Salah satu peristiwa yang pasti akan terjadi di masa yang tidak akan
lama lagi adalah datangnya waktu kehancuran dunia dan alam semesta
seluruhnya. Peristiwa itu dikenal dengan nama hari kiamat. Pada hari
itu, terjadi kehancuran dan kekacauan yang maha dahsyat. Tidak ada satu
tempatpun yang bisa dijadikan sebagai tempat untuk menyelamatkan diri
dan tidak ada satu orangpun yang menyelamatkan orang lain. Masing-masing
orang hanya memikirkan keselamatan diri sendiri.
Alloh Subhanahu Wata'ala Berfirman;
فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ (13) وَحُمِلَتِ الْأَرْضُ
وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً (14) فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ
الْوَاقِعَةُ (15) وَانْشَقَّتِ السَّمَاءُ فَهِيَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ
(16) وَالْمَلَكُ عَلَى أَرْجَائِهَا وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ
يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ (17) يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ
خَافِيَةٌ (18)
Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan
gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari
itu terjadilah hari kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu
langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru
langit. Dan pada hari itu ada delapan malaikat menjunjung 'Arasy Tuhanmu
di atas (kepala) mereka. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada
Tuhanmu), tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi
Allah).(QS Al-Haqqah: 13-18)
Allah Swt. menceritakan perihal huru-hara yang terjadi di hari kiamat,
yang hal ini terjadi pada tiupan pertama yang mengagetkan. Kemudian
diiringi dengan tiupan kematian, saat itulah semua makhluk yang ada di
langit dan di bumi mati semuanya kecuali orang yang dikehendaki olah
Allah. Kemudian dilakukanlah tiupan kebangkitan untuk menghadap kepada
Tuhan semesta alam, maka bangkit dan hidup kembalilah semua makhluk. Dan
itu terjadi pada tiupan yang disebutkan dalam ayat di atas yang
diungkapkan dengan lafaz yang dikukuhkan, yaitu bahwa tiupan ku sekali;
karena perintah Allah tidak dapat ditentang, tidak dapat dicegah, dan
tidak perlu adanya ulangan atau pengukuhan. Menurut Ar-Rabi', terjadinya
peristiwa tersebut adalah pada tiupan yang terakhir. Tetapi pendapat
yang jelas adalah seperti apa yang kami sebutkan pada permulaan. Karena
itulah disebutkan dalam ayat ini:
{وَحُمِلَتِ الأرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً}
dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. (Al-Haqqah: 14)
Yakni bumi digelarkan sebagaimana digelarkan kulit yang dijajakan di pasar 'Ukaz, lalu bumi ini diganti dengan bumi lainnya.
{فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ}
Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat. (Al-Haqqah: 15)
Maksudnya, mulai terjadi hari kiamat.
{وَانْشَقَّتِ السَّمَاءُ فَهِيَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ}
dan terbelahlah langit, karena langit pada hari itu menjadi lemah. (Al-Haqqah: 16)
Sammak telah meriwayatkan dari seorang syekh, dari Bani Asad, dari Ali
yang mengatakan bahwa langit terbelah mulai dari bagian atasnya;
demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.
Ibnu Juraij mengatakan bahwa ayat ini semakna dengan firman-Nya:
وَفُتِحَتِ السَّماءُ فَكانَتْ أَبْواباً
dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu. (An-Naba': 19)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa langit berlubang dan 'Arasy tepat berada di atasnya.
{وَالْمَلَكُ عَلَى أَرْجَائِهَا}
Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. (Al-Haqqah: 17)
Al-Malak adalah isim jenis, yakni para malaikat berada di semua penjuru
langit.' Menurut Ibnu Abbas, mereka berada di bagian langit yang tidak
lemah, yakni di semua pinggirannya. Hal yang sama dikatakan oleh Sa'id
ibnu Jubair dan Al-Auza'i. Ad-Dahhak mengatakan bahwa Arja-ihaartinya
pinggiran-pinggirannnya. Al-Hasan Al-Basri mengatakan, makna yang
dimaksud ialah beradadi pintu-pintunya.
Ar-Rabi' ibnu Anas telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. (Al-Haqqah: 17)
Yakni berada di atas bagian langit yang terbelah untuk melihat penduduk
bumi.
Firman Allah Swt.:
{وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ}
Dan pada hari itu ada delapan malaikat menjunjung 'Arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. (Al-Haqqah: 17)
Yaitu di hari kiamat 'Arasy dipikul oleh delapan malaikat. ;Arasy atau
singgasana ini dapat diartikan 'Arasy yang terbesar, atau 'Arasy yang
diletakkan di bumi pada hari kiamat nanti untuk memutuskan peradilan;
hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Di dalam hadis Abdullah ibnu Umairah, dari Al-Ahnaf ibnu Qais, dari
Al-Abbas ibnu Abdul Muttalib sehubungan dengan mereka yang memikul
'Arasy, disebutkan bahwa mereka terdiri dari delapan ekor kijang jantan.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id
alias Yahya ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul
Habbab, telah menceritakan kepadaku Abus Samah Al-Basri, telah
menceritakan kepada kami Abu Qil alias Huyay ibnu Hani'; ia pernah
mendengar Abdullah ibnu Amr mengatakan bahwa para malaikat pemikul
'Arasy ada delapan, jarak antara kedua sudut mata seseorang dari mereka
sama dengan jarak perjalanan seratus tahun (saking besarnya).
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ: كَتَبَ إِلَيَّ
أَحْمَدُ بْنُ حَفْصِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ النَّيْسَابُورِيُّ: حَدَّثَنِي
أَبِي، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ طَهْمَانَ، عَنْ مُوسَى بْنِ
عُقْبَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أذنَ لِي أَنْ
أُحَدِّثَكُمْ عَنْ مَلَكٍ مِنْ حَمَلة الْعَرْشِ: بُعْدُ مَا بَيْنَ
شَحْمَةِ أُذُنِهِ وَعُنُقِهِ بِخَفْقِ الطَّيْرِ سَبْعُمِائَةِ عَامٍ"
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku yang
mengatakan bahwa Ahmad ibnu Hafs ibnu Abdullah An-Naisaburi menulis
surat kepadanya yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku
ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibrahim Ibnu Tuhman, dari Musa
ibnu Uqbah, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir yang mengatakan
bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Telah diizinkan bagiku untuk
menceritakan kepada kamu tentang malaikat-malaikat pemikul 'Arasy, bahwa
jarak antara daun telinganya sampai ke lehernya sama dengan jarak yang
ditempuh burung terbang selama tujuh ratus tahun.
Sanad hadis ini jayyid, semua perawinya siqat.
Imam Abu Daud telah meriwayatkannya di dalam Kitabus Sunnah, bagian dari kitab sunannya:
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَفْصِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا أَبِي،
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ طَهْمَانَ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ
مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ؛ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "أُذِنَ لِي
أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلَائِكَةِ اللَّهِ مِنْ حَمَلَةِ
الْعَرْشِ: أَنَّ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إِلَى عَاتِقِهِ مَسِيرَةُ
سَبْعِمِائَةِ عَامٍ"
telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Hafs ibnu Abdullah, telah
menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibrahim
ibnu Tuhman, dari Musa ibnu Uqbah, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari
Jabir ibnu Abdullah, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Telah
diizinkan bagiku untuk menceritakan tentang seorang malaikat dari para
malaikat pemikul 'Arasy Allah Swt., bahwa jarak antara daun telinganya
sampai kepundaknya sama dengan jarak perjalanan tujuh ratus tahun,
Ini menurut lafaz Imam Abu Daud.
Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abu
Zar'ah, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnul Mugirah, telah
menceritakan kepada kami Jarir, dari Asy'as, dari Ja'far, dari Sa'id
ibnu Jubair sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan pada hari itu ada
delapan malaikat menjunjung 'Arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.
(Al-Haqqah: 17) Bahwa makna yang dimaksud ialah delapan baris malaikat.
Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa telah diriwayatkan hal yang semisal dari
Asy-Sya'bi, Ikrimah, Ad-Dahhak, dan Ibnu Juraij. Hal yang semisal telah
diriwayatkan oleh As-Saddi, dari Abu Malik, dari Ibnu Abbas, bahwa
makna yang dimaksud ialah delapan baris malaikat. Hal yang sama telah
diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas. Ad-Dahhak mengatakan dari
Ibnu Abbas, bahwa mereka adalah Malaikat Karubiyyun, terdiri dari
delapan bagian; setiap bagian (golongan) dari mereka sama banyaknya
dengan bilangan manusia, jin, setan, dan para malaikat lainnya.
Firman Allah Swt.:
يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ
Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah). (Al-Haqqah: 18)
Yakni kalian akan dihadapkan kepada Tuhan Yang mengetahui rahasia dan
pembicaraan rahasia, Yang tiada sesuatu pun dari keadaanmu tersembunyi
bagi-Nya. Bahkan Dia mengetahui semua yang nyata dan semua yang
tersembunyi dan semua rahasia serta yang terkandung di dalam hati.
Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:
{لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ}
tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah). (Al-Haqqah: 18)
Ibnu Abud Dunia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu
Ismail, telah menceritakan kepada kami Sufyan ibnu Uyaynah, dari Ja'far
ibnu Barqan, dari Sabit Al-Hajjaj yang mengatakan bahwa Umar ibnul
Khattab pernah mengatakan, "'Hisablah dirimu sendiri sebelum kamu
dihisab, timbanglah perbuatanmu sendiri sebelum amal perbuatanmu
ditimbang. Karena sesungguhnya cara ini lebih meringankan hisabmu di
kemudian hari, bila kamu menghisab dan menimbang amalmu sendiri di hari
sekarang untuk menghadapi hari hisab yang besar."
{يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ}
Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah). (Al-Haqqah: 18)
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا وَكِيع، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ
عَلِيِّ بْنِ رَفَاعَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يُعْرَضُ النَّاسُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَلَاثَ عَرَضَاتٍ، فَأَمَّا عَرْضَتَانِ فجدالٌ
ومعاذيرُ، وَأَمَّا الثَّالِثَةُ فَعِنْدَ ذَلِكَ تَطِيرُ الصُّحُفُ فِي
الْأَيْدِي، فَآخِذٌ بِيَمِينِهِ وَآخِذٌ بِشِمَالِهِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki' telah
menceritakan kepada kami Ali ibnu Rifa'ah, dari Al-Hasan, dari Abu Musa
yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Kelak manusia
dihadapkan kepada Tuhan mereka pada hari kiamat sebanyak tiga kali; pada
penampilan yang pertama dan yang kedua terjadi perdebatan dan
alasan-alasan. Sedangkan pada penampilan yang ketiga saat itu
beterbanganlah semua buku catatan amal perbuatan di terima di tangan
masing-masing; maka ada yang menerimanya dari sebelah kanannya, dan ada
pula yang menerimanya dari sebelah kirinya.
Ibnu Majah meriwayatkannya dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, dari Waki'.
Imam Turmuzi meriwayatkannya dari Abu Kuraib, dari Waki', dari Ali ibnu
Ali, dari Al-Hasan, dari Abu Hurairah dengan lafaz yang sama.
Ibnu Jarir telah meriwayatkan dari Mujahid ibnu Musa, dari Yazid, dari
Sulaim ibnu Hayyan, dari Marwan Al-Asgar, dari Abu Wa-il, dari Abdullah
yang mengatakan bahwa manusia ditampilkan ke hadapan Tuhan mereka
sebanyak tiga kali di hari kiamat; pada penampilan yang pertama dan yang
kedua terjadi ungkapan alasan-alasan dan perdebatan, sedangkan pada
penampilan yang ketiga kitab-kitab catatan amal perbuatan beterbangan
diterima di tangan masing-masing dari mereka; ada yang menerimanya dari
sebelah kanannya, ada pula yang menerimanya dari sebelah kirinya.
Sa'id ibnu Abu Arubah telah meriwayatkannya dari Qatadah secara mursal dengan lafaz yang semisal.
Alloh Subhanahu Wata'ala Berfirman;
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ
شَيْءٌ عَظِيمٌ (1) يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا
أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ
سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ (2)
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian; sesungguhnya keguncangan
hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
(Ingatlah) pada hari (ketika) kalian melihat keguncangan itu, lalailah
semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusukannya dan
gugurlah kandungan semua wanita yang hamil; dan kamu lihat manusia dalam
keadaan mabuk, padahal sebenarnya tidak mabuk, tetapi azab Allah itu
sangat kerasnya.(QS Al-Hajj: 1-2)
Allah Swt. berfirman, memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar bertakwa
kepada-Nya seraya memberitahukan kepada mereka peristiwa yang bakal
mereka hadapi pada hari kiamat, yaitu kengerian dan keguncangannya yang
amat dahsyat. Para ulama tafsir berbeda pendapat sehubungan dengan
keguncangan hari kiamat ini, apakah terjadi sesudah manusia dibangkitkan
dari kuburnya di hari mereka digiring menuju ke tempat pemberhentian
hari kiamat, ataukah yang dimaksud adalah guncangan bumi sebelum manusia
dikeluarkan dari kubur mereka, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
{إِذَا زُلْزِلَتِ الأرْضُ زِلْزَالَهَا. وَأَخْرَجَتِ الأرْضُ أَثْقَالَهَا}
Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat), dan bumi
telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya. (Az-Zalzalah:
1-2)
{وَحُمِلَتِ الأرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً * وَاحِدَةً فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ}
dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali
bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat. (Al-Haqqah: 14-15)
Dan firman Allah Swt.:
{إِذَا رُجَّتِ الأرْضُ رَجًّا. وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّا}
apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya, dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya. (Al-Waqi'ah: 4-5)
Sebagian ulama mengatakan bahwa guncangan ini terjadi di penghujung usia dunia dan mengawali kejadian hari kiamat.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Basysyar,
telah menceritakan kepada kami Yahya, telah menceritakan kepada kami
Sufyan, dari Al-A'masy, dari Ibrahim, dari AIqamah sehubungan dengan
makna firman-Nya:sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu
kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Al-Hajj: 1) Bahwa kejadian ini
terjadi sebelum hari kiamat.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya melalui hadis As-Sauri, dari Mansur dan
Al-A'masy, dari Ibrahim, dari Alqamah, lalu ia menyebutkan hal yang
sama.
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan pula dari Asy-Sya'bi, Ibrahim, dan Ubaid ibnu Umair hal yang semisal.
Abu Kadinah telah meriwayatkan dari Ata, dari Amir Asy-Sya'bi sehubungan
dengan makna firman-Nya: Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian;
sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang
sangat besar. (Al-Hajj: 1) Kejadian ini menimpa dunia menjelang hari
kiamat.
Imam Abu Ja'far ibnu Jarir telah meriwayatkan salah satu di antara
sandaran pendapat ini dalam hadis sur (sangkakala) yang diriwayatkan
melalui Ismail ibnu Rafi' (qadi penduduk Madinah), dari Yazid ibnu Abu
Ziyad, dari seorang lelaki Ansar, dari Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi,
dari seorang lelaki, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah
Saw. pernah bersabda:
"إِنَّ اللَّهَ لَمَّا فَرَغَ مِنْ خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ خَلَقَ
الصُّور، فَأَعْطَاهُ إِسْرَافِيلَ، فَهُوَ وَاضِعُهُ عَلَى فِيه، شَاخِصٌ
بِبَصَرِهِ إِلَى العَرش، يَنْتَظِرُ مَتَى يُؤْمَرُ". قَالَ أَبُو
هُرَيْرَةَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا الصُّورُ؟
قَالَ: "قَرْنٌ" قَالَ: فَكَيْفَ هُوَ؟ قَالَ: "قَرْنٌ عَظِيمٌ يُنْفَخُ
فِيهِ ثَلَاثُ نفخات، الأولى نفخة الفزع،وَالثَّانِيَةُ نَفْخَةُ الصَّعْق،
وَالثَّالِثَةُ نَفْخَةُ الْقِيَامِ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ، يَأْمُرُ
اللَّهُ إِسْرَافِيلَ بِالنَّفْخَةِ لْأُولَى فَيَقُولُ: انفخ نَفْخَةَ
الْفَزَعِ. فيفزعُ أَهْلُ السَّمَوَاتِ وَأَهْلُ الْأَرْضِ، إِلَّا مَنْ
شَاءَ اللَّهُ، وَيَأْمُرُهُ َيَمُدُّهَا وَيُطَوِّلُهَا وَلَا يَفْتُرُ،
وَهِيَ الَّتِي يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: {وَمَا يَنْظُرُ هَؤُلاءِ إِلا
صَيْحَةً وَاحِدَةً مَا لَهَا مِنْ فَوَاقٍ} [ص: 15] فَيُسير اللَّهُ
الْجِبَالَ، فَتَكُونُ سَرَابًا وتُرج الْأَرْضُ بِأَهْلِهَا رَجًّا،
وَهِيَ الَّتِي يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: {يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُ.
تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ. قُلُوبٌ يَوْمَئِذٍ وَاجِفَةٌ} [النَّازِعَاتِ: 6
-8] ، فَتَكُونُ الْأَرْضُ، كَالسَّفِينَةِ الْمُوبِقَةِ فِي الْبَحْرِ،
تَضْرِبُهَا الْأَمْوَاجُ تَكْفَؤُهَا بِأَهْلِهَا، وَكَالْقِنْدِيلِ
الْمُعَلَّقِ بِالْعَرْشِ تُرَجِّحُهُ الْأَرْوَاحُ. فَيَمْتَدُّ النَّاسُ
عَلَى ظَهْرِهَا، فَتَذْهَلُ الْمَرَاضِعُ، وَتَضَعُ الْحَوَامِلُ.
وَيَشِيبُ الْوِلْدَانُ، وَتَطِيرُ الشَّيَاطِينُ هَارِبَةً، حَتَّى
تَأْتِيَ الْأَقْطَارَ، فَتَلَقَّاهَا الْمَلَائِكَةُ فَتَضْرِبُ
وُجُوهَهَا، فَتَرْجِعُ، وَيُوَلِّي النَّاسُ مُدْبِرِينَ، يُنَادِي
بَعْضُهُمْ بَعْضًا، وَهُوَ الَّذِي يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: {يَوْمَ
التَّنَادِ * يَوْمَ تُوَلُّونَ مُدْبِرِينَ مَا لَكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ
عَاصِمٍ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ} [غَافِرٍ: 32، 33]
فَبَيْنَمَا هُمْ عَلَى ذَلِكَ إِذِ انْصَدَعَتِ الْأَرْضُ مِنْ قُطْرٍ
إِلَى قُطْرٍ، فَرَأوا أَمْرًا عَظِيمًا، فَأَخَذَهُمْ لِذَلِكَ مِنَ
الْكَرْبِ مَا اللَّهُ أَعْلَمُ بِهِ، ثُمَّ نَظَرُوا إِلَى السَّمَاءِ
فَإِذَا هِيَ كَالْمُهْلِ، ثُمَّ خُسِفَ شَمْسُهَا وخُسفَ قَمَرُهَا،
وَانْتَثَرَتْ نُجُومُهَا، ثُمَّ كُشِطت عَنْهُمْ" قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "وَالْأَمْوَاتُ لَا يَعْلَمُونَ
بِشَيْءٍ مِنْ ذَلِكَ" قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: فَمَنِ اسْتَثْنَى اللَّهُ
حِينَ يَقُولُ: {فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ إِلا
مَنْ شَاءَ اللَّهُ} [النَّمْلِ: 87] ؟ قَالَ: أُولَئِكَ الشُّهَدَاءُ،
وَإِنَّمَا يَصِلُ الْفَزَعُ إِلَى الْأَحْيَاءِ، أُولَئِكَ أَحْيَاءٌ
عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ، وَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَلِكَ الْيَوْمِ
وَآمَنَهُمْ، وَهُوَ عَذَابُ اللَّهِ يَبْعَثُهُ عَلَى شِرَارِ خَلْقِهِ،
وَهُوَ الَّذِي يَقُولُ اللَّهُ: {يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا
رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ * يَوْمَ
تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ
ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى
وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ}
Sesungguhnya Allah Swt. setelah selesai menciptakan langit dan bumi,
beranjak menciptakan sur (sangkakala), lalu diserahkan kepada Malaikat
Israfd. Sekarang Israfil meletakkan sangkakala itu di mulutnya,
sedangkan matanya memandang ke arah 'Arasy menunggu bila ia
diperintahkan (untuk meniupnya). Sahabat Abu Hurairah bertanya, "Wahai
Rasulullah, apakahsur itu?" Rasulullah Saw. menjawab, "Seperti tanduk
(terompet)." Abu Hurairah bertanya, "Bagaimanakah bentuknya?" Rasulullah
Saw. menjawab, "Terompet besar, Israfil akan melakukan tiga kali tiupan
padanya." Tiupan pertama menimbulkan kedahsyatan yang sangat besar,
tiupan kedua adalah tiupan yang membinasakan semua makhluk, dan tiupan
yang ketiga adalah tiupan yang membangkitkan semua makhluk hidup kembali
untuk menghadap kepada Tuhan semesta alam. Allah Swt. berfirman,
memerintahkan kepada Israfil untuk melakukan tiupan pertama, "Tiuplah,
tiupan yang menimbulkan kedahsyatan yang besar!" Maka terkejutlah semua
penduduk langit dan bumi, terkecuali orang-orang yang dikehendaki oleh
Allah tidak merasa terkejut. Allah memerintahkan kepada Israfil, maka
saat itu juga Israfil langsung menjulurkan dan meniupnya. Hal ini
dikisahkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya: Tidaklah yang mereka
tunggu melainkan hanya satu teriakan saja yang tidak ada baginya saat
berselang. (Shad: 15)Maka semua gunung beterbangan menjadi debu, dan
bumi mengalami gempa yang amat dahsyat mengguncangkan semua penghuninya.
Hal ini disebutkan oleh firman-Nya: pada hari ketika tiupan pertama
mengguncangkan alam, tiupan yang pertama itu diiringi dengan tiupan yang
kedua. Hati manusia pada waktu itu sangat takut.(An-Nazi'at: 6-8) Saat
itu bumi bagaikan sebuah perahu yang terombang-ambingkan oleh ombak
laut yang sangat besar berikut para penumpangnya yang bergelayutan
bagaikan pelita gantung yang ditiup angin keras. Semua manusia yang ada
di bumi bergelindingan, dan wanita-wanita yang hamil saat itu juga
melahirkan bayi-bayinya, anak-anak kecil mendadak beruban karena
kesusahan yang sangat. Setan-setan pun beterbangan melarikan diri hingga
mencapai batas ufuk cakrawala; tetapi para malaikat menghadangnya, lalu
memukuli wajahnya hingga setan kembali lagi ke bumi. Manusia
porak-poranda melarikan diri seraya sebagian dari mereka
memanggil-manggil sebagian lainnya. Keadaan inilah yang disebutkan oleh
Allah Swt. di dalam firman-Nya: (yaitu) hari (ketika) kamu
(lari)berpaling ke belakang, tidak ada bagi kalian seorang pun yang
menyelamatkan kalian dari(azab) Allah; dan siapa yang disesatkan Allah,
niscaya tidak ada baginya seorang pun yang akan memberi petunjuk.
(Al-Mu’min: 33) Ketika mereka dalam keadaan demikian, tiba-tiba bumi
terbelah dari satu kawasan ke kawasan yang lainnya, dan mereka melihat
peristiwa besar yang membuat mereka mendapat mala petaka yang tak
terperikan besarnya; hanya Allah sajalah yang mengetahuinya. Kemudian
mereka melihat ke arah langit, tiba-tiba mereka melihatnya mendidih,
lalu matahari dan bulan pudar sinarnya serta bintang-bintang bertaburan
dan saling berbenturan, lalu lenyap dari pandangan mereka. Rasulullah
Saw. bersabda, "Orang-orang yang telah mati tidak mengetahui sedikit pun
dari peristiwa itu." Abu Hurairah bertanya, "Siapakah orang-orang yang
dikecualikan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya itu?" (yakni firman Allah
Swt. yang mengatakan):maka terkejutlah segala yang di langit dan segala
yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. (An-Naml: 87)
Rasulullah Saw. bersabda:Mereka adalah para syuhada, sesungguhnya
kedahsyatan yang besar itu hanya dialami oleh orang-orang yang hidup.
Para syuhada itu sekalipun mereka hidup di sisi Allah dalam keadaan
diberi rezeki, tetapi Allah telah memelihara dan menyelamatkan mereka
dari peristiwa buruk yang terjadi di hari itu, yaitu azab Allah yang
ditimpakan kepada makhluk-Nya yang jahat-jahat, seperti yang diceritakan
oleh Allah Swt. dalam firman-Nya, "Hai manusia, bertakwalah kepada
Tuhanmu; sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian
yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah)pada hari (ketika) kamu melihat
keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak
yang disusukannya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan
kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak
mabuk, tetapi azab Allah itu sangat besarnya.”(Al-Hajj: 1-2)
Imam Tabrani, Imam Ibnu Jarir, dan Imam Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan hadis ini pula dengan panjang lebar.
Tujuan pengetengahan hadis ini adalah untuk membuktikan bahwa
keguncangan ini terjadi sebelum hari kiamat, hanya penyebutannya
dikaitkan dengan hari kiamat karena peristiwa tersebut dekat sekali
dengan kejadian hari kiamat, seperti halnya penyebutan tentang
tanda-tanda hari kiamat dan yang semisal dengannya.
Ulama lainnya berpendapat bahwa kedahsyatan, kengerian, dan keguncangan
itu justru terjadi pada hari kiamat di Padang Mahsyar saat semua makhluk
dibangkitkan hidup kembali dari kuburannya. Pendapat inilah yang
dipilih oleh Ibnu Jarir, ia memilih pendapat ini karena berlandaskan
kepada hadis-hadis berikut:
Hadis pertama.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى، عَنْ هِشَامٍ، حَدَّثَنَا
قَتَادَةُ، عن الحسن، عن عمران [ابن] حُصَين؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَهُوَ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ، وَقَدْ
تَفَاوَتَ بَيْنَ أَصْحَابِهِ السَّيْرُ، رَفَعَ بِهَاتَيْنِ الْآيَتَيْنِ
صَوْتَهُ: {يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ
السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ
عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ
سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ}
فَلَمَّا سَمِعَ أَصْحَابُهُ بِذَلِكَ حَثْوا المُطي، وَعَرَفُوا أَنَّهُ
عِنْدَ قَوْلٍ يَقُولُهُ، فَلَمَّا تَأَشَّهُوا حَوْلَهُ قَالَ: "
أَتَدْرُونَ أَيُّ يَوْمٍ ذَاكَ؟ يَوْمَ يُنَادَى آدَمُ، عَلَيْهِ
السَّلَامُ، فَيُنَادِيهِ رَبُّهُ عَزَّ وَجَلَّ، فَيَقُولُ: يَا آدَمُ،
ابْعَثْ بَعْثَكَ إِلَى النَّارِ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ، وَمَا بَعْثُ
النَّارِ؟ فَيَقُولُ: مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعُمِائَةٍ وَتِسْعَةٌ
وَتِسْعُونَ فِي النَّارِ، وَوَاحِدٌ فِي الْجَنَّةِ". قَالَ فَأَبْلَسَ
أَصْحَابُهُ حَتَّى مَا أَوْضَحُوا بِضَاحِكَةٍ، فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ
قَالَ: "أَبْشِرُوا وَاعْمَلُوا، فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ،
إِنَّكُمْ لَمَعَ خَليقتين مَا كَانَتَا مَعَ شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا
كَثَّرَتَاهُ: يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ، وَمَنْ هَلَكَ مِنْ بَنِي آدَمَ
وَبَنِي إِبْلِيسَ" قَالَ: فسُرّي عَنْهُمْ، ثُمَّ قَالَ: اعْمَلُوا
وَأَبْشِرُوا، فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، مَا أَنْتُمْ فِي
النَّاسِ إِلَّا كَالشَّامَةِ فِي جَنْبِ الْبَعِيرِ، أَوِ الرَّقْمَةِ فِي
ذِرَاعِ الدَّابَّةِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya, dari
Hisyam; telah menceritakan kepada kami Qatadah, dari Al-Hasan, dari
Imran ibnu Husain, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda membacakan
kedua ayat berikut dengan suara yang keras di salah satu perjalanannya,
yang saat itu orang-orang yang bepergian dengan beliau sudah saling
berdekatan:Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya
keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar
(dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu,
lalailah semua wanita yang menyusui dari anak yang disusukannya dan
gugurlah kandungan semua wanita yang hamil; dan kamu lihat manusia dalam
keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah
itu sangat kerasnya. (Al-Hajj: 1-2) Ketika para sahabat (yang bepergian
dengannya) mendengar bacaan beliau, mereka segera memacu kendaraannya
mendekati sumber suara itu. Ternyata setelah dekat, mereka mengetahui
bahwa yang membacanya adalah Nabi Saw. dan saat mereka telah berada di
sekelilingnya, maka Nabi Saw. bersabda, "Tahukah kalian, hari apakah
yang dimaksud oleh ayat ini? Yaitu suatu hari yang saat itu Adam
dipanggil oleh Tuhannya, lalu Tuhan berfirman kepadanya, "Hai Adam,
bangkitkanlah kirimanmu ke neraka." Adam bertanya, "Wahai Tuhanku,
berapa banyakkah yang dikirimkan ke neraka?" Allah berfirman, "Dari
seribu orang yang sembilan ratus sembilan puluh sembilannya dimasukkan
ke dalam neraka, sedangkan yang seorang dimasukkan ke dalam surga." Para
sahabat merasa berduka cita karena mereka masih belum memahami apa yang
dimaksud oleh sabda Nabi Saw. itu. Melihat gejala tersebut Nabi Saw.
bersabda menjelaskannya: Bergembiralah kalian dan beramallah. Demi Tuhan
yang jiwa Muhammad berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya,
sesungguhnya kalian benar-benar bersama dengan dua jenis makhluk
lainnya, yang tidak sekali-kali kedua jenis makhluk itu dikumpulkan
bersama sesuatu, melainkan membuat sesuatu itu menjadi banyak
bilangannya. Yaitu Ya-juj dan Ma-juj, dan orang-orang yang binasa dari
kalangan anak Adam serta anak-anak iblis. Mendengar penjelasan ini hati
para sahabat menjadi lega. Kemudian Rasulullah Saw. melanjutkan
sabdanya: Beramallah dan bergembiralah kalian. Demi Tuhan yang jiwa
Muhammad berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, tiadalah kalian ini
dibandingkan dengan seluruh manusia, melainkan seperti tahi lalat yang
ada di lambung unta, atau seperti belang yang ada di kaki ternak.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Imam Nasai di
dalam kitab tafsirnya, bagian dari kitab sunnah masing-masing, melalui
Muhammad ibnu Basysyar, dari Yahya ibnul Qattan, dari Hisyam
Ad-Dustuwa-i, dari Qatadah dengan sanad yang sama dan lafaz yang
semisal. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Jalur lain hadis ini diketengahkan oleh Imam Turmuzi. Ia mengatakan:
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ،
حَدَّثَنَا ابْنُ جُدعان، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ عِمْرَانِ بْنِ حُصَيْن؛
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَمَّا
نَزَلَتْ: {يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ
السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ} إِلَى قَوْلِهِ: {وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ
شَدِيدٌ} ، قَالَ: أُنْزِلَتْ عَلَيْهِ هَذِهِ، وَهُوَ فِي سَفَرٍ،
فَقَالَ: "أَتَدْرُونَ أَيَّ يَوْمٍ ذَلِكَ؟ " فَقَالُوا: اللَّهُ
وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: "ذَلِكَ يَوْمٌ يَقُولُ اللَّهُ لِآدَمَ:
ابْعَثْ بَعْثَ النَّارِ. قَالَ: يَا رَبِّ، وَمَا بَعْثُ النَّارِ؟ قَالَ:
تِسْعُمِائَةٌ وَتِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ إِلَى النَّارِ، وَوَاحِدٌ إِلَى
الْجَنَّةِ" فَأَنْشَأَ الْمُسْلِمُونَ يَبْكُونَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "قَارِبُوا وسَدِّدوا، فَإِنَّهَا
لَمْ تَكُنْ نُبُوَّةٌ قَطُّ إِلَّا كَانَ بَيْنَ يَدَيْهَا جَاهِلِيَّةٌ"
قَالَ: "فَيُؤْخَذُ الْعَدَدُ مِنَ الْجَاهِلِيَّةِ، فَإِنْ تَمَّتْ
وَإِلَّا كُمّلت مِنَ الْمُنَافِقِينَ، وَمَا مَثَلُكُمْ وَالْأُمَمُ
إِلَّا كَمَثَلِ الرَّقمة فِي ذِرَاعِ الدَّابَّةِ، أَوْ كَالشَّامَةِ فِي
جَنْبِ الْبَعِيرِ" ثُمَّ قَالَ: "إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ تَكُونُوا رُبْعَ
أهل الجنة" فَكَبَّرُوا ثُمَّ قَالَ: "إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ تَكُونُوا
ثُلُثَ أَهْلِ الْجَنَّةِ" فَكَبَّرُوا، ثُمَّ قَالَ: "إِنِّي لَأَرْجُو
أَنْ تَكُونُوا نِصْفَ أَهْلِ الْجَنَّةِ" فَكَبَّرُوا، قَالَ: وَلَا
أَدْرِي أَقَالَ الثُّلُثَيْنِ أَمْ لَا؟
telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada
kami Sufyan ibnu Uyaynah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Jad'an,
dari Al-Hasan, dari Imran ibnu Husain, bahwa Nabi Saw. pernah bersabda
ketika diturunkan firman-Nya: Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu.
(Al-Hajj: 1) sampai dengan firman-Nya: tetapi azab Allah itu sangat
keras. (Al-Hajj: 2) saat itu beliau Saw. sedang dalam perjalanan. Beliau
Saw. bersabda, "Tahukah kalian hari apakah yang dimaksud dalam ayat
ini?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui."
Rasulullah Saw. bersabda, "Hari itu adalah hari saat Allah berfirman
kepada Adam, 'Kirimkanlah orang-orang yang masuk neraka!' Adam bertanya,
'Wahai Tuhanku, berapa orangkah yang harus dikirim ke neraka?' Allah
berfirman, 'Dari seribu orang yang sembilan ratus sembilan puluh
sembilan dikirim ke neraka, sedangkan yang seorang dikirim ke surga."
Maka kaum muslim menangis, lalu Rasulullah Saw. bersabda,"Dekatkanlah
diri kalian (kepada Allah) dan teruslah beramal baik karena sesungguhnya
tiada suatu kenabian pun melainkan di hadapannya terdapat masa
Jahiliah." Nabi Saw. bersabda, "Maka diambillah sejumlah orang dari kaum
Jahiliah jika memang ada. Jika tidak ada, bilangannya dilengkapi dengan
kaum munafik. Tiadalah kalian ini bila dibandingkan dengan umat-umat
lainnya, melainkan seperti belang yang ada di kaki hewan atau tahi lalat
yang ada di lambung unta." Kemudian Nabi Saw. bersabda, "Sesungguhnya
aku berharap semoga kalian adalah seperempat penduduk surga." Maka
mereka bertakbir. Rasulullah Saw. bersabda,"Sesungguhnya aku berharap
semoga kalian sepertiga penduduk surga." Mereka bertakbir lagi. Kemudian
Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya aku berharap semoga kalian
adalah separo penduduk surga." Maka mereka bertakbir lagi. Dan Imran
ibnu Husain berkata, "Saya tidak mengetahui apakah beliau Saw.
mengucapkan dua pertiga atau tidak."
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Sufyan ibnu
Uyaynah dengan sanad yang sama; kemudian Imam Turmuzi mengatakan pula
bahwa hadis ini sahih. Dia telah meriwayatkan hadis ini dari Urwah, dari
Al-Hasan, dari Imran ibnul Husain. Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya
melalui hadis Sa'id ibnu Abu Arubah dari Qatadah dari Al-Hasan dan
Al-AIa ibnu Ziyad Al-Adawi, dari Imran ibnul Husain, lalu disebutkan
hadis yang semisal.
Ibnu Jarir telah meriwayatkan hal yang sama dari Bandar, dari Gundar,
dari Auf, dari Al-Hasan yang mengatakan bahwa telah sampai suatu berita
kepadanya bahwa ketika Rasulullah Saw. kembali dari perang Al-Usrah
bersama-sama para sahabatnya dan hampir tiba di Madinah, maka beliau
Saw. membaca firman-Nya: Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu;
sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang
sangat besar (dahsyat). (Al-Hajj: 1) lalu disebutkan hadis yang teksnya
sama dengan hadis Ibnu Jad'an.
Hadis kedua,
Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim. Disebutkan bahwa: telah menceritakan
kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnut Tabba', telah
menceritakan kepada kami Abu Sufyan Al-Ma'mari, dari Ma'mar, dari
Qatadah, dari Anas yang mengatakan bahwa ketika ayat ini diturunkan,
yaitu firman-Nya: sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu
kejadian yang sangat besar. (Al-Hajj: 1) kemudian disebutkan hadis yang
teksnya sama dengan hadis Al-Hasan dari Imran ibnul Husain, hanya di
dalam riwayat ini disebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda,
"وَمَنْ هَلَكَ مِنْ كَفَرَةِ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ".
"Dan juga orang-orang yang telah binasa dari kalangan kebanyakan jin dan manusia."
Ibnu Jarir meriwayatkan hadis ini dengan panjang lebar melalui riwayat Ma'mar.
Hadis ketiga,
Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim. Ia mengatakan: telah menceritakan
kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Sulaiman,
telah menceritakan kepada kami Abbad ibnul Awwam, telah menceritakan
kepada kami Hilal ibnu Habbab, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang
mengatakan bahwa Rasulullah Saw. membaca ayat ini. Teks hadis
selanjutnya sama dengan hadis di atas, hanya dalam riwayat ini
disebutkan,
"إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ تَكُونُوا رُبُعَ أَهْلِ الْجَنَّةِ"، ثُمَّ قَالَ:
"إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ تَكُونُوا ثُلُثَ أَهْلِ الْجَنَّةِ" ثُمَّ قَالَ:
"إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ تَكُونُوا شَطْرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ" فَفَرِحُوا،
وَزَادَ أَيْضًا: "وَإِنَّمَا أَنْتُمْ جُزْءٌ مِنْ أَلْفِ جُزْءٍ"
"Sesungguhnya aku berharap semoga kalian adalah seperempat penghuni
surga." Disebutkan lagi, "Sesungguhnya aku berharap semoga kalian
sepertiga penduduk surga." Disebutkan lagi, "Aku berharap semoga kalian
separo ahli surga," maka mereka (para sahabat) senang mendengarnya. Di
dalam riwayat ini disebutkan pula, "Sesungguhnya kalian hanyalah
sebagian dari seribu (yakni seperseribu jumlah umat lain)".
Hadis keempat,
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam tafsir ayat ini, bahwa:
حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ، حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ،
حَدَّثَنَا أَبُو صَالِحٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى
يَوْمَ الْقِيَامَةِ: يَا آدَمُ، فَيَقُولُ: لَبَّيْكَ رَبَّنَا
وَسَعْدَيْكَ. فَيُنَادَى بِصَوْتٍ: إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكَ أَنْ
تُخْرِجَ مِنْ ذُرِّيَّتِكَ بَعْثًا إِلَى النَّارِ. قَالَ: يَا رَبِّ،
وَمَا بَعْثُ النَّارِ؟ قَالَ: مِنْ كُلِّ أَلْفٍ -أَرَاهُ
قَالَ-تِسْعَمِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ. فَحِينَئِذٍ تَضَعُ
الْحَامِلُ حَمْلَهَا، وَيَشِيبُ الْوَلِيدُ، {وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى
وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ} فَشَقَّ ذَلِكَ
عَلَى النَّاسِ حَتَّى تَغَيَّرَتْ وُجُوهُهُمْ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم: "من يأجوج ومأجوج تسعمائة وتسعة وتسعين، وَمِنْكُمْ
وَاحِدٌ، ثُمَّ أَنْتُمْ فِي النَّاسِ كَالشَّعْرَةِ السَّوْدَاءِ فِي
جَنْبِ الثَّوْرِ الْأَبْيَضِ، أَوْ كَالشَّعْرَةِ الْبَيْضَاءِ فِي جَنْبِ
الثَّوْرِ الْأَسْوَدِ، وَإِنِّي لَأَرْجُو أَنْ تَكُونُوا رُبُعَ أَهْلِ
الْجَنَّةِ". فَكَبَّرْنَا، ثُمَّ قَالَ: "ثُلُثُ أَهْلِ الْجَنَّةِ".
فَكَبَّرْنَا، ثُمَّ قَالَ: "شَطْرُ أَهْلِ الْجَنَّةِ" فَكَبَّرْنَا
telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Hafs, telah menceritakan kepada
kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Al A'masy, telah
menceritakan kepada kami Abu Saleh, dari Abu Sa’id yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda, bahwa kelak di hari kiamat Allah
berfirman, "Hai Adam!" Adam menjawab, "Labbaika, ya Tuhan kami. Saya
penuhi panggilan-Mu dengan penuh kebahagiaan." Kemudian terdengarlah
suara yang berseru, "Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu agar
mengeluarkan sebagian dari keturunanmu untuk dikirimkan ke neraka." Adam
bertanya, "Wahai Tuhanku, berapakah jumlah yang akan dikirim ke
neraka?" Dijawab, "Dari setiap seribu orang, sembilan ratus sembilan
puluh sembilan orang." Dalam keadaan seperti itu wanita-wanita yang
hamil melahirkan anaknya dan anak-anak beruban. dan kamu lihat manusia
dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab
Allah itu sangat keras. (Al-Hajj: 2) Maka berita itu terasa berat oleh
para sahabat, sehingga wajah mereka berubah menjadi pucat karenanya.
Maka Nabi Saw. bersabda: "Sembilan ratus sembilan puluh sembilan dari
kalangan Ya-juj dan Ma-juj, sedangkan dari kalian satu orang. Kalian di
kalangan manusia sama halnya dengan sehelai bulu hitam yang terdapat
pada tubuh banteng yang berbulu putih, atau seperti sehelai bulu putih
yang ada di lambung banteng yang berbulu hitam. Sesungguhnya aku
berharap semoga kalian adalah seperempat ahli surga, " maka kami
bertakbir. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, "Sepertiga ahli surga, "
maka kami bertakbir. Lalu Rasulullah Saw. bersabda, "Separo ahli surga, "
dan kami bertakbir lagi.
Imam Bukhari telah meriwayatkan pula di lain kitab tafsir, dan Imam
Muslim, serta Imam Nasai di dalam kitab tafsirnya melalui berbagai jalur
dari Al-A'masy dengan sanad yang sama.
Hadis kelima,
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan bahwa:
حَدَّثَنَا عَمَّارُ بْنُ مُحَمَّدٍ -ابْنُ أُخْتِ سُفْيَانَ
الثَّوْرِيِّ-وَعُبَيْدَةَ الْمَعْنَى، كِلَاهُمَا عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ
مُسْلِمٍ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إن اللَّهَ يَبْعَثُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُنَادِيًا [يُنَادِي]: يَا آدَمُ، إِنْ اللَّهَ
يَأْمُرُكَ أَنْ تَبْعَثَ بَعْثًا مِنْ ذُرِّيَّتِكَ إِلَى النَّارِ،
فَيَقُولُ آدَمُ: يَا رَبِّ، مَنْ هُمْ؟ فَيُقَالُ لَهُ: مِنْ كُلِّ
مِائَةٍ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ". فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: مَنْ هَذَا
النَّاجِي مِنَّا بَعْدَ هَذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "هَلْ
تَدْرُونَ مَا أَنْتُمْ فِي النَّاسِ إِلَّا كَالشَّامَةِ فِي صَدْرِ
الْبَعِيرِ"
telah menceritakan kepada kami Imarah ibnu Muhammad (anak lelaki dari
saudara perempuan Sufyan As-Sauri), juga dari Ubaidah Al-Ammi; keduanya
dari Ibrahim ibnu Muslim, dari Abul Ahwas, dari Abdullah yang mengatakan
bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Sesungguhnya Allah Swt. kelak di
hari kiamat memerintahkan kepada juru penyeru untuk menyerukan, "Hai
Adam, sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu agar mengirimkan
sejumlah orang dari keturunanmu ke neraka.” Maka Adam bertanya, "Wahai
Tuhanku, siapa sajakah mereka?'' Dikatakan kepadanya, “Dari seratus
orang, sembilan puluh sembilan orang.” Kemudian seseorang lelaki dari
kaum (yang hadir) bertanya, "Siapakah orang yang selamat di antara kita
sesudah itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah Saw. bersabda, "Tahukah
kalian, tiadalah kalian ini di kalangan umat manusia melainkan seperti
tahi lalat yang ada di lambung unta.”
Ditinjau dari sanad dan teks hadisnya, Imam Ahmad meriwayatkannya secara munfarid (tunggal).
Hadis keenam,
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Dinyatakan bahwa:
حَدَّثَنَا يَحْيَى، عَنْ حَاتِمِ بْنِ أَبِي صَغِيرَةَ، حَدَّثَنَا ابْنُ
أَبِي مُلَيْكَةَ؛ أَنَّ الْقَاسِمَ بْنَ مُحَمَّدٍ أَخْبَرَهُ، عَنْ
عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"إِنَّكُمْ تُحْشَرُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفاة عُرَاةً غُرْلًا".
قَالَتْ عَائِشَةُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ يَنْظُرُ
بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ؟ قَالَ: "يَا عَائِشَةُ، إِنَّ الْأَمْرَ أَشَدُّ
مِنْ أَنْ يُهِمَّهُمْ ذَاكَ".
telah menceritakan kepada kami Yahya, dari Hatim ibnu Abu Safirah, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Mulaikah; Al-Qasim ibnu Muhammad
pernah menceritakan kepadanya bahwa Siti Aisyah pernah menceritakan
hadis berikut dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Sesungguhnya kalian
akan dihimpunkan kepada Allah pada hari kiamat dalam keadaan tak beralas
kaki, telanjang, lagi tidak berkhitan. Siti Aisyah bertanya, "Wahai
Rasulullah, kaum laki-laki dan kaum wanita sebagian dari mereka melihat
sebagian lainnya.” Rasulullah Saw. menjawab, "Hai Aisyah, sesungguhnya
peristiwanya jauh lebih dahsyat daripada memalingkan mereka ke arah
itu."
Imam Bukhari dan Imam Muslim telah mengetengahkan hadis ini di dalam kitab sahihnya masing-masing.
Hadis ketujuh.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا
ابْنُ لَهِيعة، عَنْ خَالِدِ بْنِ أَبِي عِمْران، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ
مُحَمَّدٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ
يَذْكُرُ الْحَبِيبُ حَبِيبَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ قَالَ: "يَا
عَائِشَةُ، أَمَّا عِنْدَ ثَلَاثٍ فَلَا أَمَّا عِنْدَ الْمِيزَانِ حَتَّى
يِثْقُلَ أَوْ يَخِفَّ، فَلَا. وَأَمَّا عِنْدَ تَطَايُرِ الْكُتُبِ
فَإِمَّا يُعْطَى بِيَمِينِهِ أَوْ يُعْطَى بِشَمَالِهِ، فَلَا. وَحِينَ
يَخْرُجُ عُنُق مِنَ النَّارِ فَيَنْطَوِي عَلَيْهِمْ، وَيَتَغَيَّظُ
عَلَيْهِمْ، وَيَقُولُ ذَلِكَ الْعُنُقُ: وُكِّلْتُ بِثَلَاثَةٍ، وُكِّلْتُ
بِثَلَاثَةٍ، وُكِّلْتُ بِثَلَاثَةٍ: وُكِّلْتُ بِمَنِ ادَّعَى مَعَ
اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ، وَوُكِّلْتُ بِمَنْ لَا يُؤْمِنُ بِيَوْمِ
الْحِسَابِ، وَوُكِّلْتُ بِكُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ" قَالَ: "فَيَنْطَوِي
عَلَيْهِمْ، وَيَرْمِيهِمْ فِي غَمَرَاتٍ، وَلِجَهَنَّمَ جِسْرٌ أَدَقُّ
مِنَ الشِّعْرِ وَأَحَدُّ مِنَ السَّيْفِ، عَلَيْهِ كَلَالِيبُ وَحَسَكٌ
يأخُذْنَ مَنْ شَاءَ اللَّهُ، وَالنَّاسُ عَلَيْهِ كَالطَّرْفِ
وَكَالْبَرْقِ وَكَالرِّيحِ، وَكَأَجَاوِيدِ الْخَيْلِ وَالرِّكَابِ،
وَالْمَلَائِكَةُ يَقُولُونَ: رَبِّ، سَلِّم، سَلِّم. فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ،
وَمَخْدُوشٌ مُسَلَّمٌ، ومكَوّر فِي النَّارِ عَلَى وَجْهِهِ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Ishaq,
telah menceritakan kepada kami Ibnu Luhai'ah, dari Khalid ibnu Abu
Imran, dari Al-Qasim ibnu Muhammad, dari Aisyah r.a. yang menceritakan
bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah,
apakah seorang kekasih teringat kepada orang yang dikasihinya kelak di
hari kiamat?" Rasulullah Saw. menjawab, "Adapun pada tiga tempat, maka
tidak mungkin; juga di saat neraca amal perbuatan telah dipasang untuk
menimbang amal perbuatan apakah berat atau ringan, tidak mungkin akan
teringat. Begitu pula di saat kitab-kitab catatan amal perbuatan
beterbangan, adakalanya seseorang diberi kitabnya dari arah kanannya
atau arah kirinya, tidak mungkin akan teringat. Saat itu keluarlah leher
api neraka, lalu mengelilingi mereka dan mengeluarkan suara gemuruhnya
kepada mereka. Leher api neraka itu berkata, 'Saya diperintahkan untuk
membakar tiga macam orang, saya diperintahkan untuk menyiksa tiga macam
orang. Saya diperintahkan untuk menyiksa orang yang mengakui ada tuhan
lain di samping Allah, saya diperintahkan untuk menyiksa orang yang
tidak beriman kepada hari perhitungan amal perbuatan, dan saya
diperintahkan untuk menyiksa semua orang yang angkara murka lagi
pengingkar kebenaran.' Kemudian mereka dibelit dan dicampakkan ke dalam
neraka Jahanam yang bergolak. Jahanam memiliki jembatan yang lebih tipis
daripada sehelai rambut dan lebih tajam daripada pedang. Di kedua
sisinya terdapat pengait-pengait dan duri-duri yang keduanya mengambil
orang-orang yang dikehendaki oleh Allah (masuk neraka). Manusia dalam
melewati jembatan itu ada yang cepatnya bagaikan kilat, ada yang
cepatnya bagaikan sekedipan mata, ada yang cepatnya bagaikan angin, ada
yang cepatnya bagaikan kuda balap dan unta yang kencang larinya. Para
malaikat saat itu berkata, 'Ya Tuhanku, selamatkanlah, selamatkanlah.'
Maka sebagian orang ada yang selamat dalam keadaan utuh; ada yang
selamat, tetapi dalam keadaan tergores dan luka-luka; dan ada yang
sebagian lain dijungkalkan ke dalam neraka dengan kepala di bawah."
Hadis-hadis yang menceritakan kengerian pada hari kiamat dan asar-asar
mengenainya sangat banyak, tetapi dibahas di tempat lain dari kitab ini.
Karena itulah Allah Swt. berfirman dalam surat ini:
{إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ}
sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Al-Hajj: 1)
Yakni suatu kejadian yang besar, petaka yang dahsyat, bencana yang
mengerikan, peristiwa yang besar huru-haranya, dan sangat aneh. Yang
dimaksud dengan az-zalzal ialah kengerian dan rasa terkejut yang menimpa
j iwa manusia, sebagaimana yang disebut oleh Allah Swt. dalam
firman-Nya:
{هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالا شَدِيدًا}
Di situlah diuji orang-orang-mukmin dan diguncangkan (hatinya) dengan guncangan yang sangat. (Al-Ahzab: 11)
Adapun firman Allah Swt.:
{يَوْمَ تَرَوْنَهَا}
(Yaitu) pada hari (ketika) kamu melihat. (Al-Hajj: 2)
Ungkapan ini mengandung pengertian yang sama dengan keterangan keadaan. Karena itu, dijelaskan dalam firman berikutnya:
{تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ}
lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya. (Al-Hajj: 2)
Yaitu kengerian yang dialaminya membuatnya lupa kepada orang yang paling
disayanginya, padahal dia adalah orang yang paling sayang kepada
anaknya; saat itu ia lupa kepada anak yang disusuinya, padahal si anak
sangat membutuhkan persusuannya. Karena itu, disebutkan oleh firman-Nya,
"Kullu murdi'atin (semua wanita yang menyusui anaknya)" tidak
disebutkan, "Kullu murdi'in (semua wanita yang menyusui).
Firman Allah Swt.:
{عَمَّا أَرْضَعَتْ}
dari anak yang disusuinya. (Al-Hajj: 2)
Maksudnya, dari anak yang disusuinya sebelum mencapai usia penyapihannya.
Firman Allah Swt.:
{وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا}
dan gugurlah kandungan semua wanita yang hamil. (Al-Hajj: 2)
Yakni sebelum masa kandungannya sempurna karena kerasnya kengerian di hari itu.
{وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى}
dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk.(Al-Hajj: 2)
Menurut qiraat lain dibaca sakra. Yakni disebabkan dahsyatnya peristiwa
yang terjadi dan mereka alami pada hari itu hilanglah kesadaran akal
mereka, begitu pula ingatan mereka. Barang siapa yang melihat mereka,
pasti menduga mereka mabuk.
{وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ}
padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras. (Al-Hajj: 2)
Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar