Iman kepada hari akhir adalah salah satu iman yang harus diimani
oleh setiap muslim. Setiap makhluk tidak ada yang tahu kapan hari kiamat
itu. Baik dia seorang malaikat maupun dia seorang nabi. Allah dan
Rasul-Nya hanya memberitahukan tanda-tandanya tidak dijelaskan kapan
waktunya. Hal ini karena ada beberapa faedah salah satunya agar manusia
tidak menggantungkan dirinya. Dan tanda-tanda akan datangnya hari kiamat
itu terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Tanda-tanda kiamat besar yang sudah terjadi
Tanda-tanda ini salah satu contohnya adalah diutusnya Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa salam dan wafatnya beliau shallallahu ‘alaihi wa
salam.
2. Tanda-tanda kiamat besar yang belum terjadi
Tanda-tanda ini contohnya adalah seperti munculnya Imam Al Mahdi, juga keluarnya Dajjal dan turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam.
Insya Allah saya akan berikan tulisan berikut secara ringkas tentang Al Masih Ad Dajjal.
Siapakah Al Masih Ad-Dajjal?
Al Masih Ad Dajjal adalah seorang pendusta. Yang mana dia berasal
dari anak manusia, yang dijadikan oleh Allah sebagai ujian bagi orang
beriman di akhir zaman, dan diberi kekuatan oleh Allah Subhanahu wa
ta’alaa yang luar biasa untuk menebarkan fitnah di muka bumi. Dan
Al-Masih Ad Dajjal dijadikan Allah sebagai ujian terbesar yang belum
pernah dirasakan sebelumnya oleh manusia di muka bumi ini.
Dalam sebuah hadits dijelaskan:
مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنَ الدَّجَّالِ
“Tidak ada satu pun makhluk sejak Adam diciptakan hingga terjadinya kiamat yang fitnahnya (cobaannya) lebih besar dari Dajjal.” (HR. Muslim no. 2946)
Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallah’anhuma Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
إِنِّى
لأُنْذِرُكُمُوهُ ، وَمَا مِنْ نَبِىٍّ إِلاَّ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ ،
لَقَدْ أَنْذَرَ نُوحٌ قَوْمَهُ ، وَلَكِنِّى أَقُولُ لَكُمْ فِيهِ قَوْلاً
لَمْ يَقُلْهُ نَبِىٌّ لِقَوْمِهِ ، تَعْلَمُونَ أَنَّهُ أَعْوَرُ ،
وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
“Aku akan menceritakannya kepada kalian dan tidak ada seorang
Nabi pun melainkan telah menceritakan tentang Dajjal kepada kaumnya.
Sungguh Nabi Nuh ‘alaihis salam telah mengingatkan kaumnya. Akan tetapi
aku katakan kepada kalian tentangnya yang tidak pernah dikatakan oleh
seorang Nabi pun kepada kaumnya, yaitu Dajjal itu buta sebelah matanya
sedangkan Allah sama sekali tidaklah buta“. (HR. Bukhari no. 3337 dan Muslim no. 169)
Dari Anas, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا بُعِثَ نَبِىٌّ إِلاَّ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ
الأَعْوَرَ الْكَذَّابَ ، أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ ، وَإِنَّ رَبَّكُمْ
لَيْسَ بِأَعْوَرَ ، وَإِنَّ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مَكْتُوبٌ كَافِرٌ
“Tidaklah seorang Nabi pun diutus selain telah memperingatkan
kaumnya terhadap yang buta sebelah lagi pendusta. Ketahuilah bahwasanya
dajjal itu buta sebelah, sedangkan Rabb kalian tidak buta sebelah.
Tertulis di antara kedua matanya “KAAFIR”.” (HR. Bukhari no. 7131)
Dalam sebuah hadits shahih, dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يا أيها الناس !
إنها لم تكن فتنة على وجه الأرض منذ ذرأ الله ذرية آدم أعظم من فتنة الدجال
و إن الله عز و جل لم يبعث نبيا إلا حذر أمته الدجال و أنا آخر الأنبياء و
أنتم آخر الأمم و هو خارج فيكم لا محالة
“Wahai sekalian manusia, sungguh tidak ada fitnah yang lebih
besar dari fitnah Dajjal di muka bumi ini semenjak Allah menciptakan
anak cucu Adam. Tidak ada satu Nabi pun yang diutus oleh Allah melainkan
ia akan memperingatkan kepada umatnya mengenai fitnah Dajjal. Sedangkan
Aku adalah Nabi yang paling terakhir dan kalian juga ummat yang paling
terakhir, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Dajjal akan muncul di
tengah-tengah kalian.” (Dikeluarkan dalam Shahih Al Jaami’ Ash Shoghir no. 13833. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih) [link]
Bagaimana ciri-ciri Dajjal?
Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ عَيْنُهُ طَافِئَةٌ كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ
“Dia adalah seorang pemuda yang sangat keriting rambutnya, hilang
cahaya matanya, seakan-akan aku menyerupakannya dengan Abdul ‘Uzza bin
Qathan.” (HR. Muslim: 2937)
Dalam riwayat lain: “Rambutnya kusut.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّ مِنْ بَعْدِكُمُ الْكَذَّابَ
الْمُضِلَّ وَإِنَّ رَأْسَهُ مِنْ بَعْدِهِ حُبُكٌ حُبُكٌ حُبُكٌ -ثَلاَثَ
مَرَّاتٍ- وَإِنَّهُ سَيَقُوْلُ: أَنَا رَبُّكُمْ؛ فَمَنْ قَالَ: لَسْتَ
رَبَّنَا لَكِنَّ رَبَّنَا اللهُ عَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْهِ
أَنَبْنَا نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّكَ؛ لَمْ يَكُنْ لَهُ عَلَيْهِ
سُلْطَانٌ
“Nanti akan ada pendusta yang menyesatkan, rambut di belakangnya
hubukun (keriting seperti terjalin/dipintal) –beliau ucapkan tiga kali–.
Dia akan berkata: ‘Aku adalah Rabb kalian’. Barangsiapa yang berkata:
‘Engkau bukan Rabb kami. Rabb kami adalah Allah, kepada-Nyalah kami
bertawakal dan kepada-Nyalah kami kembali. Kami berlindung kepada Allah
dari kejahatanmu’, niscaya Dajjal tak mampu mengalahkannya.”
(Ash-Shahihah no. 2808)
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “Hadits ini merupakan
dalil yang tegas bahwa Dajjal akbar (terbesar) adalah manusia yang punya
kepala dan rambut. Bukan sesuatu yang maknawi atau kiasan dari
kerusakan, sebagaimana ucapan orang-orang yang lemah imannya….”
(Silsilah Ahadits Shahihah, 6/2, pada penjelasan hadits no. 2808)
Beliau shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Tidak akan datang
kiamat, sehingga dibangkitkan dajjal-dajjal, pembohong -pembohong
besar, yang jumlahnya mendekati tigapuluh orang, masing-masing mengaku
sebagai utusan Allâh.” [HR Bukhari (no. 3609), kitab al Manaqib, Bab
‘Alamatan-Nubuwwah; Muslim, kitab al Fitan wa Asyrathus-Sa’ah]
Seorang
laki-laki yang besar tubuhnya, merah (kulitnya), keriting rambutnya,
buta sebelah matanya; matanya seolah-olah buah anggur yang menonjol,
mirip seperti Ibnul Qathan seorang laki-laki dari Khuza’ah. (HR Bukhari, Muslim, dan lain-lain)
Buta matanya sebelah kanan; matanya seolah-olah buah anggur yang menonjol. (HR Bukhari, Muslim)
Syab (muda usia, 30-50 tahun), sangat keriting rambutnya, matanya
seolah-olah buah anggur yang menonjol, mirip seperti Abdul ‘Uzza bin
Qathan. (HR Bukhari, Muslim, dan lain-lain)
Seorang laki-laki, pendek, cara berjalannya tidak normal, keriting,
buta sebelah matanya, satu matanya rata, tidak menonjol dan tidak masuk.
(HR Abu Dawud, Shahihul-Jami’ush-Shaghir, no. 2455)
Buta sebelah matanya, menonjol dahinya, luas atas dadanya, membungkuk. (HR Ahmad)
Banyak rambutnya. (HR Muslim)
Di antara dua matanya tertulis “kafir”, atau huruf kaf, fa`, ra` yang
bisa dibaca oleh semua orang beriman, bisa baca tulis ataupun yang buta
huruf. (HR Bukhari, Muslim, dan lain-lain)
Orangnya sangat besar. (HR Muslim)
Makhluk yang paling besar (fitnah/tipu daya/bencana yang ditimbulkannya) (HR Muslim)
Tidak dilahirkan. (HR Muslim)
Muncul dari arah timur, yaitu Khurasan. (HR Tirmidzi)
Khurasan adalah kota yang luas zaman dahulu, awal batasnya dekat
Iraq, akhir batasnya dekat India. Sekarang meliputi beberapa kota dan
masuk ke beberapa negara, yaitu Iran Utara (di antaranya terkenal dengan
Naisabur), Afghanistan Utara (di antaranya terkenal dengan Harah dan
Balkh), daerah-daerah Turkmania (dahulu pernah masuk Uni Soviet, di
antaranya terkenal dengan Marw). Dan desa-desa sekitarnya, sebelum
sungai Jaihun.
Dari sini kita mengetahui bahwa India tidak masuk Khurasan, bahkan
nampak bahwa mayoritas Khurasan masuk wilayah negara Iran. Wallâhu
a’lam.
Muncul dari tempat bernama Yahudiyah, kota Ashbahan, dengan 70 ribu orang Yahudi. (HR Ahmad, Fathur Rabbani 24/73).
Ashbahan adalah kota yang dahulu termasuk Khurasan. Sekarang termasuk wilayah negara Iran.
Dia muncul dan tinggal di bumi selama 40 hari. Sehari seperti
setahun, sehari seperti sebulan, sehari seperti sepekan, dan sisanya
seperti hari-hari biasa. (HR Muslim).
Dari Anas bin Malik radhiyallâhu’anhu, dia berkata : ‘Rasûlullâh
Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda : “Tiada seorang nabi
pun, melainkan dia memberi peringatan (yangmenakutkan) kepada umatnya
tentang pendusta yang buta sebelah matanya. Ketahuilah bahwa Dajjal itu
buta sebelah matanya, dan sesungguhnya Rabb (Tuhan) kamu tidak buta
sebelah mata-Nya. Dan ditulis di antara dua matanya (Dajjal) Kaf, Fa`
dan Ra (Kafir)”. [HR. Bukhari dan Muslim]
Kekuatan Dajjal
Dajjal adalah manusia yang luar biasa diciptakan oleh Allah. Bahkan
diriwayatkan ia mempunyai kekuatan-kekuatan yang tidak dimiliki oleh
manusia-manusia biasa.
لَيْسَ مِنْ
بَلَدٍ إِلاَّ سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ ، إِلاَّ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةَ ،
لَيْسَ لَهُ مِنْ نِقَابِهَا نَقْبٌ إِلاَّ عَلَيْهِ الْمَلاَئِكَةُ
صَافِّينَ ، يَحْرُسُونَهَا ، ثُمَّ تَرْجُفُ الْمَدِينَةُ بِأَهْلِهَا
ثَلاَثَ رَجَفَاتٍ ، فَيُخْرِجُ اللَّهُ كُلَّ كَافِرٍ وَمُنَافِقٍ
“Tidak ada suatu negeri pun yang tidak akan dimasuki Dajjal
kecuali Makkah dan Madinah, karena tidak ada satu pintu masuk pun dari
pintu-pintu gerbangnya kecuali ada para malaikat yang berbaris
menjaganya. Kemudian Madinah akan berguncang sebanyak tiga kali sehingga
Allah mengeluarkan orang-orang kafir dan munafiq daripadanya” [HR. Bukhari no. 1881 dan Muslim no. 2943, dari Anas bin Malik.]
Dajjal pun bisa menghidupkan orang mati dengan bantuan syaithon untuk menyesatkan manusia.
وَإِنَّ مِنْ
فِتْنَتِهِ أَنْ يَقُولَ لأَعْرَابِىٍّ أَرَأَيْتَ إِنْ بَعَثْتُ لَكَ
أَبَاكَ وَأُمَّكَ أَتَشْهَدُ أَنِّى رَبُّكَ فَيَقُولُ نَعَمْ.
فَيَتَمَثَّلُ لَهُ شَيْطَانَانِ فِى صُورَةِ أَبِيهِ وَأُمِّهِ
فَيَقُولاَنِ يَا بُنَىَّ اتَّبِعْهُ فَإِنَّهُ رَبُّكَ.
“Di antara fitnah Dajjal adalah, ia akan berkata kepada seorang
Arab, ‘Pikirkanlah olehmu, sekiranya aku dapat membangkitkan ayah dan
ibumu yang telah mati, apakah kamu akan bersaksi bahwa aku adalah
Rabbmu? ‘ Laki-laki arab tersebut menjawab, ‘Ya.’ Kemudian muncullah
setan yang menjelma di hadapannya dalam bentuk ayah dan ibunya, maka
keduanya berkata, ‘Wahai anakku, ikutilah ia, sesungguhnya dia adalah
Rabbmu.’” [Shahih Al Jaami’ Ash Shogir 6/274.]
Allah menundukkan semua benda mati dan hewan-hewan tunduk kepada Dajjal.
فَيَأْتِى عَلَى
الْقَوْمِ فَيَدْعُوهُمْ فَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَجِيبُونَ لَهُ
فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ وَالأَرْضَ فَتُنْبِتُ فَتَرُوحُ
عَلَيْهِمْ سَارِحَتُهُمْ أَطْوَلَ مَا كَانَتْ ذُرًا وَأَسْبَغَهُ
ضُرُوعًا وَأَمَدَّهُ خَوَاصِرَ ثُمَّ يَأْتِى الْقَوْمَ فَيَدْعُوهُمْ
فَيَرُدُّونَ عَلَيْهِ قَوْلَهُ فَيَنْصَرِفُ عَنْهُمْ فَيُصْبِحُونَ
مُمْحِلِينَ لَيْسَ بِأَيْدِيهِمْ شَىْءٌ مِنْ أَمْوَالِهِمْ وَيَمُرُّ
بِالْخَرِبَةِ فَيَقُولُ لَهَا أَخْرِجِى كُنُوزَكِ. فَتَتْبَعُهُ
كُنُوزُهَا كَيَعَاسِيبِ النَّحْلِ
“Ia mendatangi kaum dan menyeru mereka, mereka menerimanya. Ia
memerintahkan langit agar menurunkan hujan, lalu langit menurunkan
hujan. Ia memerintahkan bumi agar mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, lalu
bumi mengeluarkan tumbuh-tumbuhan. Lalu binatang ternak mereka pergi
dengan punuk yang panjang, lambung yang lebar dan kantong susu yang
berisi lalu kehancuran datang lalu ia berkata padanya: ‘Keluarkan harta
simpananmu.’ Lalu harta simpanannya mengikutinya seperti lebah-lebah
jantan.” [HR. Muslim no. 2937]
Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
الدَّجَّالُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُسْرَى جُفَالُ الشَّعْرِ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ
“Dajjal cacat matanya yang kiri1, keriting rambutnya, bersamanya
surga dan nerakanya. Nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka.”
(HR. Muslim, no. 2934)
Dajjal pun bisa menghidupkan dan mematikan seorang manusia.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ
خَيْرُ النَّاسِ أَوْ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ فَيَقُوْلُ لَهُ: أَشْهَدُ
أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيْثَهُ. فَيَقُوْلُ الدَّجَّالُ: أَرَأَيْتُمْ إِنْ
قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّوْنَ فِي اْلأَمْرِ؟
فَيَقُوْلُوْنَ: لاَ. قَالَ: فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيْهِ…
“Keluarlah pada hari itu seorang yang terbaik atau di antara orang
terbaik. Dia berkata: ‘Aku bersaksi engkau adalah Dajjal yang telah
disampaikan kepada kami oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’
Dajjal berkata (kepada pengikutnya): ‘Apa pendapat kalian jika aku bunuh
dia dan aku hidupkan kembali apakah kalian masih ragu kepadaku?’ Mereka
berkata: ‘Tidak.’ Maka Dajjal membunuhnya dan menghidupkannya
kembali….” (HR. Muslim no. 2938)
Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
فَيَأْتِي عَلَى الْقَوْمِ فَيَدْعُوْهُمْ
فَيُؤْمِنُوْنَ بِهِ وَيَسْتَجِيْبُوْنَ لَهُ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ
فَتُمْطِرُ وَاْلأَرْضَ فَتُنْبِتُ
“…Dia datang kepada satu kaum mendakwahi mereka. Merekapun beriman
kepadanya, menerima dakwahnya. Maka Dajjal memerintahkan langit untuk
hujan dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman, maka turunlah
hujan dan tumbuhlah tanaman….” (HR. Muslim no. 2937)
Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu disebutkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
وَيَمُرُّ بِالْخَرِبَةِ فَيَقُوْلُ لَهَا: أَخْرِجِي كُنُوْزَكِ. فَتَتْبَعُهُ كُنُوْزُهَا كَيَعَاسِيْبِ النَّحْلِ
“…Dia mendatangi reruntuhan dan berkata: ‘Keluarkanlah
perbendaharaanmu.’ Maka keluarlah perbendaharaannya mengikuti Dajjal
seperti sekelompok lebah.” (HR. Muslim no. 2937)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّهُ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ وَنَهْرٌ وَمَاءٌ وَجَبَلُ خُبْزٍ وَإِنَّ جَنَّتَهُ نَارٌ وَنَارَهُ جَنَّةٌ
“…Sesungguhnya bersama dia ada surga dan nerakanya, sungai dan air,
serta gunung roti. Sesungguhnya surganya Dajjal adalah neraka dan
nerakanya Dajjal adalah surga.” (HR. Ahmad. Asy-Syaikh Al-Albani
rahimahullahu berkata: sanadnya shahih. Lihat Qishshatu Masihid Dajjal)
Dari ‘Uqbah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang Dajjal:
إِنَّ الدَّجَّالَ يَخْرُجُ وَإِنَّ مَعَهُ
مَاءً وَنَارًا فَأَمَّا الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ مَاءً فَنَارٌ تُحْرِقُ
وَأَمَّا الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ نَارًا فَمَاءٌ بَارِدٌ عَذْبٌ، فَمَنْ
أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَلْيَقَعْ فِي الَّذِي يَرَاهُ نَارًا فَإِنَّهُ
مَاءٌ عَذْبٌ طَيِّبٌ
“Sungguh Dajjal akan keluar dan bersamanya ada air dan api. Apa yang
dilihat manusia air sebenarnya adalah api yang membakar. Apa yang
dilihat manusia api sesungguhnya adalah air minum dingin yang segar.
Barangsiapa di antara kalian yang mendapatinya hendaknya memilih yang
dilihatnya api, karena itu adalah air segar yang baik.” (HR. Muslim no.
2935)
Dajjal diharamkan masuk ke beberapa negeri yaitu Makkah, Madinah, Bukit Tursina di Palestina dan Masjidil Aqsha.
Di antara negeri yang tidak didatangi (tidak dikuasai) Dajjal adalah Baitul Maqdis dan bukit Tursina. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata: “Dia akan tinggal selama 40 hari mendatangi semua tempat
kecuali empat masjid: Masjidil Haram, Masjid Madinah, Bukit Tursina
(Palestina), dan Masjidil Aqsha (Palestina).” (HR. Ahmad dan lainnya.
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata sanadnya shahih. Lihat Qishshatu Al-Masihid Dajjal wa Nuzul ‘Isa)
Apakah Dajjal itu nyata ataukah hanya sebagai simbol?
Dari hadits-hadits yang dikemukakan di atas tentunya Dajjal itu
bukanlah simbol. Dan ada hadits yang menjelaskan bagaimana bentuk Dajjal
itu sendiri.
Asy-Sya’bi rahimahullahu mengatakan kepada Fathimah bintu Qais radhiyallahu ‘anha: “Beri aku sebuah hadits yang kamu dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
yang tidak kamu sandarkan kepada seorang pun selain beliau.” Fathimah
mengatakan: “Jika engkau memang menghendakinya akan aku lakukan.” “Ya,
berikan aku hadits itu,” jawab Asy-Sya’bi.
Fathimah pun berkisah: “…Aku mendengar seruan orang yang berseru, penyeru Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
menyeru ‘Ash-shalatu Jami’ah’. Aku pun keluar menuju masjid lantas
shalat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan aku berada
pada shaf wanita yang langsung berada di belakang shaf laki-laki.
Tatkala Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai dari
shalatnya maka beliau duduk di mimbar dan tertawa seraya mengatakan:
‘Hendaknya setiap orang tetap di tempat shalatnya.’ Kemudian kembali
berkata: ‘Apakah kalian tahu mengapa aku kumpulkan kalian?’ Para sahabat
menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
melanjutkan: ‘Sesungguhnya –demi Allah-, aku tidak kumpulkan kalian
untuk sesuatu yang menggembirakan atau menakutkan kalian. Namun aku
kumpulkan kalian karena Tamim Ad-Dari. Dahulu ia seorang Nasrani lalu
datang kemudian berbai’at dan masuk Islam serta mengabariku sebuah
kisah, sesuai dengan apa yang aku ceritakan kepada kalian tentang
Al-Masih Ad-Dajjal.
Ia memberitakan bahwa ia naik kapal bersama 30 orang dari Kabilah
Lakhm dan Judzam. Lalu mereka dipermainkan oleh ombak hingga berada di
tengah lautan selama satu bulan. Sampai mereka terdampar di sebuah pulau
di tengah lautan tersebut saat tenggelamnya matahari. Mereka pun duduk
(menaiki) perahu-perahu kecil. Setelah itu mereka memasuki pulau
tersebut hingga menjumpai binatang yang berambut sangat lebat dan kaku.
Mereka tidak tahu mana qubul dan mana dubur-nya, karena demikian lebat
bulunya. Mereka pun berkata: ‘Apakah kamu ini?’ Ia (binatang yang bisa
berbicara itu) menjawab: ‘Aku adalah Al-Jassasah.’ Mereka mengatakan:
‘Apa Al-Jassasah itu?’ Ia (justru mengatakan): ‘Wahai kaum, pergilah
kalian kepada laki-laki yang ada rumah ibadah itu. Sesungguhnya ia
sangat merindukan berita kalian.’ Tamim mengatakan: ‘Ketika dia
menyebutkan untuk kami orang laki-laki, kami khawatir kalau binatang itu
ternyata setan.’ Tamim mengatakan: ‘Maka kami pun bergerak menuju
kepadanya dengan cepat sehingga kami masuk ke tempat ibadah itu.
Ternyata di dalamnya ada orang yang paling besar yang pernah kami lihat
dan paling kuat ikatannya. Kedua tangannya terikat dengan lehernya,
antara dua lututnya dan dua mata kakinya terikat dengan besi. Kami
katakan: ‘Celaka kamu, apa kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Kalian telah mampu
mengetahui tentang aku. Maka beritakan kepadaku siapa kalian ini?’
Mereka menjawab: ‘Kami ini orang-orang dari Arab. Kami menaiki kapal
ternyata kami bertepatan mendapati laut sedang bergelombang luar biasa,
sehingga kami dipermainkan ombak selama satu bulan lamanya, sampai kami
terdampar di pulaumu ini. Kami pun naik perahu kecil, lalu memasuki
pulau ini dan bertemu dengan binatang yang sangat lebat dan kaku
rambutnya. Tidak diketahui mana qubul-nya dan mana duburnya karena
lebatnya rambut. Kamipun mengatakan: ‘Celaka kamu, apa kamu ini?’ Ia
menjawab: ‘Aku adalah Al-Jassasah.’ Kamipun bertanya lagi: ‘Apa
Al-Jassasah itu?’ Ia malah menjawab, pergilah ke rumah ibadah itu
sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian. Maka kami pun segera
menujumu dan kami takut dari binatang itu. Kami tidak merasa aman kalau
ternyata ia adalah setan.’
Lalu orang itu mengatakan: ‘Kabarkan kepadaku tentang pohon-pohon korma di Baisan.’
Kami mengatakan: ‘Tentang apanya engkau meminta beritanya?’
‘Aku bertanya kepada kalian tentang pohon kormanya, apakah masih berbuah?’ katanya.
Kami menjawab: ‘Ya.’
Kami menjawab: ‘Ya.’
Ia mengatakan: ‘Sesungguhnya hampir-hampir ia tidak akan mengeluarkan buahnya. Kabarkan kepadaku tentang danau Thabariyyah.’
Kami jawab: ‘Tentang apa engkau meminta beritanya?’
‘Apakah masih ada airnya?’ jawabnya.
Mereka menjawab: ‘Danau itu banyak airnya.’
Ia mengatakan: ‘Sesungguhnya hampir-hampir airnya akan hilang.
Kabarkan kepadaku tentang mata air Zughar (sebuah daerah di Syam).’
Mereka mengatakan: ‘Tentang apanya kamu minta berita?’
‘Apakah di mata air itu masih ada airnya? Dan apakah penduduknya masih bertani dengan airnya?’ jawabnya.
Kami katakan: ‘Ya, mata air itu deras airnya dan penduduknya bertani
dengannya.’ Ia mengatakan: ‘Kabarkan kepadaku tentang Nabi Ummiyyin, apa
yang dia lakukan?’
Mereka menjawab: ‘Ia telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib (Madinah).’
Ia mengatakan: ‘Apakah orang-orang Arab memeranginya?’
Mereka menjawab: ‘Ia telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib (Madinah).’
Ia mengatakan: ‘Apakah orang-orang Arab memeranginya?’
Kami menjawab: ‘Ya.’
Ia mengatakan lagi: ‘Apa yang dia lakukan terhadap orang-orang Arab?’
Maka kami beritakan bahwa ia telah menang atas orang-orang Arab di
sekitarnya dan mereka taat kepadanya.
Ia mengatakan: ‘Itu sudah terjadi?’
Kami katakan: ‘Ya.’
Ia mengatakan: ‘Sesungguhnya baik bagi mereka untuk taat kepadanya.
Dan aku akan beritakan kepada kalian tentang aku, sesungguhnya aku
adalah Al-Masih. Dan hampir-hampir aku diberi ijin untuk keluar sehingga
aku keluar lalu berjalan di bumi dan tidak ku tinggalkan satu negeri
pun kecuali aku akan turun padanya dalam waktu 40 malam kecuali Makkah
dan Thaibah, keduanya haram bagiku. Setiap kali aku akan masuk pada
salah satunya, malaikat menghadangku dengan pedang terhunus di
tangannya, menghalangiku darinya. Dan sesungguhnya pada setiap celahnya
(dua kota itu) ada para malaikat yang menjaganya.’
Fathimah mengatakan: ‘Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda dengan menusukkan tongkatnya di mimbar sambil mengatakan:
‘Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah2, yakni Al-Madinah.
Apakah aku telah beritahukan kepada kalian tentang hal itu?’
Orang-orang menjawab: ‘Ya.’
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya
cerita Tamim menakjubkanku, di mana sesuai dengan apa yang kuceritakan
kepada kalian tentangnya (Dajjal), serta tentang Makkah dan Madinah.
Ketahuilah bahwa ia berada di lautan Syam atau lautan Yaman- tidak,
bahkan dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur. Tidak, dia dari arah
timur. Tidak, dia dari arah timur -dan beliau mengisyaratkan dengan
tangannya ke arah timur-.’
Fathimah mengatakan: “Ini saya hafal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
(HR. Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrathis Sa’ah, Bab Qishshatul Jassasah)
Dan juga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menuntunkan do’a untuk berlindung dari fitnah Dajjal dalam sebuah hadits yang shahih.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ
عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ
شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan
kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta
dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.” (HR. Bukhari-Muslim)
Dalam riwayat yang lain,
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوْذُ
بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ
فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ . اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ
مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ
“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur.
Aku berlindung kepadaMu dari fitnah Almasih Dajjal. Aku berlindung
kepadaMu dari fitnah kehidupan dan sesudah mati. Ya Allah, Sesungguhnya
aku berlindung kepadaMu dari perbuatan dosa dan hutang.” (HR. Bukhari-Muslim)
Dari hadits ini bisa difahami, bahwa kita berlindung kepada Allah dari sesuatu yang nyata, bukan simbolis sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian orang.
Nabi Isa ‘alaihissalam turun untuk membunuh Dajjal
Karena begitu istimewanya Dajjal. Begitu kuatnya Dajjal, maka sudah
pasti butuh sesuatu yang kekuatannya sama atau melebihi Dajjal. Di dalam
hadits-hadits yang shahih dijelaskan bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam akan turun untuk membunuh Dajjal.
Sebelumnya ada pertanyaan, kenapa dikatakan Nabi Isa ‘alaihissalam turun? Dijelaskan bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam
diangkat oleh Allah ketika peristiwa penyaliban. Beliau tidak disalib,
melainkan orang lain yang diserupakan oleh beliau ‘alaihissalam yang
disalib. Sedangkan beliau diangkat oleh Allah ke langit untuk kemudian
akan diturunkan kepada waktu yang ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla. Allah pun membantah persangkaan orang-orang kafir yang yang dibunuh itu Nabi Isa ‘alaihissalam.
Allah ta’ala berfirman :
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ
مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ
شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ
مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ
يَقِينًا * بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا
حَكِيمًا * وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ
مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
artinya: Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami
telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka
tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka
bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa,
benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah Isa. Tetapi (yang
sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab,
kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. [QS. An-Nisaa’ : 157-159].
Dan Nabi Isa ‘alaihissalam pun akan turun di akhir zaman nanti untuk menegakkan agama yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari Abu Hurairah radliyallaahu ’anhu ia berkata : Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam bersabda :
كيف أنتم إذا نزل بن مريم فيكم وإمامكم منكم
”Bagaimana keadaanmu jika telah diturunkan (’Isa) Ibni Maryam
padamu sedangkan imam/pemimpinmu adalah orang yang berasal darimu
sendiri” [HR. Al-Bukhari no. 3449 dan Muslim no. 155].
Dari Abu Hurairah radliyallaahu ’anhu ia berkata : Telah bersabda Rasulullahshallallaahu ’alaihi wasallam :
لينزلن بن مريم حكما عادلا فليكسرن الصليب وليقتلن الخنزير وليضعن الجزية….
”Sungguh (’Isa) Ibni Maryam akan turun sebagai hakim yang ’adil,
lalu ia akan mematahkan salib, membunuh babi, dan membebaskan jizyah…” [HR. Muslim no. 155].
Dari Nawwas bin Sam’an radliyallaahu ’anhu ia berkata ketika menyebutkan fitnah di akhir jaman : Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam bersabda :
…فبينما هو كذلك إذ بعث الله المسيح بن مريم فينزل عند
المنارة البيضاء شرقي دمشق بين مهرودتين واضعا كفيه على أجنحة ملكين إذا
طأطأ رأسه قطر وإذا رفعه تحدر منه جمان كاللؤلؤ فلا يحل لكافر يجد ريح نفسه
إلا مات…
”….Sementara ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Allah
mengutus Al-Masih bin Maryam. Ia turun di menara putih di sebelah timur
Damaskus, menggunakan dua potong pakaian warna kekuning-kuningan dan
kedua tangannya berpegang pada sayap dua malaikat. Bila ia menganggukkan
kepalanya meneteskan air, dan bila ia mengangangkatnya turunlah darinya
butir-butir air bagaikan mutiara. Setiap orang kafir yang mencium baunya pasti mati….” [HR. Muslim no. 2937, Ahmad 4/181 no. 17666, Abu Dawud no. 4321, dan yang lainnya].
Imam Mahdi dan Nabi Isa ‘alaihissalam bersama-sama memerangi Dajjal
Imam Mahdi muncul sebagai Imam di akhir zaman yang memerangi Dajjal serta yahudi.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ يَوْمٌ – قَالَ
زَائِدَةُ فِي حَدِيْثِهِ – لَطَوَّلَ اللهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى
يَبْعَثَ فِيْهِ رَجُلاً مِنِّي – أَوْ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي – يُوَاطِئُ
اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمَ أَبِي، يَمْلَأُ اْلأَرْضَ قِسْطًا
وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا
“Bila tidak tersisa dari dunia kecuali satu hari –Za`idah (salah
seorang rawi) mengatakan dalam haditsnya– tentu Allah akan panjangkan
hari tersebut, sehingga Allah utus padanya seorang lelaki dariku –atau
dari keluargaku–. Namanya sesuai dengan namaku, dan nama ayahnya seperti
nama ayahku. Ia memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya
telah dipenuhi dengan kedzaliman dan keculasan.” (Hasan Shahih, HR.
Abu Dawud, Shahih Sunan no. 4282; sanadnya jayyid menurut Ibnul Qayyim
rahimahullahu dalam Al-Manarul Munif; At-Tirmidzi no. 2230, 2231; Ibnu
Hibban no. 6824, 6825)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ ابْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ؟
“Bagaimana dengan kalian jika turun kepada kalian putra Maryam, sementara imam kalian dari kalian?” (Shahih,
HR. Al-Bukhari, Kitab Ahaditsul Anbiya` Bab Nuzul ‘Isa ibni Maryam, no.
3449; Muslim dalam Kitabul Iman Bab Fi Nuzul Ibni Maryam, 2/369, 390)
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
الْمَهْدِيُّ مِنِّي، أَجْلَى الْجَبْهَةِ أَقْنَى اْلأَنْفِ،
يَمْلَأُ اْلأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا
يَمْلِكُ سَبْعَ سِنِيْنَ
“Al-Mahdi dariku, dahinya lebar, hidungnya mancung, memenuhi bumi
dengan keadilan sebagaimana (sebelumnya) telah dipenuhi dengan
kedzaliman, berkuasa selama 7 tahun.” (Hasan, HR. Abu Dawud no.
4285 dan ini lafadznya, Ibnu Majah no. 4083, At-Tirmidzi, Kitabul Fitan
Bab Ma Ja`a Fil Mahdi no. 2232, Ibnu Hibban no. 6823, 6826 dan Al-Hakim
no. 8733, 8734, 8737)
يَخْرُجُ فِي آخِرِ أُمَّتِي الْمَهْدِيُّ، يُسْقِيْهِ اللهُ الْغَيْثَ،
وَتُخْرِجُ اْلأَرْضُ نَبَاتَهاَ، وَيُعْطِى الْمَالَ صِحَاحًا، وَتَكْثُرُ
الْمَاشِيَةُ، وَتَعْظُمُ اْلأُمَّةُ، يَعِيْشُ سَبْعاً أَوْ ثَمَانِيًا.
“Al-Mahdi akan keluar di akhir kehidupan umatku, Allah akan
menurunkan hujan kepadanya sehingga, bumi menumbuhkan
tumbuh-tumbuhannya, diberikan kepadanya harta yang melimpah, semakin
banyak binatang ternak, dan pada saat itu ummat semakin mulia, dan ia
memerintah selama 7 atau 8 tahun.” [HR. Al-Hakim (IV/557-558), dikatakan
bahwa hadits ini shahih disepakati oleh Dzahabi, dari Sahabat Abi Sa’id
al-Khudri Radhiyallahu anhu. Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah
(no. 711).]
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُوْنَ عَلَى
الْحَقِّ ظَاهِرِيْنَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. قَالَ: فَيَنْزِلُ
عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ فَيَقُوْلُ أَمِيْرُهُمْ:
تَعَالَ صَلِّ لَنَا، فَيَقُوْلُ: لاَ، إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ
أُمَرَاءُ تَكْرِمَةَ اللهِ هَذِهِ اْلأُمَّةَ
“Masih tetap sekelompok dari umatku berperang di atas kebenaran.
Mereka unggul sampai hari kiamat, lalu turun ‘Isa putra Maryam. Maka
pemimpin mereka mengatakan: ‘Kemari, jadilah imam kami.’ Ia menjawab:
‘Tidak, sebagian kalian adalah pemimpin atas sebagian yang lain, sebagai
kemuliaan dari Allah untuk umat ini’.” (Shahih, HR. Muslim dalam Kitabul Iman Bab La Tazal Tha`ifah min Ummati, 2/370, no. 393)
Kapankah yang lebih pertama muncul, Nabi Isa ‘alaihissalam ataukah Imam Mahdi dulu?
Simak hadits berikut:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَنْزِلُ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ فَيَقُوْلُ أَمِيْرُهُمُ
الْمَهْدِيُّ: تَعَالَ، صَلِّ بِنَا. فَيَقُوْلُ: لاَ، إِنَّ بَعْضَهُمْ
أَمِيْرُ بَعْضٍ، تَكْرِمَةُ اللهِ لِهَذِهِ اْلأُمَّةِ
“Isa putra Maryam turun, lalu pemimpin mereka Al-Mahdi
mengatakan: ‘Imamilah kami’. Ia menjawab: ‘Sesungguhnya sebagian mereka
pemimpin bagi sebagian yang lain, sebagai kemuliaan dari Allah untuk
umat ini’.”
Hadits ini dikatakan oleh Ibnul Qayyim rahimahullahu dalam kitabnya
Al-Manarul Munif: “Sanadnya bagus.” (Abdul Muhsin Al-‘Abbad, ‘Aqidatu
Ahlil Atsar. Lihat pula Ash-Shahihah, no. 2236)
Dari hadits ini jelas sekali Imam Mahdi sudah ada duluan baru
kemudian nabi Isa ‘alaihissalam turun. Dan mereka bersama-sama memerangi
Dajjal dan Yahudi.
Diriwayatkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ketika musuh Allah Azza wa Jalla melihat Nabi ‘Isa ‘alaihissalam,
melelehlah (tubuhnya) sebagaimana garam meleleh di air. Seandainya
dibiarkan niscaya akan meleleh hingga binasa, akan tetapi Allah
membunuhnya melalui tangan ‘Isa ‘alaihissalam, memperlihatkan darahnya kepada mereka, ditombak Nabi ‘Isa ‘alaihissalam.” (HR. Muslim 2897)
Al-Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan, demikian pula Ibnu Majah dan
al-Hakim dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
لَقِيْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِيْ إِبْرَاهِيْمَ وَمُوْسَـى وَعِيْسَى،
قَالَ: فَتَذَاكَرُوا أَمْرَ السَّاعَةِ، فَرَدُّوا أَمْرَهُمْ إِلَى
إِبْرَاهِيمَ فَقَالَ: لاَ عِلْمَ لِي بِهَا، فَرَدُّوا اْلأَمْرَ إِلَى
مُوسَى، فَقَالَ: لاَ عِلْمَ لِي بِهَا، فَرَدُّوا اْلأَمْرَ إِلَى
عِيْسَـى فَقَالَ: أَمَّا وَجْبَتُهَا؛ فَلاَ يَعْلَمُهَا أَحَدٌ إِلاَّ
اللهُ ذَلِكَ، وَفِيمَـا عَهِدَ إِلَيَّ رَبِّـي عَزَوَجَلَّ أَنَّ
الدَّجَّالَ خَارِجٌ، قَالَ وَمَعِي قَضِيبَانِ، فَإِذَا رَآنِـي، ذَابَ
كَمَا يَذُوبُ الرَّصَاصُ. قَالَ: فَيُهْلِكُهُ اللهُ.
“Pada malam aku di-Isra’kan ke langit, aku bertemu dengan Ibrahim,
Musa, dan ‘Isa.” Beliau bersabda, “Lalu mereka saling menyebutkan
tentang perkara Kiamat, selanjutnya mereka mengembalikan perkara mereka
kepada Ibrahim, maka beliau berkata, ‘Aku tidak memiliki ilmu
tentangnya, kembalikanlah perkaranya kepada Musa.’ Lalu beliau berkata,
‘Aku tidak memiliki ilmu tentangnya, kembalikanlah perkaranya kepada
‘Isa.’ Akhirnya beliau berkata, ‘Adapun kapan terjadinya, maka tidak ada
seorang pun yang mengetahui kecuali Allah. Di antara wahyu yang
diberikan oleh Rabb-ku Azza wa Jalla kepadaku, ‘Sesungguhnya Dajjal akan
keluar.’ Beliau berkata, ‘Dan aku membawa dua pedang. Jika dia
melihatku, maka dia akan meleleh sebagaimana timah yang meleleh.’ Beliau
berkata, ‘Lalu Allah membinasakannya.’ [Musnad Ahmad (V/189, no. 3556),
tahqiq Ahmad Syakir, dan beliau berkata, “Isnadnya shahih.”
Sunan Ibni Majah (II/1365), tahqiq Muhammad Fu-ad ‘Abdul Baqi, al-Bushairi berkata dalam kitab az-Zawaa-id, “Ini adalah sanad yang shahih, rijalnya tsiqah.”
Dan Mustadrak al-Hakim (IV/488-489), beliau berkata, “Ini adalah hadits yang isnadnya shahih, akan tetapi keduanya (al-Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya.” Dan disepakati oleh adz-Dzahabi. Akan tetapi Syaikh al-Albani melemahkannya dalam kitab Dha’iif al-Jaami’ish Shaghiir (V/20-21, no. 4712).]
Sunan Ibni Majah (II/1365), tahqiq Muhammad Fu-ad ‘Abdul Baqi, al-Bushairi berkata dalam kitab az-Zawaa-id, “Ini adalah sanad yang shahih, rijalnya tsiqah.”
Dan Mustadrak al-Hakim (IV/488-489), beliau berkata, “Ini adalah hadits yang isnadnya shahih, akan tetapi keduanya (al-Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya.” Dan disepakati oleh adz-Dzahabi. Akan tetapi Syaikh al-Albani melemahkannya dalam kitab Dha’iif al-Jaami’ish Shaghiir (V/20-21, no. 4712).]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَبَيْنَمَا إِمَامُهُمْ قَدْ تَقَدَّمَ يُصَلِّي بِهِمُ الصُّبْحَ إِذْ
نَزَلَ عَلَيْهِمْ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ الصُّبْحَ فَرَجَعَ ذَلِكَ
الْإِمَامُ يَنْكُصُ يَمْشِي الْقَهْقَرَى لِيَتَقَدَّمَ عِيْسَى يُصَلِّي
بِالنَّاسِ، فَيَضَعُ عِيْسَى يَدَهُ بَيْنَ كَتِفَيْهِ ثُمَّ يَقُولُ
لَهُ: تَقَدَّمْ فَصَلِّ، فَإِنَّهَا لَكَ أُقِيْمَتْ. فَيُصَلِّي بِهِمْ
إِمَامُهُمْ فَإِذَا انْصَرَفَ قَالَ عِيْسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ:
افْتَحُوا الْبَابَ. فَيُفْتَحُ وَوَرَاءَهُ الدَّجَّالُ مَعَهُ سَبْعُونَ
أَلْفَ يَهُودِيٍّ كُلُّهُمْ ذُو سَيْفٍ مُحَلَّى وَسَاجٍ فَإِذَا نَظَرَ
إِلَيْهِ الدَّجَّالُ ذَابَ كَمَا يَذُوبُ الْمِلْحُ فِي الْمَاءِ
وَيَنْطَلِقُ هَارِبًا وَيَقُولُ عِيْسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ: إِنَّ لِي
فِيْكَ ضَرْبَةً لَنْ تَسْبِقَنِي بِهَا. فَيُدْرِكُهُ عِنْدَ بَابِ
اللُّدِّ الشَّرْقِيِّ فَيَقْتُلُهُ فَيَهْزِمُ اللهُ الْيَهُودَ فَلَا
يَبْقَى شَيْءٌ مِمَّا خَلَقَ اللهُ يَتَوَارَى بِهِ يَهُودِيٌّ إِلَّا
أَنْطَقَ اللهُ ذَلِكَ الشَّيْءَ لَا حَجَرٌ وَلَا شَجَرٌ وَلَا حَائِطٌ
وَلَا دَابَّةٌ إِلَا الْغَرْقَدَةَ فَإِنَّهَا مِنْ شَجَرِهِمْ لَا
تَنْطِقُ إِلَّا قَالَ يَا عَبْدَ اللهِ الْمُسْلمَ، هَذَا يَهُودِيٌّ
فَتَعَالَ اقْتُلْهُ
“… Ketika tatkala imam mereka sudah maju untuk mengimami shalat subuh, tiba-tiba turunlah kepada mereka ‘Isa bin Maryam ‘alaihissalam pagi itu. Karena itu, imam tersebut mundur agar Nabi ‘Isa ‘alaihissalam maju mengimami mereka.
Lalu Nabi ‘Isa meletakkan tangan beliau diantara dua pundak imam
tersebut dan berkata: ‘Majulah, karena untukmulah shalat ini
diiqamatkan.’ Imam itu pun mengimami mereka.
Setelah selesai, Isa ‘alaihissalam berkata: ‘Bukalah pintu.’
Pintu itu dibuka, ternyata di baliknya ada Dajjal bersama 70.000 Yahudi
bersenjata pedang berhias dan berjubah hijau.
Ketika Dajjal melihat ke arah Isa ‘alaihissalam, diapun
meleleh seperti garam dalam air. Dia berbalik melarikan diri. Nabi Isa
berkata, ‘Sungguh aku memiliki sebuah pukulan yang engkau tidak akan
mendahului aku dengannya.’
Kemudian Isa mendapatkan Dajjal di Bab Al-Lud sebelah timur dan membunuhnya. Ketika itu, Allah Azza wa Jalla mengalahkan Yahudi hingga tidak ada suatu makhluk pun yang Yahudi bersembunyi padanya kecuali Allah Azza wa Jalla jadikan
ia berbicara, baik dia batu, pohon, tembok, maupun hewan, semua
berbicara –kecuali pohon gharqad, sesungguhnya ia adalah pohon Yahudi–
semua berbicara: Wahai hamba Allah, muslim, ini Yahudi, kemari dan
bunuhlah dia…” [HR. Ibnu Majah dengan berbagai syawahidnya menjadikan
hadits ini setidaknya hasan]
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ بَيْنِى وَبَيْنَهُ نَبِىٌّ – يَعْنِى عِيسَى –
وَإِنَّهُ نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ رَجُلٌ مَرْبُوعٌ
إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ بَيْنَ مُمَصَّرَتَيْنِ كَأَنَّ رَأْسَهُ
يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلَى
الإِسْلاَمِ فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعُ
الْجِزْيَةَ وَيُهْلِكُ اللَّهُ فِى زَمَانِهِ الْمِلَلَ كُلَّهَا إِلاَّ
الإِسْلاَمَ وَيُهْلِكُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَيَمْكُثُ فِى الأَرْضِ
أَرْبَعِينَ سَنَةً ثُمَّ يُتَوَفَّى فَيُصَلِّى عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ
“Tidak ada nabi (yang hidup) antara masaku dan ‘Isa. Sungguh,
kelak ia akan turun, jika kalian melihatnya maka kenalilah. Ia adalah
seorang laki-laki yang sedang (tidak tinggi dan tidak terlalu pendek),
berkulit merah keputih-putihan, beliau memakai di antara dua kain
berwarna sedikit kuning. Seakan rambut kepala beliau menetes meski tidak
basah. Beliau akan memerangi manusia hingga mereka masuk ke dalam
Islam, beliau akan menghancurkan salib, membunuh babi dan menghapus
jizyah (upeti). Pada masa beliau, Allah akan membinasakan semua agama
selain Islam, Isa akan membunuh Dajjal, dan beliau akan tinggal di muka
bumi selama empat puluh tahun. Setelah itu ia meninggal dan kaum
muslimin menshalatinya.” (HR. Abu Daud no. 4324 dan Ahmad 2/437. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Cara berlindung dari fitnah Dajjal
Salah satu caranya sudah disebutkan di atas yaitu berdo’a untuk memohon diri agar terlindungi dari fitnah Dajjal.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ
عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ
شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan
kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta
dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.” (HR. Bukhari-Muslim)
Dalam riwayat yang lain,
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوْذُ
بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ
فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ . اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ
مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ
“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur.
Aku berlindung kepadaMu dari fitnah Almasih Dajjal. Aku berlindung
kepadaMu dari fitnah kehidupan dan sesudah mati. Ya Allah, Sesungguhnya
aku berlindung kepadaMu dari perbuatan dosa dan hutang.” (HR. Bukhari-Muslim)
Kemudian membaca surat Al Kahfi.
عَنْ أَبِيْ الدَّرْدَاءِ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه و
سلم قَالَ : مَنْ حَفِظَ عَشَرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُوْرَةِ الْكَهْفِ
عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ
Dari Abu Darda’ a bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat dari surat Al-Kahfi,
maka dia akan dijaga dari fitnah Dajjal [HR. Muslim 809]
Apabila dia bertemu Dajjal maka ia harus menjauh sejauh-jauhnya.
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صلى الله عليه و سلم: مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ,
فَوَاللهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيْهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ
فَيَتَّبِعُهُ مِمَّا يَبْعَثُهُ مِنَ الشُّبُهَاتِ
Dari Imran bin Hushain رضي الله عنه berkata: Rasulullah صلى الله عليه و سلمbersabda:
Barangsiapa yang mendengar Dajjal, maka hendaknya dia menjauh darinya.
Demi Allah, sesungguhnya seseorang datang menghampirinya dengan anggapan
bahwa dirinya beriman, lalu dia mengikuti Dajjal karena terbius oleh
syubhat-syubhatnya. [HR. Ahmad 4/43, 441, Abu Dawud 4319, al-Hakim 4/531 dan dishahihkan al-Albani dalam al-Misykah5488.]
Tinggal di Makkah dan Madinah. Sebagaimana hadits yang sudah disampaikan di atas.
Apakah Ada fitnah lagi setelah Dajjal?
Setelah Dajjal dibunuh oleh Nabi Isa ‘alaihissalam, maka bumi
dipenuhi dengan rahmat. Keadilan ditegakkan, tumbuh-tumbuhan
ditumbuhkan. Bahkan tidak akan ada orang yang menerima zakat. Allah
telah memenuhi bumi dengan keadilan. Namun ternyata setelah Dajjal
keluar, masih ada fitnah lagi, yaitu Ya’juj dan Ma’juj.
إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى
تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ، فَذَكَرَ الدُّخَانَ، وَالدَّجَّالَ،
وَالدَّابَّةَ، وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَنُزُولَ عِيسَى
ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَيَأْجُوْجَ
وَمَأْجُوْجَ، وَثَلاَثَةَ خُسُوفٍ: خَسْفٌ بِالْـمَشْرِقِ وَخَسْفٌ
بِالْـمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ
تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ
“Sesungguhnya tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian melihat
sebelumnya sepuluh tanda. Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyebutkan: Muncul Dajjal, binatang, matahari terbit dari barat, Isa
bin Maryam turun (ke bumi), Ya`juj dan Ma`juj, tiga khusuf2, yaitu di
timur, barat, dan jazirah Arab. Lantas akhir semua itu muncul api yang
keluar dari Yaman yang menghalau manusia ke tempat berkumpul mereka.”
(Shahih Muslim, Kitabu Al-Fitan wa Asyrathu As-Sa’ah)
Allah Azza wa Jalla berfirman:
حَتَّىٰ إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ
يَنْسِلُونَ وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ
أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا يَا وَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ
هَٰذَا بَلْ كُنَّا ظَالِمِينَ
“Hingga apabila (tembok) Ya’juj dan Ma’juj dibukakan dan mereka turun
dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan (apabila) janji yang
benar (hari berbangkit) telah dekat, maka tiba-tiba mata orang-orang
kafir terbelalaklah. (Mereka berkata): ‘Alangkah celakanya kami,
sesungguhnya kami benar-benar lalai tentang ini, bahkan kami benar-benar
orang-orang yang zhalim.” [Al-Anbiyaa': 96-97]
Juga firman Allah Azza wa Jalla:
ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ
وَجَدَ مِنْ دُونِهِمَا قَوْمًا لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا
قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ و مَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ
فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَىٰ أَنْ تَجْعَلَ
بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ
فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا آتُونِي
زُبَرَ الْحَدِيدِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا سَاوَىٰ بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ
انْفُخُوا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ
عَلَيْهِ قِطْرًا فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا
لَهُ نَقْبًا َقَالَ هَٰذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي ۖ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ
رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ ۖ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا وَتَرَكْنَا
بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ ۖ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ
فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا
“Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga ketika
dia sampai di antara dua gunung, dia mendapati di belakang (kedua gunung
itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan. Mereka berkata:
‘Wahai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu (makhluk yang)
berbuat kerusakan di muka bumi, maka bolehkah kami memberikan imbalan
bagimu agar engkau membuat dinding penghalang antara kami dan mereka?’
Dzulqarnain berkata: ‘Apa yang telah dianugerahkan oleh Rabb kepadaku
lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan
(manusia dan alat-alat), agar aku dapat membuat dinding penghalang
antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi.” Hingga
apabila (potongan) besi itu telah terpasang sama rata dengan kedua
(puncak) gunung itu, Dzulqarnain berkata: ‘Tiuplah (api itu).’ Ketika
(besi) itu sudah menjadi (merah seperti ) api, dia pun berkata: ‘Berilah
aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu.’
Maka mereka tidak dapat mendakinya dan tidak (pula) dapat melubanginya.
Dzulqarnain berkata: ‘(Dinding) ini adalah rahmat dari Rabb-ku, maka
apabila janji Rabb-ku sudah datang, Dia akan menghancurluluhkannya; dan
janji Rabb-ku itu benar.’ Dan pada hari itu Kami biarkan mereka berbaur
antara yang satu dengan yang lain, dan (apabila) sangkakala ditiup lagi,
akan Kami kumpulkan mereka semuanya.” [Al-Kahfi: 92-99]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj sedang berusaha keras melubangi dinding
(yang dibuat oleh Dzulqarnain) setiap hari, sampai apabila mereka
melihat cahaya matahari, pemimpin mereka berkata: ‘Pulanglah, kalian
akan melubanginya besok.’ Kemudian esok harinya mereka kembali melubangi
dinding itu dan bekerja lebih kuat dari yang kemarin, sehingga jika
waktunya telah tiba, Allah akan mengirimkan mereka kepada manusia sesuai
dengan keinginan-Nya. Sehingga apabila mereka melihat cahaya matahari,
pemimpin mereka berseru: ‘Pergilah, kalian akan melubanginya besok,
insya Allah, -bisa juga kiranya dia mengucapkan kata pujian itu-.’
(Namun ketika) mereka kembali hendak melubanginya, ternyata dinding itu
sudah seperti keadaan semula saat mereka tinggalkan (kemarin). Tapi
mereka terus melubanginya dan (akhirnya) berhasil keluar menyerbu
manusia. Mereka mengeringkan air dan orang-orang berlindung di
benteng-benteng. Mereka melepaskan anak panahnya ke langit, lalu
anak-anak panah itu kembali dengan berlumuran darah. Mereka berkata
dengan sombong: “Kita telah mengalahkan penduduk bumi dan langit.”
Kemudian Allah mengirimkan sejenis ulat pada tengkuk mereka hingga
mereka mati. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‘Demi yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya binatang
melata di bumi akan menjadi kenyang dan gemuk karena dapat makan daging
dan darah mereka.’” [HR. At-Tirmidzi (no. 3153), Ibnu Majah (no. 4080),
Ahmad (II/510-511), al-Hakim (IV/488), dari Sahabat Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu. Kata al-Hakim, “Hadits ini shahih menurut syarat
al-Bukhari dan Muslim serta disepakati oleh adz-Dzahabi.”]
Ya’juj dan Ma’juj pun punya kekuatan besar. Mereka berbuat kefasiqan
dengan membunuh banyak manusia, hingga kemudian dengan angkuhnya mereka
pun bisa membunuh penduduk langit. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
“Kemudian mereka berjalan dan berakhir di gunung Khumar, yaitu salah
satu gunung di Baitul Maqdis. Kemudian mereka berkata: “Kita telah
membantai penduduk bumi, mari kita membantai penduduk langit.” Maka
mereka melemparkan panah-panah dan tombak-tombak mereka ke langit. Maka
Allah subhanahuwata’ala kembalikan panah dan tombak-tombak mereka dalam
keadaan berlumuran darah.” (HR. Muslim dalam kitab Al-Fitan wa Asyrathus
Sa’ah)
Ya’juj dan Ma’juj dibinasakan oleh Allah dengan diturunkannya seekor
ulat yang masuk ke leher-leher mereka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
Ketika Allah subhanahuwata’ala mewahyukan kepada Isa
‘alaihissalam: Sesungguhnya aku mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak
ada kemampuan bagi seorang pun untuk memeranginya. Maka biarkanlah
mereka hamba-hamba-Ku menuju Thuur. Lalu Allah subhanahuwata’ala
keluarkan Ya’juj wa Ma’juj dan mereka mengalir dari tiap-tiap tempat
yang tinggi. Kemudian mereka melewati danau Thabariyah1, dan meminum
seluruh air yang ada padanya. Hingga ketika barisan paling belakang
mereka sampai di danau tersebut mereka berkata: “Sungguh dahulu di sini
masih ada airnya.” Ketika itu terkepunglah Nabiyullah Isa ‘alaihissallam
dan para sahabatnya.
Hingga kepala sapi ketika itu lebih berharga untuk
mereka daripada seratus dinar kalian sekarang ini. Maka Isa dan para
sahabatnya berharap kepada Allah subhanahuwata’ala. Maka Allah
subhanahuwata’ala pun mengirim sejenis ulat yang muncul di leher mereka.
Maka pagi harinya mereka seluruhnya binasa menjadi bangkai-bangkai
dalam waktu yang hampir bersamaan. Kemudian turunlah (dari gunung Thuur)
Nabiyullah Isa dan para sahabatnya, maka tidak didapati satu jengkal
pun tempat kecuali dipenuhi oleh bangkai dan bau busuk mereka. Maka Nabi
Isa ‘alaihissallam pun berharap (berdoa) kepada Allah
subhanahuwata’ala. Maka Allah subhanahuwata’ala mengirimkan
burung-burung yang lehernya seperti unta, membawa bangkai-bangkai mereka
dan kemudian dilemparkan di tempat yang Allah subhanahuwata’ala
kehendaki (dalam riwayat Imam Ahmad dilemparkan ke laut). Kemudian Allah
kirimkan hujan yang tidak menyisakan satu pun rumah maupun kemah, lalu
membasahi bumi hingga menjadi licin. Kemudian dikatakan kepada bumi itu:
‘Tumbuhkanlah buahbuahanmu dan kembalilah berkahmu…” (HR. Muslim)
Kesimpulan
Salah satu aqidah umat Islam adalah meyakini bahwa Nabi
Isa ‘alaihissalam akan diturunkan nanti di hari akhir. Bersamaan dengan
munculnya Imam Mahdi. Dajjal adalah anak manusia yang mana kemampuannya
luar biasa sebagai ujian bagi manusia di akhir zaman. Setelah Dajjal
dibunuh maka bumi akan dipimpin oleh Imam Mahdi dan seluruh manusia
bertauhid kepada Allah. Kemudian Allah menurunkan fitnah lagi yaitu
Ya’juj dan Ma’juj. Setelah itu bumi kembali diberikan rahmat oleh Allah
Subhanahu wa ta’alaa.
Sebenarnya lebih sengsara manakah fitnah Dajjal ataukah
fitnah Ya’juj dan Ma’juj? Bagi saya pribadi, dilihat dari dalil-dalil
yang ada, maka fitnah Al Masih Ad Dajjal adalah fitnah yang paling
terbesar yang akan dirasakan oleh manusia. Kenapa? Karena ketika Ya’juj
dan Ma’juj keluar, manusia semuanya bertauhid kepada Allah, tidak ada
kesyirikan lagi. Dan mereka dipimpin oleh pemimpin yang adil. Sedangkan
ketika fitnah Al Masih Ad-Dajjal keluar, manusia dikuasai oleh
orang-orang kafir, kejahatan merajalela dan banyak dari mereka
meninggalkan sunnah. Bahkan mereka yang terfitnah oleh Dajjal pun akan
menganggap dia sebagai tuhan. Oleh karena itulah Allah dan Rasul-Nya
menyebut Dajjal sebagai fitnah terbesar yang diberikan kepada manusia.
Mari kita semua berlindung kepada Allah dengan melakukan
amalan-amalan sunnah yang sudah dicontohkan oleh Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Wallahu’alam bishawab.
Diambil faedah dari situs:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar