Tanda-tanda Akhir Zaman

Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak laris jualan di pasar, sedikit saja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuhan. Ghibah menjadi-jadi dan merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak zina, orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang di masjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq.Wallahu'alam Bish-shawab


Jumat, 05 September 2014

RIWAYAT DAJJAL


D A J J A L [ III ] - RIWAYAT DAJJAL I

** MUKADIMAH
Mohon terlebih dahulu dibaca Mukadimah ini. Mukadimah ini Salsa sajikan, agar tidak menimbulkan prasangka yang salah karena dalam sejarah Dajjal ini hanya sebagian kecil saja berasal dari Hadist. Sementara Sebagian besarnya adalah menurut riwayat dalam manuskrip-manuskrip yang telah dihubungkan satu dengan lainnya yang sebagian isinya kemudian dihubungkan kebenarannya kepada Surah Thaha ayat 83-98 dan hadist Rasul yang shahih.
Dalam pembahasan Riwayat Dajjal ini, Salsa merujuk kepada manuskrip-manuskrip kuno yang ditemukan oleh seorang petani bernama samaran Abu Basil Izzuddin Nur di Palestina, Yang kemudian menyerahkannya kepada seorang Alim bernama Azad bin Harim bin Shafur di kota Quds (Palestina). Manuskrip-manuskrip ini ditulis dengan huruf Aram lama yang diperkirakan berumur sekitar 4 abad sebelum diutusnya Nabi Musa.

Sebagian potongan manuskrip ditemukan oleh arkeolog di kota Irbid dikerajaan Yordania. Dan sebagiannya lagi dari manuskrip milik seorang Alim di negeri Yaman dengan nama Haidar bin Arif Billah Abdullah bin Salam bin Syari, yang masih hidup dan berusia 110 tahun. Beliau memiliki manuskrip yang telah berusia ratusan tahun, bahkan manuskrip asal-usul yang telah berusia sejak 700 tahun sebelum masehi.
Potongan-potongan Manuskrip-manuskrip ini telah dikumpulkan, diteliti hubungannya dan dibukukan oleh Muhammad Isa Dawud seorang yang meraih gelar Lc di Universitas Kairo dibidang Sastra di Fakultas Bahasa-Bahasa dan Studi Timur, bersama dengan seorang rekannya yang mengerti dan memahami bahasa Aram kuno tersebut.
Dan Salsa mengutip pernyataan Muhammad Isa Dawud dalam bahasan ini, dimana dalam bukunya, Muhammad Isa Dawud mengemukakan, Saya mendapat petunjuk dari Manuskrip-manuskrip itu, ditulis oleh seorang yang bernama Azad bin Harim bin Shafur, yang disana dituliskan bahwa dirinya pernah bertemu dengan Nabi Ibrahim, bahkan menanyakan kepadanya ihwal seorang laki-laki yang disebut Dajjal yang sangat membahayakan itu ( berita tentang Fitnah Dajjal ini telah disebut-sebut sejak jaman Nabi Nuh sebagaimana sabda Rasul Muhammad yang bersabda, bahwa setiap Nabi wajib mengingatkan umatnya tentang Dajjal, bahkan Nabi Nuh pun telah mengingatkan umatnya tentang Dajjal ).
Saya sendiri (Muhammad Isa Dawud), membenarkan apa yang disebutnya itu. Nabi Nuh, yang sangat jauh dari masa kenabian Nabi ibrahim, juga pernah memperingatkan kaumnya dari bahaya Dajjal. Jadi tidak ada alasan untuk meragukan atau menganggap aneh perkataan Nabi Ibrahim yang diterimanya dari Nabi nuh.
Dan tampaknya, apa yang berada dalam manuskrip-manuskrip ini adalah seperti apa yang pernah didiktekan oleh Nabi Ibrahim di lembah Quds (Palestina), yang kemudian sejarahnya ditulis dalam manuskrip-manuskrip ini dan diturunkan secara turun-temurun oleh anak cucunya, sehingga sampai pada jaman Nabi Isa Al-Masih AlaihisSalam, Maka cicit-cicit Azad bin Harim bin Shafur inipun menanyakan pula hakekat Dajjal kepada Nabi Isa AlaihisSalam dan Rasul Allah itu pun menguatkannya.
Dan dalam pengantar buku beliau, Muhammad Isa Dawud menyatakan, Setelah menelaah secara literatur, dengan pertolongan Allah SWT dan segala puji bagi-NYA, berkenaan dengan masalah umur Dajjal pada peristiwa Tamim Ad-Dari yang merupakan Hadist Shahih yang akan Salsa sajikan dipenghujung pembahasan Riwayat Dajjal ini pendapat saya ternyata tidak jauh dari ijtihad para ulama kita terdahulu yang mencoba mengkompromikan berbagai hal yang membingungkan tentang Dajjal. Dan Ijtihad saya yang pertama tidak begitu jauh dari kebenaran. Akan tetapi (dengan bukti-bukti manuskrip-manuskrip ini), kini saya merasa lebih mendekati kebenaran, atau kebenaran itu sekarang ada dihadapan saya.
Saya hanya mengemukakan, tetapi tidak memastikan atau menentukannya. Saya hanya menuliskan suatu kajian, renungan dan hasil bacaan dari berbagai literatur, disamping hasil olahan bathin. Yang saya tulis ini hanya sekadar upaya penyebaran informasi yang tidak bisa saya pastikan kebenarannya.
Namun, berbagai realitas menyatakan bahwa Dajjal itu benar-benar ada dan termasuk dalam kelompok yang ditangguhkan kematiannya (min al-munzharin). Ia lahir sebelum masa kenabian Nabi Musa.
** KELAHIRAN DAJJAL
Negeri Samirah dahulunya adalah negeri kecil di Palestina yang nantinya akan menajdi sebuah negara besar pada masa Dawud dan sesudahnya, bahkan menjadi ibu kota kerajaan Bani Israil warisan Nabi Sulaiman . Hal ini berdasarkan sisi masa kelahiran Nabi Musa, yaitu kira-kira 1 abad sebelum kelahiran beliau.
Keluarga Dajjal, ayah, ibu , kakek dan nenek moyangnya adalah penyembah berhala. Mereka keturunan Yahudza, yang telah menikah selama 30 tahun tetapi belum dikaruniai seorang anak.
Rasulullah bersabda, Ayah dan Ibu Dajjal itu melewati perkawinannya selama 30 tahun tanpa melahirkan satu anak pun. Kemudian lahirlah dari mereka seorang anak laki-laki yang buta sebelah matanya. Ia menjadi orang yang paling berbahaya dan paling sedikit manfaatnya (bagi kedua orang tuanya dan bagi umat manusia). Kedua matanya tertidur, tetapi hatinya tetap terjaga,….. HR . Riwayat Imam Ahmad dalam musnadnya.
Sebagai penyembah berhala (patung sapi betina), suatu malam kedua suami istri ini seolah-olah mendengar suara dari patung sapi tuhan mereka yang memberitahukan kepada mereka bahwa ia (sang patung) telah meridhai mereka dan berkehendak memberikan mereka seorang anak.
Sesungguhnya, jin dan setan dapat melihat yang gaib, sedangkan manusia tidak. Jin dan setan bisa melihat apa yang ada dalam jasad manusia seakan-akan kedua mata mereka adalah sinar X, sehingga bisa melihat kandungan sejak awal. Namun, jin dan setan tidak bisa mengetahui apa yang akan terjadi, mereka juga tidak tahu apakah janin itu laki-laki ataukah perempuan.
Namun mereka mengetahui keinginan sepasang suami istri itu yang mengharapkan anak laki-laki. Karena itu mereka memperdaya kedua manusia penyembah berhala itu, seakan-akan merekalah yang memberi karunia anak, dan meminta korban-korban sebagai sesembahan. Jika mereka menolak, maka mereka akan menggantinya dengan anak perempuan.
Apabila ternyata Allah berkehendak yang dikandung itu adalah anak perempuan, maka setan akan mengatakan, bahwa selama ini persembahan kedua hambanya itu adalah persembahan yang tidak ikhlas, sehingga mengakibatkan dirinya tidak puas dan mengganti anaknya dengan anak perempuan. Demikianlah yang diperbuat oleh setan, dan sejarah ini telah dicatat dalam manuskrip yang ditemukan oleh arkeolog di kota Irbid di kerajaan Yordania.
Rasulullah bersabda, Ayahnya (Dajjal) tinggi, gemuk dan hidungnya seperti paruh burung. Sedang ibunya fardhakhiyyah, yakni banyak dagingnya dan gemuk badannya. Kedua tangannya panjang dan kedua tetknya pun besar. HR.Riwayat Imam Ahmad dalam musnadnya.
Sabda Rasul bahwa, Anak itu sangat membahayakan kedua orang tuanya dan umat manusia, dapat dibuktikan, bahwa dalam manuskrip tersebut tertulis karena anaknya sejak lahir diam saja dan tidak bergerak dan tidak menangis sebagaimana layaknya bayi, maka ibunya tidak dapat menyusuinya, sehingga ibunya terkena penyakit keracunan akibat tertahannya air susu, sehingga menyebabkan kematiannya.
Hal ini membuktikan, bahwa Dajjal telah membawa kesialan bagi ibunya, sesuai benar dengan sabda Rasulullah yang jujur itu.
Adapun kesialan yang dibawa Dajjal bagi ayahnya adalah : Setelah kira-kira selama 4 tahun Dajjal hanya diam dan tidur saja sejak kelahirannya, suatu malam anak itu bergerak, merangkak, dan berjalan seperti halnya balita (seolah-olah ia seperti dirasuki oleh setan), ia berjalan ke arah patung-patung berhala, kemudian tidur di sisi patung itu.
Maka benar jualah apa yang disabdakan Rasulullah, Kedua matanya tidur, tetapi hati tetap terjaga.
Sang ayahpun terjaga keesokan harinya dan mendapati anaknya tertidur dipangkuan tuhan-tuhan mereka. Ia mencoba memahami apa yang terjadi, tetapi bagaimana mungkin ia dapat memahami hal itu dengan kaca mata kemusyrikannya?..maka ia memanggil tetangganya, dan berita itu segera menyebar. Berduyun-duyun orang datang untuk menyaksikan hal aneh anak laki-laki itu, bahkan mencari berkah darinya.
Hakim kota mendengar dan ingin memiliki anak itu yang dianggap dapat membawa berkah, maka diutusnya mata-mata untuk membuat siasat.
Maka dihadapkannya lah ayah Dajjal kepada Hakim kota dan dipaksanya untuk mengaku bahwa kabar berita itu adalah hasil rekayasa dirinya semata. (pada jaman itu, Hakim Kota adalah tuhan. Yang berkuasa memberi berkah dan memberi siksa bagi warga kota. Tiada tuhan yang patut disembah selain Hakim Kota itu. Karena itu, ayah Dajjal dipaksa mengaku bahwa dia sendiri lah yang telah mengangkat anaknya dan menaruh dipangkuan tuhan patung sapi).
Tentu saja ayah Dajjal menyangkal tuduhan Hakim Kota itu. Karena itu ia dipenjarakan dan disiksa. Sementara Dajjal diambil oleh Hakim Kota dan dirawat dalam istana. Dalam menghadapi siksa dipenjara, rupanya ayah Dajjal tidak kuat lagi, maka terpaksa ia mengakui kebohongan itu. Setelah ia mengaku, ayah Dajjal itu diusir, maka tinggallah ia sebatang kara, karena anaknya telah disita oleh tuan Hakim Kota. Dalam keterasingannya itu, maka meninggallah ayah Dajjal dalam derita (tekanan bathin yang berkelanjutan).

** KEAJAIBAN SAMIRI
Berita keajaiban anak itu tersebar ke seluruh negeri, sehingga ia disebut sebagai Ajubah as-Samirah (Keajaiban Samirah). Seorang pandai dikota itu berkata, Ia ini memang betul-betul keturunan Samiri (Sam = salah satu anak Nabi Nuh yang kufur yang ikut ditenggelamkan bersama orang zalim lainnya dalam banjir besar, ia dikenal sebagai Kanan), yang sifatnya Sam sangat mirip dengan anak ajaib itu ketika masih bayi, yaitu tidak banyak bergerak, tidak menangis dan selalu tidur. Tetapi tidak seorangpun yang mempercayai orang pandai itu, bahkan ia dikatakan gila.
Orang-orang terus membicarakan anak ajaib itu dan memberinya julukan as-Samiri, yang disandarkan pada negeri kelahirannya dan bukan dinisbatkan kepada seseorang.
Anak itu (yang tidak ada 1 literatur pun yang menyinggung bahwa ia mempunyai nama kecuali julukan yang diberikan kepadanya) tinggal dalam pengawasan dan pemeliharaan tuan Hakim di istananya.
Setelah berada didalam istana selama kira-kira 1 tahun 1 bulan, penduduk negeri itu dilanda bencana dalam kegelapan. Allah SWT telah memusnahkan negeri itu, dan memerintahkan Jibril menyelamatkan anak itu dan membawanya kesebuah pulau terpencil yang terletak disuatu lautan luas, yang disebut Laut Yaman.
Allah Subhanahu wa Taala memerintahkan agar untuk menjaga dan memberinya makan dan minum setiap hari.
Allah Azza wa Jalla berfirman, Hai Jibril, anak itu adalah hamba-KU. Tetapi di akhir jaman ia akan mengaku sebagai tuhan yang disembah dimuka bumi. AKU akan mengutus hamba-KU yang lain untuk menyiksanya dengan siksaan pedih dan akan membunuhnya pada suatu saat tertentu yang tidak akan diingkari oleh hamba-KU. Orang tersebut adalah seorang nabi yang diutus pada suatu masa dan ia menjadi wali, tanpa wahyu, pada menjelang akhir jaman. Riwayat dari manuskrip milik seorang Alim Haidar bin Arif Billah Abdullah bin Salam bin Syar di negeri Yaman.
Pulau yang didiami oleh anak itu dikenal dengan nama jazirah ats-tsu ar-rahib wa ad-dabbah al-halba (pulau ular mengerikan dan hewan berbulu tebal).
Hewan melata yang berbulu lebat inilah yang telah menjaganya selama ia mendiami pulau itu dan dapat bercakap-cakap selayaknya manusia. dan makhluk inilah yang dalam hadist Rasul dari Riwayat Tamim Ad-Dari disebut sebagai Jassasah, yang mana Tamim Ad-Dari telah bertemu dengannya.
Pulau itu kecil bagaikan tumpukan bebatuan, terletak di Lautan Hindia dekat negeri Yaman dan disebut Laut Yaman, bukan Teluk Arabia seperti pengakuan sebagian orang. Pulau itu terpisah dari gugusan pulau-pulau yang banyak jumlahnya, dan menjadi sesuatu yang asing dan ganjil karena ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Dan anak itu sepanjang hari sepanjang tahun selalu tidur layaknya penghuni gua.

D A J J A L [ III ] - RIWAYAT DAJJAL II
oleh Salsabila Savannah pada 25 Oktober 2011 pukul 18:29
Oleh ; Salsabila Savannah
Seperti telah Salsa jelaskan, bahwa cerita tengah Dajjal ini merujuk kepada manuskrip-manuskrip kuno dan bukan dari hadist, kecuali pada beberapa bagian yang sesuai dengan kondisi beberapa hadist Rasul tentang Ibnu Shayyad, hadist Rasul tentang Tamim Ad-Dari dan tafsir Al-Quran Surah Thaha, ayat 83 98.

** KECERDASAN DAN KEMAMPUANNYA
Selanjutnya didalam Manuskrip kuno itu tertulis kisah :
Pada suatu pagi, ketika umur anak itu mencapai 8 tahun, mulailah kedua matanya terbuka diiringi dengan kesadaran hatinya. Ia berjalan-jalan mengelilingi pulau itu dan mendapati dirinya hanya seorang diri disana. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh seekor binatang besar dan berbulu sangat lebat, binatang itu berbicara kepadanya dengan bhasa yang dapat dipahaminya dengan baik.
Binatang itu berkata, Engkau adalah seorang anak yang diselamatkan oleh Allah dari gempa dahsyat ketika bumi terjungkir, yang trjadi di negeri Samirah. engkau dibawa oleh Malaikat yang agung, ia membawamu kesini. Ia mengurus makan dan minummu. Oleh karena itu janganlah engkau mengkhianati janjimu kepada Allah. Sebab, dalam hati setiap anak Adam telah tertanam ketundukan kepada Allah dan keimanan kepada-NYA selama ia masih berada dalam fitrah kesuciannya. Karenanya, engkau sendiri mesti menjadi Muslim dan Mukmin yang yakin dan taat kepada Tuhan Pencipta Alam ini. Dialah Tuhan Yang Maha Esa.
Kemudian binatang itu memberi isyarat kepadanya untuk mengikutinya dan menunjukkan kepadanya sebuah panel batu. Disana tertera tulisan2, binatang itu mengajarinya huruf demi huruf dan iapun menirukannya. Lalu binatang itu menunjukkan kepadanya panel batu yang lain, yang mempunyai tulisan-tulisan :
1. Pertama, La ilaha illallah
2. Kedua, Allahu Wahid la Syarika lahu
3. Ketiga, Engkau diurus oleh Malaikat Agung, karena itu janganlah kamu mengkhianati janjimu kepada Allah
4. Keempat, Hanya engkau saja dipulau ini
5. Kelima, Makanlah dan nikmatilah makanan dari rezeki Tuhanmu ini sesuai dengan kehendakmu. Tidurlah sesukamu. Sembahlah Allah dalam berbagai keadaanmu dengan tasbih-tasbih keesaan kepada-NYA. Allah lah Sang Raja. Allah lah Mahaesa. Dia tidak berayah dan tiada mempunyai anak. Allah lah yang Mahabesar. Allah lah yang Mahaagung dan Allah lah yang Maharaja.
6. Keenam, Jadilah engkau anak masa kini, wahai anak kecil. Janganlah engkau menjadi anak masa lalu di pulau ini pada zaman apapun.

7. Ketujuh, Tidak ada kitab bagimu kecuali apa yang dibawa kepadamu oleh seorang Nabi terakhir, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam yang datang menjelang akhir jaman. Jika engkau mengimaninya, maka engkau adalah manusia masa depan yang beriman dan mempunyai keyakinan kepada Allah. Jika engkau mengingkarinya, maka engkau adalah manusia masa depan yang dijanjikan akan mendapat siksaan Allah Subhanahu wa Taala.
Sesungguhnya engkau berada diantara dua nabi yang berserah diri kepada Allah dan sebenarnya semua nabi berserah diri kepada Allah. Jika engkau beriman dan yakin kepada apa yang kami imani dan yakini, maka Allah akan memudahkanmu untuk mengimani penutup para nabi yang terdahulu dan pengganti nabi yang telah wafat. Ia bernama Muhammad Al-Amin. Ia akan lahir sebagai Nabi dan Rasul ditengah-tengah kaum yang buta huruf. Ia berhijrah ketempat yang banyak ditumbuhi pohon korma, dan banyak mata air dan sumur tawarnya dengan tanah subur.
Jika engkau mendustakan nabi yang mendahului Muhammad, maka Allah akan menutup hatimu dengan tabir rain (hijab hati = suatu tabir yang merupakan siksaan Allah kepada hati anak Adam jika ia berpaling dari Tuhan) yang hitam. Hatimu menjadi hitam dan condong kepada keburukan. Sehingga hatimu tidak dapat melihat cahaya, dan akalmu hanya melihat dirimu sendiri saja seperti Iblis, semoga laknat Allah tertimpa atasnya, dan alangkah jeleknya seseorang yang ditemani makhluk tekutuk dan dijauhkan dari rahmat Allah SWT, yang dibiarkan saja berada di suatu lautan yang penuh hembusan angin kelak ketika Allah SWT tidak lagi menyayangi orang-orang yang terusir dari Rahmat-NYA (maksudnya kiamat).
Jadilah engkau wahai anak istimewa yang diurus oleh Malaikat Agung sebagai mukmin yang mempercayai eksistensi Allah dan mAlaikat-NYA serta Rasul-NYA. Jika tidak, engkau ada dalam bahaya dan dimasukkan kedalam penjara seribu tahun lamanya. Yang memperingatkanmu (maksudnya : yang mengingat akan dirimu) dan menggembirakanmu didalam penjara adalah seorang Arab Mekkah yang mendustakan Nabi yang jujur itu.
Tempat Hijrahnya adalah tanah-tanah subur yang banyak ditumbuhi pepohonan dan juga pohon korma. Engkau akan berjasa pada hari ketika musimnya memetik kurma dinegeri tempat di-isra-kan dan di-miraj-kannya Nabi dari bangsa Arab itu. Ada banyak air melimpah yang mengalir dan meresap kedalam tanah didataran tinggi dan di tanah thabariyyah. Haram atas dirimu memasuki kota Makkah, yang dimuliakan Allah. Engkau boleh memasuki tanah manapun yang subur kecuali tanah Uhud. Uhud adalah gunung yang mencintai Allah dan Allah mencintainya pula. Engkau juga tidak boleh memasuki negeri Quds tempat isra dan miraj-nya Nabi paling akhir. - (Isi manuskrip ini nantinya akan sesuai dengan kondisi Hadist Rasul tentang Tamim Ad-Dari).
Ini adalah ilmu Allah untukmu yang ditulis oleh Malaikat Agung, pembawa wahyu (amin al-wahi) dan dia meninggalkan bekas untukmu, disamping batu besar, berupa cincin darinya, utusan Tuhan semesta Alam.
Hewan besar itu menerangkan makna-makna semua tulisan itu, Dan tidaklah Kami menyiksa sehingga Kami mengutus seorang Rasul (QS-Al-Isra, 15).
Hewan itu juga menerangkan bahwa ia diberi kebebasan untuk memilih apakah dimasa yang akan datang ia menjadi orang baik-baik ataukah orang jahat. Jika ia memilih menjadi baik, maka ia akan menjadi seorang laki-laki biasa (maksudnya tidak termasuk manusia yang ditangguhkan ajalnya) dan raja yang beruntung.
Tetapi, bila ia memilih menjadi jahat, maka ia akan memerintah, menjadi raja tetapi dalam waktu yang relatif singkat saja. Ihwal kesudahannya, hanya Allah yang tahu.
Selanjutnya hewan itu berkata, Aku diperintahkan untuk berdiam disini, dipulau ini bersamamu sehingga engkau menentukan pilihan hidupmu. Ajalku disini bersama dengan keluarnya engkau menuju pilihanmu.

** RAHASIA PENGARUH RASUL PADA 7 BATU BESAR DAN SURAH THAHA, 83-98
Hari demi hari, ia tumbuh semakin besar hingga mencapai umur 20 tahun. Tetapi ia belum pernah 1 haripun menunaikan ibadahnya kepada Allah Subhanahu wa Taala. Sementara itu binatang besar itu memberi isyarat, dengan gerakan tidak jelas kepadanya, seolah-olah mengingatkannya pada sesuatu hal penting yang dilupakannya. Tetapi ia tampaknya bersikap sombong dan meremehkan isyarat binatang itu, lalu ia berpaling darinya.
Anak muda itu merasa sangat menikmati pulau itu, sehingga ia merasa seakan-akan dirinya adalah Raja ditempat itu, raja tanpa rakyat.
Suatu hari ia menengadah ke langit dan berkata, Siapakah yang mengetahui bahwa perkataanmu, wahai binatang, adalah benar? Sungguh aku hanya sendirian. Aku pun tidak pernah melihat Malaikat yang diutus Allah itu. Aku juga tidak pernah menyaksikan gempa bumi atau kehancurannya, bahkan aku tidak melihat Allah. Aku juga tidak mengetahui bahwa tulisan pada panel batu itu adalah dari Malaikat yang Agung, sehingga aku tidak menghukumi sebagaimana aku menghukumi dan menguasai pulau ini. Boleh jadi, tulisan itu hanyalah kebohongan semata.
Mendengar kata-katanya itu, maka menjeritlah binatang besar itu dan berlari dengan kencang menjauh. Melihat hal itu, berkatalah Dajjal, Aku tidak tahu….aku tdak tahu ada yang lain selainku disini. Sesungguhnya segala sesuatu disekitarku tunduk kepadaku. Semua benda disekitarku ini mengaku bahwa aku ini tuhan, penguasa pulau ini. Semua benda disekitar pulau ini sebetulnya berada dibawah kekuasaanku.
Begitulah Dajjal telah dipermainkan oleh pikirannya sendiri.
Maka pada hari berikutnya, binatang itu menemuinya dan berkata, Sesungguhnya Jibril menyuruhku untuk menemuimu dan berbicara denganmu, bahwa engkau dihadapkan pada masalah sangat serius dan penting. Meskipun demikian, engkau mempunyai hak penuh untuk menentukan pilihan. Yakinlah bahwa hal ini datang dari Jibril yang menggoreskan tangannya pada kertas ini. Letakkanlah tanganmu pada apa saja, maka engkau akan menemukan suatu tanda bagi kepentinganmu. Lalu sembahlah Allah, Tuhanmu Yang Maha penyayang. Jika engkau tidak melakukannya, maka hal itu menjadi peringatan bagimu yang menegaskan bahwa kelak engkau akan menajdi makhluk yang dilempar (dari Rahmat Allah).
Maka singkat cerita, ia menemui bahwa dirinya mempunyai kelebihan-kelebihan (yang mirip dengan mukjizat yang diberikan kepada Nabi isa AlaihisSalam, yang pada waktu itu belum diketahui dan difahami hakekatnya).
Dan dia diperbolehkan keluar dari pulau untuk mencari kebenaran dan hakekat dirinya itu sehingga ia dapat menentukan pilihan sampai menjelang waktu datangnya Nabi yang terakhir.

** PERTEMUAN DENGAN NABI AGUNG YANG PERTAMA
Maka Dajjal pun keluar pulau untuk mencari kebenaran dan hakekat dirinya, pertama yang ditujunya adalah negeri moyangnya Samirah, kemudian ia berkelana ke Mesir, Sehingga ia mendapati pada masa itu seorang anak yang diambil dari Sungai Nil dan dipelihara dalam istana Raja. Rupanya ia berada pada masa Nabi Musa. Ia pergi belajar pada banyak filosof dan dukun-dukun pada masa itu. Kemampuannya menyerap pelajarana sangat luar biasa. Ia mempelajari bagaimana dukun-dukun itu mendapatkan informasi2 dari langit, ia belajar banyak sekali hal dan ilmu.
Ia juga menyaksikan semua mukjizat-mukjizat Nabi musa, maka ia tertarik untuk menyelidiki siapa hakekatnya Musa itu. Ia pergi menemui Musa, ia tidak menceritakan apa-apa kepadanya selain kesamaan dirinya dan Musa adalah dari keturunan Ishaq bin Yaqub.
Tetapi Musa (mungkin) tidak memperhatikan orang itu, beliau hanya menuntut satu saja: agar ia beriman pada apa yang dibawa Musa berupa akidah, syariat dan mukjizat. Tetapi anak muda Samirah itu ragu untuk mengimani Nabi Musa. Ia menahan diri sehingga mendapatkan keyakinan siapa sebenarnya Musa itu.
Ia hidup ditengah-tengah Bani Israil, Ia juga menikah tetapi tiada mempunyai anak. (fakta tulisan manuskrip ini sesuai dengan sabda Rasulullah, Dajjal itu mandul). Bahkan, ia pun menyaksikan peristiwa keluarnya Bani Israil dari Mesir secara besar-besaran, dan ia ikut bersama mereka.
Di dalam manuskrip itu diceritakan sebuah riwayat ketika kaum Nabi Musa di sesatkan oleh Samiri, ketika ditinggal Nabi Musa untuk menghadap Tuhannya. (yang ternyata pada jaman Rasulullah, Allah telah berfirman dalam Al-Quran Surah Thaha, ayat 83-98). Namun, tidak dapat dipastikan apakah Samiri yang ada pada ayat itu adalah Dajjal ataukah yang lain. Hakekat Semuanya itu hanya Allah saja yang tahu.
Dalam Kitab Tafsir karya Ibn Jarir Ath-Thabari, ada suatu makna yang mendekati kebenaran informasi dengan isi manuskrip ini.
Dan Muhammad Isa Dawud menguraikan tafsiran atas ayat itu secara panjang, yang akan Salsa singkat dan ambil hanya sehubungan dengan Samiri saja.
Yaitu, 1. Dalam QS. Surah Thaha, ayat 88 kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang pembuatan itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara, maka ia berkata: “Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa”. .
Tafsir : Perkataan Samiri kepada kaum Bani Israel ini, dengan mengatakan bahwa patung inilah tuhanmu dan tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa, mengisyaratkan bahwa seolah-olah, Musa telah lupa bahwa tuhannya adalah sebuah patung sapi betina, namun Musa malah mencarinya entah dimana (ghaib). Hal ini jelas suatu fitnah yang besar terhadap Rasul Allah.
Dan jika dihubungkan dengan sabda Rasulullah Muhammad, Bahwa tiada penciptaan yang lebih besar dari sejak diciptakannya Adam sehingga Hari Kiamat, kecuali fitnah Dajjal,
- maka tiada seorangpun yang memfitnah ataupun memerangi Nabi-Nabi dan Rasul Allah seluruhnya daripada fitnah yang diucapkan Samiri tentang Musa dan Tuhan Musa. Kebanyakan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul diperangi dan ditentang ajarannya, dihina kepribadiannya, ditantang untuk membuktikan keberadaan Tuhan dan siksanya, bukan difitnah dengan mengatakan bahwa seorang Rasul telah lupa siapa Tuhannya.

2. …ketika Nabi Musa mendapat berita dari Allah bahwa kaumnya sedang disesatkan oleh Samiri, maka Nabi Musa segera berbalik dan menemui kaumnya dalam keadaan marah…. lalu beliau bertanya kepada Samiri apa alasannya melakukan hal membuat patung anak sapi dari emas itu.
Apa yang mendorongmu untuk melakukan (hal demikian), wahai Samiri?. QS. Surah Thaha, 95.
Samiri menjawab, Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak Rasul (ajaran-ajarannya) lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku. QS. Surah Thaha, 96.
Tafsirnya : Ternyata, Jawaban Samiri mempunyai ekspresi dan penuturan yang keras, seakan-akan ia telah mempunyai rencana sebelumnya untuk mengadakan uji coba kepada mereka. Ketika ada kesempatan, ia tidak berpikir panjang lagi dan langsung melakukannya dan ternyata berhasil.
Jejak Rasul yang dimaksudkannya adalah, Batu besar yang panelnya ditulisi oleh Malaikat Agung dengan tulisan-tulisan pelajaran dan ilmu Allah yang diberikan kepadanya ketika ia masih kecil dahulu. Disana ada sebuah batu yang indah warnanya dan juga tanah yang berwarna seperti tinta yang digunakan oleh Malaikat Agung untuk menulis. Tanah yang semacam tinta itulah yang selalu dibawanya dan ditaburkannya untuk mencampuri emas yang dilepuhkan untuk membuat patung sapi itu sehingga patung sapi itu terlihat seolah-olah mempunyai urat-urat laksana hidup dan bisa bersuara.
Dan pengakuannya yang mengatakan, Saya mengetahui banyak hal yang tidak diketahui oleh mereka ditafsirkan, - Apabila dihubungkan dengan isi manuskrip itu, - maka ada kesesuaian hubungan kondisi, yaitu
Kala Apabila ia (Dajjal) keluar dari pulau itu, berkelana ditanah moyangnya (Samirah) dan kemudian pergi ke Mesir, belajar kepada banyak filosof dan dukun-dukun, dan bertemu dengan Nabi Musa, maka umurnya telah lebih dari 100 tahun (namun ia tidak terlihat tua sama sekali yang untuk keadaannya ini, akan Salsa jelaskan nanti),
dengan pengalaman yang jauh lebih banyak yang bisa dicapai selama 100 tahun, Artinya ia mempunyai ilmu pengetahuannya yang lebih maju 100 tahun dari pengetahuan manusia pada jaman Nabi Musa. Sehingga ia telah memahami dan mengetahui beberapa kaidah ilmiah seperti fisika dan kimia, yang memungkinkannya berinovasi dalam melakukan banyak hal yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain.
Maka Nabi Musa pun menyadari bahwa dirinya (mungkin) sedang berhadapan dengan seorang Dajjal. Sebab beliau sendiri pun telah diamanati oleh Allah untuk memperingatkan kaumnya dari fitnah Dajjal.
Namun, beliau juga diamanati untuk hanya menyampaikan risalah kepadanya dan bukan memeranginya. Seandainya dirinya diberi kekuasaan, tentu telah ditebasnya leher Samiri. Oleh karena menyadari amanat dari Tuhannya itu, Nabi Musa hanya menyuruh Samiri pergi.

3. Berkata Musa: “Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: “Janganlah menyentuh (aku)”. Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan). QS. Surah Thaha, 97.
Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: “Janganlah menyentuh (aku)”. Ditafsirkan = Samiri dibebaskan begitu saja. Dan hakekatnya Nabi Musa mengetahui suatu hal, bahwa (apabila Samiri itu adalah benar Dajjal), maka ia tidak dapat disentuh (diperangi) oleh dirinya (Nabi Musa), sehingga suatu masa tertentu yang telah ditentukan oleh Allah. Dan Hal seperti ini juga berlaku pada hadist Rasulullah (pada jamannya) yang ketika menyelidiki hakekat Ibnu Shayyad (yang diyakini oleh banyak orang dan para sahabat sebagai Dajjal pada jaman itu), Umar bin khatthab telah meminta ijin kepada Rasulullah untuk membunuhnya, maka Rasulullah melarangnya. Sebab bila memang benar Ibnu Shayyad itu adalah Dajjal (seperti hakekatnya Samiri) maka bukanlah suatu ketentuan untuk menyentuhnya (memeranginya) pada jaman itu. Tetapi bila ternyata bukan Dajjal, hakekatnyapun Nabi-Nabi Allah itu tidak menerima wahyu apapun yang memastikan bahwa Samiri ataupun Ibnu Shayyad itu adalah Dajjal.
Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya. Ditafsirkan = bahwa, bagaimanapun juga lamanya ia tidak tersentuh, namun hukuman akhirat (hukuman Allah) tiada dapat juga ia hindarkan.
Maka, setelah diusir oleh Nabi Musa, berkelanalah Samiri selama masa itu bersama orang-orang yang ditakdirkan oleh Allah menjadi pengikutnya dan memisahkan diri dari Nabi Musa.
Dan selama itu anak muda Samirah itu berkelana dari satu negeri ke negeri lainnya menjelajahi pulau-pulau dan negeri-negeri yang jauh, menimba ilmu dan belajar segala bahasa dan kehidupan bersama manusia-manusia lainnya. Sehingga pada suatu waktu ia rindu kepada pulau tempat tinggalnya dan berlayar pulang kembali kepulau.
D A J J A L [ III ] - RIWAYAT DAJJAL III

** PERTEMUAN DENGAN NABI AGUNG KE DUA
Setelah diusir oleh Nabi Musa, Samiri mulai mengembara, pergi ke negeri mana saja yang dapat dikunjunginya. Ia mempelajari banyak budaya dan bahasa. Hingga pada suatu waktu ia kembali melalui laut menuju pulau hijau di Laut Yaman.
Ia telah mencapai usia sangat lanjut, tetapi ia bagaikan seorang laki-laki yang baru berusia 30 tahun. Padahal ia lahir (diperkirakan) 100 tahun sebelum kelahiran Nabi musa. Ia telah banyak mendapatkan pengalaman dan ilmu dari berbagai perjalanannya ke berbagai bangsa di berbagai negeri.
Ketika telah kembali ke pulau tempat tinggalnya, ia mencoba pergi melihat-lihat ke tujuh batu tempat ia pertama kalinya mendapatkan ilmu mengenal Allah Subhanahu wa Taala, yang diajarkan oleh hewan besar pengasuhnya dahulu.
Ia temui hewan itu masih disana, senantiasa mengucapkan La ilaha illa Allah. Hanya milik-NYA kerajaan dan segala pujian. Dia menghidupkan dan mematikan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Ia merasa aneh dengan tasbih hewan itu, namun hatinya kembali kepada apa yang telah dilakukan dan diusahakannya. Ia tidak mengubah niatnya, bahkan ia tidak menyesali kesalahannya. Ia kemudian membangun tempat tinggalnya dan ia menikmati kesendiriannya sebagai raja tanpa rakyat.
Setelah beberapa waktu hidup bagaikan raja tanpa rakyat di pulau tempat tinggalnya, ia kembali berlayar menuju tanah moyangnya Samirah. namun alangkah terkejutnya ia ketika mendapati dunia tidak seperti yang pernah dilihatnya.
Disitu ia menemukan sekelompok manusia yang disebut as-Samiriyyah, campuran antara Yahudi dan orang-orang Assyria. Kelompok manusia itu terbentuk setelah kembalinya kelompok Yahudi menyusul kejatuhan negeri Babilonia yang besar itu. Lalu mereka membangun kuil khusus untuk mereka. Didalam kuil itu mereka biasa membaca syiar-syiar kuil Bait Al-muqaddas. Ia menemukanbahwa nama Samirah telah berubah menjadi Jirzim, dan sebagai bukti (bahwa negeri itu dahulunya memang Samirah) ialah ia mengenali gunung2 terkenal di negeri itu.
[Yang dimaksud dengan gunung-gunung itu ialah Kuil-kuil terkenal di kota Samirah. Kuil-kuil itu dahulu dibangun oleh orang-orang Samirah yang merupakan kemuliaan atas Bait al-Muqaddas. Seorang dukun menghancurkan kuil itu hingga ke bekas-bekasnya, namun orang-orang Samirah membangunnya kembali. Kuil itu tetap berdiri hingga pemberontakan terkenal yang dilakukan orang-orang Samirah dari kelompok Bani Israil pada abad ke-5 M, kemudian Komandan perang Romawi, Vespasion menghancurkan kota itu dan diatas puing-puingnya didirikan kota baru. Hingga sekarang adat istiadat orang-orang Samirah masih terjaga walaupun kuil-kuilnya telah dihancurkan di Jirzim].
Yang lebih mengherankannya adalah bahwa ia mendengar seseorang dari keturunan Nabi Dawud, dari pihak ibu, mengaku sebagai Nabi. Ia adalah Al-Masih, sang penyelamat kaum Bani Israil dari pertikaian, kezaliman dan kepunahan. Ia datang bukan untuk menghapus, melainkan untuk menyempurnakan Namus (ajaran agama).
Ia ingin mengetahui hakekatnya apakah orang itu betul-betul nabi atau yang lainnya. Ia memutuskan untuk mengujinya agar menjadi pertemuan besar kedua dalam hidupnya, yang pernah dijanjikan kepadanya.
Maka ia pergi ke tempat tinggal Nabi itu dengan mengajak seseorang, diutusnya seseorang itu untuk pergi masuk menemui Nabi itu, sementara ia menunggu di luar. (tidak dijelaskan disana, apa sebabnya Dajjal itu tidak berani berhadapan dengan Nabi Allah itu, sementra dahulu ia telah berhadapan dengan Nabi Musa).
Maka berkatalah orang suruhannya itu ketika telah berhadapan dengan Nabi Allah Isa AlaihisSalam, Jika engkau benar-benar seorang nabi, katakan padaku siapa (yang) berada diluar!
Nabi Allah itu berhenti sejenak, kemudian berkata, Wahai saudaraku, beritahukan kepada orang yang mengutusmu bahwa Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahaagung menerima tobat dan mengampuni dosa-dosa segenap hamba-NYA. Jika hamba itu mau bertobat, mengesakan Tuhan, maka ia benar-benar kembali.
DIA lah (Allah) yang melindungi anak kecil yang sedang tidur dari kekejaman penguasa. DIA lah yang memeliharanya di pulau tempat tinggal binatang raksasa itu di saat ia masih kecil. DIA-lah yang mengajarkan kepadanya Keesaan Tuhan dan salat melalui tulisan kepercayaan-NYA, Jibril. DIA Mahakuasa untuk memaafkan fitnah yang telah dilakukannya kepada Bani Israil, jika ia beriman kepada Masih ar-Rabb dan apa yang diturunkan kepadanya berupa injil.
Maka utusan itu keluar menemui orang cacad mata itu lalu menyampaikan kabar yang diterimanya. Tetapi ia tidak menanggapinya selain mengatakan, ia adalah tukang sihir. Setan-setan telah merasuk kedalam dirinya. Jika ia seorang Nabi, ia tidak akan mengetahui siapa aku dan apa yang telah terjadi, sebab para nabi itu tidak akan memberitahukan yang gaib. Hanya Allah yang mengetahui yang gaib, meskipun ada diantara setan yang mencuri kabar sebagaimana diajarkan dukun Mesir kepadaku.
[Perkataan orang Samirah ini, disebabkan karena ia telah dipermainkan pikirannya sendiri. Ia telah berkelana dan menimba bermacam-macam ilmu selama beratus-ratus tahun, baik kepada filosof-filosof, orang-orang berilmu, maupun dukun-dukun. Bahkan ia mengerti betul cara kerja setan-setan, seperti yang dipelajarinya di Mesir. Begitulah, ia mempunyai banyak ilmu dan pengetahuannya melebihi manusia manapun didunia saat itu, tetapi ia tidak mempunyai ilmu untuk mengendalikan kecerdasan, kemampuan dan hawa nafsunya, sehingga pikirannya mempengaruhinya dengan berbagai keragu-raguan akan kebenaran risalah Ilahi. Karena itu ia telah berdusta, ia telah mencampurkan satu kegaiban dengan kegaiban lain.
Allah berhak memberitahukan gaib kepada para utusan-NYA untuk menguatkan hujjah-mereka.
Maka benarlah firman Allah Subhanahu wa Taala, Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi banyak dosa. Mereka menghadapkan pendengarannya kepada setan-setan itu, dan kebanyakan mereka adalah pendusta-pendusta. QS. Asy-Syuara, 221-223].
Bertambahlah segala macam prasangka buruk merasuki hatinya, Pastilah Hewan itu telah berdusta. Ia mengetahui bahwasanya aku akan menjadi orang mulia didunia ini. Pasti binatang itu adalah setan yang mencuri berita dari langit, lalu mencampur adukkan kebohongan kepadaku supaya aku tidak menjadi raja diraja.
Begitulah, pembohong membenarkan dirinya dalam dusta apapun.
Maka ia kemudian pergi meninggalkan negeri itu, berkelana menimba ilmu dan memperkaya diri dengan kedigdayaan. Ia telah mulai mempunyai pengikut-pengikut. Dan ketentuan Allah jua yang mendorong sanubarinya untuk kembali lagi kepulau tempat tinggalnya, di laut Yaman.
** LAHIRNYA NABI PENUTUP MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM
Setelah ia berlabuh, ia berjalan menuju ke kediamannya, namun binatang raksasa itu merintangi jalannya. Binatang itu merintangi bersama (kira-kira) 20 orang yang berwajah seperti matahari yang bersinar dan bercahaya, tubuh mereka besar dan tinggi.
Pada tangan mereka yang besar terdapat rantai besi besar berlapis (semacam) baja yang mengkilat.
Orang cacad mata itu ketakutan dan bertanya, Apa ini? Siapa mereka? Bagaimana mereka bisa sampai kemari? Aku (telah) mengira engkau ini adalah setan betina yang mempunyai pelayan!
Mendengar itu, binatang itupun berteriak, Wahai orang paling bodoh, engkau telah menyia-nyiakan 2 kesempatan, dan tidak tersisa bagimu kecuali janji terakhir.
Maka ke 20 orang itu telah menyerangnya dan mengikatnya. Orang cacad mata itupun tidak ingat lagi bagaimana dirinya diperlakukan.
Ketika ia telah sadar dan membuka matanya, ia mendapati dirinya telah dibelenggu didalam rumahnya. Belenggu itu sangatlah kuat, ia tidak dapat melepaskan diri.
Binatang besar itu ada dihadapannya dan berkata, Wahai Dajjal, sekarang engkau berada di zaman penutup para nabi, kekasih Allah, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ia telah lahir beberapa hari yang lalu ketika engkau berada di tengah lautan seraya melalaikan ketentuan yang berlaku.
Engkau berada dipenghujung akhir zaman di bumi. Janji Allah telah datang masanya. Engkau tidak akan terlepas dari rantai yang membelenggumu kecuali setelah wafatnya kekasih Allah, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Tanda telah dekatnya masa keluarmu dari pulau ini adalah Hijrahnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam ke tanah suci (Madinah) setelah orang Arab memeranginya dan mengusirnya beserta pengikutnya dari Makkah, dan kemenangan atas mereka. [1]
Sedangkan tanda keluarmu sebagai orang sombong didunia adalah terputusnya pohon kurma Baisan (Baisan adalah Salah kota di Palestina), berkurangnya air danau Thabary (Tath-Thabariyyah adalah kolam yang berair tawar di Palestina), keringnya mata air Zughar (Zughar adalah suatu daerah bersebelahan dengan Syria), dan banyak terjadi gempa bumi dahsyat sebelum keluarnya musuhmu yang akan memerangimu (yang dimaksud adalah Nabi Isa AlaihisSalam). [2]
Dajjal menjawab, Bagaimana aku dapat meyakini bahwa perkataanmu itu benar? Dunia ini tidak ada rajanya kecuali aku. Sedangkan engkau berusaha menghalangi hak-ku? Aku adalah manusia paling tua didunia ini karena waktu tidak berpengaruh kepadaku. Seluruh dunia disekitarku telah berubah, tetapi aku tidak berubah, aku tidak beruban, dan aku tidak menjadi renta. Ini adalah bukti bahwa aku adalah anak dewa.
Kemudian, Kata binatang itu, Engkau bersabar ataukah tidak, janji Allah pasti benar. Engkau dilaknat, diusir dan dilemparkan seperti Iblis terkutuk. Ini telah diperingatkan kepadamu melalui tulisan-tulisan utusan kepadamu.
Kemudian binatang itu pergi. Setiap hari ia datang membawa segala keperluan makan dan minumnya. Sehingga sampai pada suatu hari datanglah beberapa orang kepulau itu. Mereka inilah rombongan Tamim ad-Dari.

Catatan Salsa :

[1] ini adalah tanda pertama, yaitu Tanda keluarnya Dajjal dari Pulau, yang menurut dugaan banyak orang kemudian ia bersemayam di segitiga bermuda, menunggu datangnya tanda yang kedua, Wallahu A’lam

[2] ini adalah tanda yang kedua, yaitu Tanda munculnya Dajjal ketengah masyarakat, yang kemudian dibunuh oleh Nabi Isa AlaihisSalam
https://www.facebook.com/notes/salsabila-savannah/d-a-j-j-a-l-iii-riwayat-dajjal-iii-/253592018021378

Tidak ada komentar:

Posting Komentar