Tanda-tanda Akhir Zaman

Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak laris jualan di pasar, sedikit saja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuhan. Ghibah menjadi-jadi dan merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak zina, orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang di masjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq.Wallahu'alam Bish-shawab


Rabu, 22 Juni 2016

Munculnya Dukhon Dan Dabbah Di Akhir Zaman

Bagi siapa pun yang mengaku sebagai Ahlussunnah wal Jamaah tentu tidak ragu dan segan sedikit pun untuk meyakini hal ini. Tidak ada alasan baginya menolak sesuatu yang dijelaskan dalam al-Qur`an dan as-Sunnah yang shahih.
وَنُؤْمِنُ بِأَشْرَاطِ السَّاعَةِ: مِنْ خُرُوجِ الدَّجَّال، ونُزُولِ عِيسَى ابنِ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلامُ مِنَ السَّماءِ، وَنُؤْمِنُ بِطُلُوعِ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَخُرُوجِ دَابَّةِ الأرْضِ مِنْ مَوْضِعِهَا
 


(110) Kami beriman kepada tanda-tanda hari Kiamat; seperti keluarnya Dajjal, turunnya ‘Isa putra Maryam ‘alayhissalam dari langit, terbitnya matahari dari arah tenggelamnya, dan keluarnya dabbah (binatang) bumi dari tempatnya.‎

Hal ini ditegaskan dalam Firman Allah Swt.
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلا هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لا تَأْتِيكُمْ إِلا بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: ‘Bilakah terjadinya?’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’”(Q.S. Al-A’raf [7]: 187)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ سِتًّا الدَّجَّالَ، وَالدُّخَانَ، وَدَابَّةَ الأَرْضِ، وَطُلُوْعَ الشَمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَأَمْرَ العَامَّة، وَخُوَيِّصَةَ أَحَدِكُمْ.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda, “Bersegeralah berbuat baik sebelum datangnya enam perkara: Dajjal, dukhan, binatang bumi, terbitnya matahari dari barat, Kiamat dan kematian salah seorang dari kalian.” (HR. Muslim)
Rasulullah saw bersabda,
ثَلاَثٌ إِذَا خَـرَجْنَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِـي إِيْمَانِهَا خَيْرًا طُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَالدَّجَّالُ وَدَابَّةُ اْلأَرْضِ
 
“Ada tiga perkara yang jika keluar maka tidak akan berguna lagi keimanan orang yang belum beriman sebelumnya; atau belum mengusahakan kebaikan yang dilakukan dalam keimannya. Ketiga perkara itu adalah: terbitnya matahari dari barat, Dajjal dan binatang bumi.” (HR. Muslim)‎
Beliau juga bersabda,
إِنَّ أَوَّلَ اْلآيَاتِ خُرُوْجًا طُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَخُرُوْجُ الدَّابَّةِ عَلَـى النَّاسِ ضُحًى فَأَيُّهُمَا مَا كَانَتْ قَبْلَ صَاحِبَتِهَا فَاْلأُخْرَى عَلَى إِثْرِهَا قَرِيْبًا
“Sesungguhnya tanda-tanda (Kiamat) yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari barat dan keluarnya binatang kepada manusia pada waktu Dhuha. Mana saja yang lebih dahulu muncul, maka yang satunya akan terjadi setelahnya dalam waktu yang dekat.” (HR. Muslim)‎
Di antara tanda-tanda hari kiamat kubra adalah terjadinya khasf, munculnya asap, dan keluarnya ad-Dabbah (binatang yang dapat berbicara).
Terjadi Khasf di timur, barat dan di negeri arab‎
Khasf yang dimaksudkan di sini, bukanlah terjadinya gerhana sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian orang. Akan tetapi khasf yang merupakan tanda hari kiamat adalah ditenggelamkannya manusia ke dalam bumi, sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an ketika Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Qarun yang tidak bersyukur dengan kenikmatan yang telah diberikan kepadanya:
فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ اْلأَرْضَ … القصص: 81
Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi… (al-Qashash: 81)‎
Hudzaifah bin Usaid berkata bahwa Rasulullah SAW muncul ketika kami sedang berbincang-bincang tentang kiamat. Beliau bertanya “apa yang sedang kalian perbincangkan?”. Mereka pun menjawab,”kami sedang membicarakan kiamat”. Lalu Rasulullah bersabda:
انها لن تقوم حتى ترى عشر آيات الدخان والدجال والدابة وطلوع الشمس من مغربها ونزول عيسى ابن مريم ويأجوج ومأجوج وثلاثة خسوف خسف بالمشرق وخسف بالمغرب وخسفف بجزيرة العرب وآخر ذلك نار تخرج من قبل عدن تطرد الناس إلى محشرهم.(روه مسلم)
“kiamat itu tidak akan terjadi hingga kalian melihat sepuluh tanda: asap, Dajjal, binatang melata, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam, Ya’juuj dan Ma’juuj, tiga gempa (di timur, barat dan Jazirah arab), dan yang terakhir adalah api yang keluar dari ‘And yang menggiring manusia ke Makhsyar”.(HR. Muslim)
‎Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan bahwa terjadinya adzab tersebut adalah ketika manusia telah tenggelam dalam kemaksiatan dan dosa sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Umu Salamah ‎radhiallahu ‘anha . Beliau mendengar Rasulullah ‎shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
سَيَكُوْنُ بَعْدِي خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيْرَةِ الْعَرَبِ. قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيُخْسَفُ اْلأَرْضُ وَفِيْهَا الصَّالِحُوْنَ؟ قَالَ لَهَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: إِذَا أَكْثَرَ أَهْلُهَا الْخَبَثَ. (رواه الطبراني في معجم الأوسط)
“Akan terjadi setelahku khasf di timur, di barat dan di negeri arab”. Saya katakan: “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apakah manusia akan ditenggelamkan, padahal di tengah-tengah mereka ada orang-orang yang shalih?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Ya, jika mayoritas penduduknya telah banyak melakukan kemaksiatan (dosa).” (HR. Thabrani dalam Mu’jam al-Ausath).
Ibnu Hajar al-Atsqalani rahimahullah berkata: “Telah didapati khasf di beberapa tempat, namun bisa jadi yang dimaksud dengan kejadian khasf tersebut adalah sesuatu yang luar biasa (lebih dari biasanya). Apakah lebih dahsyat kejadiannya, atau lebih luas daerah yang ditenggelamkannya atau ukurannya”. (Lihat Fathul Bari, juz 13 hal. 84)
Munculnya Asap (ad-Dukhan)‎
Tanda-tanda hari kiamat kubra yang berikutnya adalah munculnya asap. Allah subhanahu wa Ta’alaberfirman:
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ (10) يَغْشَى النَّاسَ هَذَا عَذَابٌ أَلِيمٌ. الدخان: 10-11
Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. (ad-Dukhan: 10-11)
Ayat ini merupakan ancaman kepada kaum musyrikin Quraisy khususnya dan orang-orang kafir umumnya bahwa Allah subhabahu wa Ta’ala akan menurunkan adzab kepada mereka berupa asap yang akan menutupi mereka seluruhnya.
Para ahli tafsir berselisih pendapat tentang asap di dalam ayat tersebut, apakah yang akhirnya menimpa kaum Quraisy ketika itu berupa panas dan kemarau panjang serta kelaparan? atau asap yang akan datang sebagai tanda hari kiamat yang besar yang disebutkan dalam hadits-hadits yang shahih?
Di antara mereka yang berpendapat dengan pendapat pertama adalah Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu. Ketika ada seorang dari negri Kindah menyatakan tentang asap yang akan datang pada hari kiamat yang akan memekakan telinga-telinga kaum munafiqin dan membutakan mata-mata mereka, beliau marah sambil berkata:

مَنْ عَلِمَ شَيْئًا فَلْيَقُلْ بِهِ وَمَنْ لَمْ يَعْلَمْ فَلْيَقُلْ: اللهُ أَعْلَمُ، فَإِنَّ مِنَ الْعِلْمِ أَنْ يَقُوْلَ لِمَا لاَ يَعْلَمُ لاَ يَعْلَمُ. فَإِنَّ اللهَ قاَلَ لِنَبِيِّهِ: قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ .
Barangsiapa yang memiliki ilmu maka katakanlah! Dan barangsiapa yang tidak memiliki ilmu maka katakanlah: ‘Allahu a’lam!” Karena sesungguhnya termasuk ilmu adalah ucapan orang pada apa yang dia tidak tahu: “aku tidak tahu”. Sesungguhnya Allah telah mengatakan kepada nabi-Nya: ((“Katakanlah (hai Muhammad): “Aku tidak meminta upah sedikit pun kepada kalian dakwahku; dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan (memaksakan diri”)).
Kemudian Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya kaum Quraisy tidak mau menerima Islam, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendoakan atas mereka:
أَللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَيْهِمْ بِسِنِيْنَ كَسِنِيْ يُوْسُفَ.
Ya Allah tolonglah aku untuk mengalahkan mereka dengan kelaparan seperti yang terjadi pada zaman nabi Yusuf. (HR. Bukhari dalam Kitab Tafsir dan Muslim dalam Shifatul Qiyaamah).
Maka terjadilah kemarau panjang dan kelaparan, hingga sebagian mereka binasa dan sebagian lainnya memakan bangkai-bangkai dan tulang-tulang. Ketika itu setiap orang melihat seakan-akan di antara langit dan bumi ada asap. (Atsar riwayat ad-Darimi juz 1/62; Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ Bayaanil Ilmi, juz 2/51; Baihaqi dalam al-Madkhal no. 797; al-Khathib al-Baghdadi dalam al-Faqiih wal Mutafaqih; melalui nukilan Hilyatul Alimi al-Mu’allim, hal. 59)
Pendapat ibnu mas’ud radhiallahu ‘anhu ini sesuai dengan konteks ayat di atas yang mengancam kaum Musyrikin Quraisy. Namun demikian, tidak menafikan ancaman umum kepada seluruh orang-orang kafir dan musyrikin dengan asap yang turun menjelang hari kiamat kelak. Karena dalil-dalil yang shahih tentang tanda-tanda kiamat kubra sebagaimana disebutkan dalam hadits Hudzaifah di antaranya adalah munculnya ad-dukhan (asap).
Kemarahan yang diucapkan oleh Ibnu Mas’udradhiallahu ‘anhu di atas bukanlah karena beliau menafikan munculnya asap menjelang hari kiamat, tetapi karena beliau mengerti orang tersebut berbicara tanpa ilmu dengan mengatakan bahwa asap tersebut dapat membutakan mata dan memekakan telinga. Karena dalam riwayat lain, Ibnu Mas-‘ud mengatakan ada dua asap, salah satunya telah terjadi dan yang lain akan datang menjelang hari kiamat.
Dalam hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda:

بَادِرُوا بِاْلأَعْمَالِ سِتًّا طُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا أَوِ الدُّخَانَ أَوِ الدَّجَّالَ أَوِ الدَّابَّةَ أَوْ خَاصَّةَ أَحَدِكُمْ أَوْ أَمْرَ الْعَامَّةِ . رواه مسلم في الفتن وأشرط الساعة
Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya enam perkara: terbitnya matahari dari arah barat, datangnya asap, munculnya Dajjal, keluarnya ad-Dabbah (binatang yang dapat berbicara), kematian atau datangnya hari kiamat yang merata. (HR. Muslim dalam al-Fitan wa Asyrathu as-Sa’ah).
Keluarnya ad-Dabbah (binatang yang dapat berbicara)
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
 
وَلِلّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مِن دَآبَّةٍ وَالْمَلآئِكَةُ وَهُمْ لاَ يَسْتَكْبِرُونَ) (سورة: النحل: 49)
Artinya:
“Dan kepada Allah sajalah bersujud segala makhluk melata yang berada di langit yang belapis-lapis dan semuamakhluk yang melata di bumi dan jugaPara malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri”  (QS An-Nahl 16 : 49).
Disebutkan oleh Syeikh Abdur Rahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah dalam Tafsir “Al-Karimir Rahman fi Tafsiri Kalamil Mannan” (1/442) :
 
{وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مِنْ دَابَّةٍ} من الحيوانات الناطقة والصامتة، {وَالْمَلائِكَةُ} الكرام خصهم بعد العموم لفضلهم وشرفهم وكثرة عبادتهم ولهذا قال: {وَهُمْ لا يَسْتَكْبِرُونَ} أي: عن عبادته على كثرتهم وعظمة أخلاقهم وقوتهم.
 


“(Dan kepada Allah sajalah bersujud segala makhluk melata yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi) dari Hewan-hewan yang dapat berbicara dan hewan-hewan yang tidak dapat berbicara, (Dan Malaikat) yang Mulia, (Allah) mengkhususkan mereka setelah menyebutkan yang umum, hal itu karena kelebihan mereka, kemuliaan mereka, banyaknya ibadah yang mereka lakukan. Maka dari situlah Allah berfirman : (dan Mereka, ya’ni: “Para Malaikat” tidak menyombongkan diri).(“Al-Karimir Rahman fi Tafsiri Kalamil Mannan” (1/442) ‎

Dalam ayat lain, Tentang keberadaan Dabbah di Langit yang berlapis-lapis (Samawat) dan Juga Pada Bumi. 
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيهِمَا مِن دَابَّةٍ وَهُوَ عَلَى جَمْعِهِمْ إِذَا يَشَاء قَدِيرٌ)
 (الشورى:29)
Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya. (QS Asy-Syuura 42 : 29)
Syeikh Abdur Rahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah dalam Tafsir “Al-Karimir Rahman fi Tafsiri Kalamil Mannan”  (1/759) :
.
أي: ومن أدلة قدرته العظيمة، وأنه سيحيي الموتى بعد موتهم، و{خَلْقُ} هذه {السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ} على عظمهما وسعتهما، الدال على قدرته وسعة سلطانه، وما فيهما من الإتقان والإحكام دال على حكمته وما فيهما من المنافع والمصالح دال على رحمته، وذلك يدل على أنه المستحق لأنواع العبادة كلها، وأن إلهية ما سواه باطلة.
{وَمَا بَثَّ فِيهِمَا} أي: نشر في السماوات والأرض من أصناف الدواب التي جعلها الله مصالح ومنافع لعباده. {وَهُوَ عَلَى جَمْعِهِمْ} أي: جمع الخلق بعد موتهم لموقف القيامة {إِذَا يَشَاءُ قَدِيرٌ} فقدرته ومشيئته صالحان لذلك، ويتوقف وقوعه على وجود الخبر الصادق، وقد علم أنه قد تواترت أخبار المرسلين وكتبهم بوقوعه.
 Artinya:
“Diantara dalil Qudrah  Allah yang besar adalah Bahwasanya Allah mampu menghidupkan orang yang telah mati, dan(Pencipta’an  langit yang berlapis lapis dan Bumi) ini  yang begitu besar (bentuk) nya dan begitu luas (ukuran) nya. hal itu menunjukkan adanya Qudrah dan Keluasan ilmu-Nya, dan Apa saja di dalamnya (ya’ni Qudrah dan keluasan ilmu) dari berbagai peraturan dan hukum-hukum yang menunjukkan atas hikmahnya.‎
Dan apa saja didalamnya dari manfa’at dan maslahat, hal itu menunjukkan atas rahmat-Nya, hal itu juga hal-hal yang berkaitan didalamnya dari berbagai ibadah semuanya, dan Sesungguhnya Tuhan-Tuhan (yang disembah) selain Allah adalah Bathil. (dan makhluk-makhluk yang melata (Dabbah) Yang Dia sebarkan pada keduanya.) ya’ni: yang di sebarkan di lapisan-lapisan langit
Dan Bumi dari berbagai jenis Dabbah yang Allah jadikan sebagai maslahat dan manfa’at untuk hamba-hambaNya, (Dan Dia mampu mengumpulkan mereka (Dabbah-Dabbah)  semuanya) : ya’ni [di bangkitkan, lalu] dikumpulkan setelah kematian mereka di saat hari Qiyamat(hal itu jika Allah menghendaki). Maka Qudrah (Kemampuan) dan Masyi’ah (Kehendak) sangat berkaitan erat atas hal tersebut…” (“Al-Karimir Rahman fi Tafsiri Kalamil Mannan”  (Tafsir “Al-Karimir Rahman fi Tafsiri Kalamil Mannan”))      
Ada Sejenis Dabbah Asing Dari Dalam Bumi, dan Akan Keluar Ke Permukaan Bumi (Sebelum Datang Hari Kiyamat), Binatang ini Akan Berbicara Pada Manusia.‎
Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ اْلأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لاَ يُوقِنُونَ. النمل: 82

Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.(an-Naml: 82)
Dalam Tafsir Ibnu Jarir Ath-ThabariRahimahullah menukil dari Abdullah bin Umar dan Athiyah, beliau berdua berkata: “(Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka) ya’ni: ketika saat itu (di Bumi) tidak ada amar ma’ruf dan Nahi Munkar. (Jami’ul Bayan Fi Ta’wilil Qur’an: 19/496).‎
Imaam Ibnu Katsiir رحمه اللهmengatakan dalam tafsir ayat diatas bahwa Ad Dabbah ini akan keluar di akhir zaman ketika manusia sudah semakin rusak. Ketika manusia sudah meninggalkan apa yang Allah سبحانه وتعالى perintahkan kepada mereka. Dan ketika manusia sudah merubah (menukar) Dien Islam yang benar menjadi Dien yangbaathil. 
Kata beliau Imaam Ibnu Katsiir رحمه اللهdalam tafsirnya selanjutnya mengaatakan, bahwa “Allah سبحانه وتعالى mengeluarkan Ad Daabbahdari bumi, lalu binatang itu berbicara kepada mereka”.
Berkata para ulama tentang ayat di atas bahwa makna “telah jatuh atas mereka” adalah telah layak ancaman Allah untuk mereka. Hal itu karena kemaksiatan, kefasikan dan kekafiran mereka telah melampaui batasnya. Mereka telah berpaling dari ayat-ayat Allah, tidak mau membaca dan tunduk pada hukum-hukumnya, di mana tidak berguna lagi nasehat untuk mereka, dan tidak memalingkan mereka peringatan-peringatan.
Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu mengatakan bahwa maksud “telah jatuh ucapan atas mereka” adalah dengan matinya para ulama, hilangnya ilmu, dan terangkatnya al-Qur’an …. Kemudian beliau berkata:“Maka perbanyaklah membaca al-Qur’an sebelum diangkatnya”. (Tafsir Qurthubi juz 13 hal. 234; melalui nukilan Asyrathu as-Sa’ah, hal. 404).
Selain ayat di atas, dalil-dalil dari hadits tentang akan keluarnya ad-Dabbah ini sangat banyak, di antaranya:
Dalam hadits Hudzaifah bin usaid radhiallahu ‘anhu tentang 10 tanda-tanda hari kiamat yang diriwayatkan oleh Muslim.
 
انها لن تقوم حتى ترى عشر آيات الدخان والدجال والدابة وطلوع الشمس من مغربها ونزول عيسى ابن مريم ويأجوج ومأجوج وثلاثة خسوف خسف بالمشرق وخسف بالمغرب وخسفف بجزيرة العرب وآخر ذلك نار تخرج من قبل عدن تطرد الناس إلى محشرهم.(روه مسلم)
“kiamat itu tidak akan terjadi hingga kalian melihat sepuluh tanda: asap, Dajjal, binatang melata, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam, Ya’juuj dan Ma’juuj, tiga gempa (di timur, barat dan Jazirah arab), dan yang terakhir adalah api yang keluar dari ‘And yang menggiring manusia ke Makhsyar”.(HR. Muslim)‎
Hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu di atas yang diriwayatkan oleh Muslim tentang beramallah sebelum datang enam perkara.
Hadits dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:
 
ثَلاَثٌ إِذَا خَرَجْنَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا طُلُوعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَالدَّجَّالُ وَدَابَّةُ اْلأَرْضِ. رواه مسلم في كتاب الإيمان 2/195 بشرح النواوي
Tiga perkara jika telah keluar, maka tidak berguna lagi bagi seseorang keimanannya yang belum beriman sebelumnya atau belum beramal kebaikan sedikit pun sebelumnya: terbitnya matahari dari barat, munculnya Dajjal dan keluarnya ad-Dabbah. (HR. Muslim dalam kitab al-Iman juz 2/195 dengan syarh Imam Nawawi)
Hadits Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 
إِنَّ أَوَّلَ اْلآيَاتِ خُرُوجًا طُلُوعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَخُرُوجُ الدَّابَّةِ عَلَى النَّاسِ ضُحًى وَأَيُّهُمَا مَا كَانَتْ قَبْلَ صَاحِبَتِهَا فَاْلأُخْرَى عَلَى إِثْرِهَا قَرِيبًا. رواه مسلم في كبات الفتن وأشرط الساعة 18/27 بشرح النواوي
Sesungguhnya awal tanda-tanda terjadinya hari kiamat adalah terbitnya matahari dari arah tenggelamnya dan keluarnya ad-Dabbah di antara manusia pada waktu dluha. Yang mana pun keluar lebih dulu sebelum yang lainnya, maka yang lainnya muncul di belakangnya secara dekat. (HR. Muslim dalam kitab al-Fitan wa Asyrathu as-Sa’ah, 18/27 dengan syarh Imam Nawawi)
Hadits Abu Umamah radhiallau ‘anhu dalam riwayat imam Ahmad:
 
تَخْرُجُ الدَّابَّةُ فَتَسِمُ النَّاسَ عَلَى خَرَاطِيمِهِمْ ثُمَّ يَغْمُرُونَ فِيكُمْ حَتَّى يَشْتَرِيَ الرَّجُلُ الْبَعِيرَ فَيَقُولُ مِمَّنِ اشْتَرَيْتَهُ فَيَقُولُ اشْتَرَيْتُهُ مِنْ أَحَدِ الْمُخَطَّمِينَ. رواه أحمد وصححه الألباني، انظر صحيح الجامع الصغير 3/37 وسلسلة الأحاديث الصحيحة 1/3/322
Akan keluar sejenis binatang kemudian menandai manusia di muka-muka mereka kemudian bertambah banyaklah di tengah-tengah kalian (orang-orang yang bertanda), hingga ketika seseorang membeli unta ditanya:“Dari siapa engkau membeli unta ini?” Maka dia menjawab : “Aku membeli dari salah seorang yang telah diberi tanda” (tanda kafir atau mukmin –pent). (HR. Ahmad; dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani; Lihat Shahih al-Jami’u ash-Shaghir 3/37 dan Silsilah al-Ahaadits ash-Shahihah 1/3/322)
Allah memberlakukan Ajaran Tauhid pada Seluruh Makhluk Yang Ada Di Lapisan Langit (Yaitu Malaikat) dan  Makhluk Bumi [Makhluk Bumi], Karena ketiga Makhluk ini berakal, berbeda dengan Dabbah.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
 
إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا (93)
Artinya:
Tidak ada sesiapapun di langit dan di bumi melainkan dia akan datang kepada (Allah) Ar-Rahman, sebagai hamba. (QS. Maryam: 93)
Dalam Tafsir Ibnu Jarir Ath-ThabariRahimahullah menafsirkan ayat :” Tidak ada sesiapapun di langit dan di bumi melainkan dia akan datang kepada ( Allah) Ar-Rahman, sebagai hamba.” Yaitu Seluruh Para MALAIKAT yang menjadi penghuni langit, dan Seluruh MANUSIA dan JIN Sebagai penduduk Bumi, melainkan mereka semua datang menemui Rabbnya dalam keadaan seorang hamba, yang hina, tunduk, patuh”. (Jami’ul Bayan Fi Ta’wilil Qur’an: 19/496).‎
Allah senantiasa memperlihatkan Tanda-tanda KekuasaanNya di segala penjuru Bumi, agar manusia tahu tentang kebenaran Al-Qur’an.
 Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (53)
Artinya:
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda ayat (kekuasaan) kami di segala Ufuq dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?. (Surat Al-Fushshilat ayat 53)
Imam Al-Baghawi dan Imam Al-Qurtubi menukil dari perkata’an Ulama’ tabi’in Atha’ dan ibnu Zaid dalam menafsirkan ayat: “Kami akan memperlihatkan Tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala Ufuq, ya’ni : penjuru langit dan Bumi, baik dari Matahari, Bulan, Bintang-bintang, Tanaman-tanaman, Pepohonan, Dan pada diri mereka sendiri” ya’ni: sempurnanya cipta’an (pada mereka sendiri), dan  terangnya Hikmah, sehingga menjadi jelas bagi mereka bahwasanya Al-Qur’an itu benar.” (Tafsir Qurtubi (15/374-375), Tafsir Ma’alimut Tanzil lil Baghawi: 7/179) ‎
Yang telah terbukti dari Dalil Al-Qur’an Maupun As-Sunnah yang Shahih Tentang Adanya Binatang Dabbah.‎
Sebagian manusia menafsirkan ad-Dabbah dengan berbagai macam penafsiran. Bahkan sebagian mereka mengatakan bahwa ad-Dabbah adalah sejenis virus yang akan membikin cacat manusia dengan tidak membawakan dalil sama sekali kecuali dari akalnya.
Kita katakan bahwa tidak perlu kita menebak-nebak sesuatu tanpa ilmu. Apa yang telah diberitakan kita imani, sedangkan apa yang tidak diberitakan kita katakan ‎wallohu a’lam.‎
KESIMPULAN
            ‎
Hari kiamat merupakan Hari yang menadai berakhirnya kehidupan alam semesta. Namun hari kiamat tersebut tidak dijelaskan kepastian kapan datangnya di dalam Al-Qur an dan Hadits. Melainkan hanya dijelaskan mengenai beberapa tanda-tanda kiamat itu akan tiba.‎

Jumat, 20 Mei 2016

Danau Tiberias Menyusut, Dajjal Akan Segera Muncul?

Tiberias merupakan danau air tawar yang posisinya paling rendah di dunia. Secara geografis wilayahnya terletak di Palestina dan Suriah, namun saat ini sudah dikuasai oleh Israel. Danau ini menjadi sumber air bersih bagi penduduk Israel untuk pertanian, sanitasi, dan air minum.

Danau Tiberias ternyata memiliki arti penting bagi umat Islam. Dalam sebuah hadist, Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa danau yang juga dijuluki Galilee ini menandai kedatangan Dajjal, sosok eskatologi Islam yang dilaknat Allah dan akan muncul pada akhir zaman.

 
 
Ironisnya, kondisi saat ini menunjukan debit air Tiberia yang terus menurun dengan drastis. Sejumlah pakar menyebutkan bahwa saat ini hanya tinggal menunggu waktu untuk mengering. Lantas benarkah Dajjal akan segera muncul dan membuat kerusakan di muka bumi?

Pemerintah Israel dikutip dari situs www.savekinneret.com, menjelaskan bahwa  Danau Kinneret (Tiberias) sedang mengering. Hal ini disebabkan curah hujan di wilayah tersebut di bawah rata-rata. Sedangkan ketinggian air kini sudah berada pada "garis hitam", di mana air tidak akan bisa dipompa lagi dan menyebabkan gangguan pada pasokan air.

Setiap hari, sekitar 1,7 juta meter kubik air terkuras dari Danau Tiberia atau sekitar 400 juta meter kubik per tahun. Dengan kondisi ini, debit air terus menurun dan diperkirakan akan terus terjadi. Mengingat di Israel terjadi peningkatan populasi, baik karena kelahiran, migrasi orang orang Yahudi dari berbagai penjuru dunia menuju Israel, maupun kebutuhan industri dan pertanian di sana.

Sesekali debit air mengalami peningkatan jika iklim dan cuaca dan mendukung. Namun, hingga kini kondisi permukaanya masih bertengger di garis hitam. Hal ini menjadi persoalan serius  bagi negara tersebut.

Ternyata tidak hanya menjadi masalah serius bagi Israel, persoalan penyusutan Danau Tiberia menjadi tanda kemunculan Dajjal. Sosok makhluk bermata satu ini menjadi musuh umat islam yang kehadirannya masih menjadi misteri. Namun Nabi Muhammad SAW memberikan tanda-tanda bagaimana kemunculan Dajjal. Salah satu tandanya adalah turunnya permukaan air danau ini.

Rasulullah SAW menjelaskan dalam satu riwayat Imam Muslim, diriwayatkan dari Fatimah binti Qais bahwa beliau radhiallahu 'anhu berkata:

“Saya mendengar juru panggil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyeru: Shalat Jama’ah! Shalat jama’ah” (panggilan seperti ini biasanya hanya pada waktu shalat atau apabila ada sesuatu yang sangat penting). Fatimah binti Qais melanjutkan, “Maka saya pun pergi ke masjid dan shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan saya berada pada shaf pertama para wanita. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah selesai beliau duduk di atas mimbar.

Beliau tertawa kemudian berkata,’Hendaklah masing-masing tetap di tempat! Tahukah Anda semua mengapa saya kumpulkan?’ Para Shahabat menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Bukan karena suatu kabar gembira, bukan pula karena suatu ancaman, tetapi karena Tamim ad-Dari tadinya seorang pemeluk nasrani lalu dia datang menyatakan keislamannya dan menceritakan kepada saya kejadian yang sesuai dengan yang pernah saya sampaikan kepada kalian semua tentang al-Masih ad-Dajjal. Dia menceritakan kepada saya bahwa dia berlayar dengan tiga puluh orang dari Lakhm dan Juzam, lalu ombak besar membuat mereka terombang ambing di lautan sebulan lamanya hingga akhirnya mereka terdampar di sebuah pulau di arah timur matahari. Mereka pun turun dan duduk beristirahat dekat kapal mereka lalu memasuki pulau tersebut. Mereka kemudian bertemu dengan makhluk melata yang dipenuhi bulu. Saking banyaknya bulunya mereka tidak tahu mana bagian depan dan bagian belakangnya. Mereka berkata, Makhluk apakah Engkau ini?’ Makhluk itu berkata, Aku adalah Jassasah (Pengintai).’ Mereka bertanya, Apa itu Jassasah?’ Makhluk tu menjawab, ‘Pergilah kalian menemui laki-laki yang ada di gedung besar sana, dia sangat ingin mendengar berita dari kalian.’

Tamim berkata, ‘Ketika dia menyebut nama seorang laki-laki, kami takut bahwa makhluk itu adalah setan. Maka kami pun bergegas pergi sampai kami menemukan bangunan besar itu lalu masuk ke dalamnya. Di sana ada seorang manusia yang paling besar dan paling kuat yang pernah kami lihat. Kedua tangannya terbelenggu ke lehernya diantara kedua lutut dan sikunya. Kami berkata, ‘Celakalah engkau, makhluk apakah engkau ini?’

Dia menjawab, kalian mampu menemukanku, beritahu saya siapa kalian ini!’ Mereka (Tamim dan rombongan) menjawab, ‘Kami adalah orang-orang Arab, kami naik kapal laut, tiba-tiba ombak pasang dan kami pun terombang-ambing selama satu bulan sampai akhirnya terdampar di pulau Anda ini. Kami pun merapat dan memasukinya. Tiba-tiba kami bertemu dengan makhluk melata yang berbulu sangat lebat sehingga sulit mengetahui mana depan dan mana bagian belakangnya. Kami berkata kepadanya, ‘Celakalah engkau, makhluk apakah kau ini?’ Dia menjawab, Aku adalah jassasah (Pengintai).’ Kami pun berkata, Apakah jassasah itu?’ Dia berkata, ‘Pergilah temui laki-laki yang ada di bangunan besar itu karena dia sangat ingin mendengarkan berita dari kalian!’ Maka kami pun bergegas menemuimu, dan merasa takut dengan makhluk itu dan menyangka dia adalah setan.

Laki-laki besar itu berkata, ‘Beritahukan kepada saya tentang kebun kurma Baisan!’ Kami berkata, ‘Tentang apanya yang ingin engkau ketahui?’ Dia berkata, ‘Tentang pohon-pohon kurmanya, apakah masih berbuah?’ Kami berkata, ‘Ya.’ Dia berkata, ‘Ketahuilah kurma-kurma itu hampir tidak lagi berbuah. Beritakan kepadaku tentang danau Tiberias!’ Kami pun berkata, ‘Tentang apanya yang ingin engkau ketahui?’ Dia berkata, Apakah di sana ada airnya?’ Kami menjawab, ‘Danau itu banyak airnya, ‘Dia berkata, ‘Ketahuilah airnya tak lama lagi akan habis.

Beritahu saya tentang sumber air Zagar!’ Kami berkata, ‘Tentang apanya yang ingin engkau ketahui?’ Dia berkata, Apakah masih banyak airnya? Apakah penduduk sekitarnya memanfaatkan airnya untuk bercocok tanam?’ Kami menjawab, ‘Ya, airnya banyak, penduduk sekitar memanfaatkannya untuk bercocok tanam.’

Dia berkata, ‘Beritakan kepada saya tentang Nabi kaum yang ummi, apa yang telah dilakukannya?’ Mereka menjawab, ‘Dia telah muncul di Mekkah dan tinggal di Yasrib,’ Dia berkata, Apakah orang-orang Arab memerangi mereka?’ Kami menjawab, ‘Ya.’ Dia berkata, Apa yang dilakukannya kepada mereka?’ Maka kami pun memberitahurnya bahwa telah tampak para pengikutnya dari kalangan orang-orang Arab, mereka mematuhinya. Dia berkata, ‘Itu sudah terjadi?’

Kami menjawab, ‘Ya,’ Dia berkata, jika demikian maka yang terbaik bagi kalian ialah mematuhinya. Aku beritahukan kepada kalian siapa sesungguhnya aku ini. Aku adalah al-Masih, hampir datang waktunya aku diizinkan keluar, lalu akan berjalan mengelilingi bumi, tidak satu kampung pun yang tidak kusinggahi dalam waktu empat puluh malam kecuali Mekkah dan Taibah karena keduanya diharamkan atasku. Setiap kali aku berusaha untuk memasuki salah satu dari keduanya aku akan dihadang oleh Malaikat yang memegang pedang mengusir saya menjauhi kedua kota itu. Setiap celah kota itu dijaga oleh para malaikat.”

Fatimah binti Qais (perawi hadits) berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghentakkan tongkat beliau ke mimbar dan berkata, ‘Inilah Taibah, inilah Taibah (maksud beliau Madinah). Bukankah saya pernah menyampaikannya hal seperti ini kepada kalian?’ Para hadirin menjawab, ‘Benar,’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan, ‘Sesungguhnya apa yang disampaikan oleh Tamim membuatku kagum karena sesuai dengan yang pernah saya sampaikan kepada kalian tentang Dajjal, Madinah dan Mekkah. Dia berada di laut Syam atau laut Yaman; bukan, tetapi dia ada di timur, dia ada di timur, dia ada di timur!’ Beliau pun memberi isyarat dengan tangannya ke arah timur. Fatimah melanjutkan, “Maka saya pun menghafalnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Dengan berita ini, tentu saja penyusutan Danau Tiberias menjadi salah satu tanda kemunculan Dajjal. Sebagai muslim, kita harus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita agar kita terhindar dari fitnah Dajjal.

Fakta Nyata Perkataan Dajjal Dalam Kehidupan Saat Ini

Dajjal adalah sosok manusia yang banyak disebut-sebut didalam Islam, Makhluk ini adalah sosok yang akan menyesatkan manusia menjelang kedatangan hari kiamat. Sosoknya di gambarkan sebagai makhluk bermata satu dengan tulisan huruf arab kaf-fa-ra dikeningnya seperti yang pernah diberitahukan oleh Nabi Muhammad dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh At Tirmdzi

“Bukankah sesungguhnya ia itu bermata sebelah, dan tertulis di antara kedua mata Dajjal itu kata kafir, yang dapat dibaca oleh setiap Mukmin.” (Muttafaqun ‘alaih) Dan dalam riwayat yang lain dinyatakan: “Tertulis diantara dua matanya huruf kaf, fa’, dan ra’.”(HR. At-Tirmidzi)

Hadist riwayat Muslim, dari Nawwas bi Sam’an: Rasullulah SAW mengatakan, “Dajjal adalah seorang pemuda berambut keriting, matanya sebelah kanan celek, aku menyerupakannya dengan Abdul Uzza bin Qathan (lelaki Quraisy yang hidup di zaman Jahiliyah). Maka barang siapa yang menemuinya bacalah surat Al-Kahfi. Ia keluar dari sebuah jalan antara Syam dan Iraq, lalu ia berbuat binasa kesana kemari ”

Dalam sebuah riwayat hadits yyang lain di ceritakan bahwa Dajjal adalah seorang yang mempunyai postur tubuh tinggi besar, hal tersebut berdasarkan penuturan seorang Pelaut Kriten bernama Tamim Ad-Dari pada jaman Nabi Muhammad yang terdampar disebuah pulau bersama dengan 30 orang anak buahnya. Di pulau tersebut Tamim bertemu dengan seorang laki-laki yang mempunyai postur tubuh yang sangat besar
 Tamim mengungkapkan "Orang tersebut merupakan orang terbesar yang pernah kami lihat, paling kuat dan tangannya terbelenggu dileher, antara lutut dan mata kakinya terbelenggu oleh besi". Apa yang diceritakan oleh Tamin Ad-Dari 5 abad yang lalu tersebut telah terjadi dan dapat kita saksikan hari ini, berikut ini kisahnya:

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam usai melakukan shalat, beliau duduk diatas mimbar sambil tersenyum seraya berkata, “Hendaklah tiap-tiap orang tetap berada di tempat sholatnya.” Kemudian beliau melanjutkan, “Tahukah kamu, mengapa saya kumpulkan kalian?.” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih mengerti.” Beliau bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku tidak mengumpulkan kalian karena senang atau benci. Aku kumpulkan kalian karena Tamim Ad Dari, seorang penganut Nasrani, telah berbaiat masuk Islam dan dia bercerita kepadaku tentang suatu masalah yang sesuai dengan apa yang pernah aku sampaikan kepada kalian mengenai Masih Ad Dajjal. Ia bercerita bahwa ia pernah naik perahu bersama tiga puluh orang yang terdiri atas orang-orang yang berpenyakit kulit dan lepra. Lalu mereka dihempas ombak selama sebulan di laut, kemudian mereka mencari perlindungan ke sebuah pulau di tengah lautan hingga sampai di daerah terbenamnya matahari.
Laut Mediteran berada di Barat Laut Jazirah Arab atau sebelah Tenggara Eropa
Dari penuturan Nabi Muhammad tentang apa yang disampaikan oleh Tamim Ad-Dari kepadanya yaitu pada saat Tamim Ad-Dari terombang-ambing ditengah lautan kemudian terdampar di sebuah pulau disitu dinyatakan bahwa dirinya sampai di daerah terbenamnya matahari hal tersebut dapat di simpulkan bahwa Tamim Ad-Dari berada disebelah barat Jazirah Arab (tempat terbenamnya matahari). Laut di sebelah barat Jazirah Arab adalah laut Merah dan Mediterania, secara geografis laut merah adalah laut yang tidak begitu luas dan ombaknya tidak begitu besar jadi dapat dikatakan hampir tidak masuk akal jika Tamim Ad-Dari dapat di hempas ombak hingga satu bulan lamanya. Dari kesimpulan tersebut maka hanya ada satu kemungkinan bahwa Tam Ad-Dari berada di laut Mediterania dan terdampar disalah satu pulau yang berada di sekitar laut Mediterania yaitu wilayah Eropa.

.Next
Lantas mereka menggunakan sampan kecil dan memasuki pulau tersebut. Di sana mereka berjumpa dengan seekor binatang yang bulunya sangat lebat hingga tidak kelihatan mana bagian depannya dan mana bagian belakangnya, karena lebat bulunya. Mereka berkata kepada binatang itu, “Celakalah kamu! Siapakah kamu?” Binatang itu menjawab, “Aku adalah Al Jassasah.” Mereka bertanya , “Apakah Al Jassasah itu?” Dia menjawab, “Wahai kaum, pergilah kepada orang yang berada di dalam biara ini, karena ia sangat merindukan berita kalian.” Kata Tamim, “Ketika binatang itu menyebut seseorang, kami menjauhinya, karena kami takut binatang itu adalah setan.

Sebelum Tamim Ad-Dari bertemu dengan makhluk yang kemudian di ketahui bahwa makhluk tersebut adalah Dajjal, dia bertemu dengan sosok yang hingga kini belum di ketahui makhluk tersebut sebenarnya binatang atau Jin. Kemungkinannya adalah Jin karena jika binatang maka tentu dia tidak akan dapat berbicara kepada Tamim Ad-Dari. Makhluk tersebut megaku sebagai Al Jassasah, Al-jassasah sendiri dapat di artikan sepagai pengintai atau memata-matai (tajassus), dia juga mempunyai bulu yang sangat lebat dan susah di bedakan mana bagian depannya dan mana bagian belakangnya. Hingga kini para ilmuwan Islam masih menyelidiki makhluk apa sebenarnya yang menemui Tamim Ad-Dari tersebut.

Dari pembicaraan selanjutnya Tamim diminta oleh makhluk berbulu lebat tersebut untuk memasuki sebuah biara atau tempat ibadah. Sebuah tempat yang terdapat biara (tempat ibadah) di sekitar Mediterania ketika itu adalah Italia (Romawi) atau sekitarnya, namun demikian Syaikh Imran Hussein lebih yakin bila pulau yang dimaksud adalah Inggris.

Next:
Lalu kami berangkat cepat-cepat hingga kami memasuki biara tersebut, tiba-tiba di sana ada seorang laki-laki yang sangat besar tubuhnya dan tegap, kedua tangannya dibelenggu ke kuduknya, anatar kedua lututnya dan mata kakinya dirantai dengan besi.
 Kami bertanya, “Siapakah Engkau ini?”
Dia menjawab, “Kalian telah dapat menguak beritaku, karena itu beritahukanlah kepadaku siapakah sebenarnya kalian ini?”
Mereka menjawab, “Kami adalah orang-orang dari Arab. Kami naik perahu dan kami terkatung-katung di laut dipermainkan ombak selama satu bulan, kemudian kami mencari tempat berlindung ke pulaumu ini dengan menaiki sampan kecil yang ada di sini lantas kami masuk pulau ini, dan kami bertemu seekor binatang yang bulunya sangat lebat hingga tidak kelihatan mana qabulnya dan mana duburnya karena lebat bulunya. Lalu kami bertanya, “Celakalah kamu ! Siapakah kamu?”
Dia menjawab, “Aku adalah Al Jassasah.”
Kami bertanya, “Apakah Al Jassasah itu?”
Dia menjawab, “Pergilah kepada lelaki ini di dalam biara, karena ia merindukan berita kalian.”
Lalu kami bergegas menemui dan meninggalkan dia, dan kami merasa tidak aman jangan-jangan dia itu setan.”
Dia (lelaki itu) berkata, “Tolong kabarkan kepada kami tentang desa Nakhl Baisan.”
Kami menjawab, “Tentang apanya?”
Dia berkata, “Tentang kurmanya, apakah berbuah?”
Kami menjawab, “Ya.”
Dia berkata, “Ketahuilah, sesungguhnya pohon-pohon kurmanya akan tidak berbuah lagi.”
Mari kita bahas tentang isi dialog tersebut dan kita cocokan dengan realita yang terjadi saat ini. Lelaki tinggi besar yang di temui oleh Tamim Ad-Dari tersebut bertanya tentang kurma di wilayah Baisan.  Baisan atau Bisan) adalah sebuah kota yang terletak di distrik North District dari Israel yang memainkan peranan sejarah yang teramat penting berdasarkan lokasi geografisnya yang terletak di persimpangan dari lembah sungai Lembah Sungai Jordan dan lembah Jezreel. Kota ini juga memainkan peranan yang teramat penting di dunia modern, dimana ia bertindak sebagai pusat kegiatan regional untuk beberapa desa di sekitarnya Beit She'an Valley Regional Council. (Wikipedia Indonesia)

Perlu diketahui wilayah Baisan (Beit She'an) ketika itu adalah sebuah wilayah yang subur dengan tanaman kurma yang sangat banyak dan berbuah cukup lebat, Baisan berada di Palestina di Al-Ghaur utara berdekatan dengan sungai Jalut yang mengelir di perkebunan Ibnu Amir. Dalam buku Armagedon yang ditulis oleh Wisnu Sasongko disitu disebutkan bahwa Israel sering menjadikan Baisan sebagai target sasaran serangan, sehingga menyebabkan hancurnya perkebunan kurma di Baisan, sebagian pohon kurma mati sebagian lainnya terganggu pertumbuhannya sehingga buah yang dihasilkan sangat sedikit.

Baisan sendiri saat ini dalam kekuasaan Israel dan lebih banyak difungsikan sebagai tempat pariwisata, yang secara otomatis sektor wisata lebih diutamakkan daripada sektor pertanian dengan tanaman kurmanya. Kondisi tersebut tentu menyebabkan kurma sudah tidak mudah lagi ditemukan di Baisan,  mungkin hal inilah yang diisyaratkan oleh Dajjal dengan perkataannya  “Ketahuilah, sesungguhnya pohon-pohon kurmanya akan tidak berbuah lagi.”
Salah satu wilayah Baisan, sudah tidak terlihat lagi pohon-pohon Kurma
Salah satu sudut kota Baisan yang sudah hancur oleh serangan Israel
Wilayah Beisan Saat ini
Next
Dan dia bertanya lagi, “Tolong beritahukan kepadaku tentang danau Ath Thabariyah.” Kami bertanya, “tenatang apanya?” Dia bertanya, “Apakah ada airnya?” Kami menjawab, “Airnya banyak sekali.” Dia berkata, “Ketahuilah sesungguhnya airnya akan habis.”

Danau Thabariyah (Lake Tiberias)atau lebih dikenal dengan nama Laut Galilee/ Galilea atau dalam bahasa Ibrani disebut Kinnerot  atau Genesaret. Danau Thabariyah terletak di dataran tinggi Golan sebelah timur dari Palestina. Sekarang danau tersebut dikuasai oleh kaum Yahudi. Sejak tahun 2000, Danau Thabariyah telah mengalami kekeringan dengan sangat cepat dan drastis, bahkan saluran-saluran air yang mengalir dari danau ini, khususnya di sekitar Jordania tersisa seperti solokan-solokan kecil saja (beritanya di sini). Menurut beberapa ahli dan peneliti, Danau Thabariyah akan mengering dalam waktu kurang dari 100 tahun saja. Bahkan sebagian di antara mereka mengatakan bahwa danau ini akan mengering dalam waktu kurang dari 50 tahun saja, perhatikan perbrdaan kondisi danau Tiberias ini antara dulu dan sekarang
Letak danau Thabariyah

Dalam website resmi tentang danau Tiberias dimuat sebuah seruan agar warga Israel melakukan penghematan terhadap penggunaan air, seruan tersebut kurang lebih begini:

Kineret, waduk utama air tawar Israel, mengering! .
Bertahun-tahun curah hujan turun di bawah rata-rata dan telah menyebabkan tingkat air menurun hingga hingga ke "garis hitam," air tidak dapat dipompa tanpa menyebabkan kerusakan parah pada pasokan air secara keseluruhan. Meskipun ada rencana untuk membangun pabrik desalinasi, mereka tidak akan beroperasi selama beberapa tahun, sehingga adalah tugas kita semua untuk menghemat air!

Next:
Selanjutnya dia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang negeri ‘Ain Zughar.” Kami bertanya, “Tentang apanya?” Dia menjawab, “Apakah sumbernya masih mengeluarkan air yang dapat digunakan penduduknya untuk menyiram tanamannya?” Kami menjawab, “Airnya banyak sekali, dan penduduknya menggunakannya untuk menyiram tanaman mereka.”
Perhatikan Airnya yang Semakin Surut
Yaqut berkata, “Orang terpercaya bercerita kepadaku bahwa Zughar berada di ujung sebuah danau yang berbau busuk pada sebuah lembah di sana. Jarak antara mata air itu dengan Baitul Maqdis sepanjang perjalanan tiga malam, daerah tersebut ada di sisi kota Hijaz, dan mereka memiliki perkebunan di sana [Lihat Mu’jamul Buldaan (III/142-143), dan kitab an-Nihaayah fii Ghariibil Hadiits (II/304)].

Mata Air Zughar sendiri masih menyambung dengan Danau Thabariyah, terletak di sebelah selatan danau tersebut, masuk ke dalam wilayah Syiria. Mata air ini menjadi tumpuan utama bagi penduduk Syiria dan Palestina dalam mengairi perkebunan mereka. Keringnya Danau Thabariyah pasti akan diiringi oleh keringnya Zughar. Atau bisa jadi sebaliknya, Zughar yang lebih dahulu kering lalu disusul dengan keringnya Danau Thabariyah

Dia berkata lagi, “Tolong beritahukan kepadaku tentang Nabi orang ummi, apakah yang dilakukannya?” Kami menjawab, “Beliau telah hijrah meninggalkan Mekkah ke Yastrib” Dia bertanya, “Apakah orang-orang arab memeranginya?” Kami menjawab, “Ya.” Dia bertanya lagi, “Apakah yang dilakukannya terhadap mereka?” Lalu kami beritahukan bahwa beliau menolong orang-orang Arab yang mengikuti beliau dan mereka mematuhi beliau. Dia bertanya, “Apakah benar demikian?” Kami menjawab, “Benar.” Dia berkata, “Ketahuilah bahwasannya lebih baik bagi mereka untuk mematuhinya. Dan perlu saya beritahukan kepada kalian bahwa saya adalah Al Masih (Ad Dajjal), dan saya akan diizinkan keluar, yang nantinya saya akan berkelana di muka bumi, maka tidak ada satupun desa melainkan saya singgahi selama empat puluh malam kecuali Mekkah dan Thaybah, karena kedua kota ini diharamkan atas saya.

Dekatnya waktu antara kedatangan Nabi terakhir dengan hari kiamat seperti dekatnya jari tengah dan jari telunjuk. Sedangkan menjelang hari kiamat, Dajjal akan dilepas dan dibiarkan berkelana ke seluruh penjuru bumi. Pantas saja bila Dajjal menanyakan hal tersebut. Dan Dajjal sendiri membenarkan nubuwwah Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam, bahkan membenarkan orang-orang yang mengikutinya.

Kemudian Dajjal berkelana selama 40 malam ke seluruh kota, kecuali Makkah dan Madinah. Ini merupakan tanda keistimewaan Makkah dan Madinah. Walaupun dua kota ini tidak terhindar dari fitnah-fitnah yang besar, namun dua kota ini terhindar dari fitnah yang paling besar.

Next:
Setiap saya hendak memasuki salah satunya, saya dihadang oleh seorang malaikat yang menghunus pedang. Dan pada tiap-tiap lorongnya ada malaikat yang menjaganya.” Fatimah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda sembari mencocokkan (memasukkan) tongkat kecilnya ke mimbar,” “Inilah Thaybah, inilah Thaybah, inilah Thaybah, yakni Madinah. Ingatlah bukankah aku telah memberitahukan kepadamu mengenai hal itu?” Orang-orang menjawab, “Ya.” Selanjutnya beliau bersabda, “Saya heran terhadap cerita Tamim yang sesuai dengan apa yang telah saya ceritakan kepada kalian, juga tentang kota Madinah dan Mekkah. Ketahuilah bahwa dia bearada di laut Syam atau laut Yaman. Oh tidak, tetapi dia akan dating dari arah Timur… dari arah Timur… dari arah Timur…” Dan beliau berisyarat dengan tangan beliau menunjuk kea rah Timur. Fatimah berkata, “Maka saya hafal ini dari Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam.” (HR. Muslim, dari Fatimah binti Qais, Abu Hurayrah, ‘A`isyah, dan Jabir, Fathul Bari 13:328).

Sudah jelas kiranya penjelasan Tamim Ad Dari tentang Dajjal yang ditemuinya di Eropa tadi. Dajjal akan dilepaskan selama 40 hari, dan Rasuulullah membenarkan cerita Tamim Ad Dari.

DAJJAL TURUN SEBELUM LAUT GALILEE KERING


Dalam perbincangan² yang biasa saya ikuti, ada kekeliruan yang nyata di mana ramai yang masih bersangkaan bahawa dajjal akan turun ketika Danau Tiberia (Tasik/Laut Galilee) sudah kering. Saya biasa juga ditanya apakah keadaan Tasik Tiberia. Apabila diberi jawapan bahawa menurut jangkaan saintifik bahawa mungkin memerlukan masa antara 30-40 tahun mereka kelihatan seolah-olah bernafas lega. Jangkaan saintifik ini sebenarnya tidak begitu relevan (Sila rujuk perkara keempat pada rumusan di akhir editorial ini).

Sila perhatikan pada sedutan hadits Tamim Dari (rujukan penuh hadits yang panjang ini pada bahagian hujung/akhir nota). Di dalam dialog yang masyhur antara Tamim Dari dengan dajjal;

Dajjal: “Kabarkan kepadaku tentang danau Thabariyah?”
Kami katakan: “Tentang apanya yang kamu tanyakan?”
Dajjal: “Aku bertanya kepada kalian apakah masih berair?”
Kami katakan: “Ya. Danau itu banyak air-nya”.
Dajjal: “Ketahuilah, sebentar lagi dia akan kering”.

Dia berkata: “Kabarkanlah kepadaku tentang mata air Zughar?(di Syams)”
Kami katakan: “Tentang apanya yang kamu tanyakan?”
Ia menjawab: “Apakah mata air itu masih berair dan apakah penduduknya masih bercocok tanam dengannya?”
Kami katakan: “Ya. Mata air itu masih berair dan penduduknya bercocok tanam dari air tersebut”.
Dia berkata: “Kabarkanlah kepadaku tentang nabinya orang-orang ummiy (yang tidak dapat membaca dan menulis –pent.), apa yang dilakukannya?”
Kami katakan: “Ia telah keluar dari Mekah menuju Yatsrib (Madinah)”.
Dia berkata: “Apakah orang-orang Arab memeranginya?”
Kami katakan: “Ya”.
Dia berkata: “Apa yang dilakukannya terhadap mereka?”
Kami kabarkan kepadanya bahwasanya nabi tersebut telah menang dan menguasai orang-orang Arab di sekitarnya, dan mereka mentaatinya.
Dia menyela: “Apakah sudah terjadi yang demikian?”
Kami katakan: “Ya”. [Hadits 1]



Jelasnya dajjal hanya memberi amaran tentang Tasik Tiberia yang bakal kering, bukan menyatakan kemunculan ketika atau selepas Tasik Tiberia benar-benar kering. Maka pendapat yang "menunggu" keringnya Tasik Galilee sebagai isyarat kemunculan dajjal adalah meleset. Pemantauan selama beberapa tahun kebelakangan ini sememangnya menunjukkan Tasik Galiliee sedang mengalami proses pengeringan air yang kronik.

Ia sudah pernah mencecah pada paras garis merah kedua rendah dan garis hitam (yang paling kritikal/bahaya). Pada sela masa kini ia masih hanya mampu berlegar antara garis merah paras atas dan garis merah paras bawah (merah=kritikal).

Sehingga tarikh 17/09/2013 -210.97
Bawah Garis Merah -213.18
Atas Garis Merah -208.9
Garis Hitam -214.4 

Sehingga tarikh 17/09/2013 -210.97 Bawah Garis Merah -213.18 Atas Garis Merah -208.9 Garis Hitam -214.4Pautan interaktif bacaan Laut Galilee: http://www.savethekinneret.com/

Oleh yang demikian fenomena keringnya Laut Galilee ini hanya akan berlaku selepas dajjal dibunuh oleh Nabi Isa عليه السلام. Tasik Galilee ini akan dikeringkan oleh segerombolan kaum yakjuj makjuj yang datang dari luar menyerang bumi Baitulmuqaddis (Israel).

Bagi mereka yang berpendirian bahawa kaum yakjuj makjuj sudah lama keluar, serangan ini diambil kira sebagai gelombang terakhir kaum yakjuj makjuj yang datang dari luar negara Israel, bukannya kaum yakjuj makjuj yahudi khazar eropah yang sudah pun mengambilalih bumi Baitulmuqaddis sekarang.

Sedutan dari sebuah hadits yang panjang yang menceritakan kisah serangan kaum yakjuj makjuj ini adalah seperti berikut: (sila rujuk pada bahagian akhir/penghujung nota untuk rujukan hadits ini dengan sepenuhnya).

Lalu tatkala beliau dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Allah memberikan wahyu kepada Nabi Isa عليه السلام‎ : “Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan beberapa hamba untuk-Ku, yang tidak kuasa seorang-pun untuk membunuh mereka, maka bentengilah hamba-hamba-Ku itu ke gunung Thur.

Lalu Allah mengirimkan yakjuj dan makjuj, sedangkan mereka dari tiap-tiap tempat yang tinggi akan meluncur dengan cepat. Lalu kelompok yang pertama dari mereka akan melewati Danau Tiberia, lalu mereka akan meminum apa-apa yang berada di dalamnya. Dan kelompok yang terakhir dari mereka akan melewatinya pula, lalu mereka akan berkata: Sungguh di sini pernah ada airnya.

Sedangkan Nabi Isa عليه السلام dan teman-temannya akan dikurung, sehingga adanya satu kepala sapi jantan bagi mereka itu lebih baik dari pada seratus dinar bagi kalian pada hari itu. Lalu Nabi Isa عليه السلام‎ dan teman-temannya memohon kepada Allah, maka Allah mengutus ulat atau cacing pita kepada mereka di dalam leher-leher mereka (ya’juj dan ma’juj), lalu pada waktu paginya mereka terkapar mati seperti kematiannya satu jiwa.

Kemudian Nabi Isa عليه السلام‎ dan teman-temannya turun ke bumi, lalu mereka tidak mendapatkan di muka bumi satu tempat sejengkal-pun melainkan telah penuh dengan bau busuk mereka dan bau bangkai mereka. Lalu Nabi Isa عليه السلام dan teman-temannya memohon kepada Allah, lalu Allah mengutus seekor burung seperti leher keberuntungan, lalu burung itu membawa mereka, lalu melemparkannya di mana saja yang telah Allah kehendaki. Kemudian Allah mengirimkan hujan yang tidak ada dari suatu rumah yang terbuat dari tanah maupun terbuat dari bulu, lalu Dia mencuci bumi sehingga meninggalkannya dalam keadaan bersih mengkilap. [Hadits 2]

LAUT GALILEE: PARAS AIR DARI TAHUN 2004 - 2013LAUT GALILEE: PARAS AIR DARI TAHUN 2004 - 2013

Rumusannya ialah:

1. Kemunculan dajjal adalah ketika proses pengeringan Tasik/Laut Galilee sedang berlaku, bukan selepas ianya kering.

2. Pendudukan keatas Israel sekarang oleh kaum pendatang yakjuj makjuj yahudi khazar zionis sedang turut memainkan peranan mengeringkan Laut Galilee.

3. Laut Galilee hanya akan benar-benar kering secara fizikal dengan serangan yakjuj makjuj gelombang terakhir, selepas terbunuhnya dajjal di tangan Nabi Isa عليه السلام‎.

4. Jangkaan saintifik 30-40 tahun adalah tidak relevan kerana fenomena keringnya Tasik Tiberia semasa serangan gelombang penamat kaum yakjuj makjuj itu berlaku secara drastik disebabkan oleh ramainya bilangan mereka. Apa yang relevan ialah fakta bahawa Tasik Tiberia sememangnya sedang mengalami proses pengeringan yang kronik pada masakini.




Rujukan hadits:

[Hadits 1]

عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتَ قَيْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : جَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ، وَهُوَ يَضْحَكُ، فَقَالَ : لِيَلْزَمْ كُلُّ إِنْسَانٍ مُصَلاَّهُ، ثُمَّ قَالَ : أَتَدْرُونَ لِمَ جَمَعْتُكُمْ؟ قَالُوا : اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ : إِنِّي وَاللَّهِ، مَا جَمَعْتُكُمْ لِرَغْبَةٍ وَلاَ لِرَهْبَةٍ وَلَكِنْ جَمَعْتُكُمْ لِأَنَّ تَمِيمًا الدَّارِيَّ كَانَ رَجُلاً نَصْرَانِيًّا، فَجَاءَ فَبَايَعَ وَأَسْلَمَ، وَحَدَّثَنِي حَدِيثًا وَافَقَ الَّذِي كُنْتُ أُحَدِّثُكُمْ عَنْ مَسِيحِ الدَّجَّالِ، حَدَّثَنِي أَنَّهُ رَكِبَ فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ مَعَ ثَلاَثِينَ رَجُلاً مِنْ لَخْمٍ وَجُذَامَ، فَلَعِبَ بِهِمُ الْمَوْجُ شَهْرًا فِي الْبَحْرِ، ثُمَّ أَرْفَئُوا إِلَى جَزِيرَةٍ فِي الْبَحْرِ حَتَّى مَغْرِبِ الشَّمْسِ، فَجَلَسُوا فِي أَقْرُبِ السَّفِينَةِ، فَدَخَلُوا الْجَزِيرَةَ، فَلَقِيَتْهُمْ دَابَّةٌ أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ، لاَ يَدْرُونَ مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ كَثْرَةِ الشَّعَرِ، فَقَالُوا : وَيْلَكِ مَا أَنْتِ؟ فَقَالَتْ : أَنَا الْجَسَّاسَةُ، قَالُوا : وَمَا الْجَسَّاسَةُ؟ قَالَتْ : أَيُّهَا الْقَوْمُ، إِنْطَلِقُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ! فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِاْلأَشْوَاقِ، قَالَ : لَمَّا سَمَّتْ لَنَا رَجُلاً فَرِقْنَا مِنْهَا أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً، قَالَ : فَانْطَلَقْنَا سِرَاعًا حَتَّى دَخَلْنَا الدَّيْرَ فَإِذَا فِيهِ أَعْظَمُ إِنْسَانٍ، رَأَيْنَاهُ قَطُّ خَلْقًا وَأَشَدُّهُ وِثَاقًا مَجْمُوعَةٌ يَدَاهُ إِلَى عُنُقِهِ مَا بَيْنَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى كَعْبَيْهِ بِالْحَدِيدِ، قُلْنَا : وَيْلَكَ، مَا أَنْتَ؟
قَالَ : قَدْ قَدَرْتُمْ عَلَى خَبَرِي، فَأَخْبِرُونِي مَا أَنْتُمْ؟ قَالُوا : نَحْنُ أُنَاسٌ مِنَ الْعَرَبِ، رَكِبْنَا فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ فَصَادَفْنَا الْبَحْرَ حِينَ اغْتَلَمَ، فَلَعِبَ بِنَا الْمَوْجُ شَهْرًا، ثُمَّ أَرْفَأْنَا إِلَى جَزِيرَتِكَ هَذِهِ، فَجَلَسْنَا فِي أَقْرُبِهَا، فَدَخَلْنَا الْجَزِيرَةَ، فَلَقِيَتْنَا دَابَّةٌ أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ لاَ يُدْرَى مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ كَثْرَةِ الشَّعَرِ، فَقُلْنَا : وَيْلَكِ مَا أَنْتِ؟ فَقَالَتْ : أَنَا الْجَسَّاسَةُ، قُلْنَا : وَمَا الْجَسَّاسَةُ؟ قَالَتْ : إِعْمِدُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ! فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِاْلأَشْوَاقِ، فَأَقْبَلْنَا إِلَيْكَ سِرَاعًا وَفَزِعْنَا مِنْهَا وَلَمْ نَأْمَنْ أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً، فَقَالَ : أَخْبِرُونِي، عَنْ نَخْلِ بَيْسَانَ! قُلْنَا : عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ؟ قَالَ : أَسْأَلُكُمْ عَنْ نَخْلِهَا، هَلْ يُثْمِرُ؟ قُلْنَا لَهُ : نَعَمْ، قَالَ : أَمَا إِنَّهُ يُوشِكُ أَنْ لاَ تُثْمِرَ، قَالَ : أَخْبِرُونِي عَنْ بُحَيْرَةِ الطَّبَرِيَّةِ! قُلْنَا : عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ؟ قَالَ : هَلْ فِيهَا مَاءٌ؟ قَالُوا : هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ، قَالَ : أَمَا إِنَّ مَاءَهَا يُوشِكُ أَنْ يَذْهَبَ، قَالَ : أَخْبِرُونِي عَنْ عَيْنِ زُغَرَ! قَالُوا : عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ؟ قَالَ : هَلْ فِي الْعَيْنِ مَاءٌ، وَهَلْ يَزْرَعُ أَهْلُهَا بِمَاءِ الْعَيْنِ؟ قُلْنَا لَهُ : نَعَمْ، هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ وَأَهْلُهَا يَزْرَعُونَ مِنْ مَائِهَا، قَالَ : أَخْبِرُونِي عَنْ نَبِيِّ اْلأُمِّيِّينَ! مَا فَعَلَ؟ قَالُوا : قَدْ خَرَجَ مِنْ مَكَّةَ وَنَزَلَ يَثْرِبَ،
قَالَ : أَقَاتَلَهُ الْعَرَبُ؟ قُلْنَا : نَعَمْ، قَالَ : كَيْفَ صَنَعَ بِهِمْ؟ فَأَخْبَرْنَاهُ : أَنَّهُ قَدْ ظَهَرَ عَلَى مَنْ يَلِيهِ مِنَ الْعَرَبِ وَأَطَاعُوهُ، قَالَ لَهُمْ : قَدْ كَانَ ذَلِكَ؟ قُلْنَا : نَعَمْ، قَالَ : أَمَا إِنَّ ذَاكَ خَيْرٌ لَهُمْ أَنْ يُطِيعُوهُ، وَإِنِّي مُخْبِرُكُمْ عَنِّي، إِنِّي أَنَا الْمَسِيحُ، وَإِنِّي أُوشِكُ أَنْ يُؤْذَنَ لِي فِي الْخُرُوجِ، فَأَخْرُجَ فَأَسِيرَ فِي اْلأَرْضِ فَلاَ أَدَعَ قَرْيَةً إِلاَّ هَبَطْتُهَا فِي أَرْبَعِينَ لَيْلَةً غَيْرَ مَكَّةَ وَطَيْبَةَ فَهُمَا مُحَرَّمَتَانِ عَلَيَّ، كِلْتَاهُمَا كُلَّمَا أَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَ وَاحِدَةً أَوْ وَاحِدًا مِنْهُمَا إِسْتَقْبَلَنِي مَلَكٌ بِيَدِهِ السَّيْفُ صَلْتًا يَصُدُّنِي عَنْهَا، وَإِنَّ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلاَئِكَةً يَحْرُسُونَهَا، قَالَتْ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَطَعَنَ بِمِخْصَرَتِهِ فِي الْمِنْبَرِ : هَذِهِ طَيْبَةُ، هَذِهِ طَيْبَةُ، هَذِهِ طَيْبَةُ، يَعْنِي الْمَدِينَةَ. {رواه مسلم (٢٩٤٢)}. في صحيحه

Dari Fathimah binti Qais r.a, berkata : “Rasulullah duduk di atas mimbar, dan beliau tertawa, lalu beliau bersabda : “Hendaklah tetap masing-masing manusia di tempat sholatnya!, kemudian beliau bersabda : “Apakah kalian tahu mengapa aku mengumpulkan kalian?, mereka menjawab : Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu, beliau bersabda : Sesungguhnya aku, demi Allah tidak mengumpulkan kalian karena suatu kegembiraan atau suatu ketakutan, akan tetapi aku mengumpulkan kaliankarena sesungguhnya Tamim Ad-Dari seorang lelaki Nasrani telah datang kepadaku, lalu ia berba’iat dan masuk agama Islam, dan ia berbicara kepadaku dengan suatupembicaraan yang sesuai dengan apa yang telah aku bicarakan kepada kalian tentang Masih Ad-Dajjal. Ia bercerita kepadaku, sesungguhnya ia telah naik perahu di lautan beserta tiga puluh orang laki-laki dari suku Lakham dan Judzam, lalu ombak mengombang-ambingkan mereka selama satu bulan di lautan, kemudian mereka terdampar ke suatu pulau di tengah laut hingga matahari tenggelam, lalu mereka duduk di suatu tempat yang dekat dengan perahu, lalu mereka memasuki pulau itu, lalu ada seekor binatang yang kasar rambutnya lagi lebat bulunya menemui mereka, dan mereka tidak mengetahui mana qubulnya dan mana duburnya karena begitu lebatnya bulu binatang tersebut, lalu mereka berkata : “celaka, siapakah kamu?, ia menjawab : Aku adalah Al-Jassasah, mereka bertanya : Apakah Al-Jassasah itu?, ia berkata : Wahai kaum, pergilah kalian menuju seorang lelaki di dalam biara ini!, karena sesungguhnya ia sangat menanti kabar dari kalian, ia (Tamim Ad-Dari) berkata : Tatkala ia menyebut seorang lelaki kepada kami, maka kami-pun tekejut karenanya kalau-kalau ia adalah syetan. Lalu kami segera pergi hingga kami memasuki biara itu, tiba-tiba di dalamnya ada sebesar-besarnya manusia yang tidak pernah kami lihat makhluq sebesar itu, ia terikat dengan sekuat-kuatnya ikatan, kedua tangannya hingga lehernya diikat di antara kedua lututnya hingga kedua matakakinya dengan besi. Kami berkata : “celaka, siapakah kamu?, iamenjawab : Sungguh kalian telah ditakdirkan atas beritaku, maka kabarkanlah kepadaku, siapakah kalian? Mereka menjawab : Kami adalah manusia dari Arab, kami naik perahu di lautan, lalu kami menghadapilaut tatkala bergelombang, maka ombaknya telah mengombang-ambingkan kami selama satu bulan, lalu kami terdampar ke pulaumu ini, lalu kami duduk di suatu tempat dekat dengan perahu, lalu kami memasuki pulau ini, lalu ada seekor binatang yang kasar rambutnya lagi lebat bulunya menemui kami, tidak diketahui mana qubulnya dan mana duburnya karena terlalu lebat bulunya, lalu kami berkata : “celaka, siapakah kamu?, ia menjawab : Aku adalah Al-Jassasah, kami bertanya : Apakah Al-Jassasah itu?, ia berkata : Menujulah kalian kepada seorang lelaki di dalam biara ini! Karena sesungguhnya ia sangat menantikan kabar dari kalian, lalu kami menuju kepadamu dengan segera, dan kami terkejut karenanya, dan kami tidak akan aman bila kamu adalah syetan, lalu lelaki itu berkata : Kabarkanlah kepadaku tentang kurma Baisan!, kami berkata : Tentang apanya yang kamu tanya beritanya? Ia menjawab : Aku bertanya kepadamu tentang buahnya, apakah ia masih berbuah?, kami berkata kepadanya : “Ya, ia berkata : Ingat-ingatlah, sesungguhnya sebentar lagi ia tidak akan berbuah, ia berkata : Kabarkanlah kepadaku tentang Danau Tiberia!, kami menjawab : Tentang apanya yang kamu tanya beritanya?, ia berkata : Apakah di dalamnya masih ada airnya?, mereka menjawab : Ia masih banyak airnya, ia berkata : Ingat-ingatlah, bahwasanya airnya sebentar lagi akan hilang, ia berkata : Kabarkanlah kepadaku tentang mata air Zughar (di Syam), mereka berkata : Tentang apanya yang kamu tanya beritanya?, Ia berkata : Apakah di dalam mata air itu masih ada airnya?, dan apakah penduduknya masih bertani dengan mata air itu?, kami berkata kepadanya : “Ya, Ia masih banyak airnya, dan penduduknya masih bertani dengan mata air itu, ia berkata : Kabarkanlah kepadaku tentang Nabinya orang-orang ummi, apakah yang telah ia lakukan?, mereka menjawab : Sungguh ia telah keluar dari Makkah dan menetap di Yatsrib, ia bertanya : Apakah orang-orang Arab telah memeranginya?, kami menjawab : “Ya, ia berkata : Bagaimanakah yang telah ia perbuat dengan mereka?, lalu kami mengabarkan kepadanya, sesungguhnya ia telah mengalahkan orang-orang yang berada di sekitarnya dari penduduk Arab, dan mereka telah manta’atinya, ia berkata kepada mereka : Sungguhkah telah ada kejadian seperti itu?, kami berkata : “Ya, ia berkata : Ingat-ingatlah, sesungguhnya hal itu adalah lebih baik bagi mereka bila mereka menta’atinya, dan sesungguhnya aku adalah orang yang akan mengabarkan kepada kalian tentang diriku, sesungguhnya aku adalah Al-Masih (Ad-Dajjal), dan sesungguhnya aku sebentar lagi akan diizinkan untuk keluar, lalu aku akan keluar dan berjalan di muka bumi, maka aku tidak akan meninggalkan satu desa (negeri) melainkan aku akan menuruninya selama empat puluh malam, selain kota Makkah dan Thibah, maka keduanya adalah diharamkan bagiku, masing-masing keduanya setiap kali aku berkeinginan untuk memasukinya sekaligus atau memasuki salah satu dari keduanya, maka ada seorang malaikat menghadangku yang di tangannya ada pedang mengkilap tajam yang terhunus, ia menghalauku darinya, dan sesungguhnya di setiap celahnya (Makkah dan Thibah) ada beberapa malaikat yang menjaganya. Ia (Fathimah binti Qois r.a,) berkata : Rasulullah SAW, bersabda sambil menghentak dengan tongkatnya di dalam mimbar : Inilah Thibah, inilah Thibah, inilah Thibah, yang beliau maksud adalah Kota Madinah”. (H.R. Muslim, No Hadits : 2942).

Di dalam lanjutan hadits tersebut juga telah dijelaskan, bahwa Rasulullah SAW, bersabda : “Ingat-ingatlah, sesungguhnya ia adalah lautan negeri Syam atau lautan negeri Yaman, bahkan ia dari arah timur”. Beliau berisyarat dengan tangannya menuju ke arah timur.

Pada awalnya Tamim Ad-Dari r.a, adalah salah seorang tokoh agama Nasrani. Dan setelah ia masuk agama Islam, maka ia menjadi salah satu sahabat Nabi Shollallaah ‘alaih wa sallam, yang terkemuka, dan Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam, juga sering memujinya. Dan dialah orang yang telah meriwayatkan hadits : “Ad-Diinu An-Nashiihah”.

[Hadits 2]

Di dalam sebuah hadits yang panjang, Imam Muslim rahimahullah, telah meriwayatkan :

عَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : ذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّجَّالَ ذَاتَ غَدَاةٍ، فَخَفَّضَ فِيهِ وَرَفَّعَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ، فَلَمَّا رُحْنَا إِلَيْهِ عَرَفَ ذَلِكَ فِينَا، فَقَالَ : مَا شَأْنُكُمْ؟ قُلْنَا : يَا رَسُولَ اللَّهِ! ذَكَرْتَ الدَّجَّالَ غَدَاةً
الدَّجَّالِ أَخْوَفُنِي عَلَيْكُمْ، إِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا فِيكُمْ، فَأَنَا حَجِيجُهُ دُونَكُمْ، وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيكُمْ فَامْرُؤٌ حَجِيجُ نَفْسِهِ، وَاللَّهُ خَلِيفَتِي عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ، إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ، عَيْنُهُ طَافِئَةٌ، كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ، فَمَنْ أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ فَلْيَقْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ
سُورَةِ الْكَهْفِ، إِنَّهُ خَارِجٌ خَلَّةً بَيْنَ الشَّامِ وَالْعِرَاقِ، فَعَاثَ يَمِينًا وَعَاثَ شِمَالاً، يَا عِبَادَ اللَّهِ! فَاثْبُتُوا، قُلْنَا : يَا رَسُولَ اللَّهِ! وَمَا لَبْثُهُ فِي اْلأَرْضِ؟ قَالَ : أَرْبَعُونَ يَوْمًا، يَوْمٌ كَسَنَةٍ، وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ، وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ، وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ، قُلْنَا : يَا رَسُولَ اللَّهِ! فَذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي كَسَنَةٍ، أَتَكْفِينَا فِيهِ صَلاَةُ يَوْمٍ؟ قَالَ : لاَ، أُقْدُرُوا لَهُ قَدْرَهُ، قُلْنَا : يَا رَسُولَ اللَّهِ! وَمَا إِسْرَاعُهُ فِي اْلأَرْضِ؟ قَالَ : كَالْغَيْثِ اسْتَدْبَرَتْهُ الرِّيحُ، فَيَأْتِي عَلَى الْقَوْمِ فَيَدْعُوهُمْ فَيُؤْمِنُونَ بِهِ، وَيَسْتَجِيبُونَ لَهُ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ، وَاْلأَرْضَ فَتُنْبِتُ فَتَرُوحُ عَلَيْهِمْ سَارِحَتُهُمْ أَطْوَلَ مَا كَانَتْ ذُرًا وَأَسْبَغَهُ ضُرُوعًا وَأَمَدَّهُ خَوَاصِرَ، ثُمَّ يَأْتِي الْقَوْمَ فَيَدْعُوهُمْ فَيَرُدُّونَ عَلَيْهِ قَوْلَهُ، فَيَنْصَرِفُ عَنْهُمْ فَيُصْبِحُونَ مُمْحِلِينَ لَيْسَ بِأَيْدِيهِمْ شَيْءٌ مِنْ أَمْوَالِهِمْ، وَيَمُرُّ بِالْخَرِبَةِ فَيَقُولُ لَهَا : أَخْرِجِي كُنُوزَكِ! فَتَتْبَعُهُ كُنُوزُهَا كَيَعَاسِيبِ النَّحْلِ، ثُمَّ يَدْعُو رَجُلاً مُمْتَلِئًا شَبَابًا، فَيَضْرِبُهُ
بِالسَّيْفِ فَيَقْطَعُهُ جَزْلَتَيْنِ رَمْيَةَ الْغَرَضِ، ثُمَّ يَدْعُوهُ فَيُقْبِلُ وَيَتَهَلَّلُ وَجْهُهُ يَضْحَكُ، فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ، فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ شَرْقِيَّ دِمَشْقَ بَيْنَ مَهْرُودَتَيْنِ وَاضِعًا كَفَّيْهِ عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ، إِذَا طَأْطَأَ رَأْسَهُ قَطَرَ، وَإِذَا رَفَعَهُ
تَحَدَّرَ مِنْهُ جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤِ، فَلاَ يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ إِلاَّ مَاتَ، وَنَفَسُهُ يَنْتَهِي حَيْثُ يَنْتَهِي طَرْفُهُ، فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقْتُلُهُ، ثُمَّ يَأْتِي عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ قَوْمٌ قَدْ عَصَمَهُمُ اللَّهُ مِنْهُ، فَيَمْسَحُ عَنْ وُجُوهِهِمْ وَيُحَدِّثُهُمْ بِدَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ، فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ أَوْحَى اللَّهُ إِلَى عِيسَى : إِنِّي قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا لِي لاَ يَدَانِ لِأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ، فَحَرِّزْ عِبَادِي إِلَى الطُّورِ! وَيَبْعَثُ اللَّهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ، وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ، فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا، وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ : لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ، وَيُحْصَرُ نَبِيُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لِأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لِأَحَدِكُمُ الْيَوْمَ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ، فَيُرْسِلُ اللَّهُ عَلَيْهِمُ النَّغَفَ فِي رِقَابِهِمْ، فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ، ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِيُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اْلأَرْضِ، فَلاَ يَجِدُونَ فِي اْلأَرْضِ
مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلاَّ مَلَأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللَّهِ، فَيُرْسِلُ اللَّهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ، فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ، ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ مَطَرًا لاَ يَكُنُّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَرٍ وَلاَ وَبَرٍ، فَيَغْسِلُ اْلأَرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كَالزَّلَفَةِ، ثُمَّ يُقَالُ لِلْأَرْضِ : أَنْبِتِي ثَمَرَتَكِ، وَرُدِّي بَرَكَتَكِ! فَيَوْمَئِذٍ تَأْكُلُ الْعِصَابَةُ مِنَ الرُّمَّانَةِ، وَيَسْتَظِلُّونَ بِقِحْفِهَا، وَيُبَارَكُ فِي الرِّسْلِ حَتَّى أَنَّ اللِّقْحَةَ مِنَ اْلإِبِلِ لَتَكْفِي الْفِئَامَ مِنَ النَّاسِ، وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْبَقَرِ لَتَكْفِي الْقَبِيلَةَ مِنَ النَّاسِ، وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْغَنَمِ لَتَكْفِي الْفَخِذَ مِنَ النَّاسِ، فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ رِيحًا طَيِّبَةً، فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ، فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ، وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ، فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ. {رواه مسلم (٢٩٣٧)}. صحيح

Dari An-Nawwas bin Sam’an r.a, berkata : Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam, menyebut Dajjal pada suatu pagi, lalu beliau merendahkan di dalamnya dan juga meninggikannya, sehingga kami mengiranya berada di dalam rimbunan pohon kurma, lalu tatkala kami datang kepada beliau, beliau mengenali hal itu di dalam diri kami, lalu beliau bersabda : Apakah yang kalian inginkan?, kami berkata : Wahai Rasulullah, engkau telah menyebut Dajjal pada suatu pagi, lalu engkau merendahkan di dalamnya dan engkau juga meninggikannya, sehingga kami mengiranya berada dalam rimbunan pohon kurma, lalu beliau bersabda : “Bukan Dajjal yang aku takutkan atas kalian jika ia keluar sedangkan aku berada di tengah-tengah kalian, maka akulah yang mengalahkannya tanpa kalian, dan jika ia keluar sedangkan aku tidak berada di tengah-tengah kalian, maka seseorang mengalahkan dirinya sendiri, dan Allah adalah penggantiku atas tiap-tiap orang Islam, sesungguhnya ia (Dajjal) itu adalah seorang pemuda yang sangat keriting rambunya (kribo), matanya yang kiri menonjol keluar, seolah-olah aku menyerupakan ia dengan Abdul ‘Uzza bin Qothon, barangsiapa yang mendapatinya dari kalian, maka hendaklah ia membaca pembukaannya surat Al-Kahfi, sesungguhnya ia akan keluar di antara negeri Syam dan Irak, lalu ia akan membuat kerusakan di kiri dan kanan. Wahai hamba Allah, tetaplah kalian!, kami berkata : Wahai Rasulullah!, berapa lamakah menetapnya ia di muka bumi?, beliau bersabda : “Empat puluh hari”, satu hari seperti satu tahun, dan satu hari seperti satu bulan, dan satu hari seperti satu Jum’at, lalu sisanya hari-harinya itu seperti hari-hari kalian, kami berkata : Wahai Rasulullah!, itu satu hari yang seperti satu tahun, apakah sholat sehari mencukupi kami di dalamnya?, beliau menjawab : “Tidak, kira-kirakanlah pada seukurannya!, kami berkata : Wahai Rasulullah! bagaimanakah kecepatannya di muka bumi?, beliau menjawab : seperti hujan yang diterpa angin, lalu ia mendatangi suatu kaum dan mengajak mereka, lalu mereka beriman kepadanya dan mereka memenuhi ajakannya, lalu ia memerintahkan langit, maka langsung turun hujan, dan ia memerintahkan bumi, maka langsung tumbuh tanaman lalu hewan ternak mereka pergi ke padang rumput mereka yang lebih panjang dari pada punuknya dan air susunya melimpah, dan temboloknya penuh berisi makanan, kemudian ia datang kepada suatu kaum, lalu ia mengajak kepada mereka, lalu mereka menolak perkataannya kepadanya, lalu ia berpaling dari mereka, lalu mereka masuk waktu pagi dalam keadaan pucat, tidak ada di tangan mereka sesuatupun dari harta mereka, dan ia melewati lubang, lalu ia berkata kepada lubang itu : Keluarkanlah gudang hartamu!, lalu gudang harta itu mengikutinya seperti lebah mengikuti pejantannya, kemudian ia memanggil seorang lelaki yang penuh dengan kemudahan, lalu ia memukulnya dengan pedang, lalu ia memotongnya menjadi dua bagian sejauh lemparan anak panah, kemudian ia memanggilnya, lalu ia menghadap dan wajahnya bercahaya sedang tertawa, lalu tatkala ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Allah mengutus Nabi Isa bin Maryam ‘alaihissalaam, maka beliau turun dari atas menara putih sebelah Timur kota Damsyiq, di antara dua Mahrud dalam keadaan meletakkan kedua telapak tangannya di atas sayap kedua malaikat. Apabila ia menundukkan kepalanya maka meneteskan air, dan apabila ia mengangkat kepalanya maka bercucuran darinya berupa benih-benih air seperti mutiara, maka tidak halal bagi orang kafir yang mendapatkan bahu dirinya melainkan ia akan mati, dan jiwanya akan habis sekiranya habis ujungnya, lalu beliau akan mencari Dajjal hingga beliau mendapatkannya di pintu Lud (Baitul Maqdis), lalu beliau akan membunuh Dajjal. Kemudian Nabi Isa bin Maryam akan mendatangi suatu kaum yang Allah telah menjaganya dari Dajjal, lalu beliau mengusap rasa ketakutan dari wajah-wajah mereka, kemudian beliau bercerita kepada mereka tentang derajat mereka di dalam surga. Lalu tatkala beliau dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Allah memberikan wahyu kepada Nabi Isa ‘alaihissalaam, : “Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan beberapa hamba untuk-Ku, yang tidak kuasa seorang-pun untuk membunuh mereka, maka bentengilah hamba-hamba-Ku itu ke gunung Thur. Lalu Allah mengirimkan Ya’juj dan Ma’juj, sedangkan mereka dari tiap-tiap tempat yang tinggi akan meluncur dengan cepat. Lalu kelompok yang pertama dari mereka akan melewati Danau Tiberia, lalu mereka akan meminum apa-apa yang berada di dalamnya. Dan kelompok yang terakhir dari mereka akan melewatinya pula, lalu mereka akan berkata : Sungguh di sini pernah ada airnya. Sedangkan Nabi Isa dan teman-temannya akan dikurung, sehingga adanya satu kepala sapi jantan bagi mereka itu lebih baik dari pada seratus dinar bagi kalian pada hari itu. Lalu Nabi Isa dan teman-temannya memohon kepada Allah, maka Allah mengutus ulat atau cacing pita kepada mereka di dalam leher-leher mereka (Ya’juj dan Ma’juj), lalu pada waktu paginya mereka terkapar mati seperti kematianya satu jiwa. Kemudian Nabi Isa dan teman-temannya turun ke bumi, lalu mereka tidak mendapatkan di muka bumi satu tempat sejengkal-pun melainkan telah penuh dengan bau busuk mereka dan bau bangkai mereka. Lalu Nabi Isa dan teman-temannya memohon kepada Allah, lalu Allah mengutus seekor burung seperti leher keberuntungan, lalu burung itu membawa mereka, lalu melemparkannya di mana saja yang telah Allah kehendaki. Kemudian Allah mengirimkan hujan yang tidak ada dari suatu rumah yang terbuat dari tanah maupun terbuat dari bulu, lalu Dia mencuci bumi sehingga meninggalkannya dalam keadaan bersih mengkilap. Kemudian dikatakan kepada bumi : Tumbuhkanlah buah-buahanmu!, dan kembalikanlah keberkahanmu!, maka pada hari itu sekumpulan orang makan dari buah delima, dan mereka bernaung di bagian dalam kulitnya, dan diberkahi di dalam air susunya, sehingga satu puting susu unta mencukupi untuk sekumpulan besar dari manusia, dan satu puting susu dari sapi mencukupi satu kabilah dari manusia, dan satu puting susu dari kambing mencukupi satu keluarga dari manusia. Lalu tatkala mereka dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Allah mengirimkan angin yang berbau harum, lalu angin itu mengambil mereka di bawah ketiak mereka, lalu dengan angin itu Allah mencabut nyawanya tiap-tiap orang yang beriman dan tiap-tiap orang Islam, lalu tersisalah seburuk-buruknya manusia, mereka bersetubuh di dalamnya dengan persetubuhannya keledai (seks bebas seperti layaknya persetubuhannya keledai), maka kepada merekalah terjadinya kiamat”. (H.R. Muslim, No Hadits : 2937).