Ad-Dajjal Merupakan Manusia Yang Memiliki Beberapa Ke-Luar Biasa-an (Bagian 3)
Berdasarkan hadits Tamim Ad-Dari yang sudah dijelaskan pada Bagian 1 & Bagian 2, kita dapat menyimpulkan bahwa Ad-Dajjal adalah ‘insan’ alias manusia yang termasuk Bani Adam (anak-keturunan Nabi Adam ‘alaihis-salaam). Ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menyimak penuturan dan kesaksian Tamim Ad-Dari bahwa Ad-Dajjal merupakan ‘insan’, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mengingkarinya.
Namun Ad-Dajjal bukan manusia biasa sebagaimana manusia pada umumnya. Ad-Dajjal memiliki beberapa ke-luar biasa-an, di antaranya sebagai berikut:
(1) Tamim Ad- Dari menyebutnya dengan ungkapan أعظمُ إِنسان مَا رَأَيْنَاهُ قطُّ خَلْقاً ”manusia terbesar penciptaannya yang pernah kami lihat.”
(2) Selain itu, keluar-biasaan lainnya ialah bahwa Ad-Dajjal berumur sangat panjang. Sebab sejak zaman Nabi dan para sahabat, Ad-Dajjal sudah ada, walaupun keberadaan
persisnya tidak kita ketahui. Kita hanya tahu bahwa Ad-Dajjal berada di
sebuah biara di sebuah pulau kecil dalam keadaan terikat. Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri tidak menunjuk secara detil lokasi keberadaan pulau tersebut. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: “Ketahuilah,
sesungguhnya Ad-Dajjal ada di lautan Syam atau Yaman. Tidak, tapi dari
arah timur. Ia berada di arah timur, ia berada di arah timur. Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam menunjukkan tangannya ke arah timur.”
(3) Termasuk ke-luar biasa-an Ad-Dajjal lainnya ialah bahwa ia diizinkan Allah subhaanahu wa ta’aala
memprediksi apa yang akan terjadi terhadap kurma Baisan dan Danau
Tiberias. Ad-Dajjal memang merupakan fitnah (ujian) paling dahsyat. Dan
salah satu ujiannya ialah bahwa Allah memberikannya kesanggupan untuk
mengetahui bahwa suatu ketika kurma Baisan hampir tidak akan membuahkan
lagi serta air Danau Tiberias hampir akan habis. Padahal kedua hal
tersebut baru mulai menjadi kenyataan pada masa kehidupan kita
belakangan ini. Bagi orang-orang beriman, kesanggupan Ad-Dajjal
memprediksi dua hal tersebut justeru semakin menunjukkan
ke-Maha-Kuasa-an Allah subhaanahu wa ta’aala. Namun bagi
orang-orang kafir, musyrik dan munafik, maka hal ini malah menyebabkan
mereka semakin tenggelam dalam tipu-daya sang pendusta Ad-Dajjal.
Perlu diketahui, wilayah Baisan (Beit She'an menurut kaum yahudi Israel) dahulu adalah sebuah wilayah yang subur dengan tanaman kurma yang sangat banyak dan berbuah cukup lebat.
Baisan berada di Palestina di Al-Ghaur utara berdekatan dengan sungai
Jalut. Israel sering menjadikan Baisan sebagai target sasaran serangan,
sehingga menyebabkan hancurnya banyak perkebunan kurma di Baisan.
Sebagian pohon kurma mati sedangkan sebagian lainnya terganggu
pertumbuhannya disebabkan oleh hama sehingga buah yang dihasilkan sangat
sedikit. Baisan sendiri saat ini dalam kekuasaan Israel dan lebih
banyak difungsikan sebagai tempat pariwisata, yang secara otomatis
menyebabkan sektor wisata lebih diutamakkan daripada sektor pertanian
dengan tanaman kurmanya. Kondisi tersebut tentu menyebabkan kurma sudah
tidak mudah lagi ditemukan di Baisan, mungkin hal inilah yang
diisyaratkan oleh Ad-Dajjal dengan perkataannya “Ketahuilah, ia hampir tidak membuahkan lagi.”
Sedangkan kondisi danau Tiberias dapat kita temukan dengan membuka sebuah website dengan alamat www.savethekinneret.com.
Kinneret merupakan nama danau Tiberias dalam bahasa Ibrani. Dalam
sebuah situs yang dibuat oleh pemerintah Israel tersebut, mereka
melaporkan secara berkala level permukaan air danau Tiberias atau
Kinneret. Ini merupakan website pemerintah Zionis Israel yang
memperingatkan warganya agar menghemat penggunaan air. Peringatan ini
didasarkan pada kenyataan bahwa level permukaan air danau Tiberias telah
sedemikian turunnya sehingga sempat menyentuh garis hitam dalam
grafiknya.
“The
Kinneret, Israel's major reservoir of fresh water, is drying up! Many
years of below-average rainfall have led the water level to dip to the ‘black line.’” (Danau
Tiberias, sumber utama air bersih Israel, sedang mengering! Tahun demi
tahun curah hujan di bawah rata-rata telah mengantarkan batas permukaan
airnya menyentuh ‘garis hitam’.)
Berdasarkan grafik di atas, bila level permukaan air danau Tiberias menyentuh garis merah atas (upper red line)
itu merupakan peringatan awal bahwa air danau Tiberias sudah menipis.
Bila level permukaan airnya menyentuh garis merah bawah (lower red line) berarti ini pertanda bahwa air danau sudah sangat menipis. Sedangkan jika level permukaan airnya menyentuh garis hitam (black line)
itu pertanda bahwa air danau Tiberias sudah mengering. Grafik di atas
memperlihatkan pasang-surutnya level permukaan air danau Tiberias sejak
juni 2007 hingga april 2014. Selama tujuh tahun belakangan ini level
permukaan air danau Tiberias selalu berada di bawah garis merah atas
yang berarti airnya sudah menipis. Bahkan pada bulan desember 2008 ia
sempat menyentuh garis hitam yang berarti airnya sempat mengering! Mungkin hal inilah yang diisyaratkan oleh Ad-Dajjal dengan perkataannya “Ketahuilah, airnya hampir akan habis.”
(4) Memiliki Surga Dan Neraka Sendiri
Ke-luar biasa-an lainnya
yang bakal ditampilkan Ad-Dajjal ketika dia keluar di Akhir Zaman ialah
bersamanya ada surga dan nerakanya sendiri. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam
jauh-jauh hari sudah memperingatkan kita agar mewaspadai fenomena ini.
Sebab justeru yang terlihat oleh manusia sebagai surga itulah neraka.
Sedangkan yang terlihat seperti neraka oleh manusia malah itulah surga.
Kemudian Nabi menasehati orang beriman agar berlindung hanya kepada
Allah bilamana si mu’min itu dicoba/diuji dengan neraka Ad-Dajjal.
وإن من فتنته أن معه جنة ونارا فناره جنة
وجنته نار فمن ابتلي بناره فليستغث بالله
“Di antara fitnah-fitnah (Ad-Dajjal) adalah, bahwa bersamanya ada surga dan neraka.
Padahal sesungguhnya nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka.
Barangsiapa mendapatkan cobaan dengan nerakanya, hendaklah ia
berlindung kepada Allah. (HR Ibnu Khuzaimah – Shahih)
ومعه نهران أنا أعلم بهما منه نهر يقول الجنة ونهر يقول النار فمن
أدخل الذي يسميه الجنة فهو النار ومن أدخل الذي يسميه النار فهو الجنة
“Dia
(Ad-Dajjal) membawa dua sungai, aku lebih mengetahui tentang kedua
sungai itu dibandingkan dia sendiri. Sungai yang dia katakan: “Inilah
surga”, dan sungai yang dia katakan: “Inilah neraka”. Barangsiapa yang
dimasukkan ke dalam sungai yang dia namakan surga, itu sebenarnya
neraka, sedangkan siapa saja yang dimasukkan ke dalam sungai yang dia
namai neraka, itu sebenarnya surga.” (HR Ahmad, Al-Hakim – berdasarkan syarat Muslim disepakati Adz-Dzahabi)
(5) Sanggup Menghidupkan Orang Yang Dia Bunuh
يَأْتِي
الدَّجَّالُ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْهِ أَنْ يَدْخُلَ نِقَابَ
الْمَدِينَةِ فَيَنْزِلُ بَعْضَ السِّبَاخِ الَّتِي تَلِي الْمَدِينَةَ
فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ رَجُلٌ وَهُوَ خَيْرُ النَّاسِ أَوْ مِنْ خِيَارِ
النَّاسِ فَيَقُولُ: أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيثَهُ فَيَقُولُ
الدَّجَّالُ: أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ هَلْ
تَشُكُّونَ فِي الْأَمْرِ؟ فَيَقُولُونَ: لَا فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيهِ
فَيَقُولُ: وَاللَّهِ مَا كُنْتُ فِيكَ أَشَدَّ بَصِيرَةً مِنِّي
الْيَوْمَ فَيُرِيدُ الدَّجَّالُ أَنْ يَقْتُلَهُ فَلَا يُسَلَّطُ عَلَيْهِ
“Ad-Dajjal datang,
padahal dia telah diharamkan untuk memasuki jalan-jalan di perbukitan
yang menuju kota Madinah, lantas dia singgah di salah satu tanah
berkandungan garam tinggi yang ada di sekitar Madinah. Pada hari itu
keluarlah seorang lelaki yang merupakan sebaik-baik manusia – atau salah
satu dari manusia terbaik – lalu lelaki itu berkata: “Aku bersaksi
bahwa kamu itu Ad-Dajjal yang pernah diceritakan oleh Rasulullah kepada
kami melalui hadits beliau.” Ad-Dajjal
berkata kepada para pengikutnya: “Bagaimana pendapat kalian jika aku
bunuh orang ini lalu dia aku hidupkan kembali, apakah kalian masih ragu
dalam perkara ini?.”Mereka menjawab: “Tidak.” Lalu
Ad-Dajjal membunuh lelaki itu kemudian menghidupkannya kembali. Lelaki
itu berkata: “Demi Allah, tidaklah aku lalui hari ini kecuali bertambah
pengetahuanku tentang kamu daripada sebelumnya.” Maka Ad-Dajjal pun hendak membunuhnya lagi tetapi dia tidak diberi kekuasaan untuk melakukannya.” (HR Bukhari – Shahih)
Berdasarkan hadits di atas, kelak Ad-Dajjal akan melakukan suatu ‘pertunjukan’ spektakuler dimana ia membunuh seseorang di depan khalayak ramai kemudian menghidupkannya kembali. Menurut
sebagian ulama, kemampuan Ad-Dajjal untuk menghidupkan orang yang sudah
mati hanya terjadi sekali ini saja dan tentunya dengan izin Allah Yang
Maha Kuasa. Pada kesempatan lainnya Ad-Dajjal hanya seolah sanggup
menghidupkan orang yang telah mati padahal sesungguhnya ia sedang
melakukan suatu tipuan layaknya seorang illusionist (tukang
sulap). Ad-Dajjal hanyalah bekerjasama dengan syetan dari kalangan jin
yang tampil menyerupai manusia yang sudah mati. Sebagaimana disebutkan
dalam hadits di bawah ini:
و إن من فتنته أن يقول للأعرابي : أرأيت إن بعثت لك
أباك و أمك أتشهد أني ربك ؟ فيقول نعم فيتمثل له شيطانان
في صورة أبيه و أمه فيقولان يا بني اتبعه فإنه ربك
Dan di antara fitnahnya (Ad-Dajjal)
ia akan berkata kepada seorang Arab, 'Pikirkanlah olehmu, sekiranya aku
dapat membangkitkan ayah dan ibumu yang telah mati, apakah kamu akan
bersaksi bahwa aku adalah Rabbmu? ' Laki-laki arab tersebut menjawab,
'Ya.' Kemudian muncullah dua syetan yang menjelma di hadapannya dalam
bentuk-rupa ayah dan ibunya, maka keduanya berkata, 'Wahai anakku,
ikutilah dia (Ad-Dajjal), sesungguhnya dia adalah rabbmu.’ (HR Ibnu Khuzaimah – Shahih)
Pada hadits Ibnu Khuzaimah ini, jelas Ad-Dajjal sedang melakukan sebuah tipuan atau ilusi. Laki-laki Arab itu meyakini
bahwa Ad-Dajjal berhasil menghidupkan kembali kedua orang-tuanya.
Adapun kemampuan Ad-Dajjal untuk menghidupkan kembali orang yang telah
mati terjadi hanya sekali, yaitu terhadap laki-laki di luar kota Madinah
yang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebut sebagai salah satu dari manusia terbaik itu. Dan sejak saat itu kekuatan Ad-Dajjal mulai melemah. Sehingga di bagian akhir hadits Bukhari di atas, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan: “Maka Ad-Dajjal pun hendak membunuhnya lagi tetapi dia tidak diberi kekuasaan untuk melakukannya.”
Wallahu’alambishowab…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar