahsyar di Syam.
Tata cara api menggiring manusia
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anh, dari
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda, ‘Manusia digiring
menurut tiga cara: senang, takut, dua di atas unta, tiga di atas unta,
empat di atas unta, sepuluh di atas unta. Api yang menggiring selain
mereka. Api tersebut tidur qailulah (di pagi hari) bersama mereka di
tempat mereka tidur dan bermalam bersama mereka di tempat mereka
bermalam. Berpagi-pagi bersama mereka di tempat mereka berpagi-pagi, dan
bersore-sore bersama mereka di tempat mereka bersore-sore.” (Muttafaq
‘alaihi. HR. Al Bukhari no. 6522 dan ini adalah lafazhnya dan Muslim no.
2861)
- Proses dan Peristiwa Hari Akhir
Hari
kiamat yang sesungguhnya yaitu ketika seluruh tanda-tanda kiamat telah
muncul dan ditiupnya sangkakala yang pertama. Pada saat itulah
terjadinya hari akhir. Semua makhluk yang ada di bumi ini akan musnah,
langit hancur, gunung-gunung meletus, lautan meluap, dan bumi
memuntahkan segala isinya.
Artinya:
Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu;
sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang
sangat besar. (Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (guncangan
itu) semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang
disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran
kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal
sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras. (Q.S.
al-Hajj/2: 1-2)
Surah at-Takwir ayat 1-6 dan
al-Infitar ayat 1-3 menjelaskan jika kiamat tiba, matahari digulung,
bintang-bintang berjatuhan, gunung-gunung dihancurkan, ternak tidak
dipedulikan, dan lautan dipanaskan.
- At-Takwir ayat 1-6:
Apabila matahari digulung, dan apabila
bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dhancurkan, dan
apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak terurus), dan apabila
binatang-binatang liar dikumpulkan, dan apabila lautan dipanaskan.
- Al-Infitar ayat 1-3:
Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan dijadikan meluap.
Surah Abasa ayat 33-37 menjelaskan
bahwa pada saat kiamat tiba, manusia menjadi bingung. Orang tua lupa
dengan anaknya, anak pun lupa dengan orang tuanya. Suami lupa akan anak
dan istrinya, begitupun sebaliknya. Mereka sibuk dengan urusan
masing-masing.
Artinya:
Maka, apabila datang suara memelakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. (Q.S. ‘Abasa: 33-37)
Maka, apabila datang suara memelakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. (Q.S. ‘Abasa: 33-37)
Berikut adalah penjelasan dari ayat di atas:
Apabila Matahari Digulung
Dr. T. Djamaluddin dalam buku Menjelajah
Keluasan Langit; Menembus Kedalaman Al Quran, yang diterbitkan Khazanah
Intelaktual, halaman 81-82, menjelaskan bahwa kehancuran total alias
kiamat bermula dari berkontraksinyaalam semesta. Kalimat Apabila
matahari digulung menggambarkan saat alam semesta mulai mengerut. Ketika
itulah galaksi-galaksi mulai saling mendekat dan bintang-bintang,
termasuk tata surya, saling bertumbukan atau dengan kata jatuh satu sama
lain.
Alam semesta makin mengecil, akhirnya
semua materi di alam semesta akan runtuh kembali menjadi satu kesatuan
seperti pada awal penciptaannya. Inilah yang disebut Big Crunch
(keruntuhan besar) sebagai kebalikan dari Big Bang, ledakan besar saat
penciptaan alam semesta. Kejadian inilah yang tampaknya digambarkan
dalam Surat Al-Anbiya 21:104.
tPöqtÈqôÜtRuä!$yJ¡¡9$#ÇcsÜ2Èe@ÉfÅb¡9$#É=çGà6ù=Ï94$yJx.!$tRù&y0t/tA¨rr&9,ù=yz¼çnß09ÏèR4#´0ôãur!$oYøn=tã4$¯RÎ)$¨Zä.úüÎ=Ïè»sùÇÊÉÍÈ
Artinya: (Yaitu) pada hari Kami gulung
langit sebagai menggulung lembaran- lembaran kertas. Sebagaimana Kami
telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya.
Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang
akan melaksanakannya.
Dan apa bila bintang-bintang berjatuhan
Saat matahari terbenam dan kegelapan malam
menyelimuti bumi, tataplah ke atas sana. Nun jauh di sana, tampak
titik-titik bintang indah menghiasi angkasa. Nun jauh di luar bumi, ada
jutaan, bahkan miliaran, galaksi-galaksi bagaikan pulau-pulau yang
saling berjauhan yang berpenghuni miliaran bintang.
Matahari adalah salah satu bintang
terdekat dan merupakan induk tata surya bermassa sekitar 300.000 kali
massa bumi dan berukuran lebih dari sejuta kali besar bumi. Gaya
gravitasinya mampu menahan semua anggota tata surya yang sedikitnya
terdiri dari 9 planet, sekitar 42 satelit, ratusan ribu asteroid (planet
kecil), miliaran komet, dan tak terhingga bongkahan batuan, logam, atau
es yang disebut meteoroid yang bertebaran di ruang antar planet.
Matahari hanyalah salah satu bintang
berwarna kuning yang berukuran sedang. Padahal, masih ada miliaran
bintang yang ukurannya ratusan kali lebih besar dari matahari. Bumi,
tempat kita berpijak, hanyalah satu planet kecil di tata surya. Planet
Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus berukuran lebih besar dari pada
planet bumi. (T. Djamaluddin 2006 : 28).
Pada ayat ini disebutkan dan apabila
bintang-bintang berjatuhan, maksudnya, bahwa miliaran galaksi yang
berpenghuni miliaran bintang akan saling bertabrakan dan keseimbangan
semestapun kacau balau. Inilah peristiwa kiamat yang sangat mengerikan.
Dan apabila gunung-gunung dihancurkan
Sejatinya, gunung-gunung itu berfungsi sebagai pasakbumi. (Q.S. An-Naba 78: 6-7).
óOs9r&È@yèøgwUuÚöF{$##Y0»ygÏBÇÏÈtA$t7Ågø:$#ur#Y$s?÷rr&ÇÐÈ
Artinya: 6. Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, 7. dan gunung-gunung sebagai pasak?,
Bisa dibayangkan, apabila kita
membangun tenda tanpa pasak, apa yang akan terjadi? Tentu tidak akan
kokoh, bukan. Begitupun, bumi tidak akan stabil dan kokoh tanpa
gunung-gunung karena gunung berfungsi sebagai pasaknya. Nah, pada saat
bintang-bintang berjatuhan dan bertabrakan, sudah dipastikan bumi pun
akan mengalami kehancuran total. Hal ini ditegaskan, dan apabila
gunung-gunung dihancurkan.
Tidak sedikit ayat yang menyinggung
tentang gunung saat berbicara tentang kiamat. Ini menunjukkan peranan
gunung dalam keseimbangan bumi. Sebagaimana dijelaskan dalam ayat-ayat
berikut, ”Mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka
katakanlah, ’Tuhanku akan menghancurkannya pada hari kiamat dengan
sehancur-hancurnya.” (Q.S. Thaha 20: 105) ”Dan gunung-gunung akan
dihapuskan, hingga jadilah dia fatamorgana.”(Q.S.An-Naba78:20)
Dan apabila unta-unta bunting ditinggalkan
Al ‘isyar adalah unta bunting sepuluh
bulan. Di kalangan orang Arab, inilah unta yang paling baik dan mahal.
Dalam konteks sekarang, tentu bukan unta bunting yang dianggap berharga,
namun boleh jadi kendaraan dan perhisan mewah. Pada
hari terjadinya kiamat, manusia akan meninggalkan apa pun yang
dinilainya berharga, bahkan orang yang dicintainya pun akan
ditinggalkannya.
”Pada hari kamu melihat goncangan
(kiamat) itu, lalailah wanita yang menyusui dari anak yang disusuinya
itu, dan wanita-wanita hamil mengalami keguguran, dan kamu lihat manusia
dalam keadaan mabuk padahal mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah
sangat keras.” (Q.S. Al Hajj 22: 2). Pada ayat ini ada penegasan bahwa
seorang ibu yang sedang menyusui anaknya akan meninggalkannya karena
sangat ketakutan.
Dan apabila binatang-bintang buas dikumpulkan
Insting binatang sangat kuat menangkap
isyarat alam. Pada saat alat pendeteksi gempa belum ditemukan,
orang-orang dahulu sering menjadikan perilaku binatang sebagai isyarat
akan terjadinya suatu pertiwa yang hebat di bumi. Apabila
binatang-binatang buas turun dari hutan menuju daratan, ini boleh jadi
isyarat akan terjadinya gempa hebat atau gunung meletus.
Dan apabila binatang-binatang buas
dikumpulkan adalah isyarat bahwa binatang buas pun sepertinya hilang
kebuasannya hingga mereka mau berkumpul. Padahal, sifat asli bianatang
buas itu sangat individualis, mereka lebih suka hidup sendiri-sendiri.
Namun, saat terjadi kiamat, mereka berkumpul dengan sangat ketakutan.
Ini isyarat betapa dasyatnya peristiwa kiamat.
Dan apabila lautan dijadikan meluap
Kata sujjirat pada ayat
ini mengandung makna meluap disertai mendidih. Pada hari kiamat, air
laut akan meluap disertai mendidih. Mengapa bisa terjadi demikian?
Peristiwa ini bisa terjadi ketika matahari membengkak menjadi bintang
raksasa merah.
Menurut teori evolusi bintang,
matahari kita akan membesar menjadi bintang raksasa merah menjelang
kematiannya. Pada saat itu, matahari bersinar sedemikian terangnya
hingga lautan akan mendidih dan kering, batuan akan meleleh dan
kehidupan akan punah.
Matahari akan terus bertambah besar
hingga planet-planet di sekitarnya, Merkurius, Venus, Bumi, Bulan, serta
Mars akan masuk ke dalam bola gas matahari. Barangkali kejadian inilah
yang diisyaratkan dalam Al Quran sebagai bersatunya matahari dan bulan.
”Ketika pemandangan telah kacau balau dan bulan hilang cahayanya;
matahari dan bulan disatukan…” (Q.S. Al Qiyamah 55: 7-9). (T.
Djamaluddin 2006: 81).
Dan apabila roh-roh dipersatukan
Ustadz Sayyid Quthb dalam tafsir Ad-Dzilal menyebutkan bahwa ayat ini paling tidak mengandung dua makna. Pertama,
bisa jadi yang dimaksud dan apabila ruh-ruh dipersatukan adalah
dipersatukan roh-roh itu dengan jasadnya sesudah dikembalikan
penciptaannya. Maksudnya, semua manusia yang sudah mati, bahkan tulang
belulangnya pun telah menjadi tanah, akan dikembalikan pada bentuk
aslinya dan disatukan kembali dengan rohnya. Melakukan hal ini bagi
Allah swt. tidaklah sulit, “Dan dialah yang menciptakan dari permulaan,
kemudian mengembalikannya kembali, dan menghidupkannya kembali adalah
lebih mudah bagi-Nya. Dan milik-Nya sifat Maha Tinggi di langit dan di
bumi. Dan Dia-lah yang Maha Perkasa Maha Bijaksana.” (Q.S. Ar-Rum 30:
27). Kedua, bisa jadi yang dimaksud dengan dan apabila
roh-roh dipersatukan adalah akan dihimpunnya setiap kelompok roh-roh
yang sejenis dalam satu kelompok tertentu, sebagaimana dijelaskan dalam
ayat berikut.
“Dan kamu menjadi tiga golongan, yaitu
golongan kanan. Alangkah mulia golongan kanan itu. Dan golongan kiri,
alangkah sengsara golongan kiri itu. Dan orang-orang beriman paling
dahulu. Mereka itulah yang didekatkan pada Allah. Berada dalam surga
kenikmatan.” (Q.S. Al Waqi’ah 56: 7-12).
Menurut ayat ini, pada hari kiamat roh-roh akan dihimpun dalam tiga kelompok.
Pertama, kelompok kanan adalah kelompok yang mendapatkan kenikmatan dan kemuliaan;
Kedua, kelompok kiri adalah kelompok yang mendapatkan kehinaan dan kesangsaraan;
Ketiga, kelompok muqarrabin adalah kelompok yang mendapatkan pengormatan untuk didekatkan dengan Allah. Mereka bukan hanya mendapatkan kenikmatan dan kemuliaan, namun juga posisinya didekatkan dengan Allah swt.
Pertama, kelompok kanan adalah kelompok yang mendapatkan kenikmatan dan kemuliaan;
Kedua, kelompok kiri adalah kelompok yang mendapatkan kehinaan dan kesangsaraan;
Ketiga, kelompok muqarrabin adalah kelompok yang mendapatkan pengormatan untuk didekatkan dengan Allah. Mereka bukan hanya mendapatkan kenikmatan dan kemuliaan, namun juga posisinya didekatkan dengan Allah swt.
Dua macam penafsiran yang dikemukakan
Ustadz Sayyid Quthb bisa diterima karena berlandaskan pada alasan-alasan
yang bersumber dari Al Quran. Maksudnya, kita bisa menafsirkan ayat dan
apabila roh-roh dipersatukan dengan dipersatukannya roh dengan jasad.
Atau bisa juga bermakna, dikumpulkannya roh-roh manusia berdasarkan
kelompok kualitasnya.
- Surga Dan Neraka
Surga adalah tempat yang disediakan Allah
bagi hamba-hamba yang dicintai dan taat kepada-Nya. Di dalamnya penuh
dengan kesenangan dan kenikmatan tanpa ada yang dapat mengurangi dan
mengusik kesuciaannya. Kenikmatan Surga bersifat kekal. Belum pernah
dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah
terlintas dalam pikiran seorang pun manusia.
Neraka adalah tempat tinggal yang
disediakan Allah untuk orang-orang yang tidak beriman kepada-Nya, yaitu
mereka yang menentang aturan-aturan-Nya, dan tidak mempercayai para
rasul-Nya. Di dalamnya terdapat siksaan yang paling hina sebagai hukuman
bagi musuh-musuh-Nya.
Surga dan neraka telah diciptakan oleh
Allah Ta’ala. Keberadaan keduanya tidak akan pernah berakhir. Allah
Ta’ala menciptakan surga dan neraka sebelum menciptakan yang lain,
sekaligus menciptakan penduduk di dalamnya. Demikianlah yang dikatakan
oleh Imam Thahawi Rahimahullah dalam bukunya yang berjudul Al ‘Aqidah At
Thahawiyah.
Ibnu Abdil Izz Al Hanafi Rahimahullah
memberi komentar keterangan di atas, ia mengatakan ‘mengenai
pernyataannya bahwa Allah Ta’ala telah menciptakan surga dan neraka,
ahlus sunnah sependapat bahwa surga dan neraka memang telah diciptakan
dan sudah ada sekarang.’
Al Qur’an telah mengabadikan keberadaan surga di beberapa surat. Diantaranya Surat Ali Imron ayat 133 ,
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa” (QS. Ali Imran: 133)
Surat An Najm ayat 13-15.
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat
Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di
Sidratil Muntaha,Di dekatnya ada surga tempat tinggal.” (QS. An Najm:
13-15)
Imam Muslim Rahimahullah meriwayatkan
dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, telah terjadi sebuah gerhana matahari
pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aisyah memberi
kabar bahwa Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Ketika
Aku berdiri di sini aku melihat semua yang dijanjikan kepadamu. Aku
bahkan melihatku sendiri memetik beberapa buah di surga, ketika engkau
melihat aku melangkah ke depan. Dan aku melihat api neraka, beberapa
bagiannya mamakan bagian-bagian yang lain, ketika engkau melihat aku
melangkah ke belakang.”
Imam Bukhari Rahimahullah menyediakan bab
khusus dalam shahihnya mengenai hadits-hadits diskripsi surga dan
tentang telah diciptakannya surga. Beliau mengutip banyak hadits yang
menunjukkan bahwa surga telah diciptakan. Diantaranya adalah hadits yang
menyatakan bahwa pada saat mayit dimasukan ke dalam kubur, Allah Ta’ala
memperlihatkan kepada mayit itu tempatnya di surga atau di neraka. Ada
lagi hadits bahwa nabi melihat tempat Umar bin Khatab di surga.
- Di antara kenikmatan di surga yang Allah dan Rasul-Nya telah perkenalkan pada kita adalah :
[1].Merasakan nikmatnya sungai susu, arak, dan madu, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman yang artinya,” (Apakah)
perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang
bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah
rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya,
sungai-sungai dari khamer (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan
sungai-sungai dari madu yang disaring.” (Muhammad : 15).
[2]. Mendapatkan isteri yang masih belia dan berumur sebaya, sebagaimana firman Allah yang artinya, ”Sesungguhnya
orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan
buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya.” (An Naba’ : 31-33).
[3]. Hidup kekal dengan nikmat lahir dan batin, sebagaimana Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Siapa
yang masuk surga selalu merasa nikmat, tidak pernah susah, pakaiannya
tidak pernah cacat, dan kepemudaannya tidak pernah sirna.” (HR. Muslim).
[4]. Diberi umur muda, sebagaimana Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Ahli surga, berbadan indah tanpa bulu, matanya indah bercelak, umurnya 30 atau 33 tahun.” (Shohihul Jaami’).
[5]. Memandang wajah Allah yang mulia, sebagaimana diriwayatkan dari Shuhaib, bahwa Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika surga telah dimasuki oleh para penghuninya, ada yang menyeru : ‘Wahai
penduduk surga, sesungguhnya Alloh mempunyai suatu janji untuk kalian
yang janji tersebut berada di sisi Allah, di mana Dia ingin menuaikannya.’ Mereka berkata : ‘Apakah
itu? Bukankah Dia telah memberatkan timbangan-timbangan kami,
memasukkan kami ke surga, dan menyelamatkan kami dari neraka?‘ Beliau melanjutkan : ‘Maka
Allah menyingkapkan hijabnya (tabirnya), sehingga mereka melihat-Nya
(wajah Allah). Demi Allah, Allah belum pernah memberikan sesuatu pun
yang lebih mereka cintai dan menyejukkan pandangan mereka daripada
melihat-Nya.” (HR. Muslim).
Masih banyak sekali ayat dan hadits
lainnya yang menerangkan tentang sifat-sifat surga, kenikmatannya,
kesenangannya, kebahagiannya, dan keelokannya. Semoga Allah menjadikan
kita sebagai penghuninya.
Jalan Menuju Surga
Jika ada yang bertanya tentang amal dan
jalan menuju ke surga, maka jawabannya telah Allah berikan secara jelas
dalam wahyu yang diturunkan kepada Rasul-Nya yang mulia. Di antaranya
sebagaimana yang Allah jelaskan dalam surat Al Mu’minuun ayat 1-11.
Beberapa sifat-sifat penghuni surga –semoga Allah menjadikan kita sebagai penghuninya– dari ayat tersebut adalah:
Pertama, beriman kepada
Allah dan perkara-perkara yang wajib diimani dengan keimanan yang
mewajibkan penerimaan, ketundukan, dan kepatuhan.
Kedua, khusyu’ dalam shalatnya yaituhatinya hadir dan anggota tubuhnya tenang.
Ketiga, menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia (yang tidak mempunyai faedah dan kebaikan).
Keempat, menunaikan zakat
yaitu bagian harta yang wajib dikeluarkan atau mensucikan jiwa mereka
(karena salah satu makna zakat adalah bersuci) berupa perkataan dan
perbuatan.
Kelima, menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri dan budaknya.
Keenam, memelihara amanah
yang dipercayakan dan memenuhi janjinya baik kepada Alloh, kepada
sesama mukmin, ataupun kepada makhluk lainnya.
Ketujuh, melaksanakan sholat pada waktunya, sesuai dengan bentuknya yang sempurna, dengan memenuhi syarat, rukun, dan kewajibannya.
Selain ayat di atas, Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam juga telah menjelaskan tentang jalan menuju surga yaitu dengan menuntut ilmu syar’i. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah akan memudahkannya dalam menempuh jalan ke surga.” (HR. Muslim). Ya Alloh, mudahkanlah kami untuk melaksanakan amalan-amalan ini dan menetapkan kami di atasnya.
- Di antara siksaan-siksaan bagi penduduk neraka adalah :
[1]. Kulit mereka diganti dengan yang baru, sebagaimana Allah berfirman yang artinya, “Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab.” (An Nisa’ : 56).
[2]. Bara apinya membakar sampai ke hati, sebagaimana Allah berfirman yang artinya, “(Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati.” (Al Humazah : 6-7).
[3]. Mereka diseret ke neraka di atas wajah mereka, sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya, “(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka.” (Al Qomar : 48).
[4]. Minuman mereka seperti besi yang mendidih, sebagaimana Allah berfirman yang artinya, “Dan
jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air
seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang
paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (Al Kahfi : 29).
[5]. Tubuh mereka membesar, sebagaimana sabda beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Gigi taring orang kafir besarnya seperti gunung uhud dan tebal kulit mereka seukuran tiga perjalanan.” (Shohihul Jaami‘)
Begitu syadiid (keras) siksaan ini, lalu siksaan apa yang paling ringan bagi penghuni neraka? Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sesungguhnya
penduduk neraka yang paling ringan siksanya ialah orang yang mengenakan
dua sandal dari neraka lalu mendidih otaknya karena sangat mencekam
panas dua sandalnya.” (HR. Muslim). Wahai saudaraku … tidakkah kalian takut dengan siksa yang pedih dan dahsyat ini ??!
Sebab-Sebab Masuk Neraka
Perlu diketahui bahwa terdapat dua jenis sebab yang menyebabkan seseorang masuk neraka –semoga Allah menyelamatkan kita darinya-.
Jenis pertama adalah
sebab-sebab yang menyebabkan pelakunya tidak lagi beriman, menjadikannya
kafir, sekaligus membuatnya kekal di neraka. Di antara sebab-sebab
jenis pertama ini adalah :
Pertama, melakukan syirik akbar (besar), seperti bernadzar dan menyembelih kepada selain Alloh.
Kedua, kufur kepada
Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Nya, hari akhir, serta qodho
dan qodhar dengan cara mendustakan, menentang, ataupun meragukannya.
Ketiga, mengingkari kewajiban salah satu rukun Islam yang lima.
Keempat, mengolok-olok dan mencaci Allah, agama-Nya, atau Rasul-Nya.
Kelima, berhukum dengan
selain hukum Allah dengan keyakinan hukum tersebut lebih benar dan lebih
bermanfaat, atau setara dengan hukum Allah, atau meyakini bolehnya hal
tersebut.
Ketujuh, kemunafikan yaitu menyembunyikan kekafiran dalam hatinya, akan tetapi dia menampakkan diri seolah-olah seorang muslim.
Jenis kedua adalah sebab
yang menyebabkan pelakunya berhak masuk neraka, namun tidak kekal di
dalamnya. Di antaranya ialah : durhaka pada kedua orang tua, memutuskan
silaturahmi, memakan riba, memakan harta anak yatim, bersaksi palsu, dan
sumpah palsu.
- Nama-nama Surga dan Neraka
Tingkatan dan nama-nama syurga ialah :-
- Syurga Firdaus
- Syurga ‘Adn
- Syurga Na’iim
- Syurga Na’wa
- Syurga Darussalaam
- Syurga Daarul Muaqaamah
- Syurga Al-Muqqamul Amin
- Syurga Khuldi
Sedangkan tingkatan dan nama-nama neraka adalah :-
- Neraka Jahannam
- Neraka Jahiim
- Neraka Hawiyah
- Neraka Wail
- Neraka Sa’iir
- Neraka Ladhaa
- Neraka Saqar
- Neraka Hutomah
Nama-nama Syurga dan Neraka serta penghuninya
- Syurga
- Syurga Firdaus
Mengenai syurga firdaus ini, dalam Al Qur’an, surah Al Kahfi, ayat 107, Allah swt. telah menegaskan:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah syurga Firdaus menjadi tempat tinggal,”
Juga penegasan Nya dalam Al Qur’an, surah Al Mu’minuun, ayat 9-11.
“Dan orang-orang yang memelihara solat (sembahyang) nya.
Mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi,
(yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.”
- Surga ‘Adn
Syurga ‘Adn ini telah banyak sekali
dijelaskan dalam Al Qur’an. Iaitu sebagai berikut: Firman Allah swt. di
dalam surat Thaaha, tepatnya ayat 76.
“(yaitu) syurga ‘Adn yang mengalir
sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. dan itu adalah
balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).”
Firman-Nya lagi didalam surat Shaad, ayat 50 :
“(Yaitu) syurga ‘Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka,”
- Syurga Na’iim
Dalam Al Qur’an surat al Hajj, ayat 56. Allah swt. telah menegaskan :
“Kekuasaan di hari itu ada pada Allah,
dia memberi Keputusan di antara mereka. Maka orang-orang yang beriman
dan beramal saleh adalah di dalam syurga yang penuh kenikmatan.”
Firman-Nya lagi dalam surat Luqman, ayat 8 :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka syurga-syurga yang penuh kenikmatan.”
- Syurga Ma’wa
Banyak sekali di dalam Al Qur’an dijelaskan, antara lain :
Surat As Sajdah, ayat 19 Allah swt. menegaskan:
“Adapun orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh, Maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai
pahala terhadap apa yang mereka kerjakan.”
Firman-nya lagi didalam surat An Naziat, ayat 41:
“Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).”
- Syurga Darussalam
Mengenai syurga Darussalam ini, telah banyak dijelaskan di dalam Al Qur’an, di antaranya ialah : Dalam surat Yunus, ayat 25 :
“Allah menyeru (manusia) ke darussalam (syurga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).
arti kalimat darussalam ialah: tempat
yang penuh kedamaian dan keselamatan. pimpinan (hidayah) Allah berupa
akal dan wahyu untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
- Syurga Daarul Muqoomah
Sesuai dengan penegasan Aallah swt. di dalam Al Qur’an, surat Faathir, ayat 34-35 :
Dan mereka berkata: “Segala puji bagi
Allah yang Telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan
kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri.
Yang menempatkan kami dalam tempat yang
kekal (surga) dari karunia-Nya; didalamnya kami tiada merasa lelah dan
tiada pula merasa lesu”.
- Syurga Maqoomul Amiin
Sesuai dangan penegasan Allah swt. didalam Al Qur’an, surat Ad Dukhan, ayat 51 :
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,”
- Syurga Khuldi
Di dalam Al Qur’an tepatnya surat Al Furqaan, ayat 15, Allah swt. telah menegaskan :
Katakanlah: “Apa (azab) yang demikian
itukah yang baik, atau syurga yang kekal yang telah dijanjikan kepada
orang-orang yang bertaqwa?” dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi
mereka?”.
- Neraka
Neraka adalah tempat penyeksaan bagi
mahluk Allah yang derhaka. Mereka adalah orang-orang yang membangkang
terhadap syariat Allah dan mengingkari Rasulullah saw.
Kata neraka sering disebutkan dalam kitab
suci Al-Qur’an dan jumlahnya sangat banyak sekali. Dalam bahasa Arab
disebut naarالنار (ar)* (an-nār).
Siapapun orang yang dimasukkan ke
dalam neraka, dia tidak akan keluar darinya. Pintu neraka berdiri kokoh
dan tertutup rapat. Itulah penjara bagi orang-orang yang menganggap
remeh berita tentang pengadilan akhirat.
Ada juga orang-orang yang terakhir kali
masuk syurga, setelah mereka diseksa sesuai dengan dosa-dosanya yang
telah mereka perbuat.
Di dalam Al Qur’an disebutkan bahan
bakar neraka adalah dari manusia dan batu (ada yang mengertikan
berhala). Pintu gerbang Neraka dipimpin oleh Malaikat Malik, yang
memiliki 19 malaikat penyiksa di dalam Neraka, salah satunya yang
disebut namanya dalam Al-Qur’an adalah Zabaniah.
Walaupun neraka sering digambarkan
sebagai tempat penyeksaan yang teramat panas, tetapi ada hawa neraka
menjadi teramat sangat dingin. Disebutkan di dalam Al-Qur’an:
“Inilah (azab neraka), biarlah mereka
merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat
dingin. (Sad [38]:57)”
Siksaan di dalam neraka yang paling ringan diberikan sandal api yang boleh membuat otak mereka mendidih.
“Sesungguhnya penghuni neraka yang
paling ringan siksaannya ialah orang yang diberi sepasang sandal yang
talinya terbuat dari api neraka, lalu mendidihlah otaknya kerana
panasnya yang laksana air panas mendidih di dalam periuk. Dia mengira
tiada seorangpun yang menerima siksaan lebih dahsyat dari itu, padahal
dialah orang yang mendapat siksaan paling ringan.” (HR. Bukhari-Muslim)
- Huthamah
Neraka yang disediakan untuk orang yang
gemar mengumpulkan harta berupa emas atau perak, mereka yang serakah
tidak mahu mengeluarkan zakat harta dan menghina orang miskin. Di neraka
ini harta yang mereka kumpulkan akan dibawa dan dibakar untuk
diminumkan sebagai siksaan kepada manusia pengumpul harta. Surah
Al-Humazah (104).
Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,
Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung,
Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya,
Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah.
Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?
(yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan,
Yang (membakar) sampai ke hati.
Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka,
(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.
maksudnya mengumpulkan dan
menghitung-hitung harta yang kerananya dia menjadi kikir dan tidak mahu
menafkahkannya di jalan Allah.
- Hawiyah
Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Qori’ah (101) ayat 9-10.
Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
(yaitu) api yang sangat panas.
Neraka yang diperuntukkan atas
orang-orang yang ringan timbangan amalnya, iaitu mereka yang selama
hidup didunia mengerjakan kebaikan bercampur dengan keburukan. Orang
muslim lelaki dan perempuan yang tidak tanduknya tidak sesuai dengan
ajaran agama Islam, seperti para wanita muslim yang tidak menutup aurat
(tidak menggunakan jilbab), bagi para lelaki muslim yang sering memakai
sutra dan emas, mencari rezeki dengan cara tidak halal, memakan riba dan
sebagainya, Hawiyah adalah sebagai tempat tinggalnya. Surah Al-Qari’ah
- Jahannam
Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surat al-hijr (15) ayat 43.
“Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya.”
Syaitan bentuknya ada 3 (tiga) iaitu:
- Ucapan para dukun, peramal
- Hawa nafsu (egoisme)
- Memuja kepada seseorang
- Jahim
Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran surat As-Syu’araa (26) ayat 91.
di dalamnya ditempati orang-orang musyrik.
“Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang- orang yang sesat”,
Neraka sebagai tempat penyeksaan
orang-orang musyrik atau orang yang menyekutukan Allah. Mereka akan
disiksa oleh para sesembahan mereka. Dalam ajaran Islam syirik adalah
sebagai salah satu dosa paling besar menurut Allah, kerana syirik
bererti menganggap bahawa ada makhluk yang lebih hebat dan berkuasa
sehebat Allah dan boleh pula menganggap bahawa ada Tuhan selain Allah.
Surah Asy-Syu’ara’ dan Surah As-Saffat.
- Saqar
Neraka untuk orang munafik, yaitu orang
yang mendustakan perintah Allah dan rasul. Mereka mengetahui bahwa Allah
sudah menentukan hukum Islam melalui lisan Muhammad s.a.w, tetapi
mereka meremehkan syariat Islam. Nama neraka ini tercantum dalam
Al-Quran Surat Al-Muddatsir ayat 26-27,42. di dalamnya ditempati
orang-orang penyembah berhala.
Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar.
Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu?
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?”
- Sa’iir
Nama neraka ini tercantum dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ (4) ayat 10; Surat Al-Mulk (67) ayat 5,10,11 dan lain-lain.
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan
harta anak yatim secara zalim, Sebenarnya mereka itu menelan api
sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala
(neraka).” ayat 5
- Sesungguhnya kami Telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.
Dan mereka berkata: “Sekiranya kami
mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) nescaya tidaklah kami
termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”. ayat 10
Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. ayat 11
Disediakan untuk orang-orang kafir
terhadap akhirat (tidak percaya), juga untuk orang yang senang bila
mendapat rezeki dan marah ketika susah memperoleh rezeki.
- Wail
Neraka yang disediakan untuk para
pengusaha atau pedagang yang licik, dengan cara mengurangi berat
timbangan, menyorok barang dagangan untuk mendapatkan keuntungan yang
berlipat-lipat. Barang dagangan mereka akan dibakar dan dimasukkan
kedalam perut mereka sebagai azab dosa-dosa mereka. Surah Al-Tatfif dan
Surah At-Tur. Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surat
Al-Muthaffifin, ayat 1-3.
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang
(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,
Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.”
yang dimaksud dengan orang-orang yang curang di sini ialah orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang.
- Jenis hukuman dan seksaan di neraka
Di akhirat para penghuni neraka akan
menjalani hukuman berupa siksa yang sangat pedih. Siksaan yang mereka
derita dalam neraka itu bermacam-macam sekali, sebagaimana yang
difirmankan Allah seperti berikut:
“Dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, perut dan punggung mereka.” (At-Taubah [9]:35)
“Ketika belenggu dan rantai dipasang
di leher mereka, supaya mereka diseret, kedalam air yang sangat panas,
kemudian mereka dibakar dalam api.”(Al-Mu’min [40]:71-72)
“Peganglah dia kemudian seretlah dia
ketengah-tengah neraka. Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya seksaan
(dari) air yang amat panas. Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang
perkasa lagi mulia.” (Ad-Dukhan [44]:47-49)
“Peganglah dia lalu belenggulah
tangannya kelehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang
menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh
puluh hasta.” (Al-Haqqah [69]:30-32)
“Maka orang kafir akan dibuatkan untuk
mereka pakaian dari api neraka, disiramkan air yang sedang mendidih ke
atas kepala-kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa
yang ada di dalam perut mereka dan juga kulit-kulit mereka. Dan
cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka
lantaran kesengsaraan mereka, maka mereka dikembalikan kedalamnya,
(serta dikatakan kepada mereka): “Rasailah azab yang membakar ini.”
(Al-Hajj
[22]:19-22)
Untuk itu, hati-hatilah dalam bertindak dan beramal, ingatlah azab neraka begitu pedih. Semoga boleh menjadi pengajaran.
- Orang yang terakhir masuk surga dan Orang yang terakhir masuk Neraka
Orang terakhir yang masuk surga adalah
orang yang terakhir kluar dari neraka, yaitu orang terselamatkan bukan
karena amalnya, tapi karena anugerah AllahSWT.
- Hakikat Hari Akhir
- Hikmah Iman Kepada Hari Akhir
Iman kepada hari akhir sangat besar hikmahnya bagi kehidupan manusia di dunia. Diantaranya yaitu:
- Kita menyadari bahwa hidup di dunia ini tidak kekal. Segala isi yang ada di dunia ini akan rusak binasa. Oleh karena itu, kita tidak boleh hanya mementingkan dunia. Kita harus mempersiapkan kehidupan di akhirat. Sehingga, adanya keseimbangan antara kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
- Hidup di dunia ini seperti musafir yang menuju ke suatu tempat. Dunia ini bukan tujuan akhir. Oleh karena tu, kita tidak boleh terpedaya dengan kehidupan dunia.
- Dunia adalah fana, sedangkan akhirat adalah kekal. Kita harus mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk hidup kelak di akhirat. Bekal tersebut adalah ibadah dan amal saleh dan juga menjauhi segala larangan Allah Swt. Dengan demikian, kita tidk akan menyesal dan tidak akan rugi.
- Kehidupan di akhirat adalah hidup yang kekal abadi dan jauh lebih baik daripada kehidupan dan kenikmatan di dunia.
- Segala amal perbuatan yang kita lakukan di dunia akan dibalas Allah Swt. Kita harus berhati-hati hidup di dunia ini sehingga kita akan selamat, baik di dunia maupun di akhirat.
BAB II
PEMBAHASAN
- Memberi Kabar Gembira dan Peringatan
Rasulullah saw memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepada Allah SWT, serta mengikuti beliau.[1] Menyampaikan kabar gembira (tabsyir) adalah menyebutkan ganjaran dan pahala bagi yang mau taat. Dan kemudian memberikan peringatan (indzar) adalah mengancam orang yang durhaka dan orang kafir dengan kemurkaan dan siksaan Allah Ta’ala. Terkadang tabsyir digunakan sebagai ancaman seperti Firman Allah:
فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih [Ali Imran : 21, At-Taubah : 34, Al-Insyiqaaq : 24]
Namun pada dasarnya tabsyir digunakan untuk suatu kebaikan dan indzar digunakan untuk suatu kejelekan.
firman Allah Ta’ala: “(Mereka Kami
utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan
agar supaya tidak alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya
rasul-rasul itu.” [An-Nisaa’ : 165]
Ayat ini merupakan dalil bahwa tugas para
rasul ialah memberikan kabar gembira bagi siapa saja yang mentaati Allah
dan mengikuti keridhaan-Nya dengan melakukan kebaikan. Dan bagi siapa
yang menentang perintah-Nya dan mendustakan para rasul-Nya akan diancam
dengan hukuman dan siksaan.
Ayat di atas juga merupakan dalil bahwa
tidak ada lagi hujjah bagi makhluk di hadapan Allah setelah diutusnya
para rasul. Karena para rasul sudah menerangkan kepada segenap manusia
tentang urusan agama mereka, tentang hal-hal yang diridhai dan yang
dimurkai Allah Ta’ ala, begitupula tentang jalan menuju jannah dan jalan menuju neraka. Tidak ada lagi alasan. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah:
وَلَوْ أَنَّا أَهْلَكْنَاهُم بِعَذَابٍ
مِّن قَبْلِهِ لَقَالُوا رَبَّنَا لَوْلَا أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولاً
فَنَتَّبِعَ آيَاتِكَ مِن قَبْلِ أَن نَّذِلَّ وَنَخْزَى
Dan sekiranya Kami binasakan mereka
dengan suatu azab sebelum Al Qur’an itu (diturunkan), tentulah mereka
berkata: “Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada
kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau sebelum kami menjadi hina dan
rendah?” [ThaaHaa : 134]
Allah SWT berfirman:
“Dan tidaklah Kami mengutus para Rasul itu, melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan …” (QS. Al-An’am: 48)
- Mengejarkan Ketauhidan
Allah SWT mengutus nabi muhammad
sebagai rosul, bukan hanya untuk sekelompok manusia, golongan atau
bangsa tertentu, tetapi beliau di utus untuk seluruh umat manusia dan
alam semesta. Beliau di utus untuk semua manusia, tidak mengenal adat
istiadat, warna kulit, ras, golongan, suku, dll. Beliau mengajarkan
kepada manusia agar mereka selalu taat kepada ajaran-Nya dan tidak
menentang perintah-perintah-Nya. Barang siapa yang tidak taat, maka
Allah akan memberi balasan yang setimpal dengan perbuatannya.[2]
Firman Allah SWT :
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan : “Sembahlah Allah saja dan jauhilah thoghut….” (QS. An-Nahl: 36)
Resulullah saw menajarkan mengesahkan
Allah SWT dan memberabtas kemusyrikan yang di lalukan masyarakat Mekkah
pada saat itu, hal I ni di jelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya ayat
25 :
” Dan kami tidak mengutus seorang
rasul pun sebelum engkau (Muhammad) melainkan kani wahyukan kepadanya,
bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah
aku”.
Dan dalam surat Al-Anbiya ayat 163 :” Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa tidak ada tuahn selain Dia, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang”.
- Menyempurnakan Akhlak, Membangun Manusia Mulia dan Bermanfaat
Kondisi masyarakat sebelum nabi muhammad
SAW di utus oleh allah SWT menjadi rosul, akhlak mereka pada umumnya
mengalami kemerosotan yang luar biasa, dimana manusia cenderung bersifat
jahiliyah yaitu melakukan kekafiran dan kemaksiatan. Kebanyakan dari
mereka melakukan hal-hal seperti: menyembah berhala, membunuh,
minim-minuman keras, berjudi, berzina, dll. Sehingga mereka jauh dari
petunjuk allah SWT. Dalam kondisi manyarakat yang sedemikian itu, Nabi
muhammad SAW di utus oleh allah SWT untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia.
- Memberi suri teladan yang baik.
Nabi saw adalah seorang yang tabah dan
sabar, sehingga beliau menjadi panutan bagi manusia dalam segala aspek
kehidupan baik dalam urusan dunia ataupun akhirat. Keteladanan nabi saw
tidak di ragukan kebenarannya, maupun kebaikannya, karena di sampaikan
nabi Muhammad saw adalah berdasarkan wahyu bukan kebohongan / omong
kosong.
Nabi di berkahi dengan kejujuran, karena Allah berkehendak agar setiap orang menjadi benar dan menunjang kebenaran : hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (Q.S. 19:119 ) dan Sesunggahnya
orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang ber iman kepada
Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu dan mereka berjihad
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang
yang benar. (Q.S. 49:15)
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus semata-mata untuk menyempurnakan akhlak.” (HR. Ahmad)
Akhlak mulia yang di contohkan oleh
rasullullah meliputi segala bidang kehidupan, baik yang menyangkut
urusan manusia dengan tuhannya, manusia dengan sesama, dan manusia
dengan lingkungan alam, yakni hewan dan tumbuhan. Penyempurnaan ini
beliau lakukan dengan mengajarkan kepada umatnya unutk memurnikan
ketaatan kepada-nya, berbuat baik terhadap sesama manusia, serta peduli
terhadap lingkungannya. Semua urusan ini di ajarkan oleh beliau agar
manusia benar-benar menjadi hamba allah yang beriman dan berakhlak
mulia.[3]
Oleh karena itu agar kehidupan manusia
pada umumnya menjadi baik, kita di perintahkan oleh allah SWT untuk
meneladani sikap dan perilaku para rosul.sebagaimana firmanya:
“Sesungguhnya telah ada para diri
rasullulah itu suritauladan yang baik bagimu(yaitu) orang yang
mengharap( rahmat) allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak
menyebut allah.”(Q.S Al-Ahzab ayat 21)
Perjuangan Rasulullah saw. mengalami
cobaan bertubi-tubi serta gangguan dan ancaman. Akan tetapi, Rasulullah
saw. tetap sabar dan tabah. Gangguan tersebut berupa cemoohan, caci
maki, dan diolok-olok serta yang paling kejam adalah orang kafir berniat
membunuh Nabi Muhammad saw. Beliau tetap sabar dan tabah, bahkan tidak
henti-hentinya berjuang menegakkan agama dan terus melaksanakan perintah
Allah swt. Akhirnya, Rasulullah saw pun berhasil dalam mengembangkan
agama Allah swt dan merombak kejahiliahan menjadi orang yang menjalankan
agama Islam dengan tekun, aman, dan tenteram.[4]
Karakter yang paling menonjol dan
kepribadian Nabi Muhammad saw adalah akhlak yang tiada bandingnya.
Akhlak Nabi sangat agung dan melebihi semua akhlak seorang manusia mana
pun. Sampai-sampai Allah pun memuji akhlak
Nabi dengan firman-Nya: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (Q.S. al-Qalam (68): 4).
Dengan berbekal akhlak yang agung itulah
Nabi Muhammad saw. diutus oleh Allah untuk memperbaiki akhlak manusia
hingga mencapai kesempurnaan akhlak yang menjadi bagian dan ketinggian
tingkat manusia dibandingkan dengan makhluk lain. Dengan akhlak terpuji
dan mulia inilah, manusia dapat menjadi makhluk yang mulia dan
bermanfaat bagi manusia khususnya dan umumnya bagi makhluk lainnya.
Untuk membangun manusia yang muliadan bermanfaat sehingga mencapai
kesempurnaan akhlak, kita harus meneladani akhlak Rasulullah saw. dalam
berbagai sifat, sikap, dan tindakannya.
- Manusia memiliki darajat yang sama, yang membedakannya hanyalah kualitas ketakwaannya saja.
Misi nabi untuk memuliakan manusia
terlihar dari perjuangannnya dalam menghapus perbedaan kasta sosial.
Misi ini merupakan misi yang sangat penting dan menonjol sekaligus
membawa dampak positif yang amat luas. Nabi menghilangkan jurang pemisah
antara sesama anggota masyarakat yang didasarkan harta kekayaan,
jabatan, keturunan, termasuk warna kulit. Mereka semua memiliki derajat
yang sama, sedangkan yang membedakan kemuliaan mereka hanyalah kualitas
ketakwaan kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Artinya:
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. (Qs. Al-Hujurat: 13)
Perlu pula ditegaskan bahwa ketakwaan
seseorang hanya dapat dilihat oleh Allah Ta’ala. Oleh karena itu, jangan
merendahkan seseorang, siapa tahu dia lebih bertakwa dari pada kita.
- Manusia dipandang sebagai makhluk yang paling baik diciptakan sekaligus sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya di muka bumi.
Dalam ajaran Islam, manusia adalah
makhluk yang paling mulia di antara makhluk lain, sebab ia diciptakan
dengan bentuk yang sebaik-baiknya dan berfungsi sebagai hamba-Nya
sekaligus sebagai khalifah fil-ardhi. Sebagai hamba Allah, manusia mesti
beribadah kepada Allah baik secara khusus, seperti shalat, zakat,
puasa, haji dan sebagainya; maupun secara umum, yaitu melakukan segala
aktivitas sesuai dengan perintah Allah atau tidak bertentangan dengan
perintah-Nya. Sementara manusia sebagai khalifah fil ardhi menunjukkan
bahwa manusia mesti bertanggung jawab mengelola alam sekitarnya secara
baik untuk kemaslahatan umat dan menegakkan agama Allah. Khalifah fil
ardhi merupakan tugas yang amat mulia dan hanya diberikan kepada makhluk
Allah yang bernama “manusia”.
Kemudian, Allah juga memberikan bentuk yang amat baik bagi manusia. Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Artinya:
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.(Qs. At-Tin/95: 4)
Kesempurnaan bentuk dapat dilihat dari
kelengkapan organ tubuh secara fisik dan berbagai potensi yang
dimilikinya, baik potensi akal, nafsu, maupun potensi qalbu. Dengan
ketaatan dan kreasi manusia dalam mengelola alam ini membuktikan bahwa
perannya sangat besar dalam kehidupan makhluk ini. Namun, kemuliaan
manusia itu tergantung usaha maksimalnya dalam menjalankan tugasnya
sebagai hamba dan tugasnya sebagai khalifah fil ardhi. Jika tugas itu
tidak terlaksana, maka manusia tersebut tidak lagi menjadi mulia
melainkan berkedudukan menjadi hina. Itulah yang dibina oleh Rasulullah
agar umat tetap dalam keadaan mulia. Membangun manusia yang mulia itu,
dilakukan melalui pengamalan ajaran Islam secara sempurna sebagaimana
yang ia ajarkan.
aaaBeriman Kepada Hari Kiamat berarti menyakini bahwa hari kiamat itu pasti akan terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar