Makna ayat 4-7 dari surah Al
Isra. Ayat-ayat tersebut menginformasikan kehancuran bangsa Israel (Yahudi) untuk beberapa
waktu mendatang. Ramalan Al-Qur'an ini telah dirilis langsung oleh Taurat
(kitab suci agama Yahudi) jauh sebelum Al-Qur'an mengabadikannya.
Karena itu, Sayyid Qutub memberi
komentar cukup menarik. Beliau berkata, "Keputusan ini berdasarkan ilmu
Allah yang azali. Ia merupakan sinyal awal yang bakal menimpa bangsa Israel.
Bukan berarti takdir memaksa mereka untuk berbuat ifsad (kerusakan)
lantas Allah timpakan akibatnya. Allah sama sekali tidak pernah menggariskan
dalam takdir-Nya hal-hal yang buruk {Qul Innallãha
lã ya'muru bilfahsyã'}, "Katakanlah! Sesungguhnya Allah tidak
memerintahkan hal-hal yang jelek & jahat". Tetapi, Allah SWT ingin mendial
umat manusia, bahwa hal itu akan terjadi karena ia punya wujud. Tentu lewat
penampakkan karakter busuk Yahudi dari masa ke masa. Maka, sesuatu yang bakal
terjadi –menurut ilmu Allah– berarti ia punya wujud, walaupun menurut prediksi manusia
mustahil terjadi".
Beliau juga menambahkan,
"Dalam Taurat disebutkan, bahwa bangsa Israel kelak berbuat kerusakan di
bumi sebanyak dua kali. Mereka berlaku sewenang-wenang. Menjajah dan menindas
penduduk tanah suci Palestina (Quds). Setiap kali punya kesempatan berkuasa,
power tersebut dijadikan wasilah untuk merusak tatanan masyarakat yang telah
mapan dan tertata baik. Lalu, dengan izin Allah muncul sekelompok umat yang
dapat mengalahkan mereka. Kondisi akhirnya berbalik, mereka diintimidasi,
dikejar-kejar, dibasmi dan dibantai (Holocaust)".
Dengan informasi langsung
dari Allah SWT ini, hati menjadi terhibur, emosi membara sedikit mereda oleh
siraman sejuk ayat-Nya. Dibalik ketidakberdayaan umat atas kezaliman yang
setiap saat disaksikan, ternyata menyimpan ke-Maha-adilan Allah. Belakangan
kita akan sadar, bahwa episode akhir dari kesewenang-wenangan itu akan mencapai
klimaks, kemudian berbalik menjadi ending mengerikan bagi para pelaku durjana. Komplotan
bandit-penyamun (Israel—Yahudi—Zionis)
akan divonis hukum oleh Allah seiring dengan skenario yang mereka ciptakan
sendiri. Konkritnya, nestapa yang menimpa bangsa Palestina harus terjadi,
karena ia dapat dikatakan sebagai syarat menentukan bagi terwujudnya janji
Allah.
Mungkin ada yang protes,
skenario sejarah seperti itu telah berlalu. Bangsa Yahudi sudah sangat familiar
dengan derita kolektif. Azab demi azab telah mereka lalui sepanjang sejarah,
sehingga kurang tepat memutar mundur jarum jam sejarah kembali ke era Holocaust
dahulu. Apalagi realita menunjukkan pengaruh hegemoni mereka terasa hingga ke
ujung dunia manapun. Sulit membayangkan wujud ramalan itu menjadi nyata.
Untuk menanggapi hal ini,
ada baiknya kita baca kembali ayat-ayat di atas. Bila diamati lebih dalam, kita
akan menangkap bahwa Al-Qur'an membatasi kerusakan akibat ulah mereka dalam dua
kategori, (1) IFSAD PERTAMA (الأولى) dan (2)
IFSAD TERAKHIR (الآخرة).
Pada kategori kedua Al-Qur'an tidak menyebutnya Ifsad - الثانية tetapi ia sebut Ifsad - الآخرة. Dengan ungkapan pertama
dan terakhir menunjukkan, bahwa kategori terakhir dapat terjadi berulang kali,
tidak hanya sekali atau dua kali. Hipotesa ini didukung oleh bukti sejarah.
Sejarah mencatat, kerusakan
tidak akan mendunia kecuali setelah mereka berkuasa dan memiliki hegemoni luas.
Dunia baru akan heboh ketika mereka telah menghimpun komunitas bangsanya dalam
sebuah 'negara', di mana Ifsad telah dikoordinir dalam bentuk mafia raksasa
terselubung. Masyarakat dunia dikelabui dan dihipnotis dengan jargon
kemanusiaan, perdamaian serta demokrasi & kebebasan (freedom). Dengan
demikian, mereka bisa leluasa mengobok-obok dan menghancurkan umat (bangsa)
lain. Aksi biadab mereka berpengaruh luas dan dapat dirasakan oleh penduduk
bumi secara global.
Kalau kita riilkan dengan
kondisi saat ini, maka pembantaian rakyat Palestina, penyerbuan Afganistan,
kemudian Irak menjadi bukti konkrit, di mana aksi mereka telah menuai badai
kecaman dunia. Sebuah respon normal yang menunjukkan kegelisahan masyarakat
dunia. Dunia terusik dengan tindakan barbar yang tidak lagi mengindahkan aturan
sebagaimana disepakati secara internasional, sehingga mereka melakukan protes
dalam bentuk demonstrasi. Itulah rahasia firman Allah {latufsidunna fil
ardhi}, yaitu 'bumi yang dihuni oleh masyarakat dunia'.
Sepanjang sejarah, etnis
Yahudi baru dua kali mendirikan negara. Pertama, ketika berhasil keluar dari
Gurun Tĩh Sinai. Mereka masuk bumi Palestina, lalu mendirikan 'negara'. Pemerintahan
saat itu dipimpin Nabi Daud as. Ketika beliau wafat tampuk pemerintahan diambil
alih anaknya yang juga seorang Nabi bernama Sulaiman as.
Pada awalnya, Bani Israel tidak
mudah memasuki Palestina. Mereka harus menghadapi serangan demi serangan dari
kaum pribumi asli turunan Kan'an. Sejarah merekam, Yasyũ berhasil memenangkan
pertempuran tidak lepas dari tiga faktor, (1) Adanya perpecahan antar sesama
kabilah Kan'an yang terdiri dari kabilah Palestin, kabilah Yabũs dan kabilah Muãbĩn, (2) Kegigihan Bani Israel
untuk maju memenangkan pertempuran. Mereka berprinsip 'lebih baik mati dalam
pertempuran dari pada terusir kembali ke gurun Tĩh yang sangar & keras, (3) Mereka menggunakan
taktik atau siasat perang bumi hangus yang sangat brutal. Kebrutalan dan
kekejian mereka waktu itu, persis seperti yang kita saksikan saat ini di
Palestina. Satu-satunya etnik yang menorehkan secara kolosal kebrutalan dalam
sejarahnya dari dulu hingga kini.
Untuk era modern,
kebrutalan & hukum rimba itu kembali mereka perankan di semua kota Palestina. Mulai Hifã, Yãfã, 'Akkã, Dĩr-Yãsin, Ramallah, Jenin, Khalĩl, Nãblus, Tũlkarim, Betlehem,
Arihã hingga Gazza & Rãfah, semuanya adalah kota-kota Palestina yang menjadi
saksi bisu atas aksi sadisme Yahudi.
Dengan menerapkan taktik
perang bumi hangus, maka orang Yahudi dapat mendirikan negara pertama di atas
puing-puing kehancuran etnis pribumi pada tahun 1220 SM. Namun demikian, mereka
tidak mampu mengusir habis atau menghilangkan eksistensi penduduk asli. Tak
seorang Nabi pun yang diutus tanpa mereka jahili. Hingga tiba era kekuasaan Nabi
Daud as di tahun 1016 SM, kemudian dilanjutkan Nabi Sulaeman as. Pada era dua
raja Agung ini kehidupan terjamin aman dan sejahtera. Oleh karena keduanya
menerapkan disiplin tegas dalam memerintah Bani Israel. Kedisiplinan itu juga ditopang
dengan berbagai kelebihan (mukjizat), seperti bisa menundukkan semua manusia,
binatang, jin dan bahkan syetan.
Konon, era Daud &
Sulaeman merupakan puncak keemasan bangsa Yahudi. Mereka sangat bangga
mengenang masa itu. Karenanya, ia dicatat sebagai era hegemoni global etnik
Yahudi. Dunia dapat dikuasai dari sungai Nil (Mesir) hingga sungai Efurat (Irak).
Berangkat dari kejayaan masa lalu, maka kebijakan politik jangka panjang telah
dipatenkan dalam Undang-Undang Dasar mereka, yang kita kenal dengan slogan,
'Mendirikan Israel Raya dari Nil hingga Efurat'. UUD itu wajib diperjuangkan
oleh siapa saja yang memimpin bangsa Yahudi. Peta kekuasaan yang merujuk
sejarah masa silam, masih sangat debatable dan tidak berpijak pada
alasan rasional apalagi otentik.
Kekuasan dua Nabi ini hanya
mampu bertahan dalam kurun waktu kurang dari 80 tahun. Belum lagi Sulaeman as
wafat, negara itu telah pecah dibagi dua oleh anaknya. Negara Yahudã di selatan dan negara Israel
di utara. Setelah perpecahan itu, mulailah babak baru perseteruan antara Utara—Selatan.
Tidak jarang sengketa berakhir dengan pertempuran berdarah. Di kala kerusakan
& kejahatan telah merajalela, wilayah kekuasaannya berubah menjadi lokalisasi
tindak asusila. Pemerkosaan, penyembelihan, menampung para narapidana asing dan
tempat aman bagi pelarian gembong penjahat kelas kakap. Kondisi instabilitas
ini sangat mengusik ketenangan bangsa dan umat yang ada di sekitarnya.
Untuk itu, beberapa negara
tetangga berinisiatif menghancurkan dan melenyapkannya. Mereka dianggap sebagai
parasit yang menjadi sarang & sumber kerusakan. Bangsa Asyũriah Damaskus akhirnya
menyerbu kerajaan Israel, mengepung dan memboikotnya selama 18 bulan, hingga
kerajaan itu menyerah dan dikuasai pada awal tahun 721 SM. Secara geopolitik
Israel lenyap dari peta. Lalu, bangsa Asyũriah memaksa orang-orang Yahudi yang ada untuk hijrah
ke wilayah timur, kemudian menggantikannya dengan penduduk etnik lain. Dengan
demikian lenyap pula eksistensi masyarakat Yahudi dalam sejarah. Mereka berbaur
total dengan masyarakat di lokasi asing.
Adapun kerajaan Yahudã di selatan telah dihancurkan
pula oleh raja Bukhtanashãr dari Babilonia. Raja Yahudã bernama Yuwãqim ditawan bersama 10.000 tokoh masyarakatnya, seperti Nabi Hazqiyãl. Dan
terakhir Al Quds dirobohkan pada tahun 597 SM.
Berbagai azab menimpa para
pendurhaka itu sangat gamblang terpampang jelas dalam Al-Qur'an. Allah SWT
memperlakukan mereka sesuai dengan Kemaha-adilan-Nya. Dengan izin-Nya
sekelompok bangsa bengis menguasai mereka. Lalu dibantai, dijarah, diperkosa, dijadikan
budak setelah rumah-rumah mereka dihancurkan. Itulah bangsa Babilonia di bawah
pimpinan raja Bukhtanashãr. Sejak saat itu, jati diri mereka lenyap, tak
punya nama dan tak punya suara.
Hingga di era abad 20-an,
kita mendengar dan menyaksikan konsolidasi persatuan mereka yang berujung pada berdirinya
sebuah 'Negara'. Dengan iklan propaganda 'Kembali ke tanah yang dijanjikan',
mereka terus menyiapkan segala hal yang akan menjadi sebab kehancurannya.
Mereka bersatu padu di tengah perpecahan kita. Mereka kuat dan kita lemah tak
berdaya. Sungguh penulis betul-betul sadar, bahwa kita semua sedang
dikondisikan Allah untuk siap menyaksikan pembuktian firman-Nya {tsumma
radadnã lakumul karrata 'alaihim}. Kerusakan pertama telah berlalu seiring
berdirinya negara pertama mereka. Lalu dihancurkan hingga eksistensi mereka tercerabut
untuk beberapa masa lamanya.
Pada kali terakhir, Allah
SWT ingin memenuhi janji-Nya untuk menimpakkan kehancuran berikutnya. Maka
dilapangkan jalan kekuasaan bagi mereka. Diberi giliran untuk mengalahkan
bangsa/umat di sekitarnya. Pada fase kedua ini, Allah memberi sinyal, bahwa
kekuatan mereka akan ditopang oleh tiga unsur, (1) Kekayaan, (2) SDM yang
cerdik pandai, dan (3) Persenjataan. Tiga unsur ini direfleksikan Allah SWT
dalam ayat-Nya {wa amdadnãkum bi amwãlin wa banĩna waja'alnãkum aktsara nafĩran}, "Kami bantu kalian dengan kekayaan dan
anak-anak serta Kami jadikan kalian kelompok yang lebih besar".
Bila kita riilkan ayat
tersebut dengan kondisi faktual yang berkembang di masa kini, maka sungguh
mencengangkan. Tidak ada yang meleset dari firman-Nya. Allah SWT kembali
memberi giliran pada bangsa Yahudi untuk berkuasa (al-Karrah). Hegemoni global
ini dapat dilihat melalui lobi Yahudi internasional yang menguasai pos-pos
strategis hampir di seluruh lini kehidupan. Mereka berhasil mendirikan negara Israel.
Hampir semua peristiwa global & regional berjalan sesuai skenario mereka.
Bantuan gratis dan hibah finansial mengucur deras dari berbagai negara dan
kalangan bahkan dari musuh mereka sendiri. Lembaga keuangan internasional
semisal IMF (International Moneter Financial) berhasil mereka susupi dan
kuasai. Professional memenej keuangan, menciptakan sistem & perangkat
canggih ribawi hingga kekayaan seluruh dunia dapat mengalir dengan mudah
ke kantong-kantong usaha mereka. Semua itu membuktikan keakuratan firman-Nya
yang suci {wa amdadnãkum bi amwãlin}.
Demikian halnya eksodus
besar-besaran para imigran Yahudi ke bumi Palestina. Mayoritas imigran itu
adalah kawula muda yang berusia produktif, pakar ilmuan dan memiliki spesialisasi
garapan yang masih langka. Seperti ilmu Atom, Kimia, Fisika, Matematika dan
lain-lain. Ini juga membuktikan aprofalisasi ayat Allah {wa banĩna}.
Sedangkan keunggulan dari
sisi militer dapat dilihat dari kemampuan mereka menciptakan senjata/bom
canggih berdaya ledak dahsyat (high explossive). Seperti nuklir yang
jadi momok menakutkan bagi masyarakat dunia. Kenyataan ini telah diidentifikasi
oleh firman-Nya {waja'alnãkum aktsara nafĩran}. Kata an-Nafĩr
menurut sebagian ulama
tafsir artinya, 'peralatan perang'.
Karena itu dapat
disimpulkan, bahwa sejarah kembali berulang. Namun demikian, ada satu hal yang berbeda
dan baru dari kenyataan ini, yaitu para imigran tersebut datang dari seluruh
penjuru dunia. Kedatangan mereka pun berkelompok-kelompok dalam jumlah besar.
Eksodus ini menandakan semakin dekatnya akhir riwayat mereka. Karena, dengan
berkumpulnya mereka dalam satu lokasi (negara) akan mudah menghancurkan dan
melenyapkannya dalam tempo sesaat. Sekelompok umat akan memasuki Al-Quds dan
membebaskannya dari cengkeraman Israel,
{faizdã jãa wa'dul ãkhirati
liyasũu wujũhakum waliyadkhulul masjida kamã dakhalũhu awwala marratin
waliyutabbirũ mã 'alau tatbĩran}, "Dan apabila datang saat hukuman bagi
kejahatan kedua. Kami datangkan orang lain untuk menyuramkan muka-muka kalian.
Dan mereka masuk ke dalam mesjid sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada
kali pertama. Dan untuk membinasakan habis-habisan apa saja yang mereka kuasai".
Tidak menutup kemungkinan
ayat tersebut mengisyaratkan sekelompok mujahidin yang tsabãt
hingga detik ini. Mereka
muncul di tengah-tengah kezaliman bangsa Israel. Sebuah respon thabĩ'i (normal) sesuai sunnatullah yang berlaku
di alam. Mereka ikhlas menggadaikan harta & jiwa kepada Allah. Mengorbankan
seluruh yang berharga dalam hidupnya demi meraih ridho & surga-Nya. Tidak
takut kepada siapa pun, dan tidak ciut semangat walau dituduh teroris {lã
yakhãfuna laumata lãimin}. Dengan taktik gerilya dan aksi istisyhãdiyya
yang gagah berani telah
berhasil menggentarkan pihak lawan dan menjatuhkan mental musuh yang memiliki
persenjataan jauh lebih unggul.
Mereka inilah yang
diramalkan Nabi SAW dalam sebuah haditsnya, [lã
tazãlu thãifatun min ummatĩ
zhãhirĩna 'alalhaqqi lã
yadhurruhum man khazdalahum]. Tidak jarang karamah (dignity) Allah perlihatkan lewat
aktivitas jihad mereka, seperti pembuktian hadits Nabi SAW, [lã
taqũmussã'atu hattã yuqãtilul muslimũnalyahũd,
fayakhtabiulyahũd warãalhajar wasysyajar, fayaqũlulhajar
wa sysyajar yã muslim yã 'abdullah hazdã
yahũdiyun khalfĩ ta'al faqtulhu illalgarqad fainnahu min
syajarilyahũd], "Kiamat tidak akan terjadi sebelum kaum
muslimin memerangi bangsa Yahudi. Ketika itu orang Yahudi akan bersembunyi
dibalik batu & pohon. Batu dan pohon itu akan berseru, 'Hai muslim! Hai
hamba Allah! Seorang Yahudi sedang sembunyi di punggungku! Kesinilah, bunuh
dia!' Kecuali pohon 'garqad', sesungguhnya ia adalah pohonnya orang Yahudi".
Banyak di antara kita belum
percaya, skenario hadits di atas telah terjadi beberapa waktu yang lalu. Kita
hanya percaya, bahwa ramalan Nabi SAW dapat mewujud di era akhir zaman saja, di
mana Yahudi versus Muslim mempermaklumkan perang terbuka. Tidak sadarkah kita,
perang telah dimulai sejak berdirinya negara Yahudi tahun 1948 di bumi
Palestina? Era millennium di mana kita hidup saat ini adalah era akhir zaman.
Semua prediksi Nabi tentang kondisi akhir zaman 90% telah terbukti, termasuk ramalan
hadits di atas.
Untuk lebih jelas, saya
ingin nukil ungkapan Asy Syahĩd Syekh Ahmad Yasin, tokoh pendiri gerakan HAMAS
yang berbicara langsung via HP (telewicara) kepada hadirin dalam muktamar IV
Ikatan Dokter Mesir di MG. Beliau berkata, "Sesungguhnya tanda-tanda
kemenangan telah kami saksikan dengan mata kepala sendiri. Di antaranya,
seperti yang terjadi belum lama ini di Ramallah. Saat itu para pejuang sedang
mengusir seorang pemukim Yahudi. Lalu, pemukim itu menghilang di balik pohon.
Dengan izin Allah, tiba-tiba pohon tersebut berbicara. Syekh Ahmad Yasin sambil
bersumpah berkata, "Demi Allah ini betul-betul terjadi", pohon itu
berseru ke arah para pejuang, ini orangnya (Yahudi) sedang sembunyi di
belakangku! Kemudian para pemuda Palestina menuju ke belakang pohon tersebut
dan betul orang Yahudi yang lari tadi sembunyi di situ. Kemudian mereka
membunuhnya". Syahĩd Ahmad Yasin menutup dialognya sambil berkata,
"Sesungguhnya peristiwa itu adalah refleksi dari hadits Rasulullah
SAW".
Apalagi yang kita tunggu,
apalagi yang membuat kita ragu? Semuanya cukup jelas. Sekarang… mantapkan iman,
yakinkan hati! Anda siap atau tidak! Para Jundullah
yang berada satu gerbong dengan Mujahidin telah siap menyongsong kemenangan.
Kemenangan yang harus ditebus dengan pengorbanan harta, jiwa dan raga. Tidak
ada yang gratis! Darah kaum muslimin Palestina yang tumpah, tidaklah setara
dengan nilai darah ayam potong. Israel
akan menebus darah para syuhada tersebut dengan harga mahal seiring dengan
skenario Allah. Dan saatnya tidak-kan lama lagi. Israel akan lenyap dari petas!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar