No. 1-5 Tanda Kecil Kiamat pada Permula’an Islam
1. Diutusnya Nabi Muhammad saw.
“Aku diutus adalah bersama’an dengan kiamat seperti dua jariku ini,” Dan beliau mengisyaratkan dengan menggiringkan jari telunjuk dan jari tengahnya.” (Keshahihan
hadits ini adalah Muttafaq ‘Alaih, yang juga diriwayatkan oleh Imam
Ahmad, Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, Anas dan Sahal bin Sa’ad), (HR.
shohih Muslim dari Sahl bin Sa’ad, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2062, hal-1065, terbitan Gema Insani).
Dalam riwayat lain Beliau bersabda : “Aku diutus bersama’an dengan kiamat, dan sungguh ia hampir saja mendahuluiku.” (Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad dan Ath Thabari dengan sanad yang hasan dari hadits Buraidah bin Hushaib).
“Amma
ba’du, maka sesungguhnya perkata’an yang paling benar adalah
Kitabullah, dan sesungguhnya petunjuk yang paling utama adalah petunjuk
Muhammad dan seburuk-buruk perkata’an adalah kabar baru yang tidak jelas
asal-usulnya, sedangkan segala kabar baru yang tidak jelas asal-usulnya
adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan
adalah di neraka, hari kiamat akan datang kepadamu dengan tiba-tiba,
saya diutus oleh Allah bersama’an dengan hari kiamat seperti ini, kiamat
itu akan datang kepada kamu di pagimu atau di petang harimu.” (Hadits
riwayat Ahmad, Muslim, Nasa’I, dan Ibnu Majah dari Jabir).
“Saya diutus pada waktu yang beriringan dengan hari kiamat yang mana aku mendahuluinya sebagaimana ini mendahului ini.” Dan
Beliau saw. mengisyaratkan kepada kepada jari telunjuk dan jari tengah
beliau.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ath Thabari dari Al
Mustaurad bin Syaddad).
“Aku diutus bersamaan dengan akan datangnya kiamat.” (HR. Imam Qurthubi dalam kitabnya At Tadzkirah).
2. Terbelahnya bulan
Telah dekat datangnya saat itu dan Telah terbelah bulan*. (QS. Al Qamar 54:1).
(Kabar
terbelahnya bulan ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, Ahmad dan
lain sebagainya. Tafsir Ibnu Katsir, surat Al Qamar, Juz. 4).
3. Penaklukan Baitul Maqdis dan Kematian Masal oleh wabah penyakit yang mematikan dengan cepat
“Hitunglah
ada enam perkara yang akan terjadi menjelang (di gerbang) hari kiamat,
yaitu : Kematianku, kemudian penaklukan Baitul Maqdis, kemudian kematian
massal seperti penyakit Qu’as (penyakit yang mematikan kambing dengan
cepat). Kemudian melimpahnya uang (harta) sehingga apabila seseorang
diberi gaji seratus dinar (dinar adalah uang yang terbuat dari emas
murni), maka ia tetap tidak puas (kesal), kemudian munculnya fitnah
(goda’an, kekacauan dan kemaksiatan) yang memasuki setiap rumah-rumah
orang ‘Arab, kemudian adanya gencatan senjata (perdamaian) antara kamu
dengan Bani Ashfar (Eropa dan Amerika), kemudian mereka mengkhianati
kamu, dimana mereka akan menyerangmu di bawah 80 bendera dan di bawah
tiap-tiap bendera itu terdapat 12000 orang (tentara). (Riwayat Bukhari
dalam kitab Shahihnya dari ‘Auf bin Malik, kitab Al Jizyah wa Al
Mawada’ah, Juz. 6. diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani dari Mu’adz bin
Jabal. Dan di dalam Asshahihah Al Albaani 1883).”
(Kitab sejarah “Tarikh Ath Thabari”, Juz. 3, pembahasan mengenai Penaklukan Baitul Maqdis. Kitab
“Mu’jamul
Buldan, Yaaquutul Hamra,” Juz 1, hal. 180-181. kitab “Al Mausu’ah
Adzahabiyah,” oleh Dr. Fathimah Mahjub, Juz. 8, Baitul Maqdis). (Dapat
juga dilihat pada buku Sejarah Islam :Ahmad Al-Usairy, terbitan Akbar
dan buku Umur Umat Islam : Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia)
4. Pertempuran dua kelompok besar dari Kaum Muslimin
“Tidak
akan berdiri hari kiamat sehingga dua kelompok yang besar dari Kaum
Muslimin saling berperang dengan satu seruan (slogan kebenaran) yang
sama.” (Ini adalah sebagian teks hadits yang shahih yang diriwayatkan
oleh Ahmad, Bukhari, Muslim dan lain sebagainya dari Abu Hurairah), ((HR.
shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2007, hal-1027-1028, terbitan Gema
Insani).
(Dapat
juga dilihat pada buku Sejarah Islam :Ahmad Al-Usairy, terbitan Akbar
dan buku Umur Umat Islam : Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia)
5. Munculnya api Hijaz
“Tidak
akan berdiri hari kiamat sehingga keluar api dari negeri Hijaz yang
akan menerangi leher-leher onta di Bashra.” (Diriwayatkan oleh Bukhari
dalam kitab shahihnya dengan nomor 7118 dan juga diriwayatkan oleh Hakim
dari Abu Hurairah), (HR.
shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2011, hal-1029, terbitan Gema Insani).
.”Imam
Nawawi telah berkata : “Pengetahuan akan keluarnya api ini sudah tidak
perlu diragukan lagi (mutawatir, valid) bagi semua penduduk Syam.”
(Lihat kitab Fathul Baari, Juz. 13, kitab Al Fitan. Dan lihat juga kitab
At Tadzkirah oleh Imam Qurthubi dan kitab Asyratussya’ah oleh Al
Barzanji).
No. 6-46 Tanda Kecil Kiamat Setelah Permula’an Islam Hingga Pembatas dengan Tanda Besar Kiamat.
6. Budak wanita atau wanita merdeka akan melahirkan tuannya
“Ketika
Rasulullah saw. ditanya oleh malaikat Jibril tentang kiamat, maka
beliau menjawab : “Yang ditanya tentangnya tidaklah lebih mengetahui
dari si penanya.” Kemudian Jibril berkata lagi : “Kalau begitu
kabarkanlah kepada saya tentang tanda-tandanya.” Beliau Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam menjawab : “Seorang budak wanita (atau wanita merdeka,
al amah) akan melahirkan tuan wanitanya, dan engkau akan melihat
orang-orang yang tidak berterompa, tidak berpakaian, miskin dan para
pengembala kambing (para rakyat jelata yang miskin) akan tinggal di
gedung- gedung yang menjulang tinggi.” (Ini adalah sebagian dari teks
hadits shahih yang muttafaq ‘alaih, diriwayatkan oleh Muslim dari ‘Umar
bin Khaththab dan diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah dengan
lafadz yang berbeda. Juga diriwayatkan oleh Ahmad dari Ibnu ‘Abbas.
Hadits ini dimuat oleh Albaani dalam kitab shahihnya dengan nomor 1345
dan diriwayatkan oleh Ibnu Majjah dan Nasa’i dari Abu Hurairah dan Abi
Dzar).
7. Orang-orang bodoh dijadikan pemimpin & rakyat yang miskin akan tinggal di gedung-gedung yang tinggi menjulang
“Apabila
engkau melihat orang-orang yang tidak berterompa, tidak berpakaian
(para rakyat jelata yang miskin), yang tuli dan bisu menjadi raja bumi,
maka itulah. Tanda-tanda kiamat. Dan apabila engkau melihat para
pengembala binatang ternak yang hitam tinggal di gedung-gedung yang
menjulang tinggi, maka itulah. Tanda-tanda kiamat.” (HR. Muslim dalam
kitab Shahih Muslim).
“Apabila para pengembala onta yang hitam yang tidak jelas asal-usulnya tinggal di gedung-gedung yang tinggi.” (HR. Bukhari).
8.
Penghalalan zina, penghalalan sutera bagi laki-laki, penghalalan
minuman keras, penghalalan alat musik, harta umum (umat atau negara)
akan menjadi milik bagi sekelompok orang, sekelompok orang akan mena’ati
isterinya sedangkan ia durhaka kepada ibunya, seorang bersikap kering
kepada ayahnya dan lemah lembut kepada temannya, manusia bersuara tinggi
di masjid-masjid, seorang akan dihormati karena orang takut akan
kejahatannya, penghalalan para penyanyi wanita.
“Sungguh
akan ada dari umatku beberapa kelompok manusia yang menghalalkan zina,
sutera, khamar, dan musik-musiknya.” (HR. Bukhari dalam kitab shahihnya
no. 5590 dari Abu Amir atau Abu Malik Al Asy’ari. Dan diriwayatkan oleh
Abu Dawud dari Abu Malik, dalam Ash Shahihah Al Albaani No. 91).
“Terhadap
umat ini akan terjadi pembenaman bumi, perubahan bentuk (kepada yang
buruk) dan bumi longsor, apabila sudah muncul para penyanyi wanita,
alat-alat musik dan minuman-minuman keras (khamer).” (Hadits shahih dari
Tirmidzi dari ‘Umran bi Hushain. Dan dalam Ash Shahihah Al Albaani, no.
2203).
“Sesungguhnya
Allah telah melaknat khamer, pemerasnya, orang yang mengambilnya,
peminumnya, penuangnya, pembawanya, orang yang akan dibawakan untuknya,
penjualnya, pembelinya dan orang yang memakan hasil usaha darinya.”
(Diriwayatkan oleh Ahmad, Baihaqi dan Ibnu majjah dari ‘Abdullah bin
‘Umar).
“Apabila
umatku melakukan 15 perkara maka mereka akan mendapat bala bencana.
Beliau Shallallhu ‘Alaihi wa Sallam ditanya: “Apakah ia wahai
Rasulullah?” Beliau menjawab : “Apabila harta rampasan perang (milik
umum) dikuasai oleh segelintir orang, amanah jadi rampasan, harta zakat
jadi hutang (denda), seorang laki-laki menaati isrinya sedangkan ia
mendurhakai ibunya, ia berbuat baik kepada temannya dan berbuat kasar
kepada bapaknya, suara-suara meninggi di mesjid-mesjid, yang menjadi
pemimpin suatu kaum (bangsa) adalah orang yang paling hina (bersifat
keji). Seorang laki-laki dihormati disebabkan oleh karena orang takut
akan sifat jahatnya, khamer sudah biasa diminum, sutera sudah biasa
dipakai (olaeh kaum laki-laki), munculnya para penyanyi perempuan
(biduawanita) dan alat-alat musik, orang-orang yang dari umat yang
terakhir melaknat umat yang terdahulu, maka ketika itu hendaklah mereka
menunggu kedatangan angin merah atau pembenaman manusia ke dalam bumi
atau perubahan kepada bentuk yang buruk.” (Diriwayatkan oleh Tirmidzi
dari dua jalan yaitu ‘Ali dan Abu Hurairah, ia
berkata
: “Bahwa ini adalah hadits gharib, dan kami tidak mengetahui seorangpun
yang meriwayatkan hadits ini dari Yahya bin Sa’id Al Anshari selain
dari Al Faraj bin Fudhalah, sedangkan sebagian ahli ilmu yang
mengkritiknya dari segi kemampuan hafalannya terhadap hadits ini. Sedangkan
Waki’ dan banyak para imam telah mengambil riwayat darinya. Menurut
pandangan Amin Muhammad Jamaluddin, walaupun hadits ini mempunyai
kelemahan dari satu segi akan tetapi kelemahan ini adalah tipis dan
hadits seperti ini tidak ditinggalkan (tidak boleh diabaikan). Dan Amin
Muhammad Jamaluddin sengaja mengetengahkan hadits ini karena semua tanda
yang disebut dalam hadits ini terjadi).
9. Musuh berlomba-lomba memperebutkan kaum Muslimin.
“Hampir
saja umat-umat (selain kamu) memperebutkan kamu dari segala penjuru
sebagaimana orang-orang yang sedang makan memperebutkan semangkuk
makanan mereka.” Para sahabat bertanya : “Apakah jumlah kita sedikit
pada waktu itu wahai Rasulullah?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
menjawab : “Pada saat itu jumlah kamu banyak, akan tetapi keberadaan
kamu tak ubahnya seperti buih air bah, ketakutan (keseganan)
musuh-musuhmu akan tercabut dari dada mereka, dan di dada masing-masing
kamu terdapat Al Wahan.” Para sahabat bertanya : “Apakah Al Wahan itu
wahai Rasulullah?” Beliau bersabda : “Cinta dunia dan takut akan mati.”
(Hadits hasan yang diriwayatkan olah Ahmad dalam kitab musnadnya, 5;78,
dan dalam kitab Al Hilyah Abu Nu’aim), (HR.
shohih: Al Misykah (5369), Ash-Shahihah (956) dari Tsauban, dalam
Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4297,
hal-36, terbitan Pustaka Azzam).
10. Salam hanya diucapkan sebagai tanda kenal & wanita ikut bekerja.
“Di
pintu gerbang (dekat)hari kiamat :Salam (ucapan Assalamu’alaikum) hanya
diucapkan pada orang-orang yang khusus (yang sudah kenal saja),
tersebar dan berkembangnya perdagangan, sehingga seorang istri membantu
suaminya untuk berdagang.” (Hadits shahih lighairihi, riwayat Ahmad dan
Ath Thayalisi dari Ibnu Mas’ud, I;405).
11. Tidak adanya kehati-hatian manusia dalam mencari rizki yang halal
“Akan
datang kepada manusia suatu zaman, dimana orang-orang tidak perduli
lagi terhadap apa-apa yang mereka peroleh, apakah rizki itu dari yang
halal ataukah dari yang haram.” (HR. Bukhari dan Nasa’I dari Abu
Hurairah. Diriwayatkan Thabrani dari ‘Urwah bin Zubair dan dari Anas.
Telah berkata Al Haitsami bahwa sanadnya adalah baik dan para perawinya
adalah para periwayat hadits-hadits shahih).
12. Banyak dan menyebarnya perbuatan bohong dan banyaknya pasar
“Kiamat
hampir saja akan berdiri apabila sudah banyak perbuatan bohong, masa
(jarak waktu) akan terasa dekat (cepat) dan pasar-pasar akan berdekatan
(karena sangat banyaknya).” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu
Hibban dalam kitabnya shahihnya, no. 1882 dari Abu Hurairah).
“Celakalah
orang yang berbicara dusta dengan maksud agar membuat orang-orang
tertawa (karena lucu), celakalah ia dan kemudian celakalah ia.” (HR.
Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i dan dihasankan oleh Tirmidzi dan Bahaz bin
Hakim dari ayahnya dari kakeknya yang bernama Mu’awiyah bin Haidah,
sanadnya adalah kuat. Lihat kitab Subulussalam, Juz. 4;1599).
13. Tersebarnya pena
“Sesungguhnya
di pintu gerbang kiamat akan muncul dan tersebarnya banyak pena.”
(Hadits ini adalah sebagian dari matan hadits shahih yang diriwayatkan
oleh Ahmad dalam kitab Musnadnya dari Thariq bin Shihab dari ‘Abdullah
bin Mas’ud).
“Sesungguhnya
diantara syarat-syarat kiamat adalah dan meluasnya ilmu.” (HR. Nasa’I
dari ‘Umar bin Taghlib dalam Sunan An Nasa’I, 7;244).
14. Menggembungnya bulan, Mesjid hanya dijadikan sebagai jalan-jalan dan banyak mati mendadak
“Diantara
tanda dari sudah mendekatnya kiamat adalah menggembungnya bulan sabit
(awal bulan).” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Al Albaani dalam
kitab Ash Shahihah dengan nomor 2292, hadits ini dalam riwayat Thabrani
adalah berasal dari Ibnu Mas’ud dan dalam riwayat Ath Thayalisi adalah
berasal dari Abu Hurairah).
“Diantara
tanda dari sudah mendekatnya kiamat adalah bahwa orang akan melihat
bulan sabit seperti sebelumnya, maka orang akan mengatakan satu bentuk
darinya untuk dua malam dan mesjid akan dijadikan sebagai jalan-jalan
serta meluasnya mati mendadak.” (Ini adalah hadits hasan menurut Ath Thayalisi dari Anas dan dalam kitab Ash Shahihah Al Albaani dengan nomor 2292).
15.
Banyaknya jumlah polisi, penjual belian jabatan atau amanah, memandang
remeh darah, adanya manusia yang menjadikan Al Qur’an sebagai seruling,
pemutusan silaturahim
“Diantara
syarat-syarat hari kiamat adalah timbulnya hal-hal keji, kevulgaran
dalam kekejian, pemutusan silaturahim, pengkhianatan terhadap
orang-orang jujur dan kepercayaan terhadap orang-orang berkhianat.”
(Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Al Bazzar dari Ibnu
‘Umar dan dimuat oleh Al Albaani dalam Ash Shahihah, nomor 2290).
“Bersegeralah
kamu untuk melakukan amal shaleh sebelum datang 6 perkara: pemerintahan
orang-orang jahil, banyaknya jumlah polisi, penjual belian hukum
(jabatan), memandang remeh terhadap darah, pemutusan silaturrahim,
adanya manusia yang menjadikan Al Qur’an sebagai seruling dimana mereka
memajukan salah seorang dari mereka (untuk menjadi imam) agar ia dapat
menyanyikannya untuk mereka walaupun ia adalah orang yang paling sedikit
kefaqihannya.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Thabrani dari
‘Abis Al Ghifari. Diriwayatkan oleh Ahmad dalam kitab Musnadnya. Dan
dimuat oleh Al Albaani dalam Ash Shahihah dengan nomor 979).
“Bacalah
Al Qur’an dengan tata cara dan tata suara orang ‘Arab, dan hendaklah
kamu menjauhi cara bacaan orang-orang fasik, karena setelah
(meninggalnya) aku akan muncul sekelompok orang yang akan menggaungkan
Al Qur’an seperti nyayian-nyanyian, senandung para rahib dan rintihan
yang mana bacaannya hanya sampai di kerongkongan mereka sedangkan hati
mereka dipenuhi fitnah (jauh dari isi ajaran Al Qur’an) dan hati
orang-orang yang menyimak bacaan mereka adalah seperti hati mereka
juga.” (HR. Ibnu Waddhah dari Hudzaifah).
16. Ilmu agama akan dituntut dari orang yang berilmu dangkal
“Sesungguhnya
dari syarat-syarat hari kiamat adalah ilmu akan dituntut dari
orang-orang kecil.” (Hadits shahih riwayat Thabrani dari Abu Umayyah Al
Jamhi, dan diriwayatkan juga oleh Ibnu Mubarak, serta dimuat dalam
shahih Albaani nomor 695).
17. Munculnya wanita mutabarrijat (yang membuka aurat), polisi menyakiti rakyat, munculnya mobil
“Ada
dua macam ahli neraka yang belum aku saksikan, yaitu: Suatu kaum yang
membawa cemeti seperti ekor-ekor sapi untuk memukul manusia, dan
wanita-wanita yang berpakaian akan tetapi sebenarnya mereka tidak
berpakaian yang menanggalkan tutup kepala yang menarik kepada maksiat,
kepala mereka seperti punuk-punuk onta yang miring, mereka itu tidak
akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya sedangkan bau surga
itu dapat tercium dari jarak sekian.” (Imam Nawawi berkata: “Hadits
ini adalah merupakan salah satu dari mu’jizat Nabi Muhammad saw. karena
apa-apa yang Beliau kabarkan tersebut telah terjadi, adapun orang-orang
pembawa cemeti itu adalah para anggota polisi.” (Kitab shahih Muslim Syarhun –An Nawawi, Juz. 17, hal. 190).
“Akan
muncul di akhir zaman umatku orang-orang yang berkendaraan di atas
beberapa pelana, seperti pelana-pelana kendaraan tunggangan, mereka
berhenti dengan kendaraan tersebut di depan mesjid, wanita-wanita mereka
berpakaian akan tetapi sebenarnya mereka adalah telanjang, di atas
kepala mereka ada sesuatu seperti punuk onta yang kering, maka laknatlah
mereka karena sesungguhnya mereka adalah terlaknat.” (Diriwayatkan oleh
ibnu Hibban dalam hadits shahihnya, kitab Al Mustadrak, dan juga
diriwayatkan oleh Hakim dari ibnu ‘Umar).
18 Manusia akan bermegah-megah dalam membangun mesjid
“Tidak
akan terjadi kiamat, sehingga manusia bermegah-megah (berbangga-bangga)
dengan mesjid-mesjid.” (Hadits shahih riwayat Ahmad dalam kitab
Musnadnya 3:134, 145. Dalam kitab Sunan Nasa’i 2:23. Dalam Sunan Abu
Dawud 449 dan dalam Sunan Ibnu Majjah 739 dari Anas ra.).
19. Orang-orang akan mewarnai rambut mereka dengan warna hitam
“Akan
ada suatu kaum di akhir zaman yang mewarnai (mencelup) rambut mereka
dengan warna hitam seperti bulu merpati sedangkan mereka itu tidak akan
mencium bau surga.” (Hadits shahih dalam kitab Sunan Abu Dawud 4212, dan
dalam kitab Sunan Nasa’i 8;138 dari Ibnu Abbas).
“Silahkan rubah warna uban ini akan tetapi jauhilah warna hitam.” (HR. Bukhari).
20. Adanya keinginan yang mendalam untuk dapat melihat Nabi Muhammad saw.
“Sungguh
akan datang kepada seseorang diantara kamu suatu zaman, dimana
melihatku (bertemu dengan beliau) lebih ia sukai dari pada keluaganya
dan hartanya.” (HR. Bukhari dalam kitab shahihnya dari Abu Hurairah. Dan
juga riwayat Muslim serta Imam Ahmad).
21. Munculnya angan-angan untuk mati
“Tidak
akan berdiri kiamat, sehingga apabila seorang laki-laki melewati sebuah
kubur, maka ia akan berkata: “Aduhai, alangkah baiknya seandainya aku
juga berada di tempatnya.”” (HR. Bukhari dalam kitab shahihnya (nomor
7115) pada kitab Al Fitan dari Abu Hurairah. Kitab Shahih Muslim (157)
dalam kitab Al Fitan. Dan Sunan Ahmad 5;530), ((HR. shohih Muslim
dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin
Al-Bani, hadits no. 2008, hal-1028, terbitan Gema Insani).
Dalam riwayat Muslim berbunyi: “Dan
ia berkata: “Aduhai betapa baiknya sekiranya saya berada pada tempat
penghui kubur ini. Sedangkan ia tidak karena agama (sebagai pegangan)
kecuali bencana (itu saja).”
Dalam riwayat Ahmad berbunyi: “Sedangkan ia tidak mempunyai kecintaan untuk dapat bertemu dengan Allah.”
22. Tersebarnya rumah dan kendara’an untuk setan
“Akan
muncul onta untuk setan-setan dan rumah-rumah untuk setan-setan. Adapun
onta untuk setan, maka aku (Abu Hurairah) sudah melihatnya dimana salah
seorang kamu ada yang bepergian dengan kendaraan-kendaraan (onta-onta)
pendampingnya yang telah dipasangkan pelananya, maka satupun dari
onta-onta tersebut yang dia kendarai, kamudian ia melalui seorang
saudaranya yang telah terputus jalannya (tidak mampu lagi melanjutkan
perjalanannya) akan tetapi, ia tidak menumpangkannya (di atas kendaannya
yang kosong tersebut). Adapun rumah-rumah untuk setan-setan maka aku
belum menyaksikannya.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud
2568 dari Abu Hurairah. Hadits ini dalam kitab Ash Shahihah Albaani
nomor 93).
23. Pembunuhan sesama manusia tanpa tujuan
“Demi
yang diriku di tangan-Nya, sungguh akan datang kepada manusia suatu
zaman dimana si pembunuh tidak mengerti mengapa ia membunuh dan si
terbunuh tidak mengerti mengapa ia membunuh.” (HR. Muslim dalam kitab
Shahihnya dari Abu Hurairah 2908), (HR.
shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2010, hal-1028-1029, terbitan Gema
Insani).
24. Munculnya cara hidup mewah, manja dan boros
“Maka
demi Allah, bukan kefakiran yang aku takutkan kepada kamu akan tetapi
yang aku takutkan adalah bahwa dunia akan dilapangkan untuk kamu
sebagaimana ia telah diluaskan kepada orang-orang yang sebelum kamu,
maka kamu akan berlomba-lomba untuknya sebagaimana mereka (para
pendahulu tersebut) berlomba-lomba, lalu ia akan menghancurkan kamu
sebagaimana ia telah menghancurkan mereka.” (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi
dan Ibnu Majjah dari ‘Amru bin ‘Auf Al Anshari).
“Sesungguhnya
dunia akan dibukakan untuk kamu sehingga kamu menghiasi. Kami bertanya:
“sedangkan kami tetap dalam agama kami seperti hari ini?” Beliau
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: “Ya, sedangkan kamu
tetap
berada dalam agamamu seperti hari ini.” Kami bertanya: “Apakah kami
pada zaman ini lebih baik ataukah zaman tersebut?” Beliau menjawab:
“Bahkan kamu pada zaman ini lebih baik.” (HR. Bazzar dari Abu Juhfah).
“Kamu
pada hari ini lebih baik daripada zaman dimana apabila diangkat dari
salah seorang kamu sepiring makanan maka akan datang pula kepada kamu
piring yang lain (banyaknya makanan dengan piring makanan yang
berganti-ganti) dan kamu akan berangkat pagi dengan suatu pakaian yang
lain dan kembali sore dengan pakaian yang lain dan kamu akan melapisi
rumahmu dengan kain sebagaimana ka’bah dilapisi dengan kain.” (HR.
Bazzar dan Thabrani dari ‘Abdullah bin Mas’ud dan ‘Abdullah bin Yazid Al
Khathami).
“Demi
Allah sekiranya aku mempunyai roti dan daging sungguh aku akan
memberikannya kepada kamu, akan tetapi kamu hampir saja akan menemui
orang-orang yang bertemu dengan masa tersebut dimana ia akan didatangkan
dengan banyak mangkuk makanan dan kamu akan memakai pakaian seperti
kain-kain penutup ka’bah.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad
dalam Musnadnya (Juz. 3, hal. 487) dari Thalhah, dimana riwayat hadits
ini mencukupi syarat hadits Muslim).
“Apabila
umatku berjalan dengan sombong dan yang menjadi pelayan mereka adalah
putra putri raja, putra putri Parsi dan Romawi, maka orang yang paling
buruk (bersifat jelek) akan berkuasa terhadap orang-orang yang paling
baik (pilihan).” (HR.shohih Tirmidzi dari Abdullah bin Umar dalam Ash
Shahihah Albani nomor 957).
25. Taklid buta terhadap adat dan kebiasa’an kaum Yahudi dan Nasrani
“Sungguh
kamu akan mengikuti jalan hidup orang-orang yang sebelum kamu sejengkal
dengan sejengkal, sehasta dengan sehasta (tanpa berbeda sedikitpun)
sehingga walaupun mereka masuk ke lubang kadal maka kamu juga akan
mengikuti mereka. Kami bertanya: “Wahai Rasulullah saw. (apakah kaum yang akan kami ikuti tersebut adalah)
kaum Yahudi dan Nasrani?”, maka beliau menjawab: “Siapa lagi (kalau
bukan mereka)?” (HR. Bukhari nomor 7320, kitab Al I’tisham bi Al kitab
wa As Sunnah dari Abi Sa’id Al Khudri. Dan diriwayatkan Muslim dalam
kitab Shahihnya), (HR. shohih Muslim dari Abu Sa’id Al
-Khudri, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits
no. 2002, hal-1025, terbitan Gema Insani).
“Tidak
akan berdiri kiamat sehingga umatku mengikuti (umat) abad-abad yang
sebelum mereka. Maka ditanyakan kepadanya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Wahai Rasulullah saw., seperti Persia dan Romawi?” Beliau Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak ada manusia lain selain mereka.” (HR.
Bukhari dari Abu Hurairah nomor 7319).
26. Terpecahnya umat Islam kepada beberapa kelompok
“Kaum
Yahudi telah terpecah menjadi 71 atau 72 golongan dan Kaum Nasrani
telah terpecah menjadi 71 atau 72 golongan dan umatku akan terpecah
menjadi 73 golongan.” (HR. Abu Dawud nomor
4596 dari Abu Hurairah dan dengan sanad yang lain dari Mu’awiyah. Dalam
kitab Ash Shahihah Albaani dengan nomor 204. Hadits ini juga
diriwayatkan oleh Tirmidzi sedangkan ia berkata bahwa hadits ini adalah
hasan shahih. Dan juga diriwayatkan oleh Ibnu Majjah dan lainnya).
27. Munculnya para qori Al Qur’an yang menjadikan Al Qur’an sebagai dagangan
“Bacalah
karena semuanya adalah baik dan akan datang beberapa kelompok manusia
nantinya yang akan membacanya dengan sangat teliti (untuk membaguskan
bacaan) seperti anak panah yang dilempar setelah disetel dengan teliti,
mereka menginginkan (upahnya) dengan segera dan tidak mengakhirkannya
(di akhirat).” (Hadits shahih sesuai dengan syarat Muslim yang
diriwayatkan oleh Abu Dawud, Juz. 3 hal. 58 dari Jabir).
28. Munculnya para pengingkar sunah
“Ingatlah
aku telah dianugerahi Allah dengan Al Qur’an dan sesuatu yang sederajat
dengannya? Dan ingatlah hampir saja akan muncul seorang laki-laki yang
kenyang di atas kursinya sambil berkata: “Kamu harus memegang Al Qur’an,
maka segala sesuatu yang kamu jumpai halal di dalamnya maka halalkanlah
ia dan segala sesuatu yang kamu temukan haram di dalamnya, maka
haramkanlah ia.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari
Miqdam bin Ma’ad Yakrab dan diriwayatkan oleh Tirmidzi. Hadits ini
dishahihkan oleh Al ‘Alamah Albaani dalam kitab Al Misykat nomor 163 dan
ia banyak mempunyai riwayat).
Menurut Amin Muhammad Jamaluddin, tafsir dari hadits ini adalah.
kelompok sesat yang disebut dengan Alqur’aniyyin atau Farmawiyyah (yang
kenyang). Mereka terdapat di Mesir dan India. Kata kenyang yang dimaksud
adalah kata celaan dari Nabi saw. terhadap orang yang suka hidup mewah
ini (pemalas) yang kekenyangan yang menolak sunnah atau hadits Nabi saw.
dan membuat keraguan padanya.
29. Munculnya kaum Khawarij
Al Khawarij yang secara bahasa adalah berarti orang–orang yang keluar,
mereka dinamakan demikian oleh karena mereka keluar dari kelompok Ali
bin Abi Thalib atau dari Jamaah atau kelompok Muslimin. Rasulullah
bersabda:
“Akan
datang setelah (kematian) aku suatu kaum yang membaca Al Qur’an yang
tidak melebihi tenggorokan mereka, mereka akan keluar dari agama
sebagaimana anak panah keluar dari sasarannya kemudian mereka akan
kembali kepadanya, merekalah seburuk-buruk manusia dan makhluk dan yang
menjadi tanda mereka adalah kepala yang dicukur (botak).” (Hadits
muttafaq ‘Alaih atas keshahihannya yang diriwayatkan dari banyak sahabat
diantaranya: Abu Hurairah, Ibnu Mas’ud, Abu Dzar dan lain sebagainya).
“Mereka akan memerangi orang-orang Islam dan akan membiarkan orang-orang musyrik.” (HR. Bukhari).
“Kaum
Khawarij itu adalah anjing-anjing penduduk neraka.” (hadits ini adalah
shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majjah, dan Hakim dari Abu
Dzar).
30.
Kurangnya keberkatan waktu, berkurangnya amal, muncul dan tersebarnya
kekikiran, diangkatnya ilmu dan diturunkan kejahilan, banyaknya fitnah,
banyaknya pembunuhan sesama muslim, banyaknya gempa bumi
“Sesungguhnya di pintu gerbang hari kiamat akan datang hari-hari (suatu masa), dimana turun padanya kejahilan,
diangkat
padanya Al ‘Ilmu (ilmu akhirat), dan banyaknya terjadi kegaduhan. Dan
kegaduhan dimaksud mengakibatkan terjadinya pembunuhan.” (muttafaqun
‘alaih, juga diriwayatkan oleh Bukhari (7062 dan 7063). Dan oleh Muslim
2672. Dari Ibnu Mas’ud dan Abu Musa Al Asy’ari ra.), (HR.
shohih Muttafaq ‘Alaih dari Abu Hurairoh, dalam Shohih Sunan Abu Daud,
M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4255, hal-13, terbitan
Pustaka Azzam).
“Kiamat
tidak akan berdiri kecuali apabila ilmu telah diangkat, banyaknya
terjadi gempa bumi, timbulnya huruhara-huruhara, banyaknya kegaduhan
yaitu, pembunuhan.” (HR.Bukhari dalam kitab shahihnya, dari Abu
Hurairah. Juga diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majjah dalam kitab
Sunannya), (HR.
shohih Abu Daud dari Abu Musa, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4278, hal-25, terbitan Pustaka
Azzam).
“Berkurangnya amal dan tersebarnya kebakhilan.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud dari Abu Hurairah).
“Jarak
waktu akan saling mendekat, amal akan berkurang, kekikiran akan
diturunkan, akan muncul fitnah-fitnah (cobaan, huru-hara) dan akan
banyak Al Haraj (kegaduhan), mereka bertanya: “Apakah Al Haraj itu wahai
Rasulullah saw.?” Beliau menjawab: “Pembunuhan, pembunuhan.” (HR.
Bukhari dalam kitab shahihnya nomor 7061 dari Abu Hurairah. Dan dalam
Shahih Muslim 107 dan Sunan Abu Dawud 4088), (HR.
shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2009, hal-1028, terbitan Gema Insani).
“Tidak
akan berdiri kiamat sehingga zaman akan semakin dekat, maka setahun
seperti sebulan, sebulan seperti sepekan, sepekan seperti sehari, sehari
seperti sesaat dan sesaat (sejam) seperti terbakarnya sumbu lampu.”
(dari Anas pada riwayat Tirmidzi dan dari Abu Hurairah pada riwayat
Ahmad).
“Sesungguhnya
pada waktu menjelang kiamat akan ada Al Haraj.” Aku bertanya : “Apakah
Al Haraj itu wahai Rasulullah saw.?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam menjawab: “Pembunuhan.” Maka sebagian kaum Muslimin bertanya:
“Wahai Rasulullah saw. sesungguhnya kami pada saat sekarang dalam waktu
satu tahun membunuh sekian kamu musyrikin.” Maka Rasulullah saw.
menjawab : “ia tidak dimaksud peperangan terhadap kaum musyrikin akan
tetapi peperangan sesama kamu sehingga seorang laki-laki akan membunuh
tetangganya, anak pamannya atau kerabatnya.” (HR. Ibnu Majjah pada kitab
Sunannya dan Ahmad dalam kitab Musnadnya).
“Menjelang
hari kiamat akan terjadi kematian massal dan tahun-tahun gempa bumi.”
(Hadits shahih pada Musnad Ahmad 4;104, begitu juga halnya bagi Abu
Ya’la Al Mausuli dan Ad Darami).
31. Agama dipelajari bukan untuk kemaslahatan agama
“Apabila
harta rampasan perang dikuasai oleh sekelompok orang, lalu orang
belajar bukan karena agama, maka ketika itu hendaklah mereka menunggu
angin merah dan pembenaman manusia ke dalam perut bumi dan perubahan
kepada bentuk yang buruk dan tanda-tanda yang akan datang secara
beriringan seperti ikatan kawat usang yang terputus maka terlepaslah ia
secara beriringan.” (HR. Tirmidzi dari Ali bin Ab Thalib).
32. Anak-anak akan menjadi pemarah & hujan akan menjadi bencana
“Diantara
tanda dan syarat kiamat adalah bahwa anak akan menjadi pemarah, hujan
akan menjadi bencana (panas) dan bahwa jumlah orang-orang jahat akan
membanjir.” (HR. Thabrani dari Ibnu Mas’ud).
“(Pada
waktu itu) seorang laki-laki yang memelihara anak anjing adalah lebih
baik daripada memelihara seorang anak.” (HR. Thabrani dari Abi Dzar).
33.
Tersebarnya pengkhianatan dan tuduhan terhadap orang-orang jujur &
mempercayai atau mendekati orang-orang yang suka berkhianat dan
Munculnya orang-orang bodoh yang ikut berbicara tentang urusan-urusan
umum masyarakat
“Di
pintu gerbang hari kiamat akan muncul tahun kepalsuan (yang penuh
dengan penipuan), dimana orang-orang jujur akan menjadi tertuduh dan
orang-orang yang semestinya tertuduh dipercayai. Dan pada masa itu pula
muncul Ar Rawaibidhah. Lalu para sahabat bertanya: “Apakah Ar
Rawaibidhah itu?” Berkata Rasulullah saw. :
“Yaitu orang bodoh yang berbicara tentang urusan-urusan masyrakat
umum.” (Hadits shahih Ahmad dan Thabrani dari Abu Hurairah ra. Dan
dimuat oleh Albaani dalam Ash Shahihah nomor 1888).
“Diantara
syarat-syarat hari kiamat adalah timbulnya hal-hal keji, kevulgaran
dalam kekejian, pemutusan silaturrahim, pengkhianatan terhadap orang
yang jujur dan kepercayaan terhadap orang-orang berkhianat.” (HR. shohih
Ahmad dan Al Bazzar dari Ibnu Umar dan dimuat oleh Albani dalam Ash
Shahihah, nomor 2290)
“Pada
umatku yang terakhir akan muncul orang-orang yang akan mengatakan
hal-hal yang belum pernah kamu dengar, dan hal-hal itu juga belum pernah
didengar oleh bapak-bapakmu (nenek moyangmu), maka hendaklah kamu
menjauhi orang-orang tersebut.” (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh).
34. Berkurangnya sifat amanah
“Apabila
amanah telah disia-siakan maka tunggulah kiamat. Dan apabila telah
diserahkan suatu pekerjaan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah
kiamat.” (Ini adalah sebagian dari matan hadits shahih yang diriwayatkan
oleh Bukhari dalam kitab shahihnya pada Kitabul ‘Ilmi dari Abu
Hurairah).
35.
Kepada seorang laki-laki dikatakan: “Sungguh hebat ia, sungguh jarang
orang seperti dia, dan sangat pintar ia! Sedangkan di dalam dadanya
tidak ada iman.
(Hadits Muttafaqun ‘alaih atas keshahihannya. HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majjah dari Hudzaifah),(HR.
shohih Muslim dari Abu Hudzaifah, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2035, hal-1040-1041, terbitan Gema
Insani).
Tanda
Kecil Kiamat no. 36-46, inilah saat mendekati kemunculan Imam Mahdi
(Imam Mahdi sebagai batas tanda kecil kiamat dan tanda besar kiamat)
36. Invasi Irak ke Kuwait dan Pengepungan Irak
“Aku
mempunyai informasi tentang peperangan-peperangan yang terjadi di akhir
zaman.” Maka orang-orang berkata : “Beritahukan kepada kami, tidak
mengapa, semoga Allah memberimu pahala yang lebih baik.” Maka beliau
berkata: “Pada dekade-dekade hijrah setelah tahun 1300, dan hendaklah
kalian menghitung beberapa dekade kemudian, Raja Romawi berpendapat
bahwa perang dunia yang melibatkan seluruh dunia pasti terjadi, maka
Allah menghendaki peperangan baginya. Tidak lama masa berlalu, satu
dekade dan satu dekade lagi, berkuasalah seorang laki-laki dari negara
yang bernama (Jerman), ia mempunyai nama hirr/kucing, ia ingin menguasai
dunia dan memerangi semua negeri bersalju dan kaya, maka ia berada
dalam murka Allah setelah berlangsung tahun-tahun api, ia dibunuh secara
hina oleh rahasia Rusy atau Rus.* Pada dekade-dekade hijrah setelah
1300 tahun, hitunglah 5 atau 6, Mesir akan diperintah oleh seorang pria
yang dijuluki sebagai (Nashir), orang-orang Arab menyebutnya
Syuja’ul-Arab (pemberaninya orang-orang Arab), Allah menghinakannya
dalam sebuah peperangan dan sebuah peperangn lagi, ia tidaklah mendapat
kemenangan. Allah menghendaki untuk memberikan kemenangn bagi Mesir,
kemenangan sejati bagi-Nya, pada bulan yang paling dicintai-Nya dan
milik-Nya, maka pemilik rumah dan bangsa Arab menyenangkan Mesir dengan
Asmar Sada, ayahnya Anwaru Minhu, lebih bercahaya dari dia, akan tetapi
ia membuat perjanjian damai dengan pencuri-pencuri Masjidil Aqsha di
negeri yang penuh duka. Dan di Irak Syam, ada pria yang sangat kejam
…dan…sufyani, pada salah satu dari kedua matanya ada kasal, kelopak mata
yang turun sedikit, namanya diambil dari pecahan kata shidam, dan dia
shaddam liman aradhahu (penghancur bagi siapa saja yang menentangnya),
dunia berkumpul menyerangnya di (Kut) kecil yang dimasukinya, dan ia
tertipu. Tidak ada kebaikan di dalam diri sufyani kecuali dengan Islam.
Ia adalah orang yang baik dan jahat, dan kecelakaan bagi pengkhianat Al
Mahdi Al Amin (pemimpin yang mendapat petunjuk lagi dipercaya). Pada
dekade-dekade hijrah setelah 1400 tahun, hitunglah dekade itu 2 atau
3…akan muncul Al Mahdi Al Amin (pemimpin yang mendapat petunjuk dan
dapat dipercaya), ia memerangi seluruh dunia, bersatu padu memeranginya
orang-orang yang tersesat (Nasrani :Abu Adam (penterjemah buku Huru-Hara
Akhir Zaman)), orang-orang yang dimurkai (Yahudi: Abu Adam) serta
orang-orang yang keterlaluan dalam kemunafikannya di negeri Isra’ dan
Mi’raj di dekat Gunung Mageddon. Akan keluar menghadapinya Ratu dunia
dan tipu muslihat, pezina namanya (Amerika). Ia merayu dunia pada hari
itu dalam kesesatan dan kekafiran. Yahudi dunia ketika itu berada di
puncak ketinggian, menguasai Al Quds dan kota suci. Seluruh negeri
datang dari laut dan udara, kecuali negeri-negeri salju yang sangat
dingin dan negeri-negeri panas yang sangat panas. Al Mahdi melihat bahwa
seluruh dunia sedang membuat tipu muslihat jahat terhadapnya dan
meyakini bahwa Allah bisa membuat tipu muslihat yang lihai. Ia yakin
bahwa seluruh alam adalah milik Allah, kepada Allah saja semua kembali.
Seluruh dunia adalah pohon baginya akan dikuasainya sejak ranting hingga
akarnya(…) maka Allah melempari mereka dengan anak panah yang paling
dahsyat, yang membakar bumi, laut, dan langit mereka. Langit pun
menurunkan hujan yang buruk dan seluruh penduduk bumi mengutuk semua
orang kafir di bumi dan Allah mengizinkan hilangnya semua kekufuran.”
(atsar Kaldah bin Zaid bin Barkah Al Madani. Asmal-Masalik
li-Ayyamil-Mahdiy Al-Malik li Kullid-Dunya bi-Amrillahil-Malik. Yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Ibnu Abbas dan Ali bin Abi Thalib ra.
Dalam sebuah riwayat, semula Abu Hurairah takut menceritakannya, namun
setelah beliau merasa maut hendak menjemput, ia takut menyembunyikan
ilmu).
* : Keraguan pada perawi, adapun bagian bertitik merupakan ucapan yang terhapus dan rusak pada manuskrip asli.
“Akan
muncul seorang laki-laki yang berasal dari suku Quraisy yang hidungnya
pendek lagi mancung (runcing) yang akan menguasai suatu kekuasaan,
kemudian ia dapat dikalahkan atau ia dicabut dari kekuasaannya, maka ia
melarikan diri ke Rum dan kemudian ia membawa mereka ke Iskandariyah,
maka ia memerangi Ahli Islam (kaum Muslimin) dengan mereka, maka itulah
awal dari pertempuran-pertempuran besar.” (HR. Arruyani dalam kitab
Musnadnya dari Abu Dzar, dan ia juga disebut oleh pemilik kitab Al
Isya’ah fii Asyratissa’ah, hal. 163).
“Dan
peperangan di sebuah negeri yang lebih kecil daripada tulang ekor, yang
menghimpun semua penduduk dunia (Ahlud-dunya), seakan-akan ia adalah
negara paling kaya yang sedang berpesta pora. Pemimpin di negeri itu
menyerahkan panjinya kepada seorang pemimpin kejahatan yang datang dari
pantai jauh Barat sebagai awal proses berakhirnya zaman. Maka, pemimpin
kejahatan itu mengumpulkan semua suaranya dari seluruh dunia,
mengembalikan singgasana sang raja, menghancurkan Irak dalam
pembantaian-pembantaian yang merupakan permulaan berakhirnya zaman. Amir
negara tulang ekor yang kecil itu akan memerangi Al Mahdi dan sudah
tiba kehancuran negeri itu sekali lagi, Karena amirnya adalah biang
kerusakan…Al Mahdi (memerintah) membunuhnya, dengan terbunuhnya sang
Amir maka tulang ekor kembali pada tubuh…).” (atsar Kaldah bin Zaid bin
Barkah Al Madani, seorang ulama Madinah abad ke 3 Hijiriyah.
Asmal-Masalik li-Ayyamil-Mahdiy Al-Malik li Kullid-Dunya
bi-Amrillahil-Malik. Manuskrip di Darul-Kitabakhanah, Turki dengan label
atau nomor (3664 / Turatsul- Madinah Al-Munawwarah).
“Akan
datang dari Bani Umayyah seorang pria Akhnas (bersembunyi) di sebuah
negeri yang berdekatan dengan sultan, kesultanannya dikalahkan dan
direbut darinya. Lantas ia melarikan diri kepada orang-orang Romawi,
kemudian datanglah orang-orang Romawi kepada orang-orang Islam, itulah
awal terjadinya berbagai malhamah.” (Nu’aim bin Hammad dalam fitan,
hal-291, 294, dari Abu Dzar dalam riwayatnya yang pertama dan dari
Abdullah bin Amru dalam riwayat kedua. Diriwayatkan pula oleh Ruyani
dalam Musnadnya dari Abu Dzar).
“Jika
kamu melihat atau mendengar seorang laki-laki dari keturunan jababirah
(orang-orang bengis) di sebuah negara, ia mempunyai kekuasaan yang
dikalahkan, kemudian ia melarikan diri kepada orang-orang Romawi, maka
itu adalah awal dari berbagai malhamah, orang-orang Romawi akan
mendatangi orang-orang Islam.” (HR. Nu’aim bin Hammad dari Abdullah bin
Amru bin Ash).
37. Irak diboikot dan makanan ditahan darinya, dikepungnya Syam dan diboikotnya darinya makanan
“Jika
perkara Sufyani telah muncul, maka tidak akan selamat dari bencana itu
kecuali siapa yang bersabar menghadapi kepungan.” (HR. Nu’aim bin Hammad
(Syaikh Imam Bukhori) meriwayatkan, dari Ali bin Abi Tholib).
“Hampir
saja tidak boleh dibawa ke negeri Irak secupak (qafizh) makanan atau
sebuah dirham,” kami (sahabat) bertanya :”Siapa yang melakukan itu ya
Rasulullah saw.?” Beliau menjawab:
“Orang-orang ‘ajam (non ‘Arab) yang melarang hal tersebut.” Kemudian
beliau Shallallahu ‘Alaih wa Sallam berkata “Hampir saja tidak boleh
dibawa secupak makanan (mudyun) atau sebuah dinar kepada penduduk Syam,”
kami bertanya : “Siapa yang melakukan itu ya Rasulullah saw.?” Beliau
menjawab : “Orang-orang Rum (Romawi) kemudian ia (jabir) diam sejenak
dan berkata: “Telah bersabda Rasulullah saw.: Pada akhir masa umatku
akan ada seorang khalifah yang melimpahkan harta selimpah-limpahnya dan
ia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya.” (HR. shohih Muslim
dalam kitab Al Fitan. Dan diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad dalam kitab
Musnadnya, Dari Jabir. Perawi berkata: “Saya bertanya kepada Abu Nadhrah
dan Abul ‘Ala, apakah menurut anda, ia adalah Umar bin Abdul Aziz?”
Keduanya menjawab: “Bukan, ia adalah Al Mahdi”).
38.
Fitnah kesusahan dan lari dari peperangan & fitnah sarrak (coba’an,
pengaruh buruk dan kekacauan yang disebabkan oleh harta benda)
“Pada
suatu waktu kami duduk-duduk bersama Rasulullah saw. Beliau berbicara
tentang fitnah-fitnah (cobaan, huru-hara) sehingga beliau menyebut
fitnah Al Ahlas. Lalu seseorang bertanya kepada beliau Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam: “Wahai Rasulullah saw., apakah fitnah Al Ahlas itu?”
Beliau menjawab: “Pelarian diri (dari tanggung jawab seperti lari dari
medan perang) dan hilangnya harta dan keluarga. Kemudian (beliau
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebut) fitnah As Sarrak (fitnah
kesenangan) yang mana kekisruhannya berasal dari dua tapak kaki seorang
laki-laki yang berasal dari kaumku yangmana ia mengaku berasal dari
turunanku, sedangkan ia bukanlah dari turunanku, akan tetapi para wali
saya adalah orang-orang bertaqwa. Kemudian manusia akan dipimpin seorang
laki-laki seperti paha di atas rusuk (yang tidak stabil dan berlangsung
tidak lama) kemudian datanglah fitnah Duhaimak (bencana huru-hara),
yangmana ia tidak akan membiarkan seorang dari umat ini kecuali akan
diserangnya. Apabila dikatakan ia telah selesai, maka ia akan
menjadi-jadi. Pada pagi harinya seorang laki-laki akan beriman sedangkan
pada sore harinya ia akan menjadi kafir sehingga manusia akan menjadi
dua blok yaitu blok iman yang tidak ada kefasikan padanya dan blok fasik
yang tidak ada iman padanya, apabila telah terjadi hal tersebut, maka
tunggulah dajjal dari hari itu atau dari besoknya.” (Hadits shahih yang
diriwayatkan oleh Abu Dawud 4077, Ahmad 2;133 dan Hakim, ia berkata:
“Hadits ini sanadnya shahih dan dishahihkan olah Adz Dzahabi. Hadits ini
dimuat oleh Ibnu Abi Hatim dalam kitabnya Al ‘Ilal. Lihat perincian
tentang Fitnatul Ahlas, Fitnatus Sarra’ dan Duhaima’ dalam buku Amin
Muhammad Jamaluddin: Al Qaulul Mubin fi Asyraathish Shughraa li Yaumid
Din 108-113. Amin Muhammad Jamaluddin berpendapat hadits ini adalah
shahih dan padanya ada cahaya kenabian), (HR.
shohih Abu Daud dari ‘Umair bin Hani’ Al ‘Ansi dari Abdullah bin ‘Umar,
dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits
no. 4242, hal-3, terbitan Pustaka Azzam).
39. Turki akan memerangi Irak
“Sekelompok
manusia dari umatku akan turun di suatu dataran rendah yang mereka
namakan dengan Bashrah pada tepi suatu sungai yang bernama Dajlah. Dan
apabila telah datang akhir zaman datanglah Bani Qanthura’ (mereka adalah
bangsa Turki) yang bermuka lebar dan bermata kecil sehingga mereka
turun pada tepi sungai itu, maka terpecahlah penduduknya menjadi 3
kelompok, yaitu satu kelompok dari mereka mengikuti ekor-ekor sapi
mereka di padang pasir (sibuk mengurus harta benda mereka) sedangkan
mereka akan hancur, dan satu kelompok dari mereka hanya memperhatikan
diri mereka sendiri dan mereka itu telah kafir, dan satu kelompok dari
mereka menjadikan anak cucu mereka di belakang mereka kemudian mereka
berperang, maka mereka itulah para syuhada’.” (Hadits hasan yang
diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud 4318 dari Abu Bakrah, dan dalam
sanad hadits ini ada satu kritikan yaitu tentang Sa’id bin Jumhan dimana
Bukhari dan Ibnu Hatim mengkritiknya sedangkan Yahya bin Mu’in dan Abu
Dawud menyatakan ketsiqahannya (kejujuran, kewaraan dan ketinggian
kepribadiannya), sedangkan kritikan selalu didahulukan dari pujian
sebagaimana yang sudah maklum dalam ilmu musthalah hadits, akan tetapi
Amin Muhammad Jamaluddin menganggap hasannya hadits ini karena ia
mempunyai tanda dan cahaya ke-Nabian), (HR. hasan Al Misykah
(5432) dari Abu Bakrah dari Ibnu Yahya dari Abu Ma’mar, dalam Shohih
Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4306,
hal-39-40, terbitan Pustaka Azzam).
40. Munculnya Ashabur Rayatis Sud (para pembawa hitam)
“Akan keluar orang-orang dari Timur yang memberikan kekuasa’an kepada Al Mahdi (Ibnu Majjah, Thabrani, dan lain-lain).
“Akan
muncul dari Khurasan (Afghanistan) bendera-bendera hitam, maka tidak
ada sesuatu pun yang bisa mencegahnya, sehingga bendera-bendera itu
ditancapkan di Eliya (Al Quds).” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Nu’aim bin
Hammad dari Abu Hurairah. Ibnu Katsir berkata, “bendera-bendera hitam
ini akan dibawa oleh para sahabat Al Mahdi”).
“Jika
kalian melihat bendera-bendera hitam telah datang dari Khurasan, maka
datangilah, sekalipun dengan merangkak di atas salju, karena di tengah
mereka ada khalifahtullah Al Mahdi.” (HR. Ahmad, Nu’aim bin Hammad,
Hakim, dan Abu Nu’aim dari Tsauban, dishahihkan oleh Hakim dan
disepakati oleh Imam Dzahabi. Musthafa Adawi menshahihkan hadits ini
dalam Shahihul Musnad min Ahaditsi al-Fitan wal-Malahim).
“Akan
muncul bendera hitam milik Bani Abbas, kemudian akan muncul dari
Khurasan bendera lain yang berwarna hitam, tutup kepala mereka hitam
dan pakaian mereka putih…” Hingga beliau bersabda : Jarak antara
kemunculannya dengan diserahkannya urusan kepada Al Mahdi adalah 72
bulan.” (Nu’aim bin Hammad meriwayatkan dengan sanad dari Muhammad bin
Hanafiyah, Kitabul Fitan, hal-188, Syaikh Imam Bukhari).
“Jika
kalian mendengar ada orang-orang yang datang dari Timur yang memiliki
kecerdasan, pakaian mereka menakjubkan manusia, maka hari kiamat telah
membayangi kalian.” (Kitabul-Fitan, Nu’aim bin Hammad, hal. 121).
“Akan
datang bendera-bendera hitam dari timur, dipimpin oleh pria-pria
seperti unta yang dikerangkeng, mereka memelihara rambut, nasab mereka
dinisbahkan kepada desa-desa dan nama-nama mereka merupakan kiasan…” (Kitabul Fitan, Nu’aim bin Hammad, hal. 118).
Munculnya Ashabur Rayasti Sud adalah tanda kecil kiamat yang terjadi sebelum perang Armageddon. Tentang
tanda ini telah secara gamblang dijelaskan oleh Amin Muhammad
Jamaluddin. Inilah penjelasan Amin Muhammad Jamaluddin. Gerakan Thaliban
muncul dengan panji-panjinya yang hitam, yaitu serba hitam dan baju
putih. Sebuah model pakaian yang menakjubkan mausia dari segi bentuk dan
cara pemakaian. Sunah dan atsar menyebut Rayatis Sud Ash Shigar
(bendera-bendera hitam yang kecil) untuk membedakan dengan Rayatis Sud
Al Kibar (bendera-bendera hitam yang besar) milik bani Abbas (Iran
Syi’ah). Yang dimaksud dengan atsar-atsar Nabi saw. adalah
bendera-bendera hitam milik Thaliban Afghanistan. Dari atsar tersebut
menginformasikan adanya jarak antara kemunculan Ashabur Rayatis Sud
dengan kemunculan Al Mahdi, yakni 72 bulan atau 6 tahun. Dan Ashabur
Rayatis Sud inilah kelompok pertama yang membela Imam Mahdi dan
menyerahkan kekuasa’an padanya.
Dengan kemunculan Ashabur Rayatis Sud, maka semakin dekatlah tanda akan
terjadi perang Armageddon yang akan di’iringi 9 bulan kemudian perang
malhamah kubra. Dan semakin dekatnya kiamat. Maka sungguh berita ini
bukanlah berita biasa karena yang mengabarkan adalah Rasulullah saw.,
kita hanya tinggal menuggu waktu, karena rentetan kejadian yang
Rasulullah saw. kabarkan telah terjadi. Semoga Kaum Muslimin dan
Muslimat terhindar dari azab kiamat yang dahsyat. Amin. Wallahu a’lam
bisawab.
41. Kedatangan Barat (Rayatul Gharb) untuk menggempur para pembawa bendera hitam (Ashabur Rayatis Sud (memerangi terorisme)
Dengan kedatangan Barat menggempur Thaliban, bertambah semakin dekatlah
tanda perang Armageddon, perang Malhamah kubra, munculnya Imam Mahdi,
dan kiamat. Rasulullah juga kabarkan tentang kedatangan Barat ini, dan
inipun menjadi tanda kiamat yang semakin dekat. Mari kita simak hadits
yang Rasulullah saw. kabarkan tentang kedatangan barat.
“Tanda
kemunculan Al Mahdi adalah munculnya bendera-bendera yang datang dari
Barat, dipimpin oleh seorang laki-laki pincang dari Kandah.” (Nu’aim bin
Hammad meriwayatkan dengan sanad dari Ka’ab, Al Fitan, Bab:
“Tanda-tanda Terakhir Al Mahdi menjelang kemunculannya,” hal. 205).
Amin
Muhammad Jamaluddin berpendapat tentang hal ini : “Semula saya tidak
menyangka bahwa orang-orang Amerika memilih seorang laki-laki pincang
untuk menjabat sebagai pimpinan Dewan Jendral Pasukan Koalisi. Semula
saya berkata dalam hati, barangkali yang dimaksud dengan kata “pincang”
di sini adalah orang yang lemah misalnya, atau pikirannya lemah. Karena
dalam benak saya, mustahil mereka akan mengangkat seorang yang pincang
sebagai panglima untuk sebuah kekuatan militer paling besar di dunia.
Tentu hal ini akan menimbulkan kesan bahwa pasukan tersebut juga pincang
dan lemah sebagaimana komandonya. Tetapi ketika saya melihat Jendral
Richard Meyer datang dengan ditopang dua buah tongkat untuk menyatakan
kepada bangsa Amerika perihal dimulainya operasi militer terpadu dari
udara, darat, dan laut terhadap Afghanistan, maka sontak saya berucap,
“Allahu Akbar! Sugguh benar sabdamu, wahai Rasulullah!”
42.
Gencatan senjata dan perdamaian antara kaum Muslimin dan Rum dan Perang
persekutuan internasional (perang dunia (Armageddon)) yang akan datang,
yakni yang sedang ditunggu oleh seluruh penduduk bumi. Di sini
orang-orang Romawi (Amerika dan Eropa) meminta bantuan Kaum Muslimin
untuk melawan kekuatan Timur komunis dan Syi’ah (Cina, Rusia, Iran dan
sekutu-sekutu mereka).
“Kalian
akan mengadakan perdamaian dengan bangsa Rum dalam keadaan aman. Lalu
kalian akan berperang bersama mereka melawan suatu musuh dari belakang
mereka. Maka kalian akan selamat dan mendapatkan harta rampasan perang.
Kemudian kalian akan sampai ke sebuah padang rumput yang luas dan
berbukit-bukit. Maka berdirilah seorang laki-laki dari kaum Rum, lalu ia
mengangkat tanda salib dan berkata: “Salib telah menang.” Maka
datanglah kepadanya seorang lelaki dari kaum muslimin, lalu ia membunuh
laki-laki Rum tersebut. Lalu kaum Rum berkhianat dan terjadilah
peperangan, dimana mereka akan bersatu menghadapi kalian di bawah 80
bendera, dan di bawah tiap-tiap bendera terdapat 12000 tentara.” (Hadits
shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu dawud, Ibnu Majjah dan Ibnu
Hibban dari Dzu Makhmar ra. Hadits ini dishahihkan oleh Albaani dalam
mentahqiq hadits-hadits Misyqat nomor 5424. dan juga ada dalam Shahih Al
Jami’, juga dishahihkan oleh As Suyuthi serta ia mempunyai
riwayat-riwayat yang lain (sebagai penguat, syahid). Padang rumput
berbukit-bukit itu terdapat di Libanon. Hadits ini telah dijelaskan
dalam buku ‘Umrul Ummah dan Al Qaulul Mubin).
“…Kemudian
ketika kalian pulang dan sampai di daerah ysng hijau bertanaman banyak
di daerah Dzu Tulul, ada seorang lelaki dari pengikut Nashrani
mengangkat salib seraya berkata, ‘Salib telah menang!’ Lalu
seorang lelaki dari kaum muslimin marah mendengarnya lantas ia
mematahkan salib tersebut. Maka bangsa Romawi menyalahi perjanjian
damainya, dan mereka pun mengumandangkan genderang perang.” (HR.
shohih Abu Daud dari Hassan bin ‘Athiyah dari Makhul dan Ibnu Zakaria
dari Khalid bin Ma’dan dari Jubair bin Nufair dari Dzu Mikhbar dari
Rosululloh, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid
3, hadits no. 4292 & 4293, hal-34-35, terbitan Pustaka Azzam).
Apakah perang Armageddon?
1. Peristiwa besar dan perang penghancuran
2. Pertemuan strategi dari perang raksasa dari banyak pihak yang sudah dekat waktunya
3.
Perang persekutuan internasional (perang dunia) yang akan datang,
yakni yang sedang ditunggu oleh seluruh penduduk bumi. Di sini
orang-orang Romawi (Amerika dan Eropa) meminta bantuan Kaum Muslimin
untuk melawan kekuatan Timur komunis dan Syi’ah (Cina, Rusia, Iran dan
sekutu-sekutu mereka).
4. Ia adalah perang politik dan agama
5. Ia adalah awal dari kemusnahan
6. Lokasi utama perang ini adalah lembah Mageddon, Palestina
7. Ia adalah perang nuklir yang meluluhlantakan sebagian besar senjata strategis pemusnah masal
Armageddon adalah kata-kata yang berasal dari bahasa Ibrani, yang terdiri dari dua kata, yaitu
1. “Ar” yang berarti gunung atau bukit
2.
“Mageddon” adalah nama dari sebuah lembah di Palestina, yang mana
lembah ini merupakan medan pertempuran yang akan datang tersebut. Yang
akan membentang dari “Mageddon” di utara sampai ke “Edom” di selatan
yang berjarak sekitar 200 mil dan sampai ke laut Putih (Tengah) di Barat
dan ke bukit Mohab di timur yang berjarak 100 mil.
Para
ahli militer, khususnya ahli perang tempo dulu memandang, bahwa kawasan
ini merupakan sebuah tempat yang strategis, dimana setiap panglima yang
dapat menguasai kawasan ini, maka ia dapat mematahkan setiap perlawanan
musuh.
Jika
kita melihat bahwa seluruh media telah memberitakan, bahwa aroma
pertempuran antara Amerika dan Iran telah semakin memanas. Kedua belah
pihak telah membentuk koalisi untuk memperkuat pasukan masing-masing.
Inilah sa’at-sa’at kita menunggu perang Armageddon akan berkecamuk. Maka
jika perang ini benar-benar terjadi, maka benarlah apa-apa yang
dikatakan oleh Rasulullah saw. setelah perang Armageddon ini. Maka
Rasulullah sudah memberitakan bahwa 9 bulan dari pertempuran ini akan
terjadi Perang terbesar (Malhamah Kubra). Yaitu Pertempuran antara Kaum
Muslimin yang dipimpin oleh Imam Mahdi melawan pasukan Romawi (Amerika
dan Eropa). Dan Allah swt. akan menangkan untuk Kaum Muslimin. Wallahu
a’lam bi syawab.
43. Surutnya sungai Euphrat sehingga menyibakkan gunung emas
“Hampir
saja akan muncul lumbung harta berupa emas dari kekeringan (terbukanya)
sungai Euphrat, maka barangsiapa yang hadir di sana hendaklah ia tidak
mengambil sedikit pun darinya.” (HR. Bukhari 7119 J. XIII hal. 81 dalam
kitab Al Fitan dan Muslim dari Abu Hurairah), (HR.
shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2016, hal-1031, terbitan Gema Insani),
(HR. shohih Muttafaq ‘Alaih dari Abu Hurairoh, dalam Shohih Sunan Abu
Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4313 & 4314,
hal-44, terbitan Pustaka Azzam).
“Gunung
emas akan muncul dari kekeringan (terbukanya) sungai Euphrat (Furat)
maka manusia akan saling berbunuh-bunuhan di atasnya, dan akan
terbunuhlah pada tiap-tiap 100 sebanyak 99.” (HR. Muslim).
“Orang-orang
Romawi tidak akan membiarkan ada air di pantai pada hari-hari malahim
(petaka) kecuali mereka kuasai.” (HR. Nu’aim bin Hammad dalam Al Fitan,
Bab, Ma Baqiya minal A’maq hal. 302), (HR.
shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2015, hal-1031, terbitan Gema Insani).
44. Kematian khalifah Saudi
“Akan
terjadi suatu perselisihan ketika meninggalnya seorang khalifah. Maka
keluarlah seorang laki-laki dari penduduk Madinah dan ia lari ke Makkah.
Lalu datanglah kepadanya orang-orang yang berasal dari penduduk Makkah,
dan mereka membawa laki-laki tersebut dengan paksa, kemudian mereka
membai’atnya antara sudut Ka’bah dengan maqam ibrahim.” (HR. Ahmad dan
Abu Dawud dari Ummu Salamah, riwayat Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani dalam
Al Ausath. Al Haitsami telah berkata dalam kitab Majma’ Az Zawaaid:
“Para perawinya adalah para perawi hadits shahih.” Dihasankan oleh Ibnu
Qayyim. Akan tetapi, pada sanadnya ada seorang perawi yang dilemahkan
oleh lebih dari satu ulama hadits. Oleh karena itu, maka Albaani
melemahkan hadits ini dalam kitab Adh Dha’ifah nomor 1965. akan tetapi,
kemudian beliau menyebut hal-hal yang mengikutinya dalam Ash Shahihah
nomor 1924).
45. Munculnya bintang berekor dan Huru-hara atau kekacauan dan malapetaka di bulan Syawal
“Apabila
para raja pergi haji untuk jalan-jalan, dan para pedagang untuk
berniaga dan orang-orang miskin untuk mengemis, sedangkan para qari
mereka adalah untuk riya dan mencari nama baik (masyur), maka ketika itu
muncullah bintang berekor.” (HR. Ibnu Mardawiyah dari Abu Umamah).
“Pada
bulan Ramadhan terlihat tanda-tanda di langit, seperti tiang yang
bersinar, pada bulan Syawwal terjadi malapetaka, pada bulan Dzulqa’dah
terjadi kemusnahan, pada bulan Dzulhijjah para jamaah haji dirampok, dan
pada Muharram, taukah apakah Muharram itu?” (HR. Nu’aim bin Hammad).
“Bila telah muncul suara di bulan Ramadhan, maka akan terjadi huru-hara di bulan syawal…” Kami
bertanya: “Suara apakah ya Rasulullah saw.?” Beliau menjawab: “Suara
keras di pertengahan bulan Ramadhan, pada malam Jum’at, akan muncul
suara keras yang membangunkan orang tidur, menjadikan orang yang berdiri
jatuh terduduk, para gadis keluar dari pingitannya, pada malam Jum’at
di tahun terjadinya banyak gempa. Jika kalian telah melaksanakan shalat
Shubuh pada hari Jum’at, masuklah kalian ke dalam rumah kalian, tutuplah
pintu-pintunya, sumbatlah lubang-lubang (ventilasi) nya, dan
selimutilah diri kalian, sumbatlah telinga kalian. Jika kalian merasakan
adanya suara menggelegar, maka bersujudlah kalian kepada Allah dan
ucapkanlah: “Maha Suci Al Quddus, Maha Suci Al Quddus, Rabb kami Al
Quddus, karena barangsiapa melakukan hal itu akan selamat, tetapi siapa
yang tidak melakukan hal itu akan binasa.” (Hadits
ini diriwayatkan oleh Nu’aim bin Hammad, guru Imam Bukhari, dalam
kitabnya Al Fitan, dengan nomor hadits :632, 630, 635).
46. Munculnya Al Mahdi di bulan Muharram dan Pasukan yang ditenggelamkan ke bumi dan populernya Al Mahdi
Munculnya Al Mahdi ini akan menjadi pembatas Tanda kecil kiamat dan tanda besar kiamat. Dan setelah itu akan terjadi rentetan tanda besar kiamat hingga berakhirnya umur umat Islam dan kiamat. Rosululloh bersabda:
“Tanda-tanda
itu adalah seperti-biji-bijian yang tersusun di kalung kawat, kemudian
kawat itu terputus, maka jatuhlah biji-bijian tersebut secara
berurutan.” (HR. shohih Ahmad dari ‘Abdullah bin Umar. Dan riwayat Al
Hakim. Juga dalam kitab Ash Shahihah karya Albani, nomor 1762).
“Ketika
umur dunia hanya tingga satu hari lagi, maka Alloh akan memanjangkan
hari itu, hingga Dia mengutus seorang lelaki dari golonganku, atau
lelaki dari keluarga (ahli bait)ku, namanya mirip dengan namaku, nama
bapaknya juga sama dengan nama bapakku, ia akan memenuhi muka bumi
dengan keadilan, sebagaimana saat itu kezholiman dan kelaliman telah
memenuhi dunia.” Dalam riwayat lain ditambah: “Dunia tidak
akan hancur hingga datangnya (suatu masa ketika) bangsa Arab telah
dipimpin oleh seorang lelaki dari kalangan keluarga (ahli bait)ku yang
namanya sama dengan namaku.”(HR. hasan shohih Abu Daud dari Abdullah
bin Mas’ud hadits no. 4282, hadits shohih : Ar-Raudh An-Nadhir (2/25)
dari Ali bin Abu Tholib hadits no. 4283, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hal-29, terbitan Pustaka Azzam).
“Al Mahdi (akan datang) dari keturunanku dari anak Fathimah.” (HR.
shohih Abu Daud dari Ummu Salamah, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4284, hal-30, terbitan Pustaka
Azzam).
“Masa
ke-Nabian akan terjadi dalam masa yang dikehendaki oleh Alloh. Kemudian
Alloh akan mencabutnya apabila Dia telah berkehendak untuk mencabutnya.
Setelah itu berdirilah kekhalifahan sesuai dengan sunnah nabi dalam
masa yang dikehendaki Alloh. Kemudian Alloh akan mencabutnya apabila Dia
telah berkehendak untuk mencabutnya. Setelah itu berdirilah kerajaan
yang sangat berkuasa dalam masa yang dikehendaki Alloh. Kemudian Alloh
akan mencabutnya apabila Dia telah berkehendak untuk mencabutnya.
Setelah itu berdirilah kekuasaan diktator (system paksa, tanpa ada
musyawarah) dalam waktu yang dikehendaki Alloh. Kemudian Alloh akan
mencabutnya apabila Dia berkehendak untuk mencabutnya. Setelah itu
berdirilah kekhalifahan sesuai dengan sunnah nabi, kemudian beliau
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diam.” (HR. Ahmad yang dishohihkan oleh Al
Hafizh Al Iraqi dan disetujui oleh Albani dari Hudzaifah).
“Al
Mahdi berasal dari umatku, berkening lebar, berhidung panjang dan
mancung. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran,
sebagaimana ia (bumi ini) sebelum itu dipenuhi oleh kedzaliman dan
kesemena-menaan, dan ia berumur 7 tahun.” (Hadits hasan, diriwayatkan
oleh Abu Dawud dan Al Hakim dari Abi Sa’id Al Khudri. Berkata Ibnu
Qayyim Al Jauziyah dalam kitab Al Manar Al Munif: “Sanadnya adalah
baik.” Hadits ini dihasankan oleh Albaani dalam kitab Takhrijul Misykat
dan Shahih Al Jami’), (HR.
hasan Ar-Raudh An-Nadhir (2/35), Al Misykah (454) dari Abu Sa’id Al
Khudri , dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3,
hadits no. 4285, hal-30, terbitan Pustaka Azzam).
“Sungguh,
bumi ini akan dipenuhi oleh kedzaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila
kedzaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah swt. akan
mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti
namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku (Muhammad bin ‘Abdullah).
Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana
ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kedzaliman dan
kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari
tetesan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari
tanam-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun atau 8
tahun, dan paling lama 9 tahun.” (Ini adalah hadits shahih yang
diriwayatkan oleh Thabrani, Al Bazzar dan Abu Nu’aim. Imam Suyuthi telah
menunjukkan akan keshahihannya dalam kitab Al jami’. Dishahihkan juga
oleh Albaani dalam kitab As Silsilah Ash Shahihah nomor 1529).
“Al
Mahdi berasal dari umatku, yang diislah oleh Allah dalam satu malam.”
(Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya dan Ibnu
Majjah dalam Sunannya dari Ali ra. Juga dishahihkan oleh Syaikh Ahmad
Syakir ketika memberikan komentarnya dalam Musnad Ahmad. Serta
dishahihkan oleh Albaani dalam Ash Shahihah nomor 2371).
“Al
Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak cucuku.” (Hadits hasan
diriwayatkan oleh Abu dawud, Ibnu Majjah dan Al Hakim dari Ummu Salamah.
Imam Suyuthi menunjukkan akan keshahihannya dalam kitab Al Jami’. Telah
berkata Albaani : “Sanadnya baik, dimana semua perawinya adalah tsiqah,
dan ia punya banyak penguat (saksi).” Lihat juga dalam kitab As
Silsilah Ash Shahihah 1;108).
“Pada
akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal dari umatku, yang
akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan ia sama sekali
tidak akan menghitung-hitungnya.” (HR. Ahmad dan Muslim dari Jabir bin
Abdullah dan Abu Sa’id Al Khudri), (HR.
shohih Muslim dari Al Jurairi dari Abu Nadhrah dari Jabir bin Abdullah,
dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2036,
hal-1041-1042 terbitan Gema Insani).
“Pada
suatu hari tubuh Rosululloh saw. bergetar dalam tidurnya.” Lalu kami
bertanya: “Mengapa engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau
lakukan sebelumnya wahai Rosululloh?” Rosululloh saw. menjawab: “Akan
terjadi suatu keanehan, yaitu bahwa sekelompok orang dari umatku akan
berangkat menuju Baitulloh (Ka’bah) untuk memburu seorang laki-laki
Quraisy yang pergi mengungsi ke Ka’bah. Sehingga apabila orang-orang
tersebut telah sampai di sebuah padang pasir (Al Baida’), maka mereka
ditelan bumi.” Kemudian kami bertanya: “Bukankah di jalan padang pasir
itu terdapat macam-macam orang?” Beliau menjawab: “Benar, diantara
mereka yang ditelan tersebut ada yang sengaja pergi untuk berperang, dan
ada pula yang dipaksa untuk berperang, serta ada pula orang yang sedang
berada dalam suatu perjalanan, akan tetapi mereka binasa dalam satu
waktu dan tempat yang sama. Sedangkan mereka berasal dari arah (niat)
yang berbeda-beda. Kemudian Alloh swt. akan membangkitkan mereka pada
hari berbangkit, menurut niat mereka masing-masing.” (HR. Bukhori pada
kitab Al Buyu’ (jual beli), bab Madzukira fii Al Aswaak (riwayat-riwayat
tentang pasar). Riwayat Muslim pada kitab Al Fitan, bab ‘Pembenaman
tentara yang menuju ke Baitulloh’).
“Seorang
laki-laki akan datang ke Baitullah (Ka’bah), maka diutuslah suatu
utusan (oleh penguasa) untuk mengejarnya. Dan ketika mereka telah sampai
di suatu padang pasir, maka mereka terbenam ditelan bumi.” (Shahih
Muslim dari Ummu Salamah pada kitab Al Fitan wa Asyratussa’ah (kitab
Huru-hara dan isyarat-isyarat kiamat). Dikeluarkan oleh Nu’aim bin
hammad dari ‘Amr bin Al ‘Ash, dimana ia berkata: “Tanda kemunculan Al
Mahdi adalah apabila sebuah pasukan tentara ditelan bumi di sebuah
padang pasir.” Telah berkata Qurthubi dalam kitab At Tadzkirah, bab
berita kedatangan khalifah yang akan muncul di akhir zaman bernama Al
Mahdi dan tanda-tanda kemunculannnya: “Bahwa tentara yang dibenamkan ini
adalah tentara yang keluar menuju Makkah untuk memerangi Al Mahdi.”).
“Suatu
kaum yang mempunyai jumlah dan kekuatan yang tidak berarti akan kembali
ke Baitullah. Lalu diutuslah (oleh penguasa) sekelompok tentara untuk
mengejar mereka, sehingga apabila mereka telah sampai pada suatu padang
pasir, maka mereka ditelan bumi.” (HR. Muslim dalam shahihnya pada kitab
Al Fitan wa Asyratussa’ah (kitab Huru-hara dan isyarat-isyarat kiamat)
dari Hafsah Ummul Mu’minin ra.).
“Sungguh,
Baitullah ini akan diserang oleh suatu pasukan, sehingga apabila
pasukan tersebut telah sampai pada sebuah padang pasir, maka bagian
tengah pasukan itu ditelan bumi. Maka berteriaklah pasukan bagian depan
kepada pasukan bagian belakang, dimana kemudian semua mereka
ditenggelamkan bumi dan tidak ada yang tersisa, kecuali seseorang yang
selamat, yang akan mengabarkan tentang kejadian yang menimpa mereka.” (
HR. Muslim pada kitab Al Fitan dari Hafsah Ummul Mu’minin ra. Dan
diriwayatkan juga oleh Ahmad, Nasa’i serta Ibnu Majjah).
“Suatu
pasukan dari umatku akan datang dari arah negeri Syam menuju ke
Baitullah (Ka’bah) untuk mengejar seorang laki-laki yang akan dijaga
Allah dari mereka.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya dari Ummu Salamah. Telah
berkata Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaaid: “Dan padanya terdapat ‘Ali
bin Zaid, yangmana ia adalah perawi yang baik. Juga
padanya ada suatu kelemahan. Akan tetapi, ia juga meriwayatkan hadits
semisalnya dari ‘Aisyah, dimana ia berkata: “Para perawinya adalah
tsiqah”).
“…jika
kalian telah melihatnya, maka berbaiatlah kepadanya, sekalipun dengan
merangkak di atas salju, karena ia adalah Khlaifah Alloh Al Mahdi.” (HR.
Ahmad dan Hakim dishohihkan berdasarkan syarat Bukhori Muslim, dari
Tsauban dan disepakati oleh Adz Dzahabi. Musthafa Al ‘Adawi juga
menshohihkannya dalam shahihul-Musnad).
“Akan
terjadi suatu perselisihan ketika meninggalnya seorang khalifah. Maka
keluarlah seorang laki-laki dari penduduk Madinah dan ia lari ke Mekkah.
Lalu datanglah orang-orang yang berasal dari penduduk Mekkah, dan
mereka membawa laki-laki tersebut dengan paksa. Kemudian mereka
membaiatnya antara sudut Ka’bah dengan maqam Ibrahim.” (HR. Ahmad dan
Abu Dawud dari Ummu Salamah. Riwayat Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani dalam
Al Ausath. Al Haitsami telah berkata dalam kitab Majma’ Az Zawaaid:
“Para perawinya adalah para perawi hadits shohih.” Dihasankan oleh Ibnu
Qoyyim. Akan tetapi, pada sanadnya ada seorang perawi yang dilemahkan
oleh lebih dari satu ulama hadits. Oleh karena itu, maka Albani
melemahkan hadits ini dalam kitab Adh Dha’ifah, nomor 1965. akan tetapi,
kemudian beliau menyebutkan hal-hal yang mengikutinya dalam Ash
Shahihah, nomor 1924). (HR. shohih Ahmad dalam Musnadnya dan Abu Dawud
Ath Thayalisi dalam Musnadnya, serta Al Hakim dalam Al Mustadrak.
Dishohihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir dan Albani dalam Ash Shahihah,
nomor 579)
“Jika
perdagangan-perdagangan dan jalan-jalan telah terputus, fitnah (petaka)
banyak terjadi, maka muncullah 7 ulama dari penjuru yang berbeda tanpa
sebelumnya ada perjanjian diantara mereka. Masing-masing mereka dibaiat
oleh tiga ratus sekian belas orang laki-laki sehingga mereka berkumpul
di Mekkah. Lantas ketujuh ulama berjumpa, sebagian dari mereka bertanya
kepada sebagian lain, ‘Apa penyebab kedatangan kalian?’ Lantas mereka
menjawab, ‘Kami datang untuk mencari seseorang yang melalui tangannya
petaka-petaka ini akan menjadi reda, Konstatinopel akan ditaklukan. Kami
telah mengenal namanya, nama ayahnya, nama ibunya, dan perhiasannya.’
Maka ketujuh ulama itu brsepakat untuk melakukan pencarian bersama-sama,
lantas mencarinya, lantas mendapatinya di Mekkah. Merekapun bertanya,
‘Engkaulah Fulan bin Fulan?’ Orang itu menjawab, ‘Tidak, aku adalah
seorang laki-laki Anshor.’ Ia pun menghindar dari mereka. Lantas
mereka menceritakannya kepada orang yang berpengalaman dan pengetahuan
mengenai orang itu, lantas diberikan jawaban kepada mereka, ‘Justru,
dialah orang yang kalian cari itu, padahal ia telah berangkat ke
Madinah.’ Merekapun mencarinya ke Madinah, tetapi ia justru menghindari
mereka ke Mekkah, lantas merekapun mencarinya ke Mekkah, merekapun
mendapatinya. Mereka
bertanya, ‘Engkau adalah Fulan bin Fulan, ibumu Fulanah binti Fulan, dan
di dalam dirimu ada pertanda begini dan begini, sedangkan engkau telah
menghindar dari kamu satu kali, maka bentangkan tanganmu, kami akan
berbaiat kepadamu.’ Orang itu menjawab,
‘Aku bukan orang yang kalian cari, aku adalah Fulan Al Anshori,’
sehingga ia pun menghindar dari mereka. Merekapun mencarinya di Madinah,
tetapi ia berselisih jalan dengan mereka pergi ke Mekkah, lantas mereka
mendapatinya di Mekkah di samping Rukun (Hajar Aswad). Merekapun
berkata, ‘Dosa kami dan leher kami menjadi tanggungan anda apabila anda
tidak bersedia membentangkan tangan anda untuk kami baiat. Lihatlah,
tentara Sufyani telah berangkat untuk mengejar kami.’ Maka, ia duduk
diantara Rukun dan Maqam. Ia membentangkan tangannya lantas dibaiat.
Alloh meletakkan rasa cinta kepadanya di hati manusia, lantas ia
berjalan bersama orang-orang yang mereka ibarat singa di siang hari dan
pendeta di malam hari.” (atsar diriwayatkan Nu’aim bin Hammad dari
Abdullah bin Mas’ud. Al Fitan, bab: ‘Berkumpulnya Manusia di Mekkah dan
Pembaiatan Mereka terhadap Al Mahdi,’ hal. 214).
Dalam riwayat lain, “…lantas ia dibaiat oleh sejumlah orang seperti jumlah pengikut perang Badar (tiga ratus lebih beberapa belas orang).” Barangkali,
riwayat terakhir ini lebih shohih daripada riwayat yang menyebutkan
bahwa; ‘Masing-masing dari 7 orang di atas dibaiat oleh tiga ratus
sekian belas orang. Karena riwayat terakhir lebih banyak jalurnya
(diriwayatkan oleh Nu’aim, Hakim, dan Thabrani dalam Al Ausath dari Ummu
Salamah).
Nu’aim
meriwayatkan bahwa Al Mahdi muncul di Mekkah (di samping Ka’bah) pada
malam hari. Seusai sholat Isya’, ia berseru dengan suara keras. Ia mulai
dengan memuji Alloh selanjutnya berkhotbah, “Wahai
sekalian manusia, aku ingatkan kalian kepada Alloh, juga pada saat-saat
kelaka kalian berdiri di hadapan-Nya. Sesungguhnya Alloh telah
menegakkan hujjah, mengutus para nabi, dan menurunkan kitab. Dia
memerintahkan kalian agar tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun,
selalu tetap taat kepada-Nya dan taat kepada Rosul-Nya saw. Hidupkan apa
yang dihidupkan oleh Al Qur’an dan padamkan apa yang dipadamkan oleh Al
Qur’an. Jadilah kalian penolong-penolong dalam menjalankan petunjuk dan
ketaqwaan. Sungguh dunia ini telah mendekati masa kefanaan dan
kemusnahan. Ia telah mengucapkan salam perpisahan. Maka, aku mengajak
kalian untuk kembali kepada Alloh dan kepada Rosul-Nya, melaksanakan
kitab-Nya, memadamkan kebathilan,dan menghidupkan sunnah.”
47. Pertempuran Khalb (semenanjung Arabia) dan Penaklukan Persia (Iran)
“Kamu
akan memerangi semenanjung ‘Arabia, lalu Allah akan menaklukannya
untukmu. Setelah itu Persia, dimana Allah akan menaklukannya untukmu.
Kemudian Rum, dimana Allah akan menaklukannya untukmu. Kemudian kamu
akan memerangi Dajjal, dimana Allah akan menaklukannya untukmu.” (HR.
Muslim dari Nafi’ bin ‘Atabah. Diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dan
Ibnu Majjah), (HR.
shohih Muslim dari Jabir bin Samurah, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2028, hal-1037, terbitan Gema Insani).
“Kamu
akan memerangi semenanjung ‘Arabia. Perang ini akan terjadi pada masa
pengkhianatan Rum dan ketika mereka sedang mengumpulkan kekuatan untuk
memerangi kaum muslimin. Maka tentara pertama yang memerangi Al Mahdi
(setelah terjadinya pembenaman tentara ke dalam bumi) adalah pasukan
semenanjung ‘Arab yang terdiri dari kaum muslimin dan dipimpin oleh
seorang laki-laki yang berasal dari suku Quraisy. Laki-laki ini ada
kemungkinan adalah laki-laki yang bernama Sufyani*, yang mana ia meminya
kepada suku para pamannya, yaitu suku Kalab^. Kemudian mereka berangkat
untuk memerangi Al Mahdi. Akan tetapi Imam mahdi mengalahkan mereka
dengan seburuk-buruk bentuk kekalahan serta mendapatkan harta rampasan
perang yang luar biasa banyaknya.” (* :Al Qurthubi telah menyebutkan
dalam kitabnya yang berjudul At Tadzkirah, bahwasanya Al Mahdi akan
memerangi As Sufyani dan para pengikutnya yang terdiri dari suku Kalab.
Dimana hal ini bersesuaian dengan teks hadits tersebut, yakni:”Seorang
laki-laki yang berasal dari suku Quraisy.” ^ :”Sebagian orang
mengatakan, bahwasanya para penguasa (emir) Kuwaitberasal dari suku
Kalab.”)
48. Kekalahan orang-orang Yahudi, penaklukan Baitul Maqdis, pembebasan Masjidil Aqsa dan Hancurnya Yastrib (Madinah)
“Setelah
pembangunan Baitul Maqdis adalah kehancuran Yatsrib (kota Madinah),
setelah kehancuran Yatsrib adalah terjadinya pertempuran besar. Dan
setelah terjadinya pertempuran besar.adalah penaklukan Konstantin.
Lalu, setelahnya penaklukan konstantin adalah keluarnya dajjal. Kemudian
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meletakan tangannya di atas bahunya
(Mu’adz) dan berkata: “Sesungguhnya kebenaran ini adalah sebagaimana
adanya kamu di sini atau sebagai mana engkau duduk.” (HR. Ahmad dan Abu
Dawud dari Mu’adz bin Jabal dan dishahihkan oleh Albaani dalam Al
Misykat nomor 423. Ibnu Katsir berkata: “Ini adalah hadits hasan,
bersanad jayyid dan padanya ada cahaya kebenaran dan kenabian (Al Fitan
wa Al Malahim), (HR.
hasan Al Misykah (5425) dari Mu’adz bin Jabal, dalam Shohih Sunan Abu
Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4294, hal-35, terbitan
Pustaka Azzam).
49. Perang Malhamah Kubra (Kaum Muslimin (Al Mahdi)) vs (Amerika dan Eropa).
“Mereka
akan mengumpulkan kekuatan untuk menyerang kamu dalam waktu sembilan
bulan, seperti masa hamil seorang wanita.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya.
Dalam sanad hadits ini ada sebuah kritikan).
“Pusat
kepemimpinan kaum muslimin pada hari pertempuran yang paling besar
adalah di Ghuthah yang terdapat padanya suatu kota bernama Damsyik,
yangmana ia adalah negeri kaum muslimin yang terbaik ketika itu.”
(Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan Al Hakim.
Dishahihkan oleh Albaani dalam Shahih Al Jami’ Ash Shaghir).
“Sesungguhnya
saat terjadinya perang yang agung, pangkalan pasukan kaum muslimin
berada di daerah Ghuthah, sebuah daerah di pinggiran Madinah yang
dikenal dengan nama Damaskus, salah satu kota terbaik di negeri Syam.” (HR.
shohih Abu Daud dari Abu Darda dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4298, hal-36-37, terbitan
Pustaka Azzam).
“Tidak
akan berdiri hari kiamat sehingga kaum Rum sampai di A’maq atau Dabiq
(nama tempat) untuk menyerang kamu. Maka datanglah suatu pasukan yang
akan menghadapi mereka dari kota Madinah, yangmana mereka pada waktu itu
adalah manusia-manusia terbaik di bumi ini. Apabila mereka semua telah
berbaris (siap untuk berperang), maka berkatalah orang-orang Rum:
‘Biarkan kami membuat perhitungan dengan saudara-saudara kami yang telah
tertawan (maksud mereka kaum Rum yang telah masuk Islam).’ Kemudian
kaum muslimin berkata: ‘Kami tidak akan membiarkan kamu mengusik
(menyakiti) saudara-saudara kami.’ Lalu kaum muslimin pun menjawab tantangan untuk memerangi mereka. Dalam
pertempuran itu seprtiga dari tentara Islam melarikan diri dari
pertempuran, yangmana mereka tidak akan diampuni dosanya oleh Alloh swt.
selama-lamanya. Dan sepertiga lagi dari tentara Islam tersebut tewas
sebagai para syahid yang paling baik di sisi Alloh swt. Sedangkan
sepetiga lagi dari sisa tentara tersebut mendapatkan kemenangan,
yangmana mereka tidak akan tersesat selama-lamanya. Kemudian mereka
menaklukan kota Konstantin. Ketika mereka sedang membagi-bagi harta
rampasan perang, mereka telah menggantungkan pedang di pohon Zaitun.
Pada saat itu setan berteriak: ‘Sesungguhnya Al Masihuddajjal telah
menguasai keluarga-keluarga kamu.’ Kemudian
mereka (tentara Islam bersama Al Mahdi) bergerak pulang. Ketika mereka
telah sampai di Syam keluarlah ia (Dajjal). Dan pada saat kaum muslim
telah bersiap-siap untuk berperang, tiba-tiba datanglah waktu sholat.
Maka turunlah ‘Isa bin Maryam. Kemudian ia (‘Isa) dilihat oleh musuh
Alloh swt., maka ia (Dajjal) akan meleleh (hancur) seperti garam yang
mencair. Dan sekiranya ia membiarkan hal
tersebut terjadi, maka sungguh ia (musuh Alloh) akan hancur (meleleh)
sehingga binasa. Akan tetapi Alloh berkehendak untuk membunuhnya di
tangan ‘Isa bin Maryam. Maka ‘Isa memperlihatkan darah Dajjal di
tombaknya.” (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dan juga diriwayatkan
serta dishohihkan oleh Al Hakim dan disetujui Adz Dzahabi), (HR.
shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2029, hal-1037-1038, terbitan Gema
Insani).
“Pada
waktu pertempuran itu, akan terjadi kemurtadan yang sangat banyak.
Kemudian kaum Muslimin maju dengan suatu pasukan depan yang berani mati,
yang tidak akan mundur kecuali dalam keadaan menang. Lalu mereka terus
beperang sehingga mereka terhalang oleh malam. Maka setiap pihak
mendapatkan harta rampasan perang, hingga tidak ada yang dapat dikatakan
sebagai pihak yang menang, dan akhirnya pasukan kaum muslimin itu
hancur. Kemudian kaum muslimin kembali maju dengan suatu pasukan depan
yang berani mati, yang tidak akan kembali kecuali dalam keadaan menang,
mereka terus berperang sehingga terhalang oleh malam. Maka kedua belah
pihak sama-sama mendapatkan harta rampasan perang, hingga tidak ada
pihak yang dikatakan sebagai pemenang dan akhirnya sekelompok pasukan
kaum muslimin itu hancur. Kemudian kaum muslim maju lagi dengan suatu
pasukan depan berani mati yang tidak akan kembali kecuali dalam keadaan
menang, dan mereka terus berperang sampai senja, maka kedua belah pihak
mendapatkan harta rampasan pearang, tidak ada pihak yang dapat dikatakan
sebagai pemenang dan akhirnya sekelompok pasukan kaum muslim itu
binasa. Maka ketika telah sampai hari yang keempat, bangkitlah seluruh
umat Islam, lalu Allah swt. menimpakan bencana terhadap mereka (kaum
Rum) dan terbunuhlah mereka dengan dahsyatnya, hingga tidak pernah
dilihat oleh orang sebelumnya. Sehingga apabila burung melewati kawasan
pertempuran mereka, maka burung itu akan mati sebelum melewai mereka.
Maka bertambahlah turunan bapak yang mati, sehingga tidak ditemukan yang
tersisa dari mereka kecuali seorang laki-laki. Dan dengan harta
rampasan perang mana yang akan membuat gembira, serta dengan harta
warisan mana yang akan dibagi.” (HR. Muslim dalam Shahihnya dari Jabir
ra.), (HR.
shohih Muslim dari Yusair bin Jabir, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2027, hal-1035-1036, terbitan Gema
Insani).
“Nyaris saja kaum muslimin dipukul mundur oleh musuh ke Madinah hingga daerah Salah.” (HR.
shohih Abu Daud dari Ibnu Umar, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4250 hal-9-10 & hadits
4299, hal-37, terbitan Pustaka Azzam).
“Salah adalah sebuah tempat dekat Khaibar.” (HR.
shohih maqhtu’ dari Az-Zuhri, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4251 hal-10 & hadits no.
4300 hal-37, terbitan Pustaka Azzam).
“Jarak
antara malhamah dan penaklukan Konstantinopel adalah 6 tahun, dan
dajjal muncul pada tahun ke-7.” (Hadits shahih riwayat Ahmad, Abu Dawud,
Ibnu Majjah dan Nu’aim bin Hammad dari Abdullah bin Busr).
50. Banyaknya jumlah wanita dan sedikitnya jumlah laki-laki
“Jumlah wanita akan banyak dan jumlah laki-laki akan sedikit sehingga untuk 50 wanita terdapat satu laki-laki.” (HR. Bukhari 71 dari Anas dan juga diriwayatkan oleh Muslim 2761).
51. Serangan ke Rusia, Cina dan India
“Kiamat
tidak akan berdiri, sehingga kamu memerangi orang-orang Turki bermata
kecil, berwajah merah, berhidung pesek (pendek), seakan muka mereka
seperti perisai-perisai yang bundar.” (Hadits shahih, muttafaqun ‘alaih
dan juga Imam Ahmad dari riwayat Abu Hurairah. Dan yang dimaksud dalam
kelompok Turki adalah penduduk negeri Cina, Rusia dan sekitarnya), (HR.
shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2017, hal-1031, terbitan Gema Insani),
(HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh hadits no. 4303 hal-38-39, HR.
shohih muttafaq ‘alaih dari Abu Hurairoh hadits no. 4304 hal-39, dalam
Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, terbitan Pustaka
Azzam).
“Tidak
akan terjadi kiamat sehingga kamu memerangi kaum Khauz dan Kirman dari
orang ‘Ajam yang bermuka merah, berhidung pesek, bermata kecil,
seakan-akan wajah mereka adalah meja yang bundar.” (HR. Bukhari dari Abu
Hurairah dalam Shahihnya diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad).
“Sungguh
akan ada pasukan yang akan memerangi India untuk kalian, Allah
memberikan kemenangan kepada mereka, sampai mereka mendatangkan
raja-raja mereka dalam keadaan dibelenggu dengan rantai; Allah
mengampuni dosa-dosa mereka, lantas mereka berangkat pergi lantas
mendapati Ibnu Maryam di Syam.” (Kitabul Fitan, bab peperangan terhadap
India hal. 252. Barangkali, ini merupakan ekspedisi yang dikirimkan oleh
Al Mahdi ke India, sementara ia masih tinggal di Damaskus, Syam, dimana
Isa as. Turun kepada mereka saat mereka melaksanakan shalat Fajar. Kemudian, ekspedisi yang telah meraih kemenangan itu kembali, lantas berjumpa dengan Ibnu Maryam yang telah turun).
52. Penaklukan konstantinopel (Turki)
“Banyak
dari kaum Rum (Bani Ishaq, Eropa dan Amerika) akan masuk Islam pada
akhir zaman. Dan bahkan penaklukan kota Kontantin akan dilakukan oleh
sekelompok mereka, dimana suatu hadits menerangkan bahwa 70.000 orang
dari Bani Ishaq (Rum) akan menyerbu dan menaklukan kota Konstantin
dengan tahlil dan takbir (Laa Ilaha Illallah, Allahu Akbar).” (Kitab Al
Fitan wa Al Malahim (huru-hara dan pertempuran-pertempuran) oleh Al
Hafizh Ibnu katsir, bab Dzikru Al Malhamah ma’a Ar Rum (bahasan tentang
pertempuran dengan kaum Rum) hal. 51).
“Apakah
kalian pernah mendengar suatu kota yang terletak sebagiannya di laut?”
Mereka (para sahabat) menjawab: “Pernah wahai Rasulullah saw.” Beliau
Shallallahu ‘Alaih wa Sallam bersabda: “Tidak terjadi hari kiamat,
sehingga ia diserang oleh 70.000 orang dari Bani Ishaq (Eropa dan
Amerika, kulit putih). Ketika mereka telah sampai di sana, maka mereka
pun memasukinya. Mereka tidaklah berperang dengan senjata dan tidak
melepaskan suatu panah pun. Mereka hanya berkata: Laa Ilaha Illallah
Wallahu Akbar, maka jatuhlah salah satu bagian dari kota itu. Berkata
Tsaur (perawi hadits): “Saya tidak tau kecuali hal ini hanya dikatakan
oleh pasukan yang berada di laut. Kemudian mereka berkata yang kedua
kalinya Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka jatuh pula sebagian yang
lain (darat). Kemudian mereka berkata lagi Laa Ilaha Illallah Wallahu
Akbar, maka terbukalah semua bagian kota itu. Lalu mereka pun
memasukinya. Ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasn perang,
tiba-tiba datanglah seseorang seraya berteriak: “Sesungguhnya dajjal
telah keluar.” Kemudian mereka meninggalkan segala sesuatu dan
kembali.” (HR. Muslim dalam kitab Al Fitan wa Asyratussa’ah).
53. Munculnya Dajjal
Dajjal
adalah ujian yang paling berat untuk seluruh umat manusia dari zaman
Nabi Adam as. Hingga kiamat. Rosululloh saw. bersabda: “Semenjak Adam diciptakan sampai berdirinya kiamat tidak ada hal (cobaan) yang lebih besar dari Dajjal.” (HR.shohih Muslim pada kitab Al Fitan dari Hisyam bin ‘Amir).
“Tidak ada fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya dari Hisyam bin ‘Amir).
“Wahai
manusia, sesungguhnya semenjak Alloh swt. menciptakan anak cucu Adam
tidak ada fitnah (cobaan) di muka bumi ini yang lebih besar dari Dajjal,
dan bahwsanya tidak satu nabi pun yang diutus oleh Alloh swt. yang
tidak memperingatkan umatnya akan fitnah Dajjal, sedangkan aku adalah
nabi yang paling terakhir dan kamu adalah umat yang paling terakhir,
maka tidak dapat dipungkiri lagi ia (Dajjal) akan muncul di
tengah-tengah kamu, sekiranya ia keluar sedangkan aku berada di
tengah-tengah kamu maka aku adalah pembela (penyelamat) setiap muslim
dan sekiranya ia keluar setalah (kematian) aku, maka tiap-tiap kamu
adalah penyelamat bagi dirinya sendiri, dan Alloh adalah sebagai
penggantiku dalam dalam menyelamatkan setiap muslim. Dan sesungguhnya ia
akan keluar dari sebuah celah (tempat) yang terletak antara Syam dan
Irak, maka ia berbuat kerusakan di kiri dan kanan, wahai hamba Alloh
wahai manusia bersiteguhlah kamu, karena sesungguhnya aku akan
menerangkan sifat-sifat (ciri-ciri) nya yang tidak pernah diterangkan
oleh seorang nabi pun sebelum aku. Ia (Dajjal) akan mendakwa: ‘Aku
adalah Robbmu.’ Sedangkan kamu tidak akan dapat melihat Alloh kecuali
setelah kamu mati, dan ia hanya punya satu mata, sedangkan Alloh
bukanlah bermata sebelah, dan di tempat antara 2 matanya tertulis kata
kafir yang dapat dibaca oleh setiap muslim yang bisa menulis dan yang
tidak bisa menulis. Diantara
fitnah-fitnahnya adalah bahwa bersamanya ada surga dan neraka, maka
sebenarnya nerakannya adalah surga dan surganya adalah neraka. Maka
barangsiapa yang dapat ujian dengan nerakanya hendaklah ia berlindung
kepada Alloh dan hendaklah ia membaca ayat-ayat awal surat Al Kahfi. Dan
diantara fitnah-fitnahnya juga adalah ia akan berkata kepada seorang
Arab: ‘Renungkanlah olehmu, sekiranya aku membangkitkan ayah dan ibumu
yang telah mati, apakah kamu akan bersaksi bahwa aku adalah Robbmu?’
Maka orang Arab itu berkata: ‘Ya.’ Kemudian munculah setan menjelma ke
hadapannya dalam bentuk bapak dan ibunya, maka keduanya berkata: ‘Wahai
anakku, ikutilah ia, sesungguhnya ia adalah Robbmu.’ Dan diantara
fitnah-fitnahnya adalah bahwa ia akan memaksa seorang manusia, lalu ia
membunuhnya dan memotongnya dengan sebuah gergaji maka terbelahlah orang
tersebut menjadi 2 bagian, kemudian ia (Dajjal) berkata: ‘Lihatlah
olehmu kepada hambaku ini, sesungguhnya aku akan membangkitkannya.’ Dan
kemudian ia akan mendakwa bahwa ‘Tuhannya adalah selain aku.’ Maka
Alloh swt. pun membangkitkan orang yang terbelah tersebut, maka
berkatalah yang keji (Dajjal) kepadanya: ‘Siapakah Robbmu?’ Ia berkata:
‘Robbku adalah Alloh dan kamu adalah musuh Alloh, kamu adalah Dajjal,
demi Alloh mulai hari ini, tidak ada hal yang lebih aku ketahui dengan
yakin selain dari (kedustaan) mu.’ Dan diantara fitnah-fitnahnya adalah
bahwa ia akan memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka turunlah
hujan, dan ia memerintahkan bumi untuk tumbuh, maka tumbuhlah ia. Dan
diantara fitnah-fitnahnya adalah bahwa ketika ia melalui sebuah negeri,
kemudian penduduk negeri itu mendustakannya, maka tidak satu binatang
ternak pun yang tidak musnah di situ. Dan diantara fitnah-fitnahnya
adalah bahwa ia melewati sebuah negeri, kemudian mereka membenarkan
(dakwaan-dakwaan) nya, maka ia pun memerintahkan langit untuk menurunkan
hujan, maka turunlah hujan, dan ia memerintahkan bumi untuk tumbuh maka
tumbuhlah ia, sehingga sejak hari itu binatang menjadi paling gemuk dan
paling besar dari masa-masa yang berlalu, paling besar lambungnya dan
paling melimpah susunya. Dan sesungguhnya tidak ada satu negeri pun di
muka bumi yang tidak dimasuki dan dikalahkan oleh Dajjal, kecuali Mekkah
dan Madinah, dia tidak akan dapat memasukinya dari setiap celah-celah
masuknya karena di situ ada malaikat yang menjaga dengan pedang tajam
dan mengkilat, sehingga ia turun di sebuah tempat perkemahan di
persimpangan sebuah tanah kosong yang belum pernah diolah. Maka
bergetarlah kota Madinah dengan 3 kali guncangan, sehingga tidak ada
yang tersisa di sana seorang munafik laki-laki ataupun munafik perempuan
kecuali ia keluar kepada Dajjal, maka terhapuslah orang-orang keji
(kotor) dari kota Madinah sebagaimana kir (alat pompa besi)
menghilangkan segala kotoran besi, dan disebutlah hari itu dengan hari
pembersihan. Para sahabat bertanya: ‘Di
manakah orang-orang Arab pada waktu itu?’ Beliau saw. menjawab: ‘Mereka
pada hari itu sedikit, mereka dipimpin oleh seorang laki-laki yang
sholeh, maka ketika pemimpin mereka sudah maju ke depan untuk mengimami
mereka dalam sholat Shubuh, tiba-tiba turunlah ‘Isa bin Maryam, maka
mundurlah imam mereka tersebut ke belakang supaya ‘Isa maju untuk
mengimami sholat, dan ‘Isa pun meletakkan tangannya diantara 2
bahu-bahunya (pemimpin kaum muslimin) dan berkata: ‘Majulah kamu dan
pimpinlah sholat, karena sesungguhnya ia diiqomatkan untuk kamu,’ maka
pemimpin mereka pun mengimami sholat mereka dan ketika sholat sudah
selesai ‘Isa berkata: ‘Bukalah pintu.’ Merekapun membuka pintu dan di
belakangnya telah berada Dajjal bersama 70.000 orang Yahudi (Ashbahan),
masing-masing mereka memiliki pedang berhias emas dan berjubah besar
berwarna hijau, maka ketika ia (‘Isa) memandang kepada Dajjal. Dajjal
itupun meleleh (hancur) seperti garam yang meleleh di dalam air,
kemudian ia lari, dan dihadang oleh ‘Isa di pintu timur kota Lud (di
Palestina), kemudian ‘Isa membunuhnya, maka Alloh swt. menjadikan
kekalahan untuk orang-orang Yahudi, dimana tidak satu makhluk pun yang
diciptakan Alloh yang dapat dijadikan sebagai perlindungan oleh
orang-orang Yahudi, dimana Alloh menjadikan segala sesuatu bisa
berbicara mulai dari batu, pohon, dinding, binatang ternah kecuali pohon
Ghardaqah, maka sesungguhnya ia adalah pohon mereka yang tidak mau
berbicara. Semua makhluk itu (selain Ghardaqah) berkata: ‘Hai hamba
Alloh yang muslim, di sini ada Yahudi, kemarilah! Dan bunuhlah ia!’’
‘Isa Ibnu Maryam akan menjadi seorang Hakim yang adil bagi umatku dan
seorang pemimpin yang bijaksana yang akan menghancurkan tanda salib,
membunuh babi-babi dan menghapuskan jizyah (upeti terhadap non Islam),
menghapuskan zakat (kewajiban mengeluarkan harta bagi orang-orang Islam
apabila harta tersebut sudah sampai nisab kepada pihak yang sudah
ditentukan), maka ia tidak akan mencari seekor kambing atau seekor unta
zakat pun, dihapuskan kedengkian dan permusuhan, diangkat bisa dari
segala makhluk berbisa sehingga apabila seorang bayi perempuan
memasukkan tangannya ke dalam mulut ular, maka ular tersebut tidak akan
membahayakannya, bayi perempuan tersebut akan dapat menyakiti seekor
singa sedangkan ia tidak akan dapat menyakiti bayi tersebut dan serigala
akan berada di tengah gerombolan kambing seakan-akan ia adalah anjing
penjaganya, dunia akan dipenuhi oleh perdamaian sebagaimana sebuah
bejana diisi air (dengan merata), agama akan menjadi satu, maka tidak
ada yang disembah selain Alloh swt. Seluruh hal yang menyebabkan
peperangan terhapus, suku Quraisy kembali mengambil kekuasaannya, dan
bumi akan menjadi seperti bentangan perak, dan tumbuh-tumbuhannya akan
tumbuh seperti di zaman Nabi Adam as. Sehingga apabila kelompok (3 orang
sampai dengan 10 orang) berkumpul untuk makan setangkai anggur, maka
itu akan mengenyangkan mereka, dan apabila sekelompok orang tersebut
berkumpul untuk memakan delima, maka itu akan mengenyangkan mereka,
seekor sapi pada waktu itu hanya berharga sedikit saja dan seekor unta
hanya berharga beberapa dirham saja. Dan sesungguhnya sebelum keluarnya
Dajjal adalah adanya tempo waktu 3 tahun yang sangat sulit dimana pada
waktu itu manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat, Alloh swt.
akan memerintahkan kepada langit pada tahun yang pertama darinya untuk
menahan sepertiga dari hujannya, dan memerintahkan kepada bumi untuk
menahan sepertiga dari tanam-tanamannya. Kemudian Alloh memerintahkan
kepada langit pada tahun yang kedua darinya untuk menahan dua pertiga
dari hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan dua pertiga
dari tumbuh-tumbuhannya. Kemudian pada tahun yang ketiga darinya Alloh
memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya lalu ia
tidak menetaskan setitik air pun, dan Alloh memerintahkan kepada bumi
untuk menahan semua tanam-tanamannya, maka setelah itu tidak akan tumbuh
satu tanaman hijau pun dan semua binatang berkuku akan mati, kecuali
yang tidak dikehendaki oleh Alloh swt. Kemudian
para sahabat bertanya: ‘Dengan apakah manusia akan hidup pada masa
itu?’ Beliau saw. menjawab: ‘Tahlil, takbir dan tahmid akan sama artinya
bagi mereka dengan makanan.’” (HR. shohih Ibnu Majjah, Ibnu Khuzaimah
dan Hakim dari Abu Umamah. Dishohihkan oleh Albani dalam shahihil Jami’
dan dalam Ash Shahihah nomor 2457. Diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad
yang mempunyai satu kelemahan dari Asma’ binti Zaid Al Anshariyah. Ibnu
Majjah berkata: “Aku mendengar Abul Husein Ath Thanafisi berkata: ‘Aku
mendengar ‘Abdurrahman Al Muharibi berkata: ‘Hadits ini sepatutnyalah
dimiliki oleh para pendidik supaya merka dapat mengajarkannya di sekolah
Al Qur’an.’’” Lihat kitab Al Fitan wa Al Malahaim, oleh Ibnu Katsir,
hal. 80), (HR.
shohih Muslim dari Abu Hurairoh hadits no. 2034 hal-1040, dari Abdullah
bin Umar dari Umar bin Khththob hadits no. 2044 hal-1045-1047, dari
Hudzaifah hadits no. 2047 hal-1048, dari An Nuwwas bin Sam’an hadits no.
2048 hal-1050-1052, dari Abu Sa’id Al Khudri hadits no. 2049 hal
1052-1053, dari Abu Sa’id Al Khudri hadits no. 2050 hal 1053-1054, dari
Anas bin Malik hadits no. 2056 hal-1062, dalam Ringkasan Shohih Muslim,
M. Nashiruddin Al-Bani, terbitan Gema Insani), (HR. shohih Muslim dari
Abu Darda, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3,
hadits no. 4323, hal-49, terbitan Pustaka Azzam).
“Barangsiapa
yang mendengar nama Dajjal hendaklah ia berpaling darinya. Karena, demi
Alloh, sesungguhnya apabila ia menemuinya dan ia mengira bahwa dirinya
adalah seorang mu’min, maka ia akan mengikutinya (Dajjal tersebut)
dengan segala syubhat (kebhatilan) yang dia timbulkan.” (HR. shohih
Ahmad, Abu Dawud dan Hakim dari ‘Imran bin Hushain.dishohihkan oleh
Albani dalam Al Misykat nomor 5488), (HR.
shohih Abu Daud dari Imran bin Hushain, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4319, hal-46, terbitan Pustaka
Azzam).
“Orang
tua Dajjal tidak pernah mendapatkan anak selama 30 tahun, kemudian
terlahirlah dari keduanya seorang anak laki-laki yang hanya bermata
satu, berperangai buruk dan sangat sedikit manfaatnya. Ketika matanya
tertidur, hatinya tidaklah ikut tertidur. Kemudian beliau saw.
menerangkan tentang dua orang tuanya dengan bersabda: ‘Ayahnya adalah
seorang laki-laki yang berpostur tinggi, berdaging tidak teratur,
berhidung panjang, seakan-akan hidungnya adalah paruh burung.Ibunya
adalah seorang wanita besar, bertangan panjang dan berpayudara besar.’”
(HR. Iman Ahmad dari Abu Bakar. Diriwayatkan juga oleh Tirmidzi dari
Hammad bin Salamah, dan ia berkata, bahwa ini hadits hasan).
“Sesungguhnya
menjelang terjadinya kiamat terdapat 30 dajjal-dajjal pendusta.”
(Hadits shahih riwayat Ahmad dari Ibnu ‘Umar. Dimuat oleh Albaani dalam
kitab Ash Shahihah nomor 1683. dan telah muncul dajjal-dajjal pendusta
yang banyak, seperti Musailamah Al Kadzdzab, Al Aswad Al ‘Ansi,
Thulaihah Al Asadi, Sajjah, Ghulam Ahmad Al Qadiani dan lainnya), (HR.
shohih Muslim dari Abu Hurairoh hadits no. 2023 & dari Jabir bin
Samurah hadits no. 2024, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin
Al-Bani, hal-1033, terbitan Gema Insani).
“Aku
mendengar seruan dari tukang seru Rosululloh untuk melaksanakan sholat
berjama’ah, maka aku berangkat ke mesjid dan sholat bersama Rosululloh.
Aku sholat di shaf para wanita di belakang kaum laki-laki. Ketika sholat
sudah selesai, Rosululloh duduk di atas mimbar, sambil tersenyum beliau
berkata: ‘Demi Alloh, sesungguhnya aku mengumpulkan kalian bukanlah
untuk suatu kabar gembira atau kabar buruk, akan tetapi aku mengumpulkan
kalian karena Tamim Ad Dari yang dahulunya seorang laki-laki pemeluk
agama Nasrani, maka ia telah memeluk agama Islam dan membai’atku. Ia
telah berkata kepadaku dengan suatu perkataan yang sudah pernah aku
katakan kepada kalian tentang Al Masihuddajjal. Ia mengisahkan
perjalanannya kepadaku, bahwa ia berlayar dengan sebuah kapal laut
bersama 30 orang laki-laki dari kabilah Lakham dan Judzam. Kemudian
mereka terombang-ambing oleh ombak (badai) selama satu bulan. Hingga
kapal tersebut terdampar pada sebuah pulau di tengah laut di arah tempat
matahari terbenam. Lalu mereka semua duduk (istirahat) di suatu tempat
yang terletak sangat dekat dengan kapal. Setelah itu mereka masuk ke
dalam pulau tersebut, lalu mereka bertemu dengan seekor binatang yang
berbulu lebat, sehingga mereka tidak dapat memperkirakan mana ekornya
dan mana kepalanya, karena tertutup oleh bulunya yang terlalu banyak.
Maka mereka berkata: ‘Celaka, dari jenis apakah kamu ini.’ Ia menjawab:
‘Saya adalah Al Jassasah.’ Mereka bertanya: ‘Apakah Al Jassasah itu?’
Tanpa menjawab ia berkata: ‘Wahai orang-orang, pergilah kalian kepada
seorang laki-laki yang berada di biara itu. Sesungguhnya
ia sangat ingin mendengarkan berita-berita dari kalian!’ Tamim Ad Dari
berkata: ‘Ketika ia telah menjelaskan kepada kami tentang laki-laki itu,
kami pun terkejut karena kami mengira; bahwa ia adalah setan. Lalu kami
segera berangkat sehingga kami memasuki biara tersebut, tiba-tiba di
sana terdapat seorang manusia yang paling besar (yang pernah kami lihat)
dalam keadaan terikat sangat kuat. Kedua
tangannya terikat ke pundaknya serta antara dua lutut dan mata kakinya
terikat dengan besi.’ Kami berkata: ‘Celaka, siapakah kamu ini?’ Ia
menjawab: ‘Takdir sudah menentukan bahwa kalian akan menyampaikan
kabar-kabar kepada saya, maka kabarkanlah kepada saya siapakah kalian
ini?’ Mereka menjawab: ‘Kami adalah orang-orang ‘Arab yang berlayar
dengan sebuah kapal, tiba-tiba kami menghadapi sebuah laut yang sedang
berguncang, lalu kami terombang-ambing di tengah laut selama satu bulan,
maka terdamparlah kami di pulau ini. Lalu kami duduk di tempat yang
terdekat dengan kapal, kemudian kami masuk ke pulau ini. Maka kami
bertemu dengan seekor binatang yang sangat banyak bulunya, yang tidak
dapat diperkirakan mana ekor dan mana kepalanya, dari banyaknya bulunya.
Maka kami berkata: ‘Celaka, apakah kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Aku adalah
Al Jassasah.’ (tanpa menjawab) ia berkata: ‘Pergilah kalian kepada
seorang laki-laki yang berada di biara itu, karena ia sangat
menginginkan berita-berita yang kalian bawa. Lalu kami segera menuju
tempat kamu ini, maka kami terkejut bercampur takut karena mengira bahwa
kamu ini adalah setan.’ Ia (laki-laki besar yang terikat itu) berkata:
‘Beritakanlah kepada saya tentang pohon-pohon kurma yang ada di daerah
Baisan.’ Kami berkata: ‘Tentang apa yang ingin kamu tanya darinya?’ Ia
berkata: ‘Saya menanyakan apakah pohon-pohon kurma itu tetap berbuah?’
Kami menjawab: ‘Ya.’ Ia berkata: ‘Adapun pohon-pohon kurma itu, maka ia
(sebentar lagi) hampir saja tidak akan berbuah lagi.’ Kemudian ia
berkata lagi: ‘Beritakanlah kepadaku tentang danau Tiberia.’ Mereka
berkata: ‘Tentang apakah yang ingin kamu tanyakan perihalnya?’ Ia
bertanya: ‘Apakah ia tetap berair?’ Kami menjawab: ‘Ya.’ Ia berkata:
‘Adapun airnya, maka ia (sebentar lagi) hampir saja akan habis.’
Kemudian ia berkata lagi: ‘Beritakanlah kepada saya tentang mata air
Zugar’ Mereka berkata: ‘Tentang apa yang ingin kamu tanyakan
perihalnya?’ Ia bertanya: ‘Apakah di sana masih ada air dan apakah
penduduk di sana masih bertani dengan menggunakan air dari mata air
Zugar itu?’ Kami katakana kepadanya: ‘Benar, ia berair banyak dan
penduduknya bertani dari mata air tersebut.’ Lalu ia berkata lagi:
‘Beritakanlah kepada saya tentang nabi yang ummi, apa sajakah yang sudah
ia perbuat?’ Mereka menjawab: ‘Dia telah keluar dari Mekkah menuju
Madinah.’ Lalu ia bertanya: ‘Apakah ia diperangi oleh orang-orang Arab?’
Kami menjawab: ‘Ya.’ Ia bertanya: ‘Apakah yang ia lakukan terhadap
mereka?’ Maka kami memberitahukan kepadanya, bahwa ia (nabi itu) telah
menundukkan orang-orang Arab yang bersama dengannya dan mereka
menaatinya.’ Lalu ia berkata: ‘Apakah itu semua telah terjadi?’ Kami
menjawab: ‘Ya.’ Ia berkata: ‘Sesungguhnya adalah lebih baik bagi mereka
untuk menaatinya dan sungguh saya akan mengatakan kepada kalian tentang
diri saya, saya adalah Al Masihuddajjal dan sesungguhnya saya hampir
saja diizinkan untuk keluar. Maka saya akan keluar dan berjalan di muka
bumi, dan tidak ada satupun kampong (negeri) yang tidak akan kumasuki
dalam waktu 40 malam selain Mekkah dan Thibah. Maka kedua negeri itu
adalah terlarang untuk saya, dimana setiap kali aku ingin memasuki salah
satu dari kedua negeri itu, saya dihadang oleh seorang malaikat yang di
tangannya ada pedang berkilau dan sangat tajam untuk menghambatku dari
kedua negeri tersebut. Dan di setiap celahnya terdapat malaikat yang
menjaganya.’’ Ia (Fathimah si perawi hadits) berkata: ‘Rosululloh saw.
bersabda sambil menghentakkan tongkatnya di atas mimbar: ‘Inilah Thibah,
inilah Thibah, inilah Thibah (maksudnya kota Madinah). Bukankah aku
sudah menyampaikan kepada kalian tentang hal itu?’ Orang-orang (para
sahabat) menjawab: ‘Benar.’ Beliau saw. berkata: “Saya tertarik dengan
apa-apa yang dikatakan oleh Tamim Ad Dari, karena ia bersesuaian dengan
apa-apa yang pernah aku sampaikan kepada kalian tentang Madinah dan
Mekkah. Bukankah ia (tempat Dajjal) terletak di laut Syam atau laut
Yaman?’ Dimana Rosululloh mengisyaratkan tangannya ke arah timur. Ia
(Fathimah) berkata: Hal ini saya hafalkan dari Rosululloh saw.’” (HR.
Muslim dari Fathimah binti Qais dalam kitab Al Fitan. Riwayat Ahmad dari
Abu Hurairoh dan ‘Aisyah. Riwayat Ibnu Majjah dari Fathimah dan riwayat
Abu Dawud dengan sanad hasan dari Jabir), (HR.
shohih Muslim dari Amir bin Syarahil dari Fathimah binti Qais, dalam
Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2054,
hal-1059-1062, terbitan Gema Insani).
“…Sesungguhnya
aku tertahan oleh perbincangan Tamim Ad-Dari mengenai seorang lelaki
yang berada di tengah pulau kecil dari gugusan pulau-pulau, ‘Ketika aku
tengah bersama seorang perempuan berambut panjang. Aku bertanya kepada
perempuan itu, ’Siapakah kamu?’ Perempuan itu menjawab, ‘Aku adalah Al
Jassasah. Pergilah kamu ke istana itu….’’”(HR.
shohih Muslim dari Fathimah binti Qais, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4325, hal-50-51, terbitan
Pustaka Azzam).
“…Di
saat senja, mereka terdampar di sebuah pulau, lalu mereka duduk di
dekat kapal tumpangan mereka dan setelah itu bergegas memasuki pulau
tersebut. Tiba-tiba mereka dihadang oleh hewan melata raksasa berbulu
lebat. Mereka berkata, ‘Celakalah kamu, siapakah kamu?’ Hewan itu
menjawab, ‘Akulah Al Jassasah. Pergilah kalian menemui seorang lelaki
yang berada di istana itu, karena ia sungguh ingin mendengar berita dari
kalian.’…’” (HR.
shohih Muslim dari Fathimah binti Qais, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4326, hal-52-53, terbitan
Pustaka Azzam).
“Kemudian
Dajjal berangkat menuju kota Madinah tersebut, maka ia menemukan di
setiap celah masuk ke kota itu maka malaikat yang menghunus pedang tajam
yang berkilau, lalu ia berhenti di sebuah tanah tandus di lereng bukit
dan mendirikan kemah-kemah, kemudian bergetarlah kota Madinah 3 kali
guncangan, setelah tidak ada satu pun orang munafik laki-laki, munafik
perempuan, orang-orang fasik laki-laki dan orang-orang fasik perempuan
kecuali ia pergi bergabung kepadanya (Dajjal), itulah hari pembebasan.”
(HR. shohih Ahmad dalam Musnadnya. Al Haitsami berkata dalam kitabnya Al
Majma, bahwa para perawinya adalah para perawi hadits shohih), (HR.
shohih Muslim dari Anas bin Malik, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2055, hal-1062, terbitan Gema Insani).
“Sesungguhnya Dajjal akan keluar karena suatu kemarahan.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Hafshah).
“Maka ia menghembuskan nafas panjang tiga kali.” (HR. Ahmad dalam musnadnya. Riwayat Hakim, dan di dalam sanadnya ada kritikan).
“…Kemudian
akan keluar Dajjal membawa sungai (dalam riwayat lain lautan yang
berisi air) dan parit-parit dari api (dalam riwayat lain sungai yang
berisi api. Barangsiapa terjatuh ke dalam
parit api Dajjal tersebut, maka ia akan diberi pahala dan dosa-dosanya
pun akan diampuni. Dan barangsiapa terjatuh ke dalam sungai yang dibawa
Dajjal, mala ia berdosa dan akan diangkat semua pahala kebaikannya.” (HR.
shohih Abu Daud dari Subayi’ bin Khalid hadits no. 4244, hal-4-5, HR.
shohih muttafaq ‘alaih dari Rib’i bin Hirasy dari Hudzaifah dan Abu
Mas’ud hadits no. 4315 hal-44-45, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, terbitan Pustaka Azzam).
“Sungguh,
orang-orang akan berlarian ke gunung-gunung untuk menjauhkan diri dari
fitnah Dajjal. Ummu Syarik bertanya, ‘Ya Rosululloh, ketika itu
orang-orang Arab di mana?’ Rosululloh menjawab, ‘Ketika itu mereka sedikit.’” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi dari Ummu Syuraik), (HR.
shohih Muslim dari Ummu Syarik , dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2057, hal-1062-1063, terbitan Gema
Insani).
“Ternyata
ia adalah seorang laki-laki yang berbadan besar, merah, berambut
keriting dan bermata sebelah.” (HR. Bukhari dari Ibnu ‘Umar dalam kitab
Al Fitan, bab Dzikruddajjal. Al Hafizh Ibnu Hajar: “Dalam hadits riwayat
Thabrani dari ‘Abdullah Ibnu Mughfal disebutkan, bahwa dajjal tersebut
berkulit coklat, dan berambut keriting. Hal ini menunjukkan, bahwa ia
berkulit coklat murni dan hal ini tidak manafikan untuk mensifakannya
dengan warna merah,” hal. 97).
“Sesungguhnya
Al Masihuddajjal adalah seorang laki-laki yang pendek, ujung telapak
kakinya berdekatan, sedangkan tumitnya berjauhan, berambut keriting,
bermata sebelah dengan mata yang terhapus.” (HR. Abu Dawud dari Ubadah
Ibnu Shamit. Dan diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Sedangkan sanadnya adalah
baik (jayyid), sebagaimana yang dikatakan oleh Albaani dalam kitab
Takhrij Al Misykat), (HR.
shohih Abu Daud dari Ubadah bin Shamit, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4320, hal-46-47, terbitan
Pustaka Azzam).
“Sesungguhnya
kepala dajjal itu dari belakang terlihat tebal dan berkelok-kelok.”
(Hadits shahih riwayat Ahmad dari Hisyam bin ‘Amir).
“Sungguh
aku benar-benar akan memperingatkan kamu akan bahayanya (Dajjal), tidak
ada satu nabi pun, kecuali ia memperingatkan kaumnya (akan fitnahnya)
dan Nuh juga telah memperingatkan kaumnya, akan tetapi kau akan
mengatakan kepada kalian suatu perkataan yang belum pernah dikatakan
oleh para nabi sebelum aku terhadap kaum mereka, sesungguhnya ia bermata
sebelah dan Alloh bukanlah bermata sebelah (bermata satu). (HR.
Bukhori, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi dari Ibnu Umar), (HR.
shohih Muttafaq ‘Alaih dari Anas bin Malik hadits no. 4316 hal-45, HR.
Hakim dalam Al Mustadrak, Ad Dailami dalam Al Firdaus, hadits no. 4317
hal 46, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3,
terbitan Pustaka Azzam).
“Sesungguhnya
dajjal itu terhapus matanya yang sebelah kiri.” (Hadits shahih riwayat
Ahmad dari Anas dan Abu Hudzaifah. Lihat pula kitab Al Jami’ Ash Shagir
karya Imam Suyuthi).
“Pada
matanya yang sebelah kanan, seakan-akan ia adalah satu biji anggur yang
terapung.” (HR. Bukhari dalam kitab Shahihnya dari Ibnu ‘Umar, kitab Al
Fitan bab Dzikruddajjal).
“Bukankah
sesungguhnya ia itu bermata sebelah, dan tertulis diantara kedua mata
dajjal itu kata kafir, yang dapat dibaca oleh setiap Mu’min.”
(Muttafaqun ‘alaih dari hadits Anas), (HR.
shohih Muslim dari Anas bin Malik, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4318, hal-46, terbitan Pustaka
Azzam).
Dan dalam riwayat yang lain dinyatakan: “Tertulis
diantara dua matanya huruf kaf, fa’ dan ra’.” (HR. Tirmidzi dari Anas.
Dan di dalam Ash Shahihah karya Albaani nomor 2457).
“Mereka
bertanya: “Wahai Rasulullah saw. berapa lama ia (dajjal) berada di
bumi?” Beliau menjawab: “40 hari, satu hari darinya sama dengan satu
tahun, dan satu hari lagi sama dengan satu bulan dan satu hari lagi sama
dengan satu minggu sedangkan sisa hari-hari tersebut adalah sama dengan
hari-hari biasa mereka.” Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah saw., pada
suatu hari yang sama lamanya dengan satu tahun tersebut apakah cukup
bagi kami untuk shalat sehari (lima waktu saja)?” Beliau Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam menjawab: “Tidak, perkirakanlah olehmu hari-hari
tersebut.” (HR. Muslim dalam kitab Shahih Muslim), (HR.
shohih Muslim dari An-Nawwas bin Sam’an, dalam Shohih Sunan Abu Daud,
M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no.4321, hal-47-48, terbitan
Pustaka Azzam).
“Sesungguhnya
dajjal akan mencapai semua tempat, kecuali 4 mesjid: Masjidil Haram,
Mesjid Madinah, Mesjid Thursina dan Masjidil Aqsha.” (HR. Nu’aim bin
Hammad).
56. Turunnya
Nabi Isa as., peperangan Kaum Muslimin melawan Yahudi dan pembunuhan
Dajjal serta seluruh kaum Yahudi dan Hewan-hewan dan makhluk mati akan
berbicara dengan manusia
“Suatu
kelompok dari umatku akan tetap berperang dalam kebenaran secara
terang-terangan sampai hari kiamat, sehingga turunlah ‘Isa bin Maryam,
maka berkatalah pemimpin mereka (pemimpin umat Islam): ‘Kemarilah dan
imamilah sholat kami.’ Ia menjawab: ‘Tidak, sesungguhnya sebagian kamu
adalah (ditentukan) sebagai pemimpin terhadap sebagian yang lain,
sebagai suatu kemuliaan yang diberikan Alloh kepada umat ini (umat
Islam).’” (HR. Muslim dalam kitab Al Fitan dan riwayat Ahmad dari Abu
Hurairoh), (HR. shohih Muslim dari Jabir bin Abdullah, dalam
Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2061,
hal-1064, terbitan Gema Insani).
““Isa
bin Maryam akan turun di menara putih (Al Mannaratul Baidha’), di Timur
Damsyik.” (Hadits shahih riwayat Thabrani dari Aus bin Aus).
“Tidak
ada seorang Nabi pun antara aku dengan ‘Isa dan sesungguhnya ia
benar-benar akan turun (dari langit), apabila kamu telah melihatnya,
maka ketahuilah; bahwa ia adalah seorang laki-laki yang berpostur tubuh
sedang (tidak tinggi dan tidak pendek), berkuit putih kemerah-merahan,
dia akan turun dengan memakai 2 lapis pakaian yang dicelup dengan warna
merah, kepalannya seakan-akan meneteskan air walaupun ia tidak basah.”
(Hadits shahih riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah. Dalam kitab Ash
Shahihah Albaani nomor 2182).
“Ketika
ia (dajjal) berbuat seperti itu, maka Allah pun mengutus Isa bin
Maryam. Ia akan turun di menara putih yang terletak di Timur Damsyik
dengan memakai 2 pakaian kuning (pakaian dasar dan pakaian pelapis) yang
dicelup dengan wangi-wangian, sambil meletakkan 2 telapak tangannya di
atas sayap-sayap 2 malaikat apabila ia mengangguk-anggukan kepalanya,
maka jatuhlah tetesan air dan apabila ia mengangkat kepalanya maka
jatuhlah darinya butir-butir seperti mutiara.” (Sebagian dari teks
hadits riwayat Muslim pada kitab Al Fitan dari An Nawwas bin Sam’an).
“...Ia akan tinggal di dunia selama 40 tahun, kemudian ia meninggal dunia lagi dan kaum muslimin pun menyolatinya.”(HR.
shohih Abu Daud dari Abu Hurairoh, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4324, hal-49-50, terbitan
Pustaka Azzam).
“Ketahuilah,
apakah ‘Isa adalah seorang laki-laki yang telah sampai kepadanya
ucapan-ucapanku ? Akan tetapi, nanti ia akan meletakkan tangannya di
atas kursinya seraya berkata: ‘Petunjuk diantara kami dan kamu adalah
kitabulloh. Apa saja yang kami temukan halal di dalamnya, maka kami akan
menghalalkannya. Dan apa saja yang kami temukan haram di dalamnya, maka
kami akan mengharamkannya. Dan sesungguhnya apa-apa yang diharamkan
oleh Rosululloh adalah seperti yang diharamkan oleh Alloh.’” (HR.
Tirmidzi dari Miqdam, riwayat Ad Darami, hadits shohih. Dishohihkan oleh
Albani dalam kitab Al Misykat nomor 163).
“Demi
yang diriku berada di tangannya, sungguh Ibnu Maryam hampir akan turun
di tengah-tengah kamu sebagai pemimpin adil, maka ia akan menghancurkan
salib, membunuh babi, menolak upeti, melimpahkan harta sehingga tidak
seorangpun yang mau menerima pemberian (hibah), dan sehingga satu kali
sujud lebih baik dari dunia dan segala isinya.” (HR. Bukhari, Muslim,
Ahmad, Nasa’i dan Ibnu Majjah dari Abu Hurairah), (HR.
shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2059, hal-1063-1064, terbitan Gema
Insani).
“Demi
Dzat yang diriku berada di tangannya, sungguh Ibnu maryam akan
mengucapkan tahlil dengan berjalan kaki untuk melaksanakan haji atau
umrah atau kedua-duanya dengan serentak.” (HR. Ahmad dan Muslim dari Abu
Hurairah. Dalam Ash Shahihah Albaani nomor 2457).
“Demi
Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, tidak akan terjadi kiamat,
sehingga binatang buas akan berbicara dengan manusia, dan seorang
laki-laki akan berbicara dengan gantungan cemetinya, tali sandalnya dan
pahanya akan mengabarkan kepadanya apa-apa yang diperbuat oleh isterinya
ketika ia tidak ada (sedang pergi).” (HR. Ahmad dan Tirmidzi dari Abi
Sa’id Al Khudri).
“Betapa
gembiranya kamu apabila telah turun kepada kamu ‘Isa Ibnu Maryam
sedangkan imam (pemimpin sholat) kamu adalah berasal dari kamu.” (HR.
Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairoh).
“Dan
di belakangnya (‘Isa) sudah berada Dajjal, dimana besertanya terdapat
70.000 orang Yahudi dengan pedang yang berhias emas dan berjubah besar
yang berwarna hijau. Maka ‘Isa menghadangnya di pintu Timur kota Lud (di
Palestina), lalu ia membunuhnya (Dajjal). Dan Alloh mengalahkan
orang-orang Yahudi, dimana tidak satupun makhluk yang diciptakan oleh
Alloh dapat dijadikan sebagai perlindungan oleh kaum Yahudi, melainkan
ia dijadikan Alloh dapat berkata-kata: ‘Wahai hamba Alloh yang muslim,
di sini ada orang Yahudi, maka kemarilah kamu dan bunuhlah ia.’ Termasuk
dalam obyek seruan tersebut adalah pepohonan, bebatuan, dinding dan
binatang, kecuali pohon Ghardaqah, dimana sesungguhnya ia adalah pohon
mereka yang tidak akan berkata-kata.” (HR. Ibnu Majjah dan Ibnu
Khuzaimah dan shohih menurut Syaikh Nashiruddin Albani dari Abu Umamah)
“Bahkan
pepohonan dan bebatuan akan berseru; ‘Wahai Ruhullah (yang dimaksud
adalah ‘Isa bin Maryam), di sini ada orang Yahudi.’ Maka ia tidak akan
menyisakan satupun dari para pengikutnya yang sesat itu, kecuali
dibunuhnya.” (HR. Ahmad dan Hakim dari Jabir).
“Tidak
akan terjadi hari kiamat, sehingga kaum muslimin memerangi orang-orang
Yahudi. Maka merekpun ditumpas oleh kaum muslim sehingga apabila
orang-orang Yahudi itu bersembunyi di balik batu dan pepohonan, maka
batu dan pohon itu akan berkata: “Wahai kaum muslimin, wahai hamba
Alloh, ini orang Yahudi ada di belakangku, datanglah ke sini dan
bunuhlah ia. Kecuali pohon Ghardaqah, dimana sesungguhnya ia adalah
pohon kaum Yahudi.” (HR. Muslim VII/188 dari Abu Hurairoh, Bukhori
IV/51, Lu’lu’ wa al-Marjan III/308).
“Sehingga
pohon dan batu memanggil : ‘Wahai ruh Alloh (nama panggila untuk ‘Isa
bin Maryam) di sini ada Yahudi.’ Maka tidak ada satupun
pengikut-pengikutnya (Dajjal) yang tidak dibunuh oleh ‘Isa.” (HR. Ahmad
dalam Musnad nomor 3;367, dan sanadnya terdapat ‘an’anah Abu Zubair,
yangmana ia adalah mudallis hadits. Juga diriwayatkan oleh Al Hakim. Al
Hafizh Ibnu Katsir telah berkata dalam kitab Al Fitan wa Al Malahim:
”Hadits ini diriwayatkan oleh lebih dari satu ulama hadits dari Ibrahim
bin Thahman, yangmana ia adalah tsiqoh (terpercaya) dan waro’.”).
55. Munculnya Ya’juj dan Ma’juj
“ Kami biarkan mereka (Ya’juj dan Ma’juj) di
hari itu[1] bercampur aduk antara satu dengan yang lain, Kemudian
ditiup lagi[2] sangkakala, lalu kami kumpulkan mereka itu semuanya” (QS.
Al Kahf 18:99)
[1] Maksudnya: di hari kehancuran dunia yang dijanjikan oleh Allah.
[2]
Maksudnya: tiupan yang kedua yaitu tiupan sebagai tanda kebangkitan
dari kubur dan pengumpulan ke padang Mahsyar, sedang tiupan yang pertama
ialah tiupan kehancuran alam ini.
“
Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun
dengan cepat dari seluruh tempat yang Tinggi..” (QS. Al Anbiya’ 21:96)
“Wahai
Adam! Maka ia menjawab: ‘Aku penuhi panggilan-Mu dengan segala
kerendahan dan kebaikan hanya ada pada-Mu.’ Maka Alloh berkata: ‘Apakah
sudah keluar Ba’tsunnur?’ Adam bertanya: ‘Apakah Batsunnur itu?’ Alloh
menjawab: ‘Di tiap-tiap 1000 orang ia ada 999 orang. Apabila ia sudah
keluar, maka ketika itu anak kecil akan beruban dan setiap wanita hamil
akan melahirkan, dan engkau akan melihat manusia dalam keadaan mabuk.
Sebetulnya mereka tidaklah mabuk, akan tetapi (mereka terlihat seperti
orang-orang yang mabuk) karena adzab Alloh itu sangat pedih.’ Para
sahabat bertanya: ‘Ya Rosululloh, yang manakah diantara kami yang satu
(1000-999) itu?’ Beliau saw. Menjawab: ‘Bergembiralah kamu, karena
sesungguhnya seorang laki-laki dari kamu adalah sama dengan 1000 orang
dari Ya’juj dan Ma’juj.’” (HR. Bukhori dalam kitab Al Fitan, kitab Al
Anbiya’, bab kisah Ya’juj dan Ma’juj, dari Abu Sa’id Al Khudri).
“La
Ilaha Illalloh, celakalah orang-orang Arab akibat bencana yang sudah
mendekat, pada hari ini hampir saja pembukaan (pelobangan) dinding
Ya’juj dan Ma’juj selesai seperti ini. Beliau saw. Melingkarkan ibu jari
dengan telunjuknya. Lalu bertanyalah Zainab binti Jahsyin: ‘Wahai
Rosululloh, apakah kita akan hancur sedangkan diantara kita terdapat
orang-orang yang sholeh?’ Beliau menjawab: ‘Ya, apabila sudah banyak
terjadi kemaksiatan (dosa).’” (HR. Bukhori dan Muslim dari Fathimah bin
Jahsyin ra.).
“Dinding
Ya’juj dan Ma’juj akan terbuka, maka mereka akan menyerang semua
manusia sebagaimana firman Alloh di QS. Al Anbiya 21:96. Maka mereka
akan menyerang manusia, sedangkan kaum muslim akan berlarian dari mereka
ke kota-kota dan benteng-benteng mereka, kemudian mereka mengambil
binatang-binatang ternak bersama mereka. Sedangkan mereka (Ya’juj dan
Ma’juj) meminum semua air di bumi, sehingga apabila sebagian mereka
melewati sebuah sungai maka merekapun meminum air sungai tersebut sampai
kering dan ketika sebagian yang lain dari mereka metewati sungai yang
sudah kering tersebut, maka mereka berkata: ‘Dulu di sini pernah ada
air.’ Dan apabila tidak ada lagi manusia yang tersisa kecuali seorang
saja di sebuah kota atau benteng, maka berkatalah salah seorang dari
mereka: ‘Mereka-mereka penduduk bumi sudah kita habisi, maka yang
tertinggal adalah penduduk langit,’ kemudian salah seorang dari mereka
melemparkan tombaknya ke langit, dan tombak tersebut kembali dengan
berlumur darah yang menunjukkan suatu bala dan fitnah. Maka tatkala
mereka sedang asyik berbuat demikian, Alloh swt. Mengutus ulat belalang
yang keluar dari kuduknya, maka pada pagi harinya mereka pun mati dan
tidak terdengar satu nafas pun. Setelah itu kaum muslim berkata: ‘Apakah
ada seorang laki-laki yang mau menjual dirinya untuk kami (berani mati)
untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh musuh kita ini?’ Maka
majulah salah seorang dari mereka dengan perasaan (menganggap) bahwa ia
telah mati, kemudian dia menemui bahwa mereka semua telah mati dalam
keadaan sebagian mereka di atas sebagian yang lain (berhimpitan), maka
laki-laki trsebut menyeru: ‘Wahai semua kaum muslim bergembiralah kamu
sesungguhnya Alloh swt. sendiri sudah membinasakan musuhmu,’ maka
merekapun keluar dari kota-kota dan benteng-benteng dan melepaskan
ternak-ternak mereka ke padang-padang rumput kemudian padang rumput
tersebut dipenuhi oleh daging-daging binatang ternak, maka semua susu
ternak tersebut gemuk (penuh) seperti tunas pohon yang paling bagus yang
tidak pernah dipotong.” (HR. Shohih Ahmad, Ibnu Majjah, Ibnu Hibban dan
Hakim dari Abu Sa’id).
“Adapun
jumlah mereka adalah sangat besar yang tidak dapat dihitung seperti
semut atau belalang karena terlalu banyaknya, sehingga kaum muslim akan
menyalakan api selama 7 tahun untuk berlindung dari penyerangan Ya’juj
dan Ma’juj, para pemanah dan perisai mereka.” (HR. Shohih Ibnu Majjah
dari An Nawwas. Dalam Ash Shahihah Albani nomor 1940).
56. Penaklukan Roma (Italia)
“Kota
manakah yang lebih dahulu akan ditaklukan, Konstantin atau Roma? Maka
beliau saw. menjawab: Kota Heraklius akan ditaklukan pertama kali.” (HR
Ahmad 2/176 dan Ad Daarami dari
‘Abdullah Bin Umar. Dan dishohihkan oleh Al Hakim serta disetujui oleh
Adz Dzahabi. Telah berkata Albani: “Hadits ini sebagaimana yang
dikatakan oleh Al Hakim dan Adz Dzahabi.”).
57. Bumi Arab akan kembali menjadi kebun-kebun dan sungai-sungai
“Tidak
akan berdiri kiamat sehingga harta akan banyak dan melimpah sehingga
seorang laki-laki yang mengeluarkan zakat tidak akan menemukan orang
yang menerimanya dan sehingga bumi ‘Arab kembali menjadi kebun-kebun dan
sungai-sungai.” (HR. Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah).
58. Munculnya Qahthani sebagai pengganti Imam Mahdi
“Setelah
zamanku, akan muncul para khalifah, dimana setelah para khalifah akan
muncul para amir, dan setelah para amir akan muncul para raja. Setelah
para raja akan muncul para diktator, kemudian muncullah seorang
laki-laki yang berasal dari umatku yang akan memenuhi bumi dengan
keadilan, sebagaimana ia sebelumnya dipenuhi oleh kezhaliman. Kemudian
setelah itu memerintah pula Al Qahthani. Maka demi Dzat yang telah
mengutusku dengan kebenaran, kedudukannya tidaklah di bawah darinya
(dari Al Mahdi).” (HR. Imam Ath Thabrani dalam kitab Al Kabir, Ibnu
Mandah, Abu Nu’aim dan Ibnu ‘Asakir dan hadits ini juga disebutkan oleh
Ibnu Hajar Al ‘Asqalani dalam kitab Fathul Baari, Juz 13 kitab Al Ahkam
hal. 214 dari Qais bin Jabir Ash Shadafi dari ayahnya dari kakeknya
dengan marfu’).
“Kiamat tidak akan terjadi kecuali setelah seorang laki-laki keluar dari Qahthan yang menggiring manusia dengan tongkatnya.” (HR.
shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2018, hal-1032, terbitan Gema Insani).
59. Terbitnya matahari dari tempat terbenamnya
“Yang
mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka, atau
kedatangan Tuhanmu, atau sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu. Pada hari
datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak berguna lagi iman seseorang
yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha berbuat kebajikan
dengan imannya itu. Katakanlah, “Tunggulah! Kami pun menunggu.” (QS. Al
An’am 6:158), (HR.
shohih Muttafaq ‘Alaih dari Abu Hurairoh, dalam Shohih Sunan Abu Daud,
M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4312, hal-43-44, terbitan
Pustaka Azzam).
“Apakah
kamu tau ke manakah matahari ini akan pergi? Sesungguhnya ia adalah
berjalan sehingga ia sampai ke suatu tempat di bawah Arasy, maka ia
segera bersujud, ia selalu dalam keadaan sujud sehingga dikatakan
kepadanya: ‘Naiklah kamu dan kembalilah ke tempat datangmu,’ maka ia pun
terbit dari tempat terbitnya, kemudian ia berjalan sehingga ia sampai
ke suatu tempat di bawah Arasy, maka ia segera bersujud, ia selalu dalam
keadaan sujud sehingga dikatakan kepadanya: ‘Kembalilah kamu ke tempat
datangmu,’ maka ia pun terbit dari tempat terbitnya, kemudian ia terus
berjalan dan tak seorang manusia pun yang mempertanyakannya sehingga ia
sampai ke tempat asalnya di bawah Arasy, maka dikatakan kepadanya:
‘Naiklah dan terbitlah kamu dari tempat terbenammu,’ maka ia pun terbit
dari tempat terbenamnya, apakah kamu tau kapankah hal itu akan terjadi?
Itu akan terjadi pada waktu tidak akan berguna iman seseorang yang belum
pernah beriman sebelumnya atau belum pernah berbuat baik dengan
imannya.” (HR. Muslim dari Abu Dzar).
“Pada
malam itu seorang laki-laki akan memanggil tetangganya: ‘Wahai saudara
apakah yang telah terjadi terhadap kita pada malam ini? Aku telah tidur
sampai puas dan aku pun telah sholat sampai penat,’ kemudian
dikatakanlah kepadanya (matahari): ‘Terbitlah kamu dari tempat
terbenammu.’ Dan itulah hari yang tidak berguna iman seseorang yang
tidak pernah beriman sebelumnya atau berbuat baik dalam imannya.” (Fathul
Baari, Kitaburriqaq, juz 11, bab Thulu’issyamsi Min Maghribiha. Dan
lihat kitabul-Fitan Wal-Malahim, Zikru Thulu’issyamsi Min Maghribiha. Al
Hafizh Al Baihaqi dalam kitab Al Ba’tsu Wa Annusyur dari Ibnu Mas’ud).
“Aku
mendengar Rosululloh saw. bersabda: ‘Sungguh akan datang kepada manusia
suatu malam yang sama lamanya dengan 3 malam kamu ini, apabila
peristiwa itu terjadi maka ia akan diketahui oleh orang-orang yang
sedang berbuat amal sunnah, dimana apabila salah seorang mereka membaca
satu hizib (dari Al Qur’an) kemudian dia tidur, setelah ia bangun ia pun
membaca satu hizib lagi, kemudian ia tidur, dan ketika mereka melakukan
itu, maka orang-orang saling berteriak: ‘Ada apakah ini?’, maka
merekapun lari berlindung ke mesjid-mesjid dan tiba-tiba mereka melihat
matahari sudah terbit dari tempat terbenamnya, sehingga apabila ia telah
sampai di tengah langit, ia pun kembali.” (HR. Al Hafizh Abu Bakar bin Mardawiyah dari ‘Abdullah bin Abu Aufa).
“Tidak
akan terjadi kiamat sehingga matahari terbit dari tempat terbenamnya,
apabila ia telah terbit dari barat dan semua manusia melihat hal itu
maka semua mereka akan beriman, dan itulah waktu yang tidak ada gunanya
iman seseorang yang belum pernah beriman sebelum itu.” (HR. Bukhari dan
Muslim dari Abu Hurairah. Dan riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majjah).
“Sesungguhnya
tanda-tanda kiamat pertama yang akan terjadi adalah terbitnya matahari
dari tempat terbenamnya dan keluarnya seekor binatang kepada manusia
pada waktu Dhuha, yang manapun 2 hal ini yang akan duluan terjadi, maka
yang keduanya akan terjadi dalam waktu yang dekat.” (HR. Ahmad, Muslim,
Abu Dawud dan Ibnu Majjah dari ‘Abdullah bin ‘Umar), (HR.
shohih Muslim dari Abdullah bin Amru, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2053, hal-1057, terbitan Gema Insani).
Dalam hadits Ibnu ‘Abbas, oleh Ibnu Mardawiyah termaktub: “Maka
Ubai bin Ka’ab berkata: ‘Maka bagaimana jadinya matahari dan manusia
setelah itu?’ Beliau saw. menjawab: ‘Matahari akan tetap menyinarkan
cahayanya dan akan terbit sebagaimana terbit sebelumnya, dan orang-orang
akan menghadapi (tugas-tugas) dunia mereka, apabila kuda seorang
laki-laki melahirkan anaknya, maka ia tidak akan dapat menunggang kuda
tersebut sampai terjadinya kiamat.” (Fathul Baari, Kitaburriqaq, juz 11,
Thulu’issyamsi Min Maghribiha).
“Manusia
akan menetap setelah terbitnya matahari dari tempat terbenamnya selama
120 tahun.” (Hadits shahih yang mauquf yang diriwayatkan oleh Ahmad,
Ibnu Abu Syaibah, ‘Abdul Razzaq dan Ath Thabrani dari Abdullah bin Umar.
Al Haitsami telah berkata bahwa para perawinya adalah tsiqah
(terpercaya, wara’ dan berkepribadian tinggi).
“Sesungguhnya
masa bagi Asyrar (manusia-manusia yang jahat) setelah akhyar
(manusia-manusia yang terbaik) adalah selama seratus dua puluh tahun.”
(hadits ini dikeluarkan oleh Abdur Razzaq, Ibn Abu Syaibah dan Na’im
dalam kitab Al Fitan, sanadnya adalah shohih) (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 325).
“3
perkara yang apabila ia keluar, maka ia tdak akan bermanfaat (tidak
akan dapat menolong) iman seseorang yang belum pernah beriman sebelumnya
yaitu; Dajjal, binatang bumi dan terbitnya matahari dari tempat
terbenamnya.” (hadits marfu’ yang dishohihkan oleh Tirmidzi dari Abu
Hurairoh).
60. Keluarnya binatang bumi
“Dan
apabila perkataan (ketentuan masa kehancuran alam) telah berlaku atas
mereka, Kami keluarkan makhluk bergerak yang bernyawa dari bumi yang
akan mengatakan kepada mereka bahwa manusia dahulu tidak yakin kepada
ayat-ayat Kami.” (QS. An Naml 27:82).
“Binatang
bumi itu akan keluar dengan membawa tongkat Musa dan cincin Sulaiman,
maka ia akan mencap hidung orang kafir dengan tongkat dan akan membuat
terang wajah orang Mu’min dengan cincin, sehingga dengan demikian
apabila telah berkumpul beberapa orang yang makan di suatu meja
hidangan, maka salah seorang dari mereka akan berkata: “Makanlah ini
wahai orang Mu’min. Dan makanlah ini wahai orang kafir.” (HR. Abu Dawud,
Ath Thayalisi, Ahmad dan Ibnu Majjah, semua riwayat tersebut berasal
dari Hammad bin Salamah dari Abu Hurairah).
“Segeralah
kamu berbuat baik sebelum ada 6 hal : 1) Dajjal, 2) Asap (menjelang
kiamat), 3) Makhluk yang melata di bumi, 4) Terbitnya matahari dari
barat, 5) Kehancuran total (kiamat), 6) Kematian pribadimu.” (HR.
shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2039, hal-1043, terbitan Gema Insani).
‘Abdullah
bin Amru bin ‘Ash berkata bahwasanya binatang ini adalah Al Jassasah
yang pernah disebut dalam hadits Tamimuddary (atau disebut Tamim Ad Dari
: adh Dhoif / al Fakir) (Lihat Syarah An Nawawi atas shohih Muslim).
61. Peruntuhan Ka’bah
“…Karena
harta terpendam Ka’bah tidak akan mampu dikeluarkan kecuali oleh Dzul
Suwaiqatain (lelaki dengan betis lemah) yang datang dari Habasyah.” (HR.
hasan Abu Daud dari Abdullah bin Amr, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4309, hal-41, terbitan Pustaka
Azzam).
“Ka’bah
akan dihancurkan oleh Suwaiqatain (seorang yang berbetis kecil) dari
negeri Habsyah.” (Muttafaq ‘Alaih dari Abu Hurairah), (HR.
shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2032, hal-1039, terbitan Gema Insani).
“Seakan-akan
aku berada di dekatnya, dia itu hitam dan pengkor, yang sedang
meruntuhkannya (Ka’bah) batu demi batu.” (Muttafaq ‘Alaih dari Ibnu
‘Abbas).
62. Keluarnya asap
Tanda
besar kiamat ini sekaligus akan menjadi penghabisan dari umur umat
Islam. Dimana Alloh akan mencabut setiap roh kaum muslimin, bahkan
walaupun hanya memiliki keimanan sebesar biji dzaroh. Dengan penghabisan
umat Islam ini menjadikan umat Islam tidak mengalami kiamat, sehingga
yang mengalami kiamat hanyalah orang yang tidak ada iman di hatinya.
“Islam
akan lenyap sebagaimana lunturnya warna kain, sehingga orang tidak akan
tau lagi apakah itu puasa, apakah itu sholat, apakah itu haji, kemudian
kitabulloh diangkat ke langit pada suatu malam, maka tidak akan ada di
bumi ini satu ayat pun, dan tersisalah beberapa kelompok dari manusia
yang terdiri dari orang-orang yang tua renta dan pikun yang berkata:
‘Kami menemukan nenek moyang kami mengucapkan kalimat ini, mereka
mengatakan: ‘La Illaha Illalloh.’’” (HR. shohih Ibnu Majjah, Hakim dari
Abu Hudzaifah. Dalam kitab Shahihah Albani nomor 87).
“Di
pintu gerbang (menjelang) hari kiamat akan datang angin yang akan
mencabut ruh-ruh setiap Mu’min.” (HR. Ahmad, Muslim, Tirmidzi dan Ibnu
Majjah dari An Nuwas Ibnu Sam’an), (HR.
shohih Muslim dari Aisyah, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2013, hal-1030, terbitan Gema Insani).
“Sesungguhnya
Allah akan mengutus suatu angin yang lebih lembut dari sutra dari arah
Yaman atau arah selatan. Maka tidak seorangpun yang akan dia sisakan
dari orang-orang yang masih ada iman di hatinya walaupun seberat biji
kecuali akan dicabut rohnya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah. HR. Hakim,
dan dalam shahihah Albaani, nomor 1759), (HR.
shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2021, hal-1032-1033, terbitan Gema
Insani).
“Sesungguhnya
Rabbmu telah memperingatkan kamu dengan 3 hal. (pertama): Asap yang
akan mengakibatkan kepada orang Mu’min seperti demam dan kepada orang
kafir sehingga ia melepuh (pecah) dan keluar asap dari setiap
telinganya, yang kedua adalah binatang, yang ketiga adalah Dajjal.”
(Dikeluarkan oleh Ibnu Jarir dan diriwayatkan oleh Thabrani dari Abu
Malik Al Asy’ari dan sanadnya adalah jayyid).
Telah berkata Ibnu Abi Hatim dari Ali bin Abu Tholib: “Sebelum
selesai tanda asap, maka ia akan mengakibatkan kepada orang-orang
mu’min seperti demam dan akan melepuhkan orang-orang kafir sampai
pecah.” (Tafsir Ibnu katsir, surat Ad Dukhkhan).
“Siang
dan malam tidak akan hilang sehingga disembah (lagi) Allata dan Al’uzza
(Tuhan-tuhan berhala dari kaum musyrikin Mekkah) kemudian Alloh akan
mengutus angin yang harum, maka ia akan mewafatkan semua orang yang ada
di dadanya iman walaupun sebesar biji bayam, maka yang tersisa setelah
itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai kebaikan, maka mereka akan
kembali kepada agama nenek moyang mereka.” (HR. Muslim dari ‘Aisyah).
Dari
hadits-hadits di atas kita dapat mengetahui bahwa umat Islam mempunyai
batas waktu (umur), batas waktu tersebut ditandai dengan keluarnya asap
yang juga menjadi salah satu tanda kedekatan datangnya kiamat. Di makalah ini kita akan coba uraikan perhitungan para ulama akan kedatangan asap sebagai tanda umur umat Islam.
Perhitungan di sini hanyalah sekedar perkiraan para ulama yang mengacu
pada hadits-hadits Rosululloh saw. Tetapi ketepatan terjadinya hanyalah
Alloh swt. yang mengetahui, karena Alloh swt. adalah Yang Maha
Mengetahui dan Yang Maha Menguasai takdir. Dalam perhitungan ini maka
tidak sembarangan orang bisa memperhitungkannya, karena dibutuhkan
orang-orang yang memang ahli di bidangnya. Karena itu di makalah ini
kami akan coba uraikan prhitungan ulama-ulama besar yang memang sudah
menjadi rujukan umat Islam di seluruh penjuru dunia. Semoga makalah ini
mudah dipahami oleh pembaca.
PENGHITUNGAN UMUR UMAT ISLAM
Dari
Abdullah Ibn ‘Umar ra., bahwa beliau mendengar Rosululloh saw.
bersabda, “Sesungguhnya menetapmu dibandingkan dengan umat-umat sebelum
kamu adalah seperti waktu antara sholat Ashar sampai terbenamnya
matahari, Ahli Taurat (Yahudi) telah diberikan kepada mereka kitab
Taurat kemudian mereka mengamalkan kitab tersebut, sehingga apabila
telah sampai waktu tengah hari mereka pun lemah untuk mengamalkannya,
lalu mereka diberi ganjaran oleh Alloh swt. masing-masing satu qirath.”
(HR. Bukhori dalam kitab shohihnya) (Umur Umat Islam Kedatangan Imam
Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan
Cendekia, hal. 298).
Dari
Abu Musa ra. dari Nabi saw., “Permisalan antara kaum Muslimin dan kaum
Yahudi dan kaum Nashrani adalah seperti seorang laki-laki (kaya) yang
mengupah suatu kaum untuk melakukan sebuah pekerjaan untuknya sampai
malam, akan tetapi kaum tersebut hanya bekerja sampai tengah hari dan
mereka berkata kepada laki-laki tersebut: ‘Kami tidak memerlukan gaji
yang kamu berikan.’ Kemudian laki-laki itu mengupah suatu kaum yang lain
dan berkata: ‘Sempurnakanlah pekerjaan ini sampai penuh hari ini dan
kamu akan mendapatkan gaji seperti yang aku syaratkan.’ Kemudian kaum
tersebut hanya bekerja sampai waktu sholat ‘Ashar dan berkata: ‘Ambillah
olehmu apa-apa yang kami kerjakan.’ Kemudian laki-laki tersebut
mengupah suatu kaum yang lain, maka merekapun bekerja sampai penuh hari
tersebut sehingga terbenam matahari dan mereka mendapatkan gaji dua kaum
sebelum mereka.” (HR. Bukhori dalam kitab shohihnya) (Umur Umat Islam
Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin,
terbitan Cendekia, hal. 299).
Cara Penghitungan Pertama Al Hafizh Ibn Hajar
Al Hafizh Ibn Hajar dalam kitabnya bernilai Fathul Baari menunjukan bahwa masa umat ini (umat Islam) adalah lebih dari seribu tahun,
karena hadits tersebut menerangkan, bahwa masa umat Yahudi adalah sama
dengan masa umat Nashrani ditambah dengan masa umat Islam, sedangkan para sejarawan bersepakat, bahwa masa kaum Yahudi sampai diutusnya Nabi Muhammad saw. adalah lebih dari 2000 tahun, sedangkan masa (umur) umat Nashrani adalah 600 tahun (Fathul Baari, kitab Al Ijarah)
Kemudian Al Hafizh Ibn Hajar juga berkata: “Hadits tersebut juga
mengisyaratkan tentang pendeknya masa yang tertinggal dari (umur)
dunia.” (Fathul Baari, kitab Al Ijarah)
Dari
Salman Al Farisi, “Masa-masa antara ‘Isa dan Muhammad saw. adalah
selama 600 tahun.” (HR. Bukhori dalam kitab shohihnya) (Shohih Bukhori,
kitab Manaqib Al Anshar) (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi &
Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal.
303).
Dengan mengetahui bahwa umur umat Yahudi dan umur umat Nashrani adalah
lebih dari 2000 tahun, sedangkan umur umat Nashrani adalah 600 tahun,
maka umur umat Yahudi sama dengan 2000 tahun dikurangi 600 tahun sama
dengan 1400 tahun lebih dan para ahli sejarah menerangkan bahwa kelebihan tersebut adalah lebih dari 100 tahun, oleh karena itu tepatnya umur umat Yahudi adalah 1500 tahun lebih sedikit.
Dan dengan mengetahui bahwa umur umat Islam sama dengan umur umat
Yahudi dikurangi umur umat Nashrani, maka bilangan umur umat Islam
adalah sama dengan 1500 tahun dikurangi 600 tahun sama dengan 900 tahun
lebih sedikit ditambah 500 tahun sama dengan 1400 lebih sedikit.
Tambahan 500 tahun ini terdapat dalam sebuah hadits marfu’ dari Sa’ad
bin Abu Waqqash: Telah bersabda Rosululloh saw.,
“Sesungguhnya
saya berharap bahwa umatku tidak akan lemah di depan Tuhan mereka
dengan mengundurkan (mengulurkan) umur mereka selama setengah hari.”
Kemudian Sa’ad ditanya: ‘Berapakah lamanya setengah hari itu?’ Ia
menjawab: ‘Lima ratus tahun.’” (hadits shohih yang diriwayatkan oleh
Ahmad, Abu Daud, Al Hakim, dan Abu Na’im dalam kitabnya Al Hilyah. Dan
hadits ini dishohihkan oleh Al Albani dalam kitab Ash Shahihah nya, no.
1643 dan dalam kitab Shahihul Jami’) (Umur Umat Islam Kedatangan Imam
Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan
Cendekia, hal. 303).
Imam As Suyuthi dalam
kitab beliau yang berjudul Al-Kassaf ketika menerangkan tentang
keluarnya Imam Mahdi, dia berkata: “Hadits-hadits hanya menunjukan
bahwa: ‘Masa-masa (umur) umat ini (umat Islam) lebih dari 1000 tahun dan tambahannya sama sekali tak lebih dari 500 tahun.’” (dalam kitab Risalatul Kasyfi ‘An Mujawazati Hazih Al Ummah Al Alfa)
Cara Penghitungan Kedua Al Hafizh Ibn Hajar
Al Hafizh Ibn Hajar telah menyebut hadits Ibn ‘Umar ra. melalui Mughirah bin Hakim yang berbunyi:
“Apa-apa yang tersisa bagi umatku dari dunia hanyalah seperti apabila sudah selesai sholat Ashar.”
Beliau juga menyebut hadits Ibn ‘Umar dengan lafazh:
“Adalah
kami bersama Rosululloh saw. sedangkan matahari masih tinggi di atas
sebuah lembah setelah sholat Ashar, maka beliau saw. berkata: ‘Tiadalah
umur kamu dibandingkan dengan umur orang-orang yang telah berlalu
kecuali seperti apa-apa yang tersisa dari hari ini dibandingkan dengan
yang telah berlalu darinya.’” (Ibn Hajar berkata: Menurut Ahmad sanad
hadits ini adalah hasan). (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi &
Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal.
320).
Kemudian Al Hafizh Ibn Hajar berkata: “Dan hadits Ibn ‘Umar ini adalah
shohih Muttafaqun ‘Alaih, maka adalah suatu kebenaran apabila berpegang
kepadanya. Dalam hadits ini terdapat dua tafsiran yaitu:
1.
Yang dimaksud dengan permisalan pada hadits tersebut adalah pendekatan
dan bukanlah ia bermaksud kadar yang sebenarnya. Karenanya, dengan
tafsiran ini, hadits ini bersesuaian dengan hadits Sa’ad dan hadits Abu
Sa’id dengan menetapkan kevalidan hadits-hadits ini.
2.
Yang dimaksud dengan permisalan dalam hadits tersebut adalah
penghitungan (al hisab), maka dengan tafsiran yang seperti ini kita
harus mendahulukan hadits Ibnu ‘Umar karena ia adalah hadits shohih dan
ia menunjukan bahwa masa umat ini adalah kira-kira seperlima (1/5)
hari.” (Teks Kitab Fathul Baari, Juz. 11) (1/5 adalah hitungan dari
Shubuh sampai Maghrib, maka waktu tinggal seperlima lagi: adh Dhoif / al
Fakir).
Perhitungan umur umat Islam berdasarkan perkataan Ibn Hajar adalah:
a. Masa umur umat Islam dibandingkan dengan keseluruhan umur dunia adalah = (kira-kira) seperlima.
Jadi, umur umat Islam = 1/5 X 7000 tahun = 1400 tahun (kira-kira).
Cara Penghitungan Ketiga Al Hafizh Ibn Hajar
Al
Hafizh Ibn Hajar telah berkata pada bab Mawaqitusshalah tentang riwayat
dalam kitabuttauhid, yang pada intinya mengatakan bahwa umur umat
Yahudi lebih panjang dari umur umat Islam, alasannya karena mereka (kaum
Yahudi) memperbandingkan banyaknya pengikut mereka dengan panjangnya
masa kaum Yahudi karena mereka beriman dengan Nabi Musa dan ‘Isa, hal
ini telah diisyaratkan oleh Al Isma’ily (Kitab Fathul Baari, Juz. 4,
Kitabul Ijazah).
Dengan demikian Ibnu Hajar telah menetapkan (tanpa ada tafsiran yang
lain) bahwa : umur umat Yahudi adalah lebih panjang dari kaum muslimin.
Apabila kita sudah mengetahui masa kaum Yahudi, kita akan dapat
mengetahui bahwa masa kaum muslimin tidak lebih panjang dari kaum
Yahudi. Yang menjadi pertanyaan kita adalah: “Berapakah lamanya umur
umat Yahudi? Jumlah tersebut dapat kita ketahuidengan dua cara:
1. Dari hadits yang diriwayatkan oleh Hakim yang telah dinukil oleh Ibn Katsir dari Abu Zar’ah Addamsyaqi dan dari hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Asakir dalam kitab Tarikhul Damsyiq dan lain-lain sebagainya yang menyatakan bahwa: umur umat Yahudi adalah: 1500 tahun.
2.
Dari teks perkataan Ibn Hajar dalam kitab Fathul Baari (Juz. 4): “Para
ahli nukil (sejarawan) telah bersepakat bahwa masa kaum Yahudi sampai
diutusnya Nabi Muhammad saw. adalah lebih dari 2000 tahun, sedangkan masa kaum Nashrani dari itu adalah 600 tahun dan menurut sebagian orang kurang dari itu.” Jadi, umur umat Yahudi adalah 2000 tahun – 600 tahun = lebih dari 1400 tahun.
Cara Penghitungan Imam As Suyuthi
Imam Suyuthi mengatakan:
Jumlah umur dunia dalam sebuah hadits yang shohih dan mauquf dari Abu
Hurairoh bahwasanya ia berkata tentang firman Alloh swt.: “Dan mereka
menetap di sana selama beberapa ahqab.”
“Satu
ahqab itu adalah sama dengan 80 tahun, yangmana satu hari darinya sama
dengan 1/6 dari masa dunia.” (HR. Al Bazzar dengan marfu’ (sampai
sanadnya kepada Nabi saw.) diriwayatkan juga oleh Hakim dalam kitab
haditsnya Al Mustadrak dari Abdullah Ibn Mas’ud dan dishohihkannya dan
penshohihan ini disetujui oleh Adz Dzahabi Hadits tersebut diriwayatkan
oleh ‘Abdun Ibn Hamid yang dimuat oleh As Suyuthi pada akhir kitabnya
Alla’ali, dimana sanadnya adalah shohih. Hadits tersebut juga
diriwayatkan oleh Hannad dalam kitab Az Zuhdu dengan mauquf sedangkan
sanadnya adalah shohih, dan juga diriwayatkan dalam kitab tafsirnya
dengan makna yang mauquf). (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 307).
Ibn Jarir telah
berkata sambil mengomentari riwayat Abu Hurairoh di atas: “Maka
jelaslah dalam kabar ini bahwa keseluruhan umur dunia ini adalah 6000 tahun karena: apabila satu hari dari akhirat itu adalah 1000 tahun dibandingkan
dengan waktu dunia sedangkan satu hari dari yang satu ahqab tersebut
adalah sama dengan 1/6 dari umur dunia maka: kita dapat menghitung bahwa
umur keseluruhan dari dunia ini adalah 6 hari akhirat yang sama lamanya
dengan 6000 tahun.” (6 hari akhirat sama dengan umur dunia, atau sama
dengan 6 x 1000, yakni 6000 tahun. Karena, satu hari akhirat adalah sama dengan 1000 tahun (Tarikh Ath Thabari, Juz. 1).
Alloh swt. berfirman
“…Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj 22:47).
“Dia
mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu.” (QS. As Sajdah 32:5).
“Kaum
fakir miskin akan memasuki surga sebelum orang-orang kaya selama
setengah hari yaitu selama 500 tahun.” (hadits shohih dalam Shahihul
Jami’, nonom 8076). (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi &
Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal.
312).
Dalam
sebuah riwayat dari Ibn ‘Abbas termaktub bahwa: “Orang-orang Yahudi
mengatakan bahwa masa umur dunia ini adalah 7000 tahun.” (Diriwayatkan
oleh Ibn Jarir, Ibn Abu Hatim dan Alwahidy dari Ibn Ishaq berkata
ia: “Muhammad bin Abu Muhammad maula (bekas hamba sahaya) Zaid bin
Tsabit telah menyampaikan kepada kami dari Sa’id bin Jubair dari
‘Ikrimah atau dari Ibn ‘Abbas. Sanad hadits ini dishohihkan oleh Imam
Suyuthi dalam kitab Al Itqan , dan juga oleh Al Hafizh Ibn Hajar dalam
kitab Fathul Baari.
Riwayat dari Ibn Abbas ini yang diriwayatkan dengan sanad yang hasan
dari ahlul kitab adalah terlihat berlawanan dengan riwayat yang datang
dari Abu Hurairoh yang menerangkan bahwasanya umur dunia ini adalah 6000
tahun. Tapi penjelasannya adalah: pemaduan (Pengkombinasian) kedua
riwayat itu (riwayat Ibn Abbas dan riwayat Abu Hurairoh) dengan cara
melihat bahwa maksud dari perkataan Abu Hurairoh adalah bahwa umur dunia
adalah 6000 tahun tanpa adanya tambahan (500 tahun) dan tanpa termasuk
hari kiamat (500 tahun (dari 50.000 tahun)). Adapun perkataan Ibn
Abbas, maka ia adalah bermaksud 7000 tahun sampai kehancuran alam
semesta. Keterangan hari kiamat 500 tahun :
Telah berkata Abu Hurairoh dari Nabi saw.: “’(yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.’ (QS.Al
Muthaffifin 83:6) adalah selama setengah hari dari 50.000 tahun, maka
hari tersebut terasa ringan (singkat) oleh orang-orang mukmin seperti
waktu matahari yang sudah rebah akan terbenam sehingga ia benar-benar
terbenam.” (Hadits ini disebutkan oleh Al Haitsami dalam kitab Al Majma,
Kitabul Ba’tsi bab Khiffatu Yaumil Qiyamah ‘Alal Mu’minin. Dan beliau
berkata: “Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’li, para perawinya adalah
para perawi hadits-hadits shohih selain dari Isma’il bin Abdullah bin
Khalid yangmana ia adalah tsiqoh (jujur, waro’ dan berkepribadian
tinggi). (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal,
Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 308).
Keterangan tersebut (7000 tahun) diperkuat oleh hadits-hadits shohih
yang menyebutkan bahwa Nabi Adam diciptakan pada hari Jum’at (akhirat)
dan bahwa hari kiamat akan terjadi pada hari Jum’at (dunia dan akhirat)
tanpa ada perselisihan pendapat padanya. (Jadi, masa waktu dari
penciptaan Adam sampai berdirinya kiamat adalah 7 hari (menurut hitungan
akhirat) dari hari Jum’at ke Jum’at).
“Hari
yang terbit matahari padanya yang paling baik adalah hari Jum’at, pada
hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke dalam surga,
pada hari itu pula ia dikeluarkan darinya dan tidak akan terjadi hari
kiamat kecuali pada hari Jum’at.” (HR. Muslim dalam kitab shohihnya,
Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Hurairoh). (Umur Umat Islam Kedatangan Imam
Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan
Cendekia, hal. 308-309).
“Jibril
datang kepadaku dengan membawa sebuah cermin yang putih yang padanya
sebuh bintik hitam, aku bertanya: ‘Wahai Jibril, apakah ini?’ Ia
menjawab: ‘Ini adalah hari Jum’at.’ Aku bertanya lagi: ‘Dan apa pulakah
bintik hitam ini?’ Ia menjawab: ‘Ini adalah hari kiamat yang akan
terjadi padanya hari kiamat.” (HR. hasan Abu Ya’la dari Anas, Juz 7,
hal. 228. Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Muqbil dalam kitab Al Jami’
Asshahih). (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya
Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 309).
Jadi, jumlah umur dunia adalah 7000 tahun, adalah menurut cara Imam As Suyuthi
Kedua :
Jumlah umur dunia yang telah berlalu (dari masa Nabi Adam as. Sampai
pada masa diutusnya Nabi Muhammad saw. Dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Hakim dari Ibn ‘Abbas dari Nabi saw. ia berkata:
“Umur
Adam adalah 1000 tahun.” Kemudian Ibn ‘Abbas berkata: “Antara Adam
dengan Nuh adalah 1000 tahun dan antara Nuh dengan Ibrahim adalah 1000
tahun dan antara Ibrahim dengan Musa adalah 700 tahun dan antara Musa
dengan ‘Isa adalah 1500 tahun sedangkan antara ‘Isa dan Nabi kita adalah
600 tahun.” (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya
Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 310).
Dari perkataannya: “Antara Musa dan ‘Isa adalah 1500 tahun.” Adalah bersesuaian dengan riwayat yang dimuat oleh Al Hafizh Ibn Katsir dalam
kitabnya Al Bidayah Wannihayah Juz. 2 dari Abu Zar’ah Ad Damsyiqi telah
berkata ia: “’Abdullah bin Shalih telah berkata: Mu’awiyah bin Shalih
telah mengabarkan saya dari orang yang mengabarkannya: ‘Taurat
diturunkan kepada Musa pada malam yang keenam yang berlalu dari bulan
Romadhon dan Zabur diturunkan kepada Dawud pada malam yang kedua belas
yang berlalu dari bulan Romadhon, dan itu terjadi setelah 482 tahun. Dan
injil diturunkan kepada ‘Isa Ibn Maryam pada malam yang kedelapan belas
yang telah berlalu dari bulan Romadhon 1050 tahun setelah Zabur dan Al
Qur’an diturunkan pada malam yang keduapuluh empat dari bulan
Romadhon.’”
Riwayat di atas juga bersesuaian dengan kabar yang diriwayatkan oleh Ibn ‘Asakir dalam kitab Tarikh Damsyiq, dan itu juga dikutip oleh Ibn Manzhur dalam
meringkas kitab sejarah tersebut dalam Juz. 1 dari Ayyub Ibn Atabah,
telah berkata: “Adalah waktu antara Adam dengan Nuh adalah sebanyak 10
bapak yaitu selama 1000 tahun dan adalah waktu antara Nuh dan Ibrahim
adalah selama 10 bapak yaitu 1000 tahun dan adalah waktu antara Ibrahim
dengan Musa adalah selama 7 bapak dan beliau tidak menyebut tahunnya dan
waktu antara Musa dengan ‘Isa adalah 1500 tahun sedangkan waktu antara
‘Isa dengan Muhammad saw. adalah 600 tahun dan semua itu adalah jarak
waktu.”
Atsar Ayyub Ibn ‘Atabah ini adalah bersesuaian juga dengan hadits Ibn
‘Abbas tentang jarak waktu antara Ibrahim dengan Musa as. Dan bahkan
juga bersesuaian tentang semua jarak waktu tersebut. Begitu juga halnya
dengan kitab-kitab ahlul kitab yang disebutkan dari segi jumlah
Ketiga :
Penghitungan jumlah waktu antara terbitnya matahari dari tempat
terbenamnya (sekitar masa berakhirnya umur umat Islam) sampai
berakhirnya masa penghisaban dan masuknya manusia ke negeri akhirat.
1. Masa antara terbitnya matahari dari tempat terbenamnya sampai terjadinya kiamat adalah 120 tahun.
“Manusia
akan menetap setelah terbitnya matahari dari tempat terbenamnya selama
120 tahun.” (Hadits shahih yang mauquf yang diriwayatkan oleh Ahmad,
Ibnu Abu Syaibah, ‘Abdul Razzaq dan Ath Thabrani dari Abdullah bin Umar.
Al Haitsami telah berkata bahwa para perawinya adalah tsiqoh
(terpercaya, waro’ dan berkepribadian tinggi). (Umur Umat Islam
Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin,
terbitan Cendekia, hal. 311).
“Sesungguhnya
masa bagi Asyrar (manusia-manusia yang jahat) setelah akhyar
(manusia-manusia yang terbaik) adalah selama seratus dua puluh tahun.”
(hadits ini dikeluarkan oleh Abdur Razzaq, Ibn Abu Syaibah dan Na’im
dalam kitab Al Fitan, sanadnya adalah shohih) (Umur Umat Islam
Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin,
terbitan Cendekia, hal. 325).
2. Masa waktu antara duatiupan sangkakala Isrofil adalah 40 tahun.
“Antara
2 tiupan adalah 40, orang-orang bertanya: ‘Wahai Abu Hurairoh 40 hari
kah?’, ia menjawab: ‘Saya tidak tau dan saya enggan untuk menjawab,’
mereka bertanya lagi: ’40 tahun kah?’, ia ra. menjawab: ‘Saya tidak tau
dan saya enggan untuk menjawab,’ mereka bertanya lagi: ’40 bulan kah? Ia
menjawab: ‘Saya tidak tau dan saya enggan untuk menjawab.’” (HR.
Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairoh. Dan pada hadits yang diriwayatkan
oleh Ibnu Mardawiyah dan Ibnu abu Dawud dalam Al Ba’tsu dan dalam
riwayat Ibnu Al Mubarak dalam kitab Az Zuhdu dari Al Hasan terdapat
tambahan teks yaitu: ‘Selama 40 tahun.’), (HR. shohih Muslim dari Abu
Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits
no. 2066, hal-1066, terbitan Gema Insani). (Umur Umat Islam Kedatangan
Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan
Cendekia, hal. 311).
Dalam sebuah atsar dari Ibnu Abbas disebutkan bahwa tiupan sangkakala
terjadi tiga kali. Maka atsar ini tidak ada perbedaan dengan hadits dari
Abu Hurairoh di atas. Hadits di atas hanya menyebutkan dua tipuan,
maksudnya dua tiupan yang pertama dan yang kedua, dengan atsar dari Ibnu
‘Abbas menjadi lengkap sudah jumlah semua tiupan sangkakala. (adh Dhoif
/ al Fakir).
Ibnu
Abbas berkata, “Tidak ada lagi pertalian nasab diantara mereka: yakni
pada tiupan sangkakala yang pertama. Kemudian sangkakala ditiup lagi
(tiupan kedua), firman Alloh, ‘Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Alloh... (QS. Az Zumar 39:68).’
Kemudian pada tiupan ketiga, sebagian dari mereka menghadap kepada
sebagian yang lain dengan berbantah-bantahan.” (atsar shohih dari Ibnu
Abbas, dalam Ringkasan Shahih Bukhari, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, no. 1959, hal-316-317, terbitan Gema Insani).
3.
Sedangkan waktu manusia dalam keadaan menengadah ke langit untuk
menunggu ke pengadilan yang terakhir adalah selama 40 tahun. Telah
bersabda Rosululloh saw.
“Alloh
mengumpulkan orang-orang yang awal dan orang-orang yang terakhir pada
suatu hari yang maklum yaitu selama 40 tahun dalam keadaan menengadah
dan membelalakkan kedua mata mereka ke langit untuk menunggu keputusan
pengadilan dan Alloh akan turun dalam lindungan awan-awan.” (Hadits ini
telah dimuat Adz Dzahabi dalam kitab “Al ‘Uluwwu” dan ia menghasankan
sanadnya, demikian juga halnya dengan Al Albaani. Lihat kitab
“Mukhtsharul ‘Uluwwi” oleh Al Albaani, hal. 110-111). (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 312).
4. Masa waktu hari kiamat adalah 500 tahun
Telah berkata Abu Hurairoh dari Nabi saw.: “’(yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.’ (QS.Al
Muthaffifin 83:6) adalah selama setengah hari dari 50.000 tahun, maka
hari tersebut terasa ringan (singkat) oleh orang-orang mukmin seperti
waktu matahari yang sudah rebah akan terbenam sehingga ia benar-benar
terbenam.” (Hadits ini disebutkan oleh Al Haitsami dalam kitab Al Majma,
Kitabul Ba’tsi bab Khiffatu Yaumil Qiyamah ‘Alal Mu’minin. Dan beliau
berkata: “Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’li, para perawinya adalah
para perawi hadits-hadits shohih selain dari Isma’il bin Abdullah bin
Khalid yangmana ia adalah tsiqoh (jujur, waro’ dan berkepribadian
tinggi). (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal,
Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 308).
Jadi, keseluruhan jumlah waktu antara terbitnya matahari dari tempat
terbenamnya sampai masa selesainya hisab adalah 700 tahun.
Jumlah
umur dunia (7000), sama dengan masa yang telah berlalu dari umat-umat
yang telah berlalu sampai diutusnya Nabi Muhammad saw. (4800) ditambah
umur umat Muhammad ditambah jumlah masa dari selesainya umur umat
Muhammad (sekitar terbitnya matahari dari barat) sampai selesainya masa
penghisaban (700).
7000 tahun sama dengan 4800 tahun ditambah umur umat Muhammad ditambah 700 tahun.
Umur umat Muhammad sama dengan 7000 tahun dikurangi 4800 tahun
dikurangi 700 tahun sama dengan 1500 tahun (menurut penghitungan Imam As
Suyuthi).
Dalam
kitabnya Al Kasyaf Imam Suyuthi memperkuat hasil hitungannya, ia
berkata: “Kemudian setelah selesai menulis risalah ini saya melihat
dalam kitab Al ‘Ilal oleh Imam Ahmad Ibn Hanbal, telah berkata ia:
Isma’il bin Abdul Karim bin Ma’qal bin Munabbih telah mengabarkan kepada
kami, saya dikabarkan oleh ‘Abdusshamad bahwa ia mendengar Wahab
berkata: ‘Umur dunia telah berlalu 5600 tahun, sesungguhnya saya sudah
mengetahui setiap raja dan nabi yang terdapat di setiap zaman’, dan ini
menunjukan bahwa umur umat ini adalah lebih dari 1000 tahun dengan
tambahan kira-kira 400 tahun.” (sanadnya adalah hasan sebagaimana yang
dikatakan oleh pentahkik kitab Al Kasyaf yaitu Syaikh Jasim bin Muhammad Muhalhil Al Kuwaiti). (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 313).
Cara Penghitungan Imam Ibnu Rajab Al Hanbali
Dari
Abdullah Ibn ‘Umar ra., bahwa beliau mendengar Rosululloh saw.
bersabda, “Sesungguhnya menetapmu dibandingkan dengan umat-umat sebelum
kamu adalah seperti waktu antara sholat Ashar sampai terbenamnya
matahari, Ahli Taurat (Yahudi) telah diberikan kepada mereka kitab
Taurat kemudian mereka mengamalkan kitab tersebut, sehingga apabila
telah sampai waktu tengah hari mereka pun lemah untuk mengamalkannya,
lalu mereka diberi ganjaran oleh Alloh swt. masing-masing satu qirath.”
(HR. Bukhori dalam kitab shohihnya) (Umur Umat Islam Kedatangan Imam
Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan
Cendekia, hal. 298).
Telah berkata Ibn Rajab Rahimahulloh: “Sesungguhnya umat-umat yang
dimaksud oleh hadits tersebut adalah umat Nabi Musa as. Dan umat Nabi
‘Isa as. Kami mengatakan demikian karena: waktu umat ini (umat Islam)
dibandingkan dengan umur dunia dari awal sampai akhirnya adalah tidak
sampai dengan waktu antara sholat Ashar sampai terbenamnya matahari yang
dibandingkan dengan waktu-waktu yang berlalu dari satu hari dan bahkan
jauh lebih sedikit dari itu.” (Kitab Fathul Baari oleh Ibn Rajab, hadits
nomor 557).
Ibn Rajab telah berkata: “Kami telah mengetengahkan bahwa yang dimaksud
oleh hadits ini adalah waktu umat Muhammad yang dibandingkan dengan
umat Musa dan ‘Isa as. Karenanya, keseluruhan waktu umat yang tiga ini
adalah seperti satu hari penuh dan adapun waktu yang telah berlalu dari
umat-umat yang lain semenjak awal dunia adalah seperti malam menjelang
datangnya siang hari tersebut karena malam adalah mendahului siang,
(jadi malam itu diciptakan sebelum siang)
(dalilnya adalah firman Alloh swt.: “Dan
suatu tanda (kekuasaan Alloh yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami
tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada
dalam kegelapan.” (QS. Yaasiin 36:37)),
dan
malam yang berlalu tersebut padanya terdapat bintang-bintang yang
bersinar yang akan dijadikan sebagai petunjuk jalan, maka mereka itulah
para nabi yang telah diutus, dan pada malam itu juga ada bulan yang
terang benderang, maka itulah ia Ibrahim Khalilulloh as., imam para
sekalian orang yang hanif dan bapak dari sekalian Nabi-nabi. Jarak waktu
antara Adam dengan Nuh adalah 1000 tahun, jarak waktu antara Ibrahim
dengan Musa adalah 1000 tahun. Hal ini dikatakan oleh banyak orang dari
orang-orang yang terdahulu.” Beliau berkata lagi: “Adapun permulaan
risalah Musa as. Adalah seperti permulaan siang hari karena Musa, ‘Isa
dan Muhammad adalah para pemilik syari’at dan kitab-kitab yang diikuti.
Karenanya, masa amal Bani Isro’il sampai munculnya ‘Isa as. Adalah
seperti setengah hari yang pertama, dan waktu amal umat ‘Isa adalah
seperti waktu antara sholat Dzuhur sampai sholat Ashar sedangkan waktu
amal umat Muhammad adalah seperti dari waktu sholat Ashar sampai
terbenamnya matahari.”
Demikianlah perkataan Imam Ibn Rajab yangmana pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa beliau telah mengikuti sebuah metode dalam
pemahamannya terhadap hadits tersebut dengan keterangan sebagai berikut:
Beliau telah meletakkan keseluruhan waktu dunia adalah seperti satu
hari yang penuh dengan siang dan malamnya. Beliau menjadikan waktu yang
telah berlalu dari umat-umat yang berlalu dari masa Nabi Adam as. Sampai
Musa as. Seperti waktu satu malam dari hari tersebut karena, waktu
malam itu adalah mendahului siang, dan waktu malam itu adalah 3000 tahun.
Kemudian Ibn Rajab menjadikan masa umat-umat yang tiga
(Yahudi-Nashrani-Islam) adalah sama dengan waktu siang dari hari
tersebut, dan hitungan waktunya adalah dekat dari setengah hari yang
pertama. (ingat, pengertian satu hari di sini adalah siang ditambah
dengan malam) (hitungan yang lain adalah hanya siang, tetapi hitungan
Ibn Rajab siang ditambah dengan malam sebelum siang adh Dhoif / al
Fakir)
Berikut ini adalah perkataan-perkataan Ibn Rajab dalam penghitungan (al hisab):
1. Masa umat-umat dari masa Nabi Adam as. Sampai Nabi Musa as. Adalah (satu malam penuh) sama dengan 3000 tahun.
2. Masa umat-umat yang tiga (Yahudi-Nashrani-Islam) adalah (satu siang penuh) sama dengan 3000 tahun (dekat dari itu).
3.
Masa umat Yahudi adalah setengah dari siang tersebut sebagaimana yang
telah dinyatakan oleh Ibn Rajab dan masa umat Nashrani dan Islam adalah
setengah lagi dari siang tersebut. Oleh karena itu:
a. Apabila umur umat Yahudi adalah setengah dari siang tersebut (dekat dari hitungan tersebut) adalah sama dengan 1500 tahun.
b. Umur umat Nashrani dan Islam adalah sama dengan 1500 tahun.
c. Sedangkan umur umat Nashrani adalah (menurut hadits Salman yang diriwayatkan oleh Bukhori) sama dengan 600 tahun. Maka: umur umat Islam (tanpa tambahan) sama dengan 1500 dikurangi 600 tahun sama dengan 900 tahun.
Dengan menambahkan tambahan dari umur umat Islam yang telah disebutkan oleh hadits Sa’ad yang berlalu (yaitu selama 500 tahun) maka: Umur umat Islam adalah sama dengan 900 tahun ditambah 500 tahun sama dengan 1400 tahun (dalam hitungan yang dekat dari itu) menurut cara penghitungan Ibn Rajab.
Cara Penghitungan Sebagian Ulama
“Aku diutus adalah bersama’an dengan kiamat seperti dua jariku ini,” Dan beliau mengisyaratkan dengan menggiringkan jari telunjuk dan jari tengahnya.” (Keshahihan
hadits ini adalah Muttafaq ‘Alaih, yang juga diriwayatkan oleh Imam
Ahmad, Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, Anas dan Sahal bin Sa’ad), (HR.
shohih Muslim dari Sahl bin Sa’ad, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2062, hal-1065, terbitan Gema Insani).
(Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin
Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 170).
Imam Al Baidhawy telah
berkata: “Hadits itu adalah bermaksud: perbandingan masa diutusnya Nabi
saw. dengan masa terjadinya kiamat adalah seperti perbandingan
kelebihan panjang dari salah satu kedua jari tersebut, Ath Tha’i telah
mentarjih (menyatakan kebenaran) pendapat Al Baidhawy (tafsiran
perbandingan kelebihan panjang dari kedua jari) dengan menambahkan
sebuah hadits yang berasal dari Al Mustaurad bin Syaddad.
“Saya
diutus pada waktu yang beriringan dengan hari kiamat yang mana aku
mendahuluinya sebagaimana ini mendahului ini.” Dan Beliau saw.
mengisyaratkan kepada kepada jari telunjuk dan jari tengah beliau.”
(Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ath Thabari dari Al Mustaurad
bin Syaddad). (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya
Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 317).
Dalam mensyarah hadits ini telah berkata Ibn Rajab: “’Seperti kedua
jariku ini dan beliau saw. mengisyaratkan kepada jari telunjuk dan jari
tengahnya.’ Telah ditafsirkan oleh Qatadah dan
lain-lain, bahwa; hadits ini bermaksud tentang kelebihan panjang salah
satunya dari yang lain, yaitu kelebihan panjang jari tengah dari jari
telunjuk.” (Kitab Fathul Baari Ibn Rajab, Juz 4).
Jadi, sesuai dengan pemahaman kebanyakan para ulama maka: Sesungguhnya
perbandingan jarak dari lebih dahulunya masa pengutusan Nabi saw. dari
masa berdirinya kiamat adalah seperti perbandingan sisa panjang antara
jari telunjuk dan jari tengah.
Telah berkata Al Hafizh Ibn Hajar: “Orang yang lebih dahulu membahas masalah ini adalah Abu Ja’far bin Jarir Ath Thabari.” (Fathul Baari oleh Ibn Hajar, Juz. 11).
Ibn Rajab telah berkata: “Ibn Jarir Ath Thabari telah menyebutkan bahwa
kelebihan panjang yang ada antara jari telunjuk dan jari tengah adalah
setengah dari sepertujuh (1/2 X 1/7).” (Fathul Baari oleh Ibn Rajab, Juz
4).
Beda kelebihan panjang antara jari tengah dan telunjuk adalah setengah
dari sepertujuh, yang berarti setengah bagian dari tujuh bagian yang ada
atau satu bagian dari empat belas bagian (1/14)
Apabila panjang jari tengah adalah 14 bagian sedangkan panjang jari
telunjuk adalah 13 bagian, maka masa yang terdapat antara saat diutusnya
Nabi Muhammad saw. dan saat berdirinya hari kiamat adalah sama dengan
panjang jari tengah yaitu: 14 bagian. Sedangkan masa yang terdapat
antara saat diutusnya Rosululloh saw. sampai berakhirnya umur umat Islam
adalah sama dengan panjang jari telunjuk. (Para ulama besar telah lebih
dahulu membuat model gambar untuk penjelasan yang seperti ini, seperti
Al Hafizh Ibn hajar, Kitab Fathul Baari, Juz 10 Babul Imtisyath dan
Kitaburraqqaq, Juz 11 serta Kitab Riyadhusshalihin oleh Imam Nawawi).
Jadi, apabila kita sudah mengetahui bahwa satu bagian yang terakhir
tersebut adalah masa yang ada antara saat terbitnya matahari dari barat
(yaitu masa beberapa waktu sebelum dicabutnya nyawa seluruh kaum
Mu’minin) sampai berdirinya kiamat, maka kita akan dapat mengetahui umur
umat Islam dengan penghitungan bagian-bagian tersebut berdasarkan
metode Imam Ath Thabari. Dengan mengetahui bahwa masa yang terdapat
antara terbitnya matahari dari barat sampai berdirinya kiamat adalah 120 tahun, maka kita dapat menghitung umur uma Islam:
Umur umat Islam sama dengan 120 tahun dikalikan 13 bagian sama dengan1560 tahun.
(jarak antara keluarnya asap berdekatan dengan terbitnya matahari dari
barat, maka jika dihitung dari patokan terbitnya matahari dari barat
adalah masih berdekatan (adh Dhoif / al Fakir). Keterangan tentang 120 tahun
“Manusia
akan menetap setelah terbitnya matahari dari tempat terbenamnya selama
120 tahun.” (Hadits shahih yang mauquf yang diriwayatkan oleh Ahmad,
Ibnu Abu Syaibah, ‘Abdul Razzaq dan Ath Thabrani dari Abdullah bin Umar.
Al Haitsami telah berkata bahwa para perawinya adalah tsiqah
(terpercaya, wara’ dan berkepribadian tinggi). (Umur Umat Islam
Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin,
terbitan Cendekia, hal. 311).
Metode Penggabungan
Sesungguhnya penggabungan (pengkombinasian) beberapa cara yang
berbeda-beda sumber dan dalilnya terhadap penghitungan umur umat Islam
adalah berkisar pada kesimpulan (hasil) penghitungan: 1500 tahun dengan
mutlak. Hasil atau kesamaan kesimpulan yang didapat tersebut menekankan
(walaupun penekanan ini tidak dari segi kepastian akan tetapi dari segi
kemungkinan yang paling kuat) bahwa hasil tersebutlah yang dapat kita
terima dan kita condong untuk mengatakan bahwa umur umat ini berkisar
pada hitungan yang seperti ini.
KARENANYA, BEBERAPA CARA TERSEBUT MEMBUAHKAN SUATU HASIL BAHWA:UMUR UMAT ISLAM LEBIH DARI 1400 TAHUN DAN TIDAK LEBIH DARI 1500 TAHUN.
63. Manusia berlompat-lompat seperti keledai
“…Maka,
tinggalah orang-orang yang jelek yang bertingkah laku bagai binatang
dan hewan buas, yang tidak mengenal kebaikan dan tidak mengingkari
kemungkaran. Lalu, mereka didatangi oleh setan yang menjelma sebagai
seorang manusia. Setan itu bertanya, ‘Apakah kalian tidak merasa malu?’
Kata mereka, ‘Apa yang kau perintahkan kepada kami?’ Maka, setan
mengajak mereka menyembah berhala, sehingga rezeki mereka melimpah ruah
dan kehidupan mereka penuh kenikmatan duniawi. Setelah itu ditiuplah
sangkakala yang mengejutkan setiap orang yang mendengarnya. Orang yang
pertama kali mendengarnya adalah seorang laki-laki yang berada di dekat
tempat minum ontanya. Maka, seorang laki-laki tersebut pingsan, lalu
mati. Kemudian disusul oleh semua manusia. Setelah itu Alloh menurunkan
hujan bagai gerimis (atau hujan terus-menerus) sehingga jasad-jasad
manusia bermunculan, lalu sangkakala ditiup lagi, tiba-tiba mereka
bangkit dan hidup kembali. Lalu diserukan, ‘Hai umat manusia, datanglah
untuk menghadap ke hadirat Tuhan kalian!’ Alloh berfirman kepada para
malaikat, ‘Hentikan mereka di tempat pemberhentian, karena akan
ditanya.’ (QS. As Saffat 37:24). Difirmankan pula kepada para malaikat,
‘Siapkanlah calon-calon penghuni neraka!’ Ditanya kepada Alloh,
‘Berapa?’ Dijawab oleh Alloh, ‘Siapkan 999 orang dari tiap 1000 orang.’
Itulah hari yang bisa membuat anak-anak beruban dan betis pun
disingkapkan.” (HR.
shohih Muslim dari an-Nu’man bin Salim dari Ya’qub bin ‘Ashim bin Urwah
bin Mas’ud dari Abdullah bin Amru, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2052, hal-1055-1056, terbitan Gema
Insani).
“Kiamat
tidak akan terjadi kecuali apabila di bumi tidak disebut-sebut lagi
(nama) Alloh, Alloh.” (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Hibban dari
Anas), (HR.
shohih Muslim dari Anas, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin
Al-Bani, hadits no. 2020, hal-1032, terbitan Gema Insani).
“Kiamat tidak akan terjadi kecuali atas manusia-manusia yang paling jahat.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Ibnu Mas’ud),(HR.
shohih Muslim dari Abdullah bin Mas’ud, dalam Ringkasan Shohih Muslim,
M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2022, hal-1033, terbitan Gema
Insani).
“Tidak akan berdiri kiamat sehingga mereka bersetubuh (berjingkrak-jingkrak) di jalan seperti keledai-keledai.” (HR. Al Bazzar dan Thabrani dari Ibnu ‘Umar).
64. Pembenaman, bumi di timur, barat, tanah Arab
“Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam datang kepada kami ketika kami sedang
mengkaji suatu hal. Beliau berkata: “Apakah yang sedang kalian bahas ?”
Mereka menjawab: “Kami sedang (mengkaji) tentang hari kiamat.” Beliau
bersabda : “Sesungguhnya kiamat tidak akan terjadi sehingga kalian
menyaksikan sebelumnya 10 tanda.” Maka beliau menyebutkan, yaitu:
“Keluarnya asap tebal, munculnya Dajjal, binatang bumi (binatang
melata), terbitnya matahari dari tempat terbenamnya, turunnya ‘Isa bin
Maryam, Ya’juj dan Ma’juj, 3 pembenaman bumi, di Timur, di Barat, di
semenanjung ‘Arabia dan terakhir adalah keluarnya api dari Yaman yang
akan menggiring manusia ke Mahsyar mereka.” (HR. Muslim dalam shahihnya,
kitab Al Fitan wa Asyratussa’ah. Juga riwayat Ahmad dalam Musnadnya), (HR.
shohih Muslim dari Hudzaifah bin Usaid al-Ghifari, dalam Ringkasan
Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2037, hal-1042,
terbitan Gema Insani), (HR. shohih Muslim dari Hudzaifah bin Asid Al
Ghifari, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3,
hadits no. 4311, hal-43, terbitan Pustaka Azzam).
65. Keluarnya api
“Adapun
syarat kiamat yang pertama adalah api yang keluar dari Timur, maka ia
akan mengumpulkan manusia ke Barat.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Nasa’i dari
Anas).
“Keluarnya
api dari dasar Aden yang menggiring manusia ke Mahsyar dan api tersebut
akan bermalam di tempat manapun manusia itu bermalam dan ia akan berada
dimanapun manusia itu tidur siang (istirahat).” (HR. Ahmad dan Muslim dari Abu Hudzaifah bin Asid).
Selanjutnya
adalah tiga tiupan sangkakala. Tiga tiupan sangkakala ini menjadi tanda
dan pembatas menuju gerbang kehidupan akhirat, dimana manusia tidak
memiliki kebebasan, seluruh kekuasaan ada pada genggaman Alloh swt.
Ibnu
Abbas berkata, “Tidak ada lagi pertalian nasab diantara mereka: yakni
pada tiupan sangkakala yang pertama. Kemudian sangkakala ditiup lagi
(tiupan kedua), firman Alloh, ‘Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Alloh... (QS. Az Zumar 39:68).’
Kemudian pada tiupan ketiga, sebagian dari mereka menghadap kepada
sebagian yang lain dengan berbantah-bantahan.” (atsar shohih dari Ibnu
Abbas, dalam Ringkasan Shahih Bukhari, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, no. 1959, hal-316-317, terbitan Gema Insani).
66. Tiupan sangkakala pertama (mengguncang alam dan pemutusan pertalian nasab)
“Hari
yang terbit matahari padanya yang paling baik adalah hari Jum’at, pada
hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke dalam surga,
pada hari itu pula ia dikeluarkan darinya dan tidak akan terjadi hari
kiamat kecuali pada hari Jum’at.” (HR. Muslim dalam kitab shohihnya,
Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Hurairoh).
“Jibril
datang kepadaku dengan membawa sebuah cermin yang putih yang padanya
sebuh bintik hitam, aku bertanya: ‘Wahai Jibril, apakah ini?’ Ia
menjawab: ‘Ini adalah hari Jum’at.’ Aku bertanya lagi: ‘Dan apa pulakah
bintik hitam ini?’ Ia menjawab: ‘Ini adalah hari kiamat yang akan
terjadi padanya hari kiamat.” (HR. hasan Abu Ya’la dari Anas, Juz 7,
hal. 228. Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Muqbil dalam kitab Al Jami’
Asshahih).
“Dialah
yang menciptakan langit dan bumi dengan hak (benar), ketika dia
berkata, “jadilah!” maka jadilah sesuatu itu. Firman-nya adalah benar,
dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia
mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah yang Maha Bijaksana, Maha
Teliti.” (QS. Al-An’am 6:73).
“Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang diancamkan.” (QS. Qaf 50:20).
“Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit.” (QS. Al Muddassir 74:8-9).
“Maka
apabila sangkakala ditiup sekali tiup dan diangkatlah bumi dan
gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan. Maka pada hari
itu terjadilah hari kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari
itu langit menjadi rapuh. Dan para malaikat berada di berbagai penjuru
langit. Pada hari itu delapan malaikat menjunjung ‘Arsy (singgasana)
Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” (QS. Al Haqqah 69:13-17).
“(Ingatlah)
pada hari langit kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran
kertas. Sebagaimana kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah
kami akan mengulanginya lagi. (suatu) janji yang pasti kami tepati;
sungguh, kami akan melaksanakannya.” (QS. Al-Anbiya 21:104).
“Hai
manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari
kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah)
pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita
yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan
segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk,
padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat
kerasnya.” (QS. Al Hajj 22:1-2).
“Sungguh,
akan berdiri hari kiamat (dengan mengejutkan) dimana apabila 2 orang
laki-laki telah memajang pakaian (dagangan) nya, maka keduanya tidak
akan (sempat) memperjualbelikan ataupun melipatnya kembali, dan sungguh
akan berdiri hari kiamat (dengan mengejutkan) dimana apabila seorang
laki-laki sudah memerah susu (ternak) nya maka ia tidak akan (sempat)
meminumnya, dan sungguh akan berdiri hari kiamat (dengan mengejutkan)
dimana apabila seseorang sudah melepa (dengan tanah liat) sumurnya maka
ia tidak akan (sempat) meminum airnya, dan sungguh akan berdiri hari
kiamat (dengan mengejutkan) sehingga apabila seseorang sudah mengangkat
makanan ke mulutnya, maka tidak akan (sempat) memakannya.” (HR. Bukhori,
Muslim dan Ibnu Majjah dari Abu Hurairoh), (HR. shohih
Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin
Al-Bani, hadits no. 2065, hal-1066, terbitan Gema Insani).
“Antara
2 tiupan adalah 40, orang-orang bertanya: ‘Wahai Abu Hurairoh 40 hari
kah?’, ia menjawab: ‘Saya tidak tau dan saya enggan untuk menjawab,’
mereka bertanya lagi: ’40 tahun kah?’, ia ra. menjawab: ‘Saya tidak tau
dan saya enggan untuk menjawab,’ mereka bertanya lagi: ’40 bulan kah? Ia
menjawab: ‘Saya tidak tau dan saya enggan untuk menjawab.’” (HR.
Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairoh. Dan pada hadits yang diriwayatkan
oleh Ibnu Mardawiyah dan Ibnu abu Dawud dalam Al Ba’tsu dan dalam
riwayat Ibnu Al Mubarak dalam kitab Az Zuhdu dari Al Hasan terdapat
tambahan teks yaitu: ‘Selama 40 tahun.’), (HR.
shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2066, hal-1066, terbitan Gema Insani).
67. Tiupan sangkakala kedua (mematikan makhluk)
“(Sungguh,
kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan
alam, (tiupan pertama) itu diiringi oleh tiupan kedua, hati manusia pada
waktu itu merasa sangat takut.” (QS. An-Naziat 79:6-8).
“Dan
sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan
di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Alloh. Kemudian ditiup sekali
lagi (sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun (dari kuburnya)
menunggu (keputusan Alloh).” (QS. Az Zumar 39:68)
68. Tiupan sangkakala ketiga (membangkitkan makhluk)
“Dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)” (QS. At Takwir 81:7).
“Dan
dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat
yang dekat. (yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan
sebenar-benarnya Itulah hari ke luar (dari kubur).” (QS. Qaf 50:41-42).
“ Yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangsakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok.” (QS. An Naba’ 78:18).
“Pada
hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam,
supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.” (QS. Az
Zalzalah 99:6).
69. Menunggu pengadilan.
“Alloh
mengumpulkan orang-orang yang awal dan orang-orang yang terakhir pada
suatu hari yang maklum yaitu selama 40 tahun dalam keadaan menengadah
dan membelalakkan kedua mata mereka ke langit untuk menunggu keputusan
pengadilan dan Alloh akan turun dalam lindungan awan-awan.” (Hadits ini
telah dimuat Adz Dzahabi dalam kitab “Al ‘Uluwwu” dan ia menghasankan
sanadnya, demikian juga halnya dengan Al Albaani. Lihat kitab
“Mukhtsharul ‘Uluwwi” oleh Al Albaani, hal. 110-111).
Telah berkata Abu Hurairoh dari Nabi saw.: “’(yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.’ (QS.Al
Muthaffifin 83:6) adalah selama setengah hari dari 50.000 tahun, maka
hari tersebut terasa ringan (singkat) oleh orang-orang mukmin seperti
waktu matahari yang sudah rebah akan terbenam sehingga ia benar-benar
terbenam.” (Hadits ini disebutkan oleh Al Haitsami dalam kitab Al Majma,
Kitabul Ba’tsi bab Khiffatu Yaumil Qiyamah ‘Alal Mu’minin. Dan beliau
berkata: “Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’li, para perawinya adalah
para perawi hadits-hadits shohih selain dari Isma’il bin Abdullah bin
Khalid yangmana ia adalah tsiqoh (jujur, waro’ dan berkepribadian
tinggi).
70.Umatnya Rosululloh saw. yang terakhir di dunia tapi menjadi orang-orang yang paling pertama menjalani hisab pada hari kiamat.
(HR. Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairoh dan Hudzaifah)
Daftar Pustaka :
- Ringkasan Shahih Bukhari, M. Nashiruddin Al-Albani, jilid 3, terbitan Gema Insani.
- Ringkasan Shahih Muslim, M. Nashiruddin Al-Albani, terbitan Gema Insani.
- Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, terbitan Pustaka Azzam.
- Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia.
- Huru Hara Akhir Zaman, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Aqwam