PESAN BUAT UMAT AKHIR ZAMAN
Perihal Khilafat Ummah:
Dari Nukman bin Basyir, katanya, ‘Suatu ketika kami sedang duduk2 di Masjid Nabawi dan Basyir itu seorang yg tidak banyak bercakap.Datanglah Abu Saklabah lalu berkata ” Wahai Basyir bin Saad, adakah kamu hafaz hadis Rasulullah tentang para pemerintah?’
Huzaifah RA lalu segera menjawab.” Aku hafal akan khutbah Rasulullah SAW itu.” Maka duduklah Abu Saklabah Al Khusyna untuk mendengar hadis berkenaan.
Maka kata Huzaifah RA, Rasulullah SAW telah bersabda. “Telah berlaku Zaman Kenabian ke atas kamu, maka berlakulah Zaman Kenabian sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkat zaman itu seperti yg Dia kehendaki.
”Kemudian belakulah zaman Kekhalifahan (Khulafaur Rasyidin) yang berjalan sepertimana Zaman Kenabian. Maka berlakulah zaman itu sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya.
Lalu berlakulah zaman raja-raja yang zalim ( malikun a’adhun/zaman kesultanan ). Berlakulah zaman itu seperti yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya pula.
Kemudian berlakulah zaman penguasa diktator (mulkan jabbariyan/penguasa yang memaksakan ideologi yang bukan ideologi islam, dan hukum yang bukan dari hukum islam) dan berlakulah zaman itu seperti mana yang Allah kehendaki.
Kemudian berlakulah pula zaman kekhalifahan yang berjalan di atas cara hidup Zaman Kenabian.”
Kemudian Rasulullah SAW pun diam.
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal di dalam kitabnya Musnad Al Imam Ahmad bin Hanbal, Juzuk 4, halaman 273.Juga terdapat dalam kitab As-Silsilatus Sahihah, Jilid 1, hadis nombor 5.]
1. Zaman Kenabian (Nubuwwah) dan rahmat
2. Zaman Khulafaurrasyidin dan rahmat
3. Zaman pemerintahan raja-raja yang zalim (kerajaan-kerajaan Islam)
4. Zaman penguasa diktator pembawa fasad dan kegelapan
5. Zaman Khalifah atau Ummah kedua yang berjalan diatas cara hidup zaman kenabian yakni zaman pemerintahan Imam Mahdi dan Nabi Isa.
Dari Nukman bin Basyir, katanya, ‘Suatu ketika kami sedang duduk2 di Masjid Nabawi dan Basyir itu seorang yg tidak banyak bercakap.Datanglah Abu Saklabah lalu berkata ” Wahai Basyir bin Saad, adakah kamu hafaz hadis Rasulullah tentang para pemerintah?’
Huzaifah RA lalu segera menjawab.” Aku hafal akan khutbah Rasulullah SAW itu.” Maka duduklah Abu Saklabah Al Khusyna untuk mendengar hadis berkenaan.
Maka kata Huzaifah RA, Rasulullah SAW telah bersabda. “Telah berlaku Zaman Kenabian ke atas kamu, maka berlakulah Zaman Kenabian sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkat zaman itu seperti yg Dia kehendaki.
”Kemudian belakulah zaman Kekhalifahan (Khulafaur Rasyidin) yang berjalan sepertimana Zaman Kenabian. Maka berlakulah zaman itu sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya.
Lalu berlakulah zaman raja-raja yang zalim ( malikun a’adhun/zaman kesultanan ). Berlakulah zaman itu seperti yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya pula.
Kemudian berlakulah zaman penguasa diktator (mulkan jabbariyan/penguasa yang memaksakan ideologi yang bukan ideologi islam, dan hukum yang bukan dari hukum islam) dan berlakulah zaman itu seperti mana yang Allah kehendaki.
Kemudian berlakulah pula zaman kekhalifahan yang berjalan di atas cara hidup Zaman Kenabian.”
Kemudian Rasulullah SAW pun diam.
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal di dalam kitabnya Musnad Al Imam Ahmad bin Hanbal, Juzuk 4, halaman 273.Juga terdapat dalam kitab As-Silsilatus Sahihah, Jilid 1, hadis nombor 5.]
1. Zaman Kenabian (Nubuwwah) dan rahmat
2. Zaman Khulafaurrasyidin dan rahmat
3. Zaman pemerintahan raja-raja yang zalim (kerajaan-kerajaan Islam)
4. Zaman penguasa diktator pembawa fasad dan kegelapan
5. Zaman Khalifah atau Ummah kedua yang berjalan diatas cara hidup zaman kenabian yakni zaman pemerintahan Imam Mahdi dan Nabi Isa.
Zaman Nubuwwah (Kenabian) dan Zaman
Khulafaurrasyidin. Zaman ini adalah zaman pemerintahan di bawah Rasulullah dan
zaman pemerintahan di bawah khalifah 4 (Sayyidina Abu Bakar as Siddiq, Sayyidina
Umar al Faruq, Sayyidina Utsman bin Affan, dan Sayyidina Ali). Dua zaman
pertama ini mempunyai banyak kesamaan, dan dikenal juga sebagai Zaman Ummah
Awwal.
Telah berkata akan Imam Malik RA:
لان
يصليها أخري هذه الأمه إلا ما أصلها أولها
Lan yusliha akhiri hazihi ummah illa
ma aslaha awwaluha
"Tidak akan sekali-kali
dipulihkan akan ummat yang akhir ini melainkan kembali kepada cara pemulihan
ummat yang terdahulunya (Para Sohabah RA) [ash-Shifaa of Qaadee ‘Iyyaadh,
(2/676)]
Perihal Umur Ummah:
Perihal umur umat Nabi SAW. 3
pendapat dari ulama-ulama yang terkenal dalam ajaran Ahlussunnah wal Jamaah
yaitu dari: 1. Al Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani dari Mazhab Syafi’i 2.
Jalaluddin As Suyuthi (Imam Suyuthi) 3. Imam Ibnu Rajab al Hanbali Kita menganggap
pendapat mereka bertiga sangat rasional, sehingga sebagaimana tujuan para Imam
itu menyeru kepada manusia agar senantiasa bersiap diri dan mengerjakan
amal ibadah yang banyak, maka demikian pula halnya dengan kita yang
berharap agar manusia yang tertidur kembali terjaga, agar manusia yang
lalai dalam agamanya menjadi kembali kepada sunnah Rasulnya, dan agar kita mati
dan menghadap ALLAH subhanahu wa ta’ala dalam keadaan ridha dan diridhai.
(I) AL HAFIDZ IBNU HAJAR Hadits riwayat
Al Bukhari yang artinya: Perumpamaan kaum Muslimin dan Yahudi serta Nasrani,
seperti perumpamaan seorang yang mengupah satu kaum (Yahudi) untuk melakukan
sebuah pekerjaan sampai malam hari, namun mereka melakukannya hanya sampai
tengah hari. Lalu mereka pun berkata, “Kami tidak membutuhkan upah yang engkau
janjikan pada kami, dan apa yang telah kami kerjakan, semuanya bagi-mu”. Ia pun
berkata, “Jangan kalian lakukan hal itu, sempurnakanlah sisa waktu pekerjaan
kalian dan ambillah upah kalian dengan sempurna”. Mereka (Yahudi) pun menolak
dan meninggalkan orang itu. Maka orang itu mengupah beberapa orang (Nasrani)
selain mereka (Yahudi), ia berkata: “Kerjakanlah sisa hari kalian dan bagi
kalian upah yang telah aku janjikan untuk mereka (Yahudi)”. Sehingga ketika
tiba waktu sholat Ashar, mereka (Nasrani) berkata, “Ambillah apa yang telah
kami kerjakan untukmu dan juga upah yang engkau sediakan untuk kami.” Orang itu
berkata, “Sesungguhnya sisa waktu siang tinggal sedikit.” Mereka (Nasrani)
tetap menolak, sehingga orang itu mengupah satu kaum yang lain (Muslimin) untuk
melanjutkan pekerjaan sehingga selesai sisa hari mereka (Nasrani). Maka kaum
itu (Muslimin) pun bekerja pada sisa hari mereka (Nasrani), yaitu sehingga
terbenamnya matahari dan mereka pun mendapat upah yang sempurna yang dijanjikan
kepada dua kelompok sebelumnya. Seperti itulah perumpamaan mereka (Yahudi dan
Nasrani) dan perumpamaan apa yang kalian (Muslimin) terima pada cahaya
(hidayah) ini.
(HR Al Bukhari. Lihat Fathul-Kabir juz V hlm. 202 no: 5728) Adapun penjelasan hadits ini menurut Al Imam Ibnu Hajar Al ‘Asqalani: “Para Ahli Naql telah sepakat bahwa masa (umur) bangsa Yahudi–sejak diutusnya Musa as–sampai diutusnya Muhammad saw adalah lebih dari 2000 tahun. Dan umur Nasrani dari jumlah itu sebanyak 600 tahun. Satu pendapat mengatakan lebih sedikit dari itu” (Fathul-Barri juz IV hlm. 449) Ini artinya, umur Yahudi ialah 2000 tahun lebih – 600 = 1400 tahun lebih. Menurut para ahli sejarah, “lebih” yang dimaksud adalah seratus tahun lebih sedikit, sehingga umur umat Yahudi adalah kurang lebih 1500 tahun. Masa 600 tahun untuk umur Nasrani itu berdasarkan HR Al Bukhari dari Salman, “Masa fatrah (kekosongan) antara Nabi 'Isa AS dan Nabi Muhammad SAW adalah 600 tahun.”. Adapun ‘tambahan’ umur untuk umat Muhammad terdapat dalam hadits berikut: “Sesungguhnya Allah tidak akan melemahkanku, yaitu pada umatku, jika Ia mengulur (umur) mereka setengah hari, yaitu 500 tahun.”
(HR Al Bukhari. Lihat Fathul-Kabir juz V hlm. 202 no: 5728) Adapun penjelasan hadits ini menurut Al Imam Ibnu Hajar Al ‘Asqalani: “Para Ahli Naql telah sepakat bahwa masa (umur) bangsa Yahudi–sejak diutusnya Musa as–sampai diutusnya Muhammad saw adalah lebih dari 2000 tahun. Dan umur Nasrani dari jumlah itu sebanyak 600 tahun. Satu pendapat mengatakan lebih sedikit dari itu” (Fathul-Barri juz IV hlm. 449) Ini artinya, umur Yahudi ialah 2000 tahun lebih – 600 = 1400 tahun lebih. Menurut para ahli sejarah, “lebih” yang dimaksud adalah seratus tahun lebih sedikit, sehingga umur umat Yahudi adalah kurang lebih 1500 tahun. Masa 600 tahun untuk umur Nasrani itu berdasarkan HR Al Bukhari dari Salman, “Masa fatrah (kekosongan) antara Nabi 'Isa AS dan Nabi Muhammad SAW adalah 600 tahun.”. Adapun ‘tambahan’ umur untuk umat Muhammad terdapat dalam hadits berikut: “Sesungguhnya Allah tidak akan melemahkanku, yaitu pada umatku, jika Ia mengulur (umur) mereka setengah hari, yaitu 500 tahun.”
(HR Abu Nu’aim dalam Al Hilyah.
Lihat Fathul Kabir juz II hlm. 126 No: 1807)
Jadi, umur umat Muhammad saw = umur umat Yahudi – umur umat Nasrani = 1500 (lebih sedikit) – 600 = 900 tahun lebih
sedikit ditambah 500 tahun = 1400 tahun lebih sedikit. Lebih sedikit ini,
menurut para ahli sejarah, sekitar 100 tahun.
Maka dapat disimpulkan, umur umat Islam adalah sekitar 1500 tahun. Maka menurut pendapat Ibnu Hajar: Umur
umat Yahudi adalah umur umat Nasrani ditambah dengan umur umat Islam. Para ahli
sejarah mengatakan bahwa Umur umat Yahudi yang dihitung dari diutusnya Nabi
Musa alaihis salam hingga diutusnya Nabi Isa alaihis salam adalah 1500 tahun. Kemudian dengan adanya hadis: Dari
Salman Al Farisi ia bercerita bahwa “Masa-masa antara Isa dan Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam adalah selama 600
tahun”. [HR. Bukhari] Sehingga umur umat Nasrani yang dihitung dari
sejak diutusnya Nabi Isa 'alaihis salam hingga diutusnya Nabi Muhammad
sollallahu ‘alaihi wasallam adalah 600 tahun.
Sehingga akan didapat: Umur Yahudi =
Umur Nasrani + Umur Islam 1500 tahun = 600 tahun + 900 tahun
Kemudian Ibnu Hajar dalam Kitabnya mengatakan adanya tambahan 500 tahun
sesuai hadis marfu yaitu: Dari Sa’ad bin Abu Waqqash, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Sesungguhnya
saya berharap agar umatku tidak akan lemah di depan Tuhan mereka dengan mengundurkan
(mengulurkan) umur mereka selama setengah hari”.
Kemudian Sa’ad ditanyai orang: Berapakah lamanya setengah hari itu? Ia
(Sa’ad) menjawab: “Lima ratus tahun”.
[Hadis sohih riwayat Ahmad, Abu
Dawud, Al Hakim, Abu Nu’aim]
Jadi jumlah umur Islam menurut Ibnu Hajar adalah 900
+ 500 tahun = 1400 tahun lebih.
Sekarang kita berada di tahun 1434
Hijriah (2013 Masehi), berarti sudah
melepasi lebih dari 1400 tahun
itu. Sedangkan tambahan yang dimaksud itu mungkin adalah umur Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, karena Islam adalah agama yang dibawa oleh
beliau. Juga ditambah dengan 13 tahun
karena awal penulisan tahun Hijriah dimulai pada saat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah. Dan 13 tahun adalah ketika beliau di Makkah. Sehingga umur Islam adalah: 1400 + 63 (umur
Nabi) + 13 (tahun sebelum hijrah) = 1476 tahun Jika dikurangi dengan masa kita hidup
ini iaitu 2006 Masehi atau 1427 Hijirah, berarti 1476
– 1434 = 42 tahun. “42
tahun adalah sisa umur umat Islam dari hari ini.” Hanya ALLAH yang
mengetahuinya. Maka sebagai manusia yang berakal dan beriman, sudah
sepantasnya kita bersiap siaga dengan memantapkan kesatuan ummah dan
memperbaiki segala amal ibadah. (II) IMAM AS
SUYUTHI Menurut Imam Suyuthi: Umur umat Islam adalah jumlah umur
dunia dikurangi dengan umur-umur Nabi/Rasul sejak Nabi Adam alaihi salam
hingga diutusnya Nabi Muhammad SAW Perhitungan umur umat Islam menurut beliau
terdiri dari 3 bahagian iaitu: (1) Perhitungan umur
dunia (2) Perhitungan umur umat-umat yang terdahulu sejak Nabi Adam
hingga diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (3)
Perhitungan jarak waktu sejak ditutupnya pintu taubat (yaitu sejak matahari
terbit di barat) hingga ketika Tiupan Pertama sangkakala kiamat. Dimana
kemudian akan didapat rumus bahwa: Umur umat Islam =
[1. Umur dunia] – [2. Umur umat terdahulu] – [3. Jarak waktu] (1) Perhitungan umur dunia Dari Abu Hurairah ia
berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Hari yang
terbit matahari padanya yang paling baik adalah hari jumat, pada hari itu
Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke dalam surga, pada hari
itu pula ia dikeluarkan darinya, dan tidak akan terjadi hari kiamat
kecuali pada hari jumat. [HR. Muslim, Tirmizi & Ahmad] Dari hadis
diatas diketahui bahwa perhitungan umur dunia dihitung sejak dikeluarkannya
Nabi Adam alaihis salam ke bumi hingga saat kiamat adalah dari hari Jumat ke hari Jumat,
yaitu berlalu selama 1 minggu
akhirat (7 hari akhirat). Sedangkan
dalam Al Quran surah 32 As Sajdah ayat 5 yang berbunyi: “DIA mengatur
urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-NYA dalam satu
hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu”. Maka dapat
diketahui bahwa 1 (satu) hari disisi
ALLAH itu adalah 1000 tahun dunia. Jadi
umur dunia adalah 7000 tahun.
2) Perhitungan umat yang terdahulu Dari Ibnu Abbas, dari (cerita) Rasulullah sollallahu ‘alaihi wasallam (kepadanya), kemudian ia berkata: “Umur Adam adalah 1000 tahun”. Kemudian ia berkata: Antara Adam dengan Nuh adalah 1000 tahun, dan antara Nuh dengan Ibrahim adalah 1000 tahun, dan antara Ibrahim dengan Musa adalah 700 tahun, dan antara Musa dengan Isa adalah 1500 tahun, sedangkan antara Isa dengan Nabi kita adalah 600 tahun. [HR. Hakim] Jadi dapat dihitung bahwa masa (umur umat terdahulu) adalah 1000 + 1000 + 700 + 1500 + 600 = 4800 tahun. Nabi Adam adalah manusia pertama, sehingga umur dunia tidak dihitung dari tahun sebelum Adam, melainkan dihitung sejak beliau diturunkan ke bumi. (3) Perhitungan waktu antara terbitnya matahari dari arah barat hingga ditiupnya sangkakala kiamat Hadis-hadis yang menerangkan tentang perhitungan waktu ini adalah: 1. Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: “Manusia akan menetap setelah terbitnya matahari dari tempatnya terbenam selama 120 tahun.” (Hadits sohih mauquf riwayat Ahmad, Thabrani, Ibnu Abu Syibah dan Abdul Razzaq, Al Haitsami mengatakan para perawinya wara' dan terpercaya) 2. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Jarak waktu antara dua tiupan itu adalah empat puluh. Mereka bertanya: Wahai Abu Hurairah, apakah 40 hari? Ia menjawab: Aku tidak dapat menyebutkan. Mereka bertanya lagi: 40 bulan? Ia menjawab (kembali): Aku tidak dapat menyebutkan. Mereka bertanya lagi: 40 tahun? Ia (kembali) menjawab : Aku tidak dapat menyebutkan. Kemudian ALLAH menurunkan hujan, sehingga mayat-mayat tumbuh (bangkit) seperti tumbuhnya tanaman sayuran. Tidak ada satu bagian tubuh manusia kecuali semua telah hancur selain satu tulang, yaitu tulang ekornya dan dari tulang itulah jasad manusia akan disusun kembali pada hari kiamat. (HR. Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad & Malik)
2) Perhitungan umat yang terdahulu Dari Ibnu Abbas, dari (cerita) Rasulullah sollallahu ‘alaihi wasallam (kepadanya), kemudian ia berkata: “Umur Adam adalah 1000 tahun”. Kemudian ia berkata: Antara Adam dengan Nuh adalah 1000 tahun, dan antara Nuh dengan Ibrahim adalah 1000 tahun, dan antara Ibrahim dengan Musa adalah 700 tahun, dan antara Musa dengan Isa adalah 1500 tahun, sedangkan antara Isa dengan Nabi kita adalah 600 tahun. [HR. Hakim] Jadi dapat dihitung bahwa masa (umur umat terdahulu) adalah 1000 + 1000 + 700 + 1500 + 600 = 4800 tahun. Nabi Adam adalah manusia pertama, sehingga umur dunia tidak dihitung dari tahun sebelum Adam, melainkan dihitung sejak beliau diturunkan ke bumi. (3) Perhitungan waktu antara terbitnya matahari dari arah barat hingga ditiupnya sangkakala kiamat Hadis-hadis yang menerangkan tentang perhitungan waktu ini adalah: 1. Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: “Manusia akan menetap setelah terbitnya matahari dari tempatnya terbenam selama 120 tahun.” (Hadits sohih mauquf riwayat Ahmad, Thabrani, Ibnu Abu Syibah dan Abdul Razzaq, Al Haitsami mengatakan para perawinya wara' dan terpercaya) 2. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Jarak waktu antara dua tiupan itu adalah empat puluh. Mereka bertanya: Wahai Abu Hurairah, apakah 40 hari? Ia menjawab: Aku tidak dapat menyebutkan. Mereka bertanya lagi: 40 bulan? Ia menjawab (kembali): Aku tidak dapat menyebutkan. Mereka bertanya lagi: 40 tahun? Ia (kembali) menjawab : Aku tidak dapat menyebutkan. Kemudian ALLAH menurunkan hujan, sehingga mayat-mayat tumbuh (bangkit) seperti tumbuhnya tanaman sayuran. Tidak ada satu bagian tubuh manusia kecuali semua telah hancur selain satu tulang, yaitu tulang ekornya dan dari tulang itulah jasad manusia akan disusun kembali pada hari kiamat. (HR. Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad & Malik)
3. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ALLAH mengumpulkan orang-orang yang awal dan orang-orang yang yang terakhir pada suatu hari yang dimaklumkan yaitu selama 40 (empat puluh) tahun dalam keadaan menengadah dan membeliakkan kedua mata mereka ke langit untuk menunggu keputusan pengadilan dan ALLAH akan turun dalam lindungan awan-awan.
(Hadis hasan riwayat Adz Dzahabi) 4. Dalam suatu hadis sohih (dari Saad bin Abi Waqash) dikatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: Hari dimana manusia akan berdiri menghadap Tuhan semesta alam adalah selama setengah hari. (Beliau menerangkan Al Quran surah ke-83 Al Muthaffifin). Sudah kita ketahui bahwa setengah hari akhirat adalah 500 tahun. Hal ini bersesuaian dengan hadis Bukhari dan Muslim yang mengatakan bahwa “Kaum fakir miskin akan memasuki sorga sebelum orang- orang kaya selama setengah hari yaitu selama 500 tahun. Perhitungan waktu menjelang al sa'ah (kiamat) adalah sebagai berikut:
1. Dihitung sejak terbit matahari dari arah Barat adalah karena setelah perkara itu terjadi maka tidak ada lagi dosa yang diampuni, segala pintu tobat ditutup, dan tidak diterima lagi syahadat. Artinya tidak ada lagi Islam.
2. Dan diakhiri hingga manusia berdiri di padang Mahsyar menghadap ALLAH adalah karena saat itu manusia baru dibangkitkan dari kubur dan belum dihisab.
3. Dari hadis-hadis di depan, maka kita ketahui jarak waktu:
Matahari dari arah barat ~ tiupan pertama = 120 tahun
Tiupan pertama ~ tiupan kedua = 40 tahun
Tiupan kedua ~ kebangkitan seluruh manusia = 40 tahun
Kebangkitan ~ perhisaban (penentuan sorga dan neraka) = 500 tahun
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa jarak waktu dari terbitnya matahari dari arah Barat hingga berdiri di padang Mahsyar adalah 120 + 40 + 40 + 500 = 700 tahun
Kesimpulan perhitungan Imam Suyuthi:
Umur dunia = umur umat terdahulu + umur umat Islam + masa hari akhir
Telah kita ketahui bahwa:
Perhitungan umur dunia adalah 7000 tahun
Perhitungan umur umat-umat terdahulu adalah 4800 tahun
Perhitungan masa sejak ditolaknya syahadat hingga kiamat adalah 700 tahun
Sehingga dapat dihitung,
Umur umat Islam = 7000 – 4800 – 700 = 1500 tahun
Kemudian dikurangi dengan masa kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga didapat bahwa sisa umur umat Islam adalah: 1500 – 23 = 1477 tahun
Sebagaimana kita ketahui bahwa sejak diutusnya Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam hingga beliau wafat adalah 23 tahun, dimana 13 tahun beliau SAW berada di Makkah, kemudian diperintahkan ALLAH untuk hijrah ke Madinah, disini beliau berdakwah hingga beliau wafat selama 10 tahun. Dan penulisan taqwim Hijriah dihitung pada saat beliau Hijrah.
Imam Suyuthi menambahkan dalam kitabnya yang berjudul Al Kassaf ketika menerangkan tentang keluarnya Imam Mahdi ‘alaihis salam berkata: “Hadis-hadis hanya menunjukkan bahwa masa-masa (umur) umat ini (Islam) lebih dari 1000 tahun dan tambahannya sama sekali tidak lebih dari 500 tahun.
Jika umur Islam = 1477 tahun, dan sekarang kita berada di tahun 2013Masehi atau 1434 Hijriah. Maka sisa umur Islam adalah: 1477 – 1434 = 43 tahun.
“43 tahun adalah sisa umur umat Islam sejak masa ini.”
(III) IMAM IBNU RAJAB AL HANBALI
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
Sesungguhnya masa menetap kamu dibandingkan dengan umat-umat yang telah
berlalu adalah seperti jarak waktu antara salat Ashar hingga terbenamnya
matahari.
Hadis diatas diriwayatkan dari Ibnu Umar oleh Imam Bukhari. Dan menurut penafsiran Ibnu Rajab, “umat-umat yang telah berlalu” itu adalah umat Nabi Musa (yahudi) dan umat Nabi Isa (nasrani) karena ada hadis sahih lain yang berbunyi seperti itu yang intinya membandingkan Islam dengan Ahli Kitab.
Beliau telah meletakkan keseluruhan masa dunia adalah seperti satu hari penuh dengan siang dan malamnya. Beliau menjadikan waktu yang telah berlalu dari umat-umat terdahulu dari masa Nabi Adam hingga Nabi Musa seperti waktu satu malam dari hari tersebut, dan waktu itu adalah 3000 tahun. Kemudian beliau menjadikan masa umat-umat yahudi, nasrani dan Islam adalah seperti waktu siang dari hari tersebut, maka berarti waktu itu juga 3000 tahun.
Kemudian beliau mentafsirkan hadis Bukhari lainnya bahwa masa-masa amaliah umat Bani Israil (umat Nabi Musa) hingga datangnya Nabi Isa seperti setengah hari pertama, dan masa amaliah umat Isa adalah seperti waktu salat Zuhur hingga salat Ashar, dan masa amaliah umat Islam adalah seperti sesudah salat Ashar hingga terbenamnya matahari.
Jadi perhitungan menurut Ibnu Rajab itu sebagai berikut:
Masa umat-umat Adam hingga Musa = satu malam penuh = 3000 tahun
Masa umat-umat (yahudi – nasrani – Islam) = satu siang penuh = 3000 tahun
Umur Yahudi = setengah hari dari siang tersebut = ½ dari 3000 = 1500 tahun
Umur Nasrani = mengikuti hadis Muslim dari Salman al Farisi yaitu = 600 tahun
Maka umur umat Islam adalah 1500 – 600 = 900 tahun. Kemudian 900 tahun ini ditambahkan lagi 500 tahun (setengah hari akhirat) sebagaimana hadis dari Saad bin Abu Waqash riwayat Abu Dawud, Ahmad (yang ada dihalaman terdahulu).
Sehingga umur Islam menurut Ibnu Rajab adalah 900 + 500= 1400 tahun, belum termasuk tambahan tahun. Namun beliau tidak menyebut berapa tahun tambahannya. Perhitungan ini sama dengan method yang digunakan oleh Ibnu Hajar.
KESIMPULAN TIGA PENDAPAT
Hadis diatas diriwayatkan dari Ibnu Umar oleh Imam Bukhari. Dan menurut penafsiran Ibnu Rajab, “umat-umat yang telah berlalu” itu adalah umat Nabi Musa (yahudi) dan umat Nabi Isa (nasrani) karena ada hadis sahih lain yang berbunyi seperti itu yang intinya membandingkan Islam dengan Ahli Kitab.
Beliau telah meletakkan keseluruhan masa dunia adalah seperti satu hari penuh dengan siang dan malamnya. Beliau menjadikan waktu yang telah berlalu dari umat-umat terdahulu dari masa Nabi Adam hingga Nabi Musa seperti waktu satu malam dari hari tersebut, dan waktu itu adalah 3000 tahun. Kemudian beliau menjadikan masa umat-umat yahudi, nasrani dan Islam adalah seperti waktu siang dari hari tersebut, maka berarti waktu itu juga 3000 tahun.
Kemudian beliau mentafsirkan hadis Bukhari lainnya bahwa masa-masa amaliah umat Bani Israil (umat Nabi Musa) hingga datangnya Nabi Isa seperti setengah hari pertama, dan masa amaliah umat Isa adalah seperti waktu salat Zuhur hingga salat Ashar, dan masa amaliah umat Islam adalah seperti sesudah salat Ashar hingga terbenamnya matahari.
Jadi perhitungan menurut Ibnu Rajab itu sebagai berikut:
Masa umat-umat Adam hingga Musa = satu malam penuh = 3000 tahun
Masa umat-umat (yahudi – nasrani – Islam) = satu siang penuh = 3000 tahun
Umur Yahudi = setengah hari dari siang tersebut = ½ dari 3000 = 1500 tahun
Umur Nasrani = mengikuti hadis Muslim dari Salman al Farisi yaitu = 600 tahun
Maka umur umat Islam adalah 1500 – 600 = 900 tahun. Kemudian 900 tahun ini ditambahkan lagi 500 tahun (setengah hari akhirat) sebagaimana hadis dari Saad bin Abu Waqash riwayat Abu Dawud, Ahmad (yang ada dihalaman terdahulu).
Sehingga umur Islam menurut Ibnu Rajab adalah 900 + 500= 1400 tahun, belum termasuk tambahan tahun. Namun beliau tidak menyebut berapa tahun tambahannya. Perhitungan ini sama dengan method yang digunakan oleh Ibnu Hajar.
KESIMPULAN TIGA PENDAPAT
1.Umur Umat Islam menurut Al Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani
adalah 1476 tahun. Atau sisa 42 tahun
lagi dari sekarang (2013).
2.Umur Umat Islam menurut Jalaluddin As-Suyuthi adalah 1477 tahun. Atau sisa 43 tahun lagi dari sekarang (2013).
3.Umur Umat Islam menurut Ibnu Rajab Al-Hanbali adalah lebih dari 1400 tahun.
2.Umur Umat Islam menurut Jalaluddin As-Suyuthi adalah 1477 tahun. Atau sisa 43 tahun lagi dari sekarang (2013).
3.Umur Umat Islam menurut Ibnu Rajab Al-Hanbali adalah lebih dari 1400 tahun.
Posted in:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar