Hari kiamat merupakan salah satu hari akhir yang wajib kita imani.
Kiamat merupakan hari berakhirnya kehidupan diseluruh alam semesta.
Peristiwa hari kiamat didahului dengan peniupan terompet sangkakala oleh
malaikat isrofil sebagai tanda akan musnahnya alam semesta ini.Hari
kiamat adalah hari dimana langit akan terbelah, planet-planet dan
huru-haranya telah berterbangan, bintang-bintang berjatuhan,
gunung-gunung hancur, matahari digulung, binatang-binatang liar telah
dikumpulkan, lautan-lautan meluap, ruh-ruh dipertemukan dengan badan,
neraka jahim dinyalakan, surga telah didekatkan, dan bumi diratakan.
Hal ini ditegaskan dalam Firman Allah Swt.
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا
عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلا هُوَ ثَقُلَتْ
فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لا تَأْتِيكُمْ إِلا بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ
كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: ‘Bilakah terjadinya?’
Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada
sisi Rabb-ku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu
kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi
makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang
kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’”(Q.S. Al-A’raf [7]: 187)
Menurut suatu pendapat, ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang
Quraisy. Sedangkan menurut pendapat lainnya ayat ini diturunkan
berkenaan dengan segolongan orang-orang Yahudi. Tetapi pendapat yang
pertamalah yang lebih mendekati kebenaran, mengingat ayat ini Makkiyyah.
Mereka sering menanyakan tentang terjadinya waktu kiamat, tetapi
pertanyaan mereka mengandung nada tidak mempercayai keberadaannya dan
mendustakannya. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan di dalam
firman-Nya:
{وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ}
Dan mereka berkata, "Bilakah (terjadinya) janji ini (hari kiamat) jika
kamu adalah orang-orang yang benar? (Yunus: 48; Yasin: 48; Al Anbiya
38; An Naml 71; Saba 29; Al-Mulk 25)
{يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِهَا وَالَّذِينَ آمَنُوا
مُشْفِقُونَ مِنْهَا وَيَعْلَمُونَ أَنَّهَا الْحَقُّ أَلا إِنَّ الَّذِينَ
يُمَارُونَ فِي السَّاعَةِ لَفِي ضَلالٍ بَعِيدٍ}
Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari
itu segera didatangkan, dan orang-orang yang beriman merasa takut
kepadanya dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar (akan terjadi).
Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang
terjadinya kiamat itu benar-benar dalam kesesatan yang jauh. (Asy-Syura:
18)
Adapun firman Allah Swt.:
{أَيَّانَ مُرْسَاهَا}
Bilakah terjadinya. (Al-A'raf: 187)
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang
dimaksud dari lafaz muntahaha ialah batas terakhirnya, yakni bilakah
terjadinya dan kapankah usia dunia berakhir, hal itu merupakan permulaan
dari waktu kiamat.
{قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلا هُوَ}
Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada
sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu
kedatangannya selain Dia.” (Al-A'raf: 187)
Allah Swt. memerintahkan kepada Rasul-Nya 'bila ditanya tentang saat
kiamat, hendaknya ia mengembalikan pengetahuannya kepada Allah Swt.,
karena sesungguhnya hanya Dialah yang mengetahui bila kiamat akan
terjadi', yakni Allah Swt. mengetahui perkaranya secara jelas dan
mengetahui pula saat terjadinya hari kiamat secara tepat. Tidak ada
seorang pun yang mengetahui hal ini kecuali hanya Allah Swt. Karena
itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
{ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ}
Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) di langit dan di bumi. (Al-A'raf: 187)
Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Ma'mar, dari Qatadah sehubungan
dengan makna firman-Nya: Kiamat itu amat berat (bagi makhluk) di langit
dan di bumi. (Al-A'rlf: 187) Artinya, amat berat untuk mengetahuinya
bagi semua penduduk di langit dan di bumi. Dengan kata lain, mereka sama
sekali tidak mengetahuinya.
Ma'mar mengatakan bahwa Al-Hasan pernah mengatakan, "Apabila hari kiamat
datang, maka terasa amat berat bagi semua penduduk di langit dan di
bumi," yakni hari kiamat itu terasa amat berat oleh mereka.
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna
firman-Nya: Hari kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk)di
langit dan di bumi. (Al-A'raf: 187) Menurutnya, ayat di atas artinya
'tidak ada seorang makhluk pun melainkan tertimpa bahaya dari hari
kiamat'.
Ibnu Juraij mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Hari kiamat
itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) di langit dan di
bumi,(Al-A'raf: 187) Apabila hari kiamat tiba, maka terbelahlah langit
dan bertaburanlah bintang-bintangnya. Matahari digulung dan
gunung-gunung dihancurkan. Hari kiamat itu memang terjadi seperti yang
disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya, maka yang demikian itulah
makna yang dimaksud dengan ‘amal berat’
Ibnu Jarir rahimahullah memilih pendapat yang mengatakan bahwa makna
yang dimaksud ialah amat berat untuk mengetahui waktu terjadinya kiamat
bagi penduduk langit dan bumi, seperti yang dikatakan oleh Qatadah tadi.
Pengertian dari perkataan keduanya (Ibnu Jarir dan Qatadah) semakna
dengan makna yang terkandung di dalam firman-Nya:
{لَا تَأْتِيكُمْ إِلا بَغْتَةً}
Kiamat itu tidak akan datang kepada kalian melainkan dengan tiba-tiba. (Al-A'raf: 187)
Akan tetapi, hal ini tidak me-nafi-kan (meniadakan) pengertian yang
mengatakan bahwa kedatangan hari kiamat itu terasa amat berat bagi
seluruh penduduk langit dan bumi.
As-Saddi berpendapat sehubungan dengan makna firman-Nya: Kiamat itu amat
berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi.
(Al-A'raf: 187) Menurutnya makna yang dimaksud ialah hari kiamat itu
samar bagi penduduk langit dan bumi. Karena itu, tidak ada yang
mengetahui saatnya, baik dia itu malaikat yang terdekat maupun sebagai
nabi yang diutus.
{لَا تَأْتِيكُمْ إِلا بَغْتَةً}
Kiamat itu tidak akan datang kepada kalian melainkan dengan tiba-tiba. (Al-A'raf: 187)
Artinya, terjadinya hari kiamat mengagetkan mereka. Hari kiamat datang kepada mereka di saat mereka sedang lalai.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Kiamat itu tidak
akan datang kepada kalian melainkan dengan tiba-tiba (Al-A'raf: 187)
Allah telah menetapkan bahwa hari kiamat itu tidaklah datang kepada
kalian melainkan dengan tiba-tiba. Dan telah sampai suatu hadis kepada
kami, bahwa Nabi Saw. pernah bersabda:
"إِنَّ السَّاعَةَ تَهِيجُ بِالنَّاسِ، وَالرَّجُلُ يَصْلِحُ حَوْضَهُ،
وَالرَّجُلُ يَسْقِي مَاشِيَتَهُ، وَالرَّجُلُ يُقِيمُ سِلْعَتَهُ فِي
السُّوقِ وَيُخْفِضُ مِيزَانَهُ وَيَرْفَعُهُ"
Sesungguhnya hari kiamat datang mendadak menimpa manusia, sedangkan
seseorang ada yang sedang memperbaiki kolamnya, ada yang sedang memberi
minum ternaknya, ada pula yang sedang menjajakan barang dagangannya di
pasar seraya menurunkan dan menaikkan timbangannya.
قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ، أَنْبَأَنَا شُعَيْبٌ،
حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: "لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ
مَغْرِبِهَا، فَإِذَا طَلَعَتْ فَرَآهَا النَّاسُ آمَنُوا أَجْمَعُونَ،
فَذَلِكَ حِينَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ
قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا، وَلَتَقُومَنَّ السَّاعَةُ
وَقَدْ نَشَرَ الرَّجُلَانِ ثَوْبَهُمَا بَيْنَهُمَا، فَلَا
يَتَبَايَعَانِهِ وَلَا يَطْوِيَانِهِ. ولتقومَنّ السَّاعَةُ وَقَدِ
انْصَرَفَ الرَّجُلُ بِلَبَنِ لقْحَته فَلَا يَطْعَمُه. ولتقومَنّ
السَّاعَةُ وَهُوَ يَلِيط حَوْضَهُ فَلَا يَسْقِي فِيهِ. ولتقومَنّ
السَّاعَةُ وَالرَّجُلُ قَدْ رَفَعَ أَكْلَتَهُ إِلَى فِيهِ فَلَا
يَطْعَمُهَا"
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Yaman,
telah menceritakan kepada kami Syu'aib, telah menceritakan kepada kami
Abuz Zanad, dari Abdur Rahman, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw.
telah bersabda:Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum matahari terbit
dari arah baratnya, apabila matahari telah terbit dari arah baratnya dan
manusia melihatnya, berimanlah mereka semuanya. Yang demikian itu
terjadi di masa tidak bermanfaat iman seseorang bagi dirinya jika ia
tidak beriman sebelumnya, atau semasa imannya itu ia tidak mengerjakan
suatu kebaikan pun. Dan sesungguhnya hari kiamat itu terjadi ketika dua
orang lelaki sedang menggelarkan kain dagangan di antara keduanya,
sehingga keduanya tidak sempat melakukan jual belinya dan tidak sempat
melipat kainnya. Dan sesungguhnya hari kiamat terjadi ketika seseorang
pulang dengan membawa air susu hasil perahannya, sehingga ia tidak
sempat meminumnya. Dan sesungguhnya hari kiamat terjadi ketika seseorang
sedang memperbaiki penampungan airnya, sehingga ia tidak sempat meminum
airnya. Dan sesungguhnya hari kiamat terjadi ketika seseorang sedang
menyuapkan makanan ke mulutnya sehingga ia tidak sempat memakannya.
وَقَالَ مُسْلِمٌ فِي صَحِيحِهِ: حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ،
حَدَّثَنَا سُفْيَانَ بْنِ عُيَيْنَةَ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ
الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "تَقُومُ السَّاعَةُ وَالرَّجُلُ
يَحْلِبُ اللِّقْحَة، فَمَا يَصِلُ الْإِنَاءُ إِلَى فِيهِ حَتَّى تَقُومَ
السَّاعَةُ. وَالرَّجُلَانِ يَتَبَايَعَانِ الثَّوْبَ فَمَا
يَتَبَايَعَانِهِ حَتَّى تَقُومَ. وَالرَّجُلُ يَلُوطُ حَوْضَهُ فَمَا
يَصْدُرُ حَتَّى تَقُومَ"
Imam Muslim di dalam kitab Sahih-nya mengatakan, telah menceritakan
kepadaku Zuhair ibnu Harb, telah menceritakan kepada kami Sufyan ibnu
Uyaynah, dari Abuz Zanad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah yang
mengatakan, Rasulullah SAW telah memberitahukan kepadanya bahwa: "Hari
kiamat terjadi ketika seseorang sedang memerah hewan perahannya; tetapi
sebelum ia sempat mencicipi hasilnya, kiamat telah terjadi. Ketika dua
orang lelaki sedang tawar menawar pakaian; sebelum keduanya melakukan
transaksi jual beli hari kiamat telah terjadi. Dan ketika seorang lelaki
sedang membersihkan kolam penampungan airnya; tetapi sebelum ia selesai
dari pekerjaannya, hari kiamat telah terjadi."
Firman Allah Swt.:
{يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا}
Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. (Al-A'raf: 187)
Para ulama tafsir berbeda pendapat mengenai maknanya. Suatu pendapat
mengatakan bahwa makna yang dimaksud adalah seperti apa yang
diriwayatkan oleh Al-Aufi dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna
firman–Nya : Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar
mengetahuinya. (Al-A'raf: 187) Makna yang dimaksud ialah seakan-akan di
antara kamu dan mereka terdapat hubungan yang intim, seakan-akan kamu
adalah teman mereka.
Ibnu Abbas mengatakan, "Ketika orang-orang (Quraisy) bertanya kepada
Nabi Saw. tentang hari kiamat, mereka mengajukan pertanyaannya
seakan-akan mereka menganggap bahwa Muhammad benar-benar bersahabat
karib dengan mereka. Maka Allah menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya, bahwa
sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu hanya ada di sisi-Nya.
Dia sengaja menyembunyikannya dan tidak memperlihatkannya kepada seorang
pun, baik ia sebagai malaikat yang terdekat dengan-Nya ataupun sebagai
seorang rasul yang diutus-Nya."
Qatadah mengatakan bahwa orang-orang Quraisy berkata kepada Muhammad
Saw., "Sesugguhnya di antara kami dan engkau terdapat hubungan
kekerabatan. Karena itu, jelaskanlah kepada kami kapankah hari kiamat
akan terjadi?" Maka Allah Swt. berfirman: Mereka bertanya kepadamu
seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya.(Al-A'raf: 187)
Demikianlah menurut riwayat Mujahid, Ikrimah, Abu Malik, dan As-Saddi yang merupakan suatu pendapat.
Tetapi yang benar dari Mujahid ialah melalui riwayat Ibnu Abu Nujaih dan
lain-lainnya sehubungan dengan makna firman-Nya berikut ini:Mereka
bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. (Al-A'raf:
187) Bahwa pertanyaan itu diajukan kepadamu seakan-akan kamu
mengetahuinya.
Hal yang sama dikatakan oleh Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas sehubungan
dengan ayat ini : Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar
mengetahuinya. (Al-A'raf: 187) Yakni seakan-akan kamu mengetahuinya,
padahal kamu tidak mengetahuinya. Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan
tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah.” (Al-A'raf: 187)
Ma'mar telah meriwayatkan dari sebagian ulama tafsir sehubungan makna
firman-Nya: seakan-akan kamu benar-benar mengetahumya. (Al-A'raf: 187)
Artinya, seakan-akan kamu mengetahui hari kiamat.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam telah mengatakan sehubungan dengan
makna firman-Nya: seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. (Al-A'raf:
187) Yaitu seakan-akan kamu mengetahui hari kiamat, padahal Allah
menyembunyikan pengetahuan tentang hari kiamat ini dari semua
makhluk-Nya. Lalu ia membacakan firman-Nya:
{إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ}
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat. (Luqman: 34), hingga akhir ayat.
Pendapat ini kedudukannya lebih kuat daripada yang pertama tadi. Karena itulah dalam ayat itu disebutkan oleh firman Nya :
{قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ}
Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Al-A;'raf: 187)
Malaikat Jibril a.s. datang dalam rupa seorang Arab Badui untuk
mengajarkan kepada manusia perkara agama mereka, lalu ia duduk di
hadapan Rasulullah Saw. seperti duduknya orang yang mau bertanya,
kemudian memohon petunjuk. Maka Jibril a.s bertanya kepada Nabi Saw.
tentang Islam, lalu tentang iman dan thsan, kemudian ia bertanya,
"Bilakah hari kiamat itu?" Maka Rasulullah Saw. menjawabnya melalui
sabdanya:
"مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ"
Orang yang ditanya mengenainya tidaklah lebih mengetahui daripada sipenanya.
Dengan kata lain, saya bukanlah orang yang lebih mengetahui tentangnya
daripada engkau; dan tidak ada seorang pun yang lebih mengetahui
tentangnya daripada orang lain. Kemudian Nabi Saw. membacakan
firman-Nya: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan
tentang hari kiamat. (Luqman: 34), hingga akhir ayat
Menurut riwayat yang lain disebutkan bahwa lalu Jibril a.s. menanyakan
tentang tanda-tanda akan terjadinya hari kiamat. Maka Nabi Saw.
menjelaskan tanda-tanda hari kiamat kepadanya. Kemudian Nabi Saw.
bersabda, "Ada lima perkara yang tiada seorang pun mengetahuinya kecuali
hanya Allah." Lalu Nabi Saw. membacakan ayat ini. Semua jawaban yang
diucapkan oleh Nabi Saw. selalu dijawab olehnya dengan ucapan, "Engkau
benar." Karena itulah para sahabat merasa heran dengan sikap si penanya
ini; dia bertanya, tetapi dia pun membenarkannya. Kemudian setelah
Jibril a.s. yang menyerupai seorang lelaki Badui itu pergi, Rasulullah
SAW Bersabda :
"هَذَا جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ"
Orang itu adalah Jibril yang sengaja datang kepada kalian untuk mengajarkan kepada kalian perihal agama kalian.
Menurut riwayat lain, lalu Rasulullah Saw. bersabda:
"وَمَا أَتَانِي فِي صُورَةٍ إِلَّا عَرَفْتُهُ فِيهَا، إِلَّا صُورَتَهُ هَذِهِ".
Tidak sekali-kali Jibril datang kepadaku dalam bentuk apa pun melainkan aku mengenalnya kecuali dalam rupanya yang sekarang ini.
Kami telah menuturkan hadis ini berikut semua jalur periwayatan dan
teks-teksnya di dalam awalSyarah Bukhari yang saya nukil dari
kitab-kitabSahih, kitab-kitab Hasan dan kitab-kitab Musnad.
وَلَمَّا سَأَلَهُ ذَلِكَ الْأَعْرَابِيُّ وَنَادَاهُ بِصَوْتٍ جَهْوَرِيٍّ
فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هاء عَلَى نَحْوٍ مِنْ صَوْتِهِ -قَالَ: يَا
مُحَمَّدُ، مَتَى السَّاعَةُ؟ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "وَيْحَكَ إِنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ، فَمَا أَعْدَدْتَ
لَهَا؟ " قَالَ: مَا أَعْدَدْتُ لَهَا كَبِيرَ صَلَاةٍ وَلَا صِيَامٍ،
وَلَكِنِّي أَحَبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ. فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ". فَمَا
فَرِحَ الْمُسْلِمُونَ بِشَيْءٍ فَرَحَهُمْ بِهَذَا الْحَدِيثِ
Ketika lelaki Arab Badui itu bertanya kepada Nabi Saw. dengan suara yang
lantang dan mengatakan, "Hai Muhammad!" Maka Nabi Saw. menjawabnya
dengan nada suara yang sama, "Ya, ada apa?" Ia bertanya, "Hai Muhammad,
bilakah hari kiamat itu terjadinya?" Maka Rasulullah saw. menjawabnya:
Celakalah kamu, sesungguhnya hari kiamat itu pasti terjadi, lalu bekal
apakah yang telah engkau siapkan untuk menghadapinya? Lelaki itu
menjawab, "Saya tidak membuat bekal apa pun untuk menghadapinya, baik
salat yang banyak maupun puasa. Tetapi saya hanya cinta kepada Allah dan
Rasul-Nya." Maka Rasulullah Saw. bersabda kepadanya: Seseorang itu
(akan dihimpunkan) bersama orang yang dicintainya.Maka tiada suatu hal
pun yang membuat kaum muslim merasa gembira lebih dari kegembiraan
mereka ketika mendengar hadis ini.
Hadis ini mempunyai banyak jalur yang bermacam-macam di dalam kitab
Sahihain dan kitab-kitab lainnya dari sejumlah sahabat, dari Rasulullah
Saw. Bunyi hadisnya adalah seperti berikut:
"الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ"
Seseorang itu (akan dihimpunkan) bersama orang yang dicintainya.
Hadis ini berpredikat mutawatir menurut kebanyakan para huffaz yang
mendalami hadis. Di dalam hadis ini terkandung pengertian bahwa
Rasulullah Saw. apabila ditanya tentang sesuatu hal yang tidak perlu
mereka ketahui, maka beliau Saw. memberinya petunjuk kepada sesuatu yang
lebih penting daripada itu, yaitu membuat persiapan bekal untuk
menyambut hari kiamat dan mempersiapkan diri sebelum kedatangannya,
sekalipun mereka tidak mengetahui waktunya secara tepat.
Imam Muslim di dalam kitab Sahih-nya mengatakan:
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ قَالَا
حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ،
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: كَانَتِ الْأَعْرَابُ إِذَا قَدِمُوا
عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، سَأَلُوهُ عَنِ
السَّاعَةِ: مَتَى السَّاعَةُ؟ فَنَظَرَ إِلَى أَحْدَثِ إِنْسَانٍ مِنْهُمْ
فَقَالَ: "إِنَّ يَعِشْ هَذَا لَمْ يُدْرِكْهُ الْهَرَمُ حَتَّى قَامَتْ
عَلَيْكُمْ سَاعَتُكُمْ"
telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Abu Syaibah dan Abu
Kuraib; keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Usamah, dari
Hisyam, dari ayahnya, dari Siti Aisyah r.a. yang menceritakan bahwa
orang-orang Badui apabila datang menghadap kepada Rasulullah Saw. sering
menanyakan kepada Rasulullah Saw. tentang terjadinya hari kiamat. Maka
Rasulullah Saw. memandang kepada seseorang yang paling muda di antara
mereka, lalu bersabda: Jika orang ini tetap hidup, sebelum dia mengalami
usia pikun, maka terjadilah atas kalian kiamat kalian.
Makna yang dimaksud ialah kematian mereka, yang mengantarkan mereka ke alam barzakh, lalu ke akhirat.
Kemudian Imam Muslim mengatakan:
وَحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا يُونُسَ بْنِ
مُحَمَّدٍ، عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ؛ أَنَّ
رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ
السَّاعَةِ، وَعِنْدَهُ غُلَامٌ مَنَّ الْأَنْصَارِ يُقَالُ لَهُ
مُحَمَّدٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"أن يَعِشْ هَذَا الْغُلَامُ فَعَسَى أَلَّا يُدْرِكَهُ الهَرَم حَتَّى
تَقُومَ السَّاعَةُ".
telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, telah
menceritakan kepada kami Yunus ibnu Muhammad, dari Hammad ibnu Salamah,
dari Sabit, dari Anas, bahwa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah
Saw. tentang hari kiamat. Maka Rasulullah Saw. bersabda: Jika pemuda ini
tetap hidup, mudah-mudahan sebelum ia mencapai usia pikun hari kiamat
akan terjadi.
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim secara munfarid. Imam Muslim mengatakan pula bahwa:
حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ الشَّاعِرِ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ،
حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، حَدَّثَنَا مَعْبَدُ بْنُ هِلَالٍ
الْعَنَزِيُّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ؛ أَنَّ
رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَتَى
السَّاعَةُ؟ فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
هُنَيهة، ثُمَّ نَظَرَ إِلَى غُلَامٍ بَيْنَ يَدَيْهِ مِنْ أَزْدِ
شَنُوءَةَ، فَقَالَ: "إِنَّ عُمِّرَ هَذَا لَمْ يُدْرِكْهُ الْهَرَمُ
حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ" -قَالَ أَنَسٌ: ذَلِكَ الْغُلَامُ مِنْ
أَتْرَابِي
telah menceritakan kepadaku Hajjaj ibnu Asy Sya'ir, telah menceritakan
kepada kami Sulaiman ibnu Harb, telah menceritakan kepada kami Hammad
ibnu Zaid, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Abu Hilal Al-Masri,
dari Anas ibnu Malik r.a., bahwa pernah seorang lelaki bertanya kepada
Nabi Saw., "Bilakah hari kiamat terjadi?" Rasulullah Saw. diam sejenak,
beliau memandang ke arah seorang pemuda yang ada di hadapannya dari
kalangan Azd Syanuah, lalu bersabda: Jika pemuda ini berusia panjang,
sebelum dia mencapai usia pikun hari kiamat akan terjadi. Anas ibnu
Malik mengatakan, "Pemuda tersebut sebaya dengan usiaku."
Imam Muslim mengatakan pula bahwa:
حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا عَفَّانُ بْنُ
مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا هَمَّامٌ، حَدَّثَنَا قَتَادَةُ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ:
مَرَّ غُلَامٌ لِلْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ -وَكَانَ مَنْ أقراني -فقال
للنبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ يُؤَخَّرْ هَذَا لم يدركه
الهرم حتى تقوم الساعة"
telah menceritakan kepada kami Harun ibnu 'Abdullah, telah menceritakan
kepada kami Affan ibnu Muslim, telah menceritakan kepada kami Hammam,
telah menceritakan kepada kami Qatadah, dari Anas yang mengatakan bahwa
seorang pemuda (pelayan) milik Al-Mugirah ibnu Syu'bah yang seusia
denganku lewat, lalu Nabi Saw. bersabda: Jika pemuda ini berusia
panjang, sebelum dia mengalami usia pikun kiamat akan terjadi.
Imam Bukhari telah meriwayatkannya di dalam Kitabul Adab, bagian dari
kitab Sahih-nya: dari Amr ibnu Asim, dari Hammam, dari Yahya, dari
Qatadah, dari Anas, bahwa seorang lelaki Badui bertanya, "Wahai
Rasulullah, bilakah hari kiamat terjadi?" Lalu Imam Bukhari menuturkan
hadis ini, dan pada akhirnya ia menyebutkan “Kemudian Lewatlah seorang
pelayan milik Al-Mugirah ibnu Syu'bah," Hingga akhir hadis.
Pengertian mutlak yang terdapat di dalam riwayat-riwayat ini dapat
diartikan kiamat secara khusus bagi yang bersangkutan, yakni pengertian
yang terbatas, seperti pengertian yang terdapat di dalam hadis Siti
Aisyah r.a.
قَالَ ابْنُ جُرَيْج: أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ: أَنَّهُ سَمِعَ
جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم قبل أَنْ يَمُوتَ بِشَهْرٍ، قَالَ: "تَسْأَلُونِي
عَنِ السَّاعَةِ، وَإِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ. وَأُقْسِمُ
بِاللَّهِ مَا عَلَى ظَهْرِ الْأَرْضِ الْيَوْمَ مِنْ نَفْسٍ مَنْفُوسَةٍ،
تَأْتِي عَلَيْهَا مِائَةُ سَنَةٍ"
Ibnu Juraij mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abuz Zubair; dia
pernah mendengar Jabir ibnu Abdullah mengatakan bahwa dia pernah
mendengar Rasulullah Saw. bersabda sebulan sebelum beliau wafat: Kalian
sering bertanya kepadaku tentang hari kiamat, sesungguhnya pengetahuan
tentang hari kiamat hanya ada di sisi Allah Dan aku bersumpah dengan
nama Allah, bahwa tiada seorang pun yang ada pada hari ini di muka bumi
dapat tahan hidup bila telah datang kepadanya masa seratus tahun.
(Riwayat Muslim)
Di dalam kitab Sahihain disebutkan hal yang semisal, dari Ibnu Umar.
Ibnu Umar mengatakan, "Sesungguhnya yang dimaksud oleh Rasulullah Saw.
dengan ungkapan ini hanyalah surutnya generasi tersebut."
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، أَنْبَأَنَا الْعَوَّامُ،
عَنْ جَبَلَةَ بْنِ سُحَيْمٍ، عَنْ مُؤْثِرِ بْنِ عَفَازة عَنِ ابْنِ
مَسْعُودٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لَقِيتُ لَيْلَةَ أُسَرِيَ بِي إِبْرَاهِيمَ
وَمُوسَى وَعِيسَى"، قَالَ:"فَتَذَاكَرُوا أَمْرَ السَّاعَةِ"، قَالَ:
"فَرَدُّوا أَمْرَهُمْ إِلَى إِبْرَاهِيمَ، عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَقَالَ:
لَا عِلْمَ لِي بِهَا. فَرَدُّوا أَمْرَهُمْ إِلَى مُوسَى، فَقَالَ: لَا
عِلْمَ لِي بِهَا. فَرَدُّوا أَمْرَهُمْ إِلَى عِيسَى، فَقَالَ عِيسَى:
أَمَّا وَجْبَتُهَا فَلَا يَعْلَمُ بِهَا أَحَدٌ إِلَّا اللَّهُ، عَزَّ
وَجَلَّ، وَفِيمَا عَهِدَ إليَّ رَبِّي، عَزَّ وَجَلَّ، أَنَّ الدَّجَّالَ
خَارِجٌ"، قَالَ: "وَمَعِي قَضِيبَانِ، فَإِذَا رَآنِي ذَابَ كَمَا يَذُوبُ
الرَّصَاصُ"، قَالَ: "فَيُهْلِكُهُ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ، إِذَا رَآنِي،
حَتَّى إِنَّ الْحَجَرَ وَالشَّجَرَ يَقُولُ: يَا مُسْلِمُ، إِنْ تَحْتِي
كَافِرًا تَعَالَى فَاقْتُلْهُ". قَالَ: "فَيُهْلِكُهُمُ اللَّهُ، عَزَّ
وَجَلَّ، ثُمَّ يَرْجِعُ النَّاسُ إِلَى بِلَادِهِمْ وَأَوْطَانِهِمْ"،
قَالَ: "فَعِنْدَ ذَلِكَ يَخْرُجُ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ، وَهُمْ مِنْ
كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ، فَيَطَئُونَ بِلَادَهُمْ، لَا يَأْتُونَ عَلَى
شَيْءٍ إِلَّا أَهْلَكُوهُ، وَلَا يَمُرُّونَ عَلَى مَاءٍ إِلَّا
شَرِبُوهُ"، قَالَ: "ثُمَّ يَرْجِعُ النَّاسُ إليَّ فَيَشْكُونَهُمْ،
فَأَدْعُو اللَّهَ، عَزَّ وَجَلَّ، عَلَيْهِمْ فَيُهْلِكُهُمْ
وَيُمِيتُهُمْ، حَتَّى تَجْوَى الْأَرْضُ مِنْ نَتَنِ رِيحِهِمْ -أَيْ:
تُنْتِن -" قَالَ: "فَيُنْزِلُ اللَّهُ الْمَطَرَ، فَيَجْتَرِفُ
أَجْسَادَهُمْ حَتَّى يَقْذِفَهُمْ فِي الْبَحْرِ".
قَالَ أَحْمَدُ: قَالَ يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ: ثُمَّ تُنْسَفُ الْجِبَالُ،
وَتُمَدُّ الْأَرْضُ مَدَّ الْأَدِيمِ -ثُمَّ رَجَعَ إِلَى حَدِيثِ
هُشَيْمٍ قَالَ: فَفِيمَا عَهِدَ إِلَيَّ رَبِّي، عَزَّ وَجَلَّ، أَنَّ
ذَلِكَ إِذَا كَانَ كَذَلِكَ، فَإِنَّ السَّاعَةَ كَالْحَامِلِ الْمُتِمِّ
لَا يَدْرِي أَهْلُهَا مَتَى تُفَاجِئُهُمْ بِوِلَادِهَا لَيْلًا أَوْ
نَهَارًا
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah
menceritakan kepada kami Al-Awam, dari Jabalah ibnu Suhaim, dari Muassir
ibnu Afarah, dari Ibnu Mas'ud r.a., dari Nabi Saw. yang telah bersabda,
"Aku bersua dengan Ibrahim, Musa, dan Isa pada malam ketika aku
menjalani Isra. Mereka sedang berbincang-bincang mengenai hari kiamat."
Nabi Saw. melanjutkan sabdanya, "Lalu mereka mengembalikan perkara
mereka kepada Ibrahim a.s. Maka Ibrahim a.s. menjawab, 'Saya tidak
mempunyai pengetahuan tentang hari kiamat." Lalu mereka mengembalikan
perkaranya kepada Musa, tetapi Musa menjawab, 'Saya tidak mempunyai
pengetahuan tentang hari kiamat.' Kemudian mereka mengembalikan perkara
tersebut kepada Isa, dan Isa mengatakan, 'Ingatlah, mangenai waktu
terjadinya kiamat, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya selain Allah
Swt. Dan menurut apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan kepadaku, Dajjal
akan muncul. Saat itu aku memegang dua buah tombak. Apabila Dajjal
melihat diriku, maka leburlah dirinya sebagaimana leburnya timah." Nabi
Saw. melanjutkan kisahnya, "Kemudian Allah membinasakan Dajjal manakala
Dajjal melihatnya (Nabi lsa). Sehingga pepohonan dan bebatuan
mengatakan, 'Hai orang muslim, sesungguhnya di bawahku bersembunyi orang
kafir, maka kemarilah dan bunuhlah dia.' Lalu Allah membinasakan
orang-orang kafir, kemudian orang-orang kembali ke kota dan negerinya
masing-masing. Maka pada saat itulah muncul Yajuj dan Majuj, mereka
turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Lalu mereka
menginjak negeri manusia, dan tidak sekali-kali mereka mendatangi
sesuatu tempat melainkan mereka merusaknya. Tidak sekali-kali pula
mereka melewati suatu mata air melainkan mereka meminumnya sampai habis
hingga kering. Kemudian manusia kembali datang mengadu kepada Nabi lsa,
maka Nabi lsa berdoa kepada Allah Swt. Lalu Allah membinasakan mereka
dan mematikan mereka semua hingga burnt menjadi busuk karena bangkai
mereka yang sangat banyak dan baunya yang sangat busuk. Kemudian Allah
menurunkan hujan besar dan menghanyutkan jasad-jasad mereka, lalu banjir
melemparkan bangkai mereka ke laut"
Imam Ahmad mengatakan bahwa Yazid ibnu Harun menceritakan bahwa setelah
itu gunung-gunung hancur, dan bumi menjadi rata seperti hamparan
permadani kulit. Kemudian Imam Ahmad kembali kepada hadis Hasyim yang
menyebutkan, "Menurut apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan kepadaku
(Nabi lsa), bahwa apabila hal itu telah terjadi, maka sesungguhnya hari
kiamat bagaikan seorang wanita hamil yang sudah masanya untuk
melahirkan. Suaminya tidak mengetahui bilakah istrinya akan membuat
kejutan baginya dengan kelahiran bayinya, apakah di siang hari ataukah
di malam hari."
Ibnu Majah telah meriwayatkannya dari Bandar, dari Yazid ibnu Harun,
dari Al-Awwam ibnu Hausyab berikut sanadnya dengan lafaz yang semisal.
Para nabi yang telah disebutkan di atas adalah para nabi yang terkemuka
dari kalangan Ulul 'Azmi, mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang
waktu hari kiamat secara tepat. Mereka mengembalikan perkara mereka
kepada Isa a.s., lalu Isa menjawab mereka dengan tanda-tandanya saja;
hal ini tiada lain karena dia akan diturunkan di zaman terakhir dari
umat Nabi Muhammad Saw. untuk melaksanakan syariat Nabi Muhammad Saw.
dan membunuh Dajjal, dan Allah menjadikan kebinasaan Ya-juj dan Ma-juj
berkat doa yang dipanjatkannya. Maka Nabi Isa hanya menceritakan apa
yang telah diajarkan oleh Allah kepadanya.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي بُكَيْر
حَدَّثَنَا عُبيد اللَّهِ بْنُ إِيَادِ بْنِ لَقِيط قَالَ: سَمِعْتُ أَبِي
يَذْكُرُ عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ السَّاعَةِ فَقَالَ: "عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا
يُجَلِّيها لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ، وَلَكِنْ سَأُخْبِرُكُمْ
بِمَشَارِيطِهَا، وَمَا يَكُونُ بَيْنَ يَدَيْهَا: إِنَّ بَيْنَ يَدَيْهَا
فِتْنَةً وَهَرْجًا"، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، الْفِتْنَةُ قَدْ
عَرَفْنَاهَا، فَالْهَرْجُ مَا هُوَ؟ قَالَ بِلِسَانِ الْحَبَشَةِ:
"الْقَتْلُ". قَالَ وَيُلقَى بَيْنَ النَّاسِ التَّنَاكرُ، فَلَا يَكَادُ
أَحَدٌ يَعْرِفُ أَحَدًا"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Abu
Bukair, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ziyad ibnu Laqit
yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar ayahnya menceritakan hadis
berikut dari Huzaifah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
ditanya mengenai hari kiamat, maka beliau Saw. menjawab: Pengetahuan
hari kiamat hanya ada di sisi Tuhanku, tidak ada yang mengetahui
waktunya kecuali hanya Dia. Tetapi aku akan menceritakan kepada kalian
tentang syarat-syarat (tanda-tandanya) dan hal-hal yang akan terjadi
dekat sebelumnya. Sesungguhnya dekat sebelum hari kiamat akan terjadi
fitnah dan haraj. Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah mengenai
fitnah telah kami ketahui maknanya, tetapi apakah yang dimaksud dengan
harqj?” Rasulullah Saw. bersabda, "Haraj adalah bahasa Habsyah yang
artinya pembunuhan.” Rasulullah Saw. melanjutkan sabdanya, "Dan
ditimpakan kepada semua manusia rasa tanakur (saling mengingkari).
Karena itu, hampir-hampir seseorang tidak mengenal temannya.
Tidak ada seorang pun dari Sittah yang meriwayatkan hadis ini melalui jalur ini.
Waki' mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Khalid, dari
Tariq ibnu Syihab yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. terus-menerus
teringat tentang masalah hari kiamat, sehingga turunlah firman Allah
Swt. yang mengatakan: Mereka menanyakan kepadamu tentang hari kiamat,
"Bilakah terjadinya?” (Al-A'raf: 187), hingga akhir ayat.
Imam Nasai meriwayatkannya melalui hadis Isa ibnu Yunus, dari Ismail
ibnu Abu Khalid dengan sanad yang sama. Sanad ini berpredikat
jayyid(baik) lagi kuat.
Nabi yang ummi ini adalah penghulu para rasul dan pemungkasnya, yaitu
Nabi Muhammad Saw. yang dikenal sebagai nabi pembawa rahmat, nabi tobat,
panglima perang, juga dijuluki dengan nama Al- Aqib dan Al-Muqaffa
serta Al-Hasyir yang kelak di hari kiamat semua manusia dihimpunkan di
bawah kedua telapak kakinya, sekalipun sabdanya yang disebutkan di dalam
kitab Sahih melalui hadis Anas, Sahl ibnu Sa'd mengatakan:
"بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ"
Aku diutus, sedangkan jarak antara aku dan hari kiamat seperti keduanya ini.
Hal ini diungkapkan oleh beltau Saw. seraya mengisyaratkan dengan kedua
jarinya, yaitu telunjuk dan jempol. Walaupun demikian Allah
memerintahkan kepadanya agar mengembalikan pengetahuan tentang
terjadinya hari kiamat kepada Dia, jika beliau ditanya mengenainya.
Untuk itu, Allah Swt. berfirman:
{قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ}
Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah
disisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Al A’raf :
187)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar