Ka’bah merupakan kiblat bagi umat Islam dan ternyata beginilah peristiwa
runtuhnya Ka’bah di akhir zaman. Di akhir zaman kelak semua yang ada di
bumi dan dilangit akan runtuh tak terkecuali ka’bah. Peristiwa
runtuhnya kiblat umat Islam ini telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan
Hadits. Bagaimana runtuhnya ka’bah di akhir zaman kelak?
Beginilah Peristiwa Runtuhnya Ka’bah di Akhir Zaman untuk Selama-lamanya
Musnad Ahmad Ibnu Hanbal
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ وَهُوَ الْحَرَّانِيُّ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ عَنِ
ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
يُخَرِّبُ الْكَعْبَةَ ذُو السُّوَيْقَتَيْنِ مِنْ الْحَبَشَةِ
وَيَسْلُبُهَا حِلْيَتَهَا وَيُجَرِّدُهَا مِنْ كِسْوَتِهَا وَلَكَأَنِّي
أَنْظُرُ إِلَيْهِ أُصَيْلِعَ أُفَيْدِعَ يَضْرِبُ عَلَيْهَا بِمِسْحَاتِهِ
وَمِعْوَلِهِ
Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abdul Malik] -yaitu Al Harrani
telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dari [Muhammad
bin Ishaq] dari [Ibnu Abu Najih] dari [Mujahid] dari [Abdullah bin
'Amru] berkata; aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam
bersabda: "Dzu As Suwaiqotain (orang lelaki yang mempunyai betis kecil)
dari Habasyah akan merobohkan ka'bah, ia akan merampas
perhiasan-perhiasannya, melepas kiswahnya (kain penutupnya), dan
seakan-akan aku melihatnya orang yang botak, kakinya pengkor, dan ia
memukulnya dengan menggunakan sekop dan kapak." (HR Ahmad 6756)
Dari Ummu Salamah radhiyallahu anha dia berkata: Rasulullah SAW bersabda,
((يَعُوْذُ عَائِذٌ بِالْبَيْتِ فَيُبْعَثُ إِلَـيْهِ بَعْثٌ، فَإِذَا
كَانُوْا بِبَيْدَاءَ مِنَ اْلأَرْضِ خُسِفَ بِهِمْ…)) (رواه مسلم)
“Pada suatu hari nanti ada seseorang yang berlindung di baitul haram,
kemudian ia diserbu oleh pasukan yang sangat banyak, ketika mereka
berada di tengah padang pasir, tiba-tiba Allah menenggelamkan mereka
semua.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain yang dikatakan Hafshah, beliau bersabda,
((سَيَعُوْذُ بِهَذَا اْلبَيْتِ –يَعْنِي اْلكَعْبَةَ- قَوْمٌ لَيْسَ
لَهُمْ مَنْعَةٌ وَلاَ عَدَدٌ وَلاَ عُـدَّةٌ يُبْعَثُ إِلَيْهِ جَيْشٌ
حَتىَّ إِذاَ كاَنُوْا بِـبَيْدَاءَ مِنَ اْلأَرْضِ خُسِفَ بِهِمْ)) (رواه
مسلم)
“Akan ada sebuah kaum yang tidak memiliki senjata, tidak berjumlah
banyak, dan tidak punya persiapan perang. Mereka berlindung di dalam
al-bait (ka`bah). Kemudian dikirimlah pasukan dalam jumlah besar ke bait
tadi (untuk menghabisi mereka), ketika pasukan itu sampai di padang
pasir, tiba-tiba mereka semua tenggelam ke dalam perut bumi.” (HR.
Muslim)
Ummu Salamah berkata dalam riwayat lain bahwa rasulullah mengatakan,
((يَكُوْنُ اخْتِلاَفٌ عِنْدَ مَوْتِ خَلِيْفَةٍ، فَيـَخْرُجُ خَلِيْفَةٌ
مِنْ بَنِيْ هاَشِمٍ، فَيَأْتِيَ مَكَّةَ فَيَسْتَخْرِجُهُ الناَّّسُ مِنْ
بَيْـْتِهِ بَيْنَ الرُّكْنِ وَاْلمَقَامِ، فَيُجَهَّزُ لَـهُ جُزْءٌ مِنَ
الشَّامِ…)) (رواه الطبراني)
“Akan ada perselisihan saat salah seorang khalifah meninggal dunia.
Kemudian keluarlah seorang khalifah dari Bani Hasyim, dia datang ke
Makkah dan orang-orang menyuruhnya keluar dari rumahnya, lalu ia pergi
ke ka`bah diantara rukun (hajar aswad) dan maqam Ibrahim. Maka
dikirimlah beberapa pasukan dari negeri Syam (untuk membunuhnya…)” (HR.
Ath-Thabrani)
Dalam riwayat lain,
((فَيَخْرُجُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ اْلمَدِيْنَةِ هَارِباً إِلَى مَكَّةَ
فَيَأْتِيْهِ نَاسٌ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ فَيـُخْرِجُوْنَهُ وَهُوَ كَارِهٌ
فَيـُباَيِعُوْنَـهُ بَيْنَ الرُّكْنِ وَاْلمَقَامِ…)) (رواه أبو داود وهو
حسن)
“Maka keluarlah seorang lelaki dari penduduk Madinah, ia melarikan diri
ke Makkah. Lalu ia didatangi beberapa orang Makkah. Mereka mengeluarkan
lelaki itu dari kediamannya dan membaiatnya di antara hajar aswad dan
Maqam, padahal ia tidak ingin dibaiat…” (HR. Abu Dawud, ini adalah
hadits hasan).
Sungguh, Allah benar-benar menjaga kota Makkah dari segala niat buruk
dan kejahatan. Renungkanlah hadits-hadits diatas, Allah telah
menenggelamkan semua pasukan yang menuju Makkah dengan niat buruk. Allah
senantisa menjaga dan melindunginya, bahkan menjaganya dari Dajjal yang
buta sebelah, sehingga tidak bisa masuk ke kota Makkah.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda,
((لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلاَّ سَيَطَؤُهُ الدَّجاَّلُ، إِلاَّ مَكَّةَ
وَاْلمَدِيْنَةَ، وَلَيْسَ نَقَبٌ مِنْ أَنْقَابِهاَ إِلاَّ عَلَيْهِ
اْلمَلاَئِكَةُ حَافِّيْنَ، تَحْرُسُهاَ، فَيَنْزِلُ بِالسَّبْخَةِ،
فَتَـرْجُفُ اْلمَدِيْنَةَ بِأَهْلِهَا ثَلاَثَ رَجَفَاتٍ، يَخْرُجُ
إِلَيْهِ مِنْهاَ كُلُّ كَافِرٍ وَمُنَافِقٍ)) (رواه البخاري ومسلم).
“Tidak ada sebuah kota pun di bumi ini kecuali Dajjal akan memasukinya,
selain Makkah dan Madinah. Tidak ada jalan setapak pun padanya, kecuali
disitu ada malaikat yang berkumpul menjaganya. Lalu Dajjal itu
mendatangi Sabkhah (sebuah dataran penuh dengan pasir). Disana ia
menghentakkan kakinya tiga kali, maka keluarlah dari kota Madinah
seluruh orang kafir dan munafiq yang ada.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Sedangkan dalam hadits Abu Umamah, dari Rasulullah SAW beliau bersabda,
((وَإِنَّهُ لاَ يَبْقَى شَيْءٌ مِنَ اْلأَرْضِ إِلاَّ وَطَئَهُ وَظَهَرَ
عَلَيْهِ، إِلاَّ مَكَّةَ وَاْلمَدِيْنَةَ، لاَ يَأْتِيْهِمَا مِنْ نَقَبٍ
مِنْ أَنْقاَبِهاَ إِلاَّ لَقِـيَتْهُ اْلمَلاَئِكَةُ بِالسُّيـُّوْفِ،
صَلَّتْهُ، حَتىَّ يَنـْزِلَ عِنْدَ الضَّرِيْبِ اْلأَحْمَرِ، عِنْدَ
مُنْقَطِعِ السَّبْخَةِ، فَتَـرْجُفُ اْلمَدِيْنَةَ بأَِهْلِهاَ ثَلاَثَ
رَجَفَاتٍ، فَلاَ يَبْقَى فِيْهاَ مُناَفِقٌ وَلاَ مُناَفِقَةٌ إِلاَّ
خَرَجَ إِلَيْهِ، فَـتَنْفِي الْخَبِيْثَ مِنْهاَ، كَماَ يَنْفِي اْلكِيْرُ
خُبْثَ اْلحَدِيْدِ، وَيُدْعَى ذَلِكَ اْليَوْمُ الْخَلاَصَ، قِيْلَ
فَأَيْنَ اْلعَرَبُ يَوْمِئِذٍ؟ قَالَ: هُمْ يَوْمِئِذٍ قَلِيْلٌ…)) (رواه
ابن ماجه وابن خزيمة وهو صحيح)
“Ketahuilah! Tidak ada sejengkal tanah pun di muka bumi ini kecuali
akan dilewati Dajjal. Yang tidak dimasukinya hanyalah Makkah dan
Madinah. Ketika dajjal mendatangi keduanya, tidak ada suatu jalan pun
disana yang hendak dimasukinya, kecuali ia berhadapan dengan malaikat
yang membawa pedang terhunus. Sehingga ia (putus asa dan) mendatangi
dataran merah pada penghujung Sabkhah dekat kota Madinah. Lalu ia
menghentakkan kakinya tiga kali, maka tidak terdapat seorang munafiq
atau munafiqah di kota Madinah itu kecuali mereka keluar menghampiri
dajjal tersebut. Sungguh! Kota Madinah telah mebersihkan keburukan
dajjal, seperti alat peniup api yang membersihkan buruknya besi. Hari
itu dinamakan dengan yaumul khalaash, yaitu hari bersihnya kota Madinah
dari orang-orang munafiq. Kemudian rasulullah ditanya: kemanakah orang
arab di hari itu wahai rasulullah? Beliau menjawab: mereka di hari itu
sangat sedikit jumlahnya.” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah, ini
adalah hadits sahih).
Sedangkan hadits yang diriwayatkan Abu Said Al-Khudri radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
((لَيَحُجُّنَّ هَذَا اْلبَيْتَ وَلَيَعْـتَمِرُنَّ بَعْدَ خُرُوْجِ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ)) (رواه البخاري)
“Demi Allah! Mereka pasti akan mengerjakan ibadah haji dan umrah di
baitul haram ini setelah keluarnya ya`juj dan ma`juj” (HR. Al-Bukhari)
Dan Rasulullah SAW telah menjelaskan kepada kita, bahwa Al-Masih Isa AS
akan mengerjakan ibadah haji setelah beliau berhasil membunuh dajjal.
Rasulullah SAW bersabda,
((لَيُهِلَّـنَّ ابْنُ مَرْيَمَ بِفَـجِّ الرَّوْحاَءِ حاَجاًّ أَوْ مُعْتَمِرًا أَوْ لِيـُثَـنـِّيـْهِمَا)) (رواه مسلم)
“Demi Allah! Isa putera Maryam pasti akan melewati jalan ar-rauha` ini
saat memulai ibadah haji atau umrah, atau saat mengerjakan keduanya
secara bersamaan.” (HR. Muslim)
Rasulullah SAW juga menyebutkan bahwa di antara tanda datangnya hari
qiyamat, adalah dihancurkannya Ka`bah. Dalam sebuah hadits riwayat
Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma, dia menegaskan bahwa ia pernah
mendengar Rasulullah SAW bersabda,
((يُخَرِّبُ اْلكَعْبَةَ ذُو السُّوَيْقَتَيْنِ مِنَ اْلحَبَشَةِ،
وَيَسْلَبـُهاَ حُلِّيَّهاَ وَيُجَرِّدُهاَ مِنْ كِسْوَتِهاَ، وَلَكَأَنِّي
أَنْظُرُ إِلَيْهِ أُصَيْلَعًا أُفَيْدَعاً، يَضْرِبُ بِمِسَاحَتِهِ
وَمِعْوَلهِ)) (رواه أحمد وهو صحيح)
“Ka`bah ini akan dihancurkan oleh seseorang dari Habasyah (Ethiopia)
yang kecil kedua betisnya. Ia merampas semua perhiasan Ka`bah dan
mengambil kiswah (pakaian) nya. Sungguh! Saya seperti melihatnya disini
(sekarang) sedang menghancurkan ka`bah dengan menggunakan Palu besar dan
alat pengukurnya. Ia adalah orang yang ushaila`(tidak punya rambut
kepala) dan ufaida’ (yang bengkok tulang pergelangan kakinya).” (HR.
Ahmad dengan sanad sahih)
Sedangkan dalam riwayat Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma Nabi SAW bersabda,
((كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَيْهِ أَسْوَدَ أَفْحَجَ، يَنْقُضُهاَ حَجَرًا حَجَرًا، يَعْنِي اْلكَعْبَةَ)) (رواه البخاري ومسلم)
“Saat ini saya seperti melihatnya sedang menghancurkan Ka`bah sedikit
demi sedikit, satu persatu batu ia hancurkan, ia adalah seorang hitam
yang salah satu matanya tidak normal.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Abu Hurairah radhiyallahu anhu Rasulullah SAW bersabda,
((يُخَرِّبُ اْلكَعْبَةَ ذُو السُّوَيْقَتَيْنِ مِنَ اْلحَبَشَةِ)) (رواه مسلم)
“Yang menghancurkan Ka`bah ini adalah orang Habasyah yang dijuluki Dzus suwaiqotain.” (HR. Muslim)
Orang itu dinamakan dengan dzus suwaiqotain karena kedua betisnya sangat kecil, lain dengan manusia pada umumnya.
Dari semua riwayat tersebut, diterangkan bahwa kelak Ka’bah akan
dihancurkan secara kecil-kecilan hingga benar-benar hancur dan
ditinggalkan oleh kaum muslimin untuk selamanya. Hal ini tidak mungkin
terjadi jika kaum muslimin tetap mengharamkannya (mencegah dan memerangi
maksiat terhadapnya).
Ada beberapa pendapat mengenai kapan terjadinya peristiwa ini, dan yang
paling populer adalah pada musim haji setelah binasanya Ya’juj dan
Ma’juj, namun tak ada lagi orang yang memenuhi panggilan haji atau
dengan kata lain tidak ada lagi kaum muslimin yang menyebut nama Allah,
sehingga kemaksiatan terjadi di sana-sini termasuk di tanah Haram Mekkah
dan Madinah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar