Salah satu misteri dalam pelaksanaan ibadah haji yang tidak banyak disadari oleh umat Islam adalah peristiwa kemunculan Imam Mahdi
dan prases pembaiatan terhadapnya di Makkah. Peristiwa akhir zaman ini
terjadi selama berlangsungnya bulan haji, saat jutaan orang Islam dari
seluruh penjuru dunia berkumpul di Baitullah.
Hal ini pula yang sempat mengusik
keingintahuan kami selama melakukan ibadah haji pada musim haji tahun
1430 Hijriyah ini. Apalagi seorang Ustadz di tanah air yang sangat
konsern dengan masalah tersebut mengirim surat elektronik kepada Kami
agar selama bulan haji ini kami juga memperhatikan tanda-tanda di
sekitar kami apakah tanda-tanda kedatangan Imam Mahdi sudah tampak atau
belum. Dalam beberapa kali pertemuan dengan Kami di tanah air, beliau
telah menyampaikan tanda-tanda akan datangnya Imam Mahdi.
Kami masih ingat tausiyah beliau, “Umur
umat Islam tinggal beberapa tahun lagi. Kiamat akan segera tiba.
Terlebih syarat-syaratnya sudah bermunculan dihadapan kita semua. ”
Dalam Qur’an surat Muhammad ayat 8, Allah SWT berfirman, “Maka
tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat, (yaitu)
kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba. Karena sesungguhnya telah
datang syarat-syaratnya. “
Tanda-tanda yang dimaksud
salah satunya tercantum dalam hadits shahih Nabi SAW yang diriwayatkan
Muslim dari ‘Umar bin Khaththab Radhiallaahu ‘anhu, yang diriwayatkan
pula oleh Ahmad dari Ibnu ‘Abbas, “Apabila budak perempuan
melahirkan tuannya, dan ketika penggembala kambing yang telanjang kaki
serta kekurangan pakaian tinggal di gedung-gedung tinggi..”
Apa artinya dengan konteks zaman sekarang? “Sekarang ini, sudah banyak terjadi aneka kemaksiatan. Banyak dari hamba
sahaya atau yang sekarang disebut sebagai pembantu, melahirkan anak
dari hasil hubungan dengan majikannya, ” ujar Ustadz tersebut.
Lantas sudah banyak pula di zaman
sekarang, orang-orang yang kekurangan pakaian (berpakaian namun tidak
menutupi aurat) yang tinggal di gedung-gedung tinggi (apartemen), dan
tingkah laku mereka sangat jahil dan tidak beda dengan penggembala
kambing yang tidak terdidik.
Tanda-tanda lainnya adalah imraatus
sibyaan (kekuasaan di tangan anak-anak). Itu bisa berarti bahwa penguasa
di rumah tangga adalah anak-anak, bukan lagi orang tua. Atau, yang
menjadi penguasa di masyarakat adalah para pemimpin yang berkarakter
kekanak-kanakan, yakni mau menang sendiri, mengedepankan emosi,
sewenang-wenang, dan sebagainya.
“Anak yang kurang ajar dan suka mengatur
orangtua tidak cuma ada di Barat. Di negeri kita yang mayoritas Muslim
pun terjadi, anak menyuruh ibunya begini-begitu. Seolah-olah anak itulah
tuan, dan si ibu menjadi hamba sahaya, ” ujarnya lagi.
Lalu tanda lainnya adalah maraknya
pemutusan silaturahim antar sesama Muslim. “Manusia sekarang ini rajin
menggunakan telepon untuk bisnis, namun jarang sekali menelepon orangtua
atau sanak-saudara. Alasannya sibuk, cari duit. Padahal menurut
Rasulullah, barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya serta
diperpanjang umurnya, maka bersilaturahimlah. Ini kan lucu dan terbalik.
Kita sibuk cari duit tetapi justeru memutus silaturahim, ” tambahnya
lagi.
Kami ingat semua segala tausiyah beliau.
Dan saat kami berada di tengah jutaan jamaah haji yang menjadi tamu
istimewa di Baitullah ini, tentu menemukan tanda-tanda kedatangan Imam
Mahdi bukan merupakan perkara yang mudah.
Allah SWT sejak mengutus Rasulullah SAW
telah menyatakan bahwa umat Nabi Muhammad SAW merupakan umat akhir
zaman. Jadi, pengertian akhir zaman itu sudah berlaku sejak diutusnya
Nabi Muhammad SAW yang membawa Risallah Sempurna dan Terakhir, hingga
hari kiamat. Kita ini tengah berada di dalam masa akhir zaman, yang
tidak seorang pun tahu persis kapan kiamat itu datang.
Terbagi Lima
Menurut hadits shahih, masa akhir zaman ini terbagi menjadi lima. Pertama, masa kenabian, saat Rasulullah SAW masih hidup. Kedua, masa Khulafaur Rasyidin, mulai Abubakar, Umar, Usman, dan Ali. Ketiga,
masa raja-raja menggigit (maalikan ‘adhan), yaitu masa setelah wafatnya
Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu sampai runtuhnya Daulah Khilafah
Utsmaniyah (1924). Keempat, masa maalikan jabariyan (penguasa diktator atau penguasa yang zalim). Dan kelima, masa kembalinya sistem khilafah.
“Kita sekarang, umat Islam saat ini,
tengah berada di dalam masa maalikan jabariyan atau penguasa yang zalim
atau diktator. Umat Islam walau berjumlah banyak tetapi tidak memiliki
kekuatan riil. Banyak tetapi seperti buih di lautan yang bisa dnegan
mudah diombang-ambingkan oleh musuh-musuh Allah, ” ujarnya.
Kezaliman ini, sesuai dengan sunatullah,
tidak akan berlangsung abadi. Ada sebagian umat Islam yang akan bangkit
dan memimpin perlawanan terhadap kediktatoran tersebut. Hingga umat
Islam akan berhadap-hadapan dengan musuh agama Allah yang sejati yakni
kaum Yahudi. Kita akan berperang habis-habisan melawan Yahudi dan
kemenangan akan didapat umat Islam. Yahudi akan hancur, bahkan Yahudi
akan terus diburu hingga pohon-pohon dan batu pun berbicara, “Hai kaum
Muslimin, di belakangku ada Yahudi yang bersembunyi!”
Seluruh pohon dan tumbuhan akan menunjukkan tempat persembunyian Yahudi kecuali satu pohon, yakni pohon gharqad
yang merupakan pohon Yahudi. Jangan heran, sekarang pohon gharqad itu
banyak ditanam oleh orang-orang Israel, untuk berlindung dari serangan
kaum Muslimin
Berbagai hadits shahih menyatakan bahwa Imam Mahdi akan hadir di Makkah
dan dibaiat para pemuda yang berjumlah 313 orang, suatu jumlah yang
sama dengan jumlah pasukan kaum Muslimin dalam Perang Badar. Hadirnya
Imam Mahdi di Makkah diduga kuat di saat pelaksanaan musim haji, karena
di musim haji inilah umat Islam dari segala penjuru dunia berkumpul di
Baitullah untuk merapatkan shaft, menyatukan niat, dan semata-mata
beribadah guna meninggikan keimanan dan menegakkan kalimatullah.
Ibadah haji bukan semata ibadah ruhiyah,
namun juga memiliki nilai strategis politis dalam perjuangan umat Islam
sedunia menuju Pan Islam (Persatuan Islam). Saat berkumpul di sekitar
Baitullah, tidak ada lagi yang namanya umat Islam Indonesia, umat Islam
Turki, umat Islam Inggris, umat Islam Afrika, umat Islam Cina, dan
sebagainya. Semuanya adalah umat Islam. Titik.
Dalam perjuangan negara-negara Selatan
menghadapi penjajahan dan imperialisme negara-negara Utara di masa awal
dan pertengahan abad ke-20 Masehi, pelaksanaan ibadah haji kerap
digunakan sebagai sebuah momen akbar pertemuan para tokoh perjuangan
Dunia Islam untuk
menyatukan niat dan hati, menyatukan langkah, mengatur strategi
perjuangan, untuk bersama-sama bisa berjuang membebaskan negeri Muslim
dan mengusir para “penjajah kafir”. Tokoh-tokoh perjuangan Indonesia
seperti Agus Salim dan M. Natsir mengalami fase-fase ini.
Di saat umat Islam sedunia bertemu di
Makkah, di saat umat Islam sedunia menanggalkan chauvinisme dan
keashobiyahan duniawinya, di saat seperti itulah Imam Mahdi akan muncul
dan dibaiat di depan Baitullah.
Pembai’atan ini tentu tidak disukai
penguasa Semenanjung Arab yang langsung mengirim pasukannya untuk
menangkap para pemuda itu. Namun Allah SWT akan membenamkan ke dalam
bumi pasukan tersebut dan hanya menyisakan dua orang yang nantinya akan
menceritakan kepada warga dunia bahwa teman-teman mereka telah tenggelam
ke dalam bumi. Begitu kabar ini tersiar, semua orang akan gempar. Namun
bagi kaum Muslimin yang paham tentang hadits-hadits shahih tentang
munculnya Imam Mahdi, mereka akan sadar bahwa Imam Mahdi telah muncul.
Dengan sesegera mungkin mereka akan berangkat memenuhi Baitullah untuk
membai’atnya.
Kedatangan Imam Mahdi tentu ada syarat-syarat atau tanda-tandanya. Di antaranya adalah mengeringnya sungai Eufrat yang melintasi Irak dan ditemukannya gunung emas di bawah sungai itu.
Nanti akan berduyun-duyun pasukan dari berbagai bangsa memperebutkan
emas tersebut. Tiap seratus manusia datang, 99 di antaranya menemu
kematian akibat berebut emas. Rasulullah Saw melarang umatnya
ikut-ikutan dalam keserakahan itu.
Dajjal sendiri sudah ada sejak zaman
Rasulullah SAW. Sebuah hadits shahih yang panjang, diriwayatkan oleh
Muslim dari Fathimah binti Qais, menyatakan bahwa ada seorang pengembara
Nasrani (bukan Kristen) yang terdampar di sebuah pantai, ia turun dari
kapalnya kemudian bertemu dengan binatang aneh. Binatang itu
mengantarkannya ke sebuah biara.
Di biara ada seorang lelaki yang
terpasung yang langsung bertanya, “Apakah sungai Tiberias sudah
mengering? Apakah sudah muncul seorang lelaki yang bernama Muhammad yang
disebut sebagai Nabi akhir zaman? Apakah lelaki itu sudah diusir oleh
penduduk di negerinya sendiri?” Pengembara Nasrani itu penasaran,
kemudian dia menelusuri Jazirah Arab untuk mencari lelaki yang dimaksud.
Dia pun bertemu Muhammad SAW. Dia bertanya kepada Nabi, “Siapa orang
yang dipasung itu?”
“Dialah Dajjal, ” ujar Nabi SAW. Namun Nabi SAW mengingatkan bahwa Dajjal tidak akan muncul sebelum Imam Mahdi keluar.
Tanda-tanda lainnya tentang saat
kedatangan Imam Mahdi adalah terbunuhnya seorang khalifah. Namun
kekhalifahan kini sudah tidak ada. Bisa jadi itu sebutan lain bagi
seorang pemimpin negeri Muslim yang sangat nyata.
Empat Peperangan Besar
Ketika Imam Mahdi sudah dibai’at maka dia akan memimpin pasukan Islam dalam empat perang besar yang tidak lama waktunya. Pertama, perang melawan penguasa semenanjung Arab. Kedua, perang melawan penguasa zhalim Persia. Ketiga, perang melawan Rum atau Eropa. Dan terakhir perang melawan Dajjal dan 70 ribu tentara Yahudi. Semuanya dimenangkan pasukan Islam dengan gemilang.
Ketika Imam Mahdi sedang berkonsolidasi
di Damaskus (Suriah), waktu shalat Shubuh tiba. Iqamat dikumandangkan,
lalu Imam Mahdi hendak maju menjadi imam. Muncul tanda besar kedua akan
terjadinya hari kiamat, yaitu Isa ‘Alaihissallam (As) turun di Menara
Putih, masjid sebelah timur Damaskus.
Imam Mahdi memohon agar Isa yang menjadi
imam shalat. Namun Isa As menolak, “Demi Allah, inilah kelebihan ummat
Muhammad, sebagian engkau menjadi pemimpin sebagian ummat lainnya.
Engkau pemimpin ummat ini, Imam Mahdi, Engkau yang memimpin shalat. Aku
menjadi ma’mum. “
Sesudah shalat, mereka bertolak menuju
hari bertemunya dua pasukan. Yaitu pasukan kaum Muslimin yang dipimpin
Imam Mahdi dan Nabi Isa As, melawan pasukan Yahudi yang dipimpin Dajjal.
Perang ini akan berlangsung di dekat Masjidil Aqsha atau Baitul Maqdis,
di sekitar bukit Armagido, dan sebab itu peperangan akhir zaman
tersebut juga akrab disebut sebagai Perang Armageddon.
Dajjal akan tewas ditusuk tombak oleh
Nabi Isa As di pintu Lod, salah satu gerbang Baitul Maqdis. Nabi Isa As
lalu mengangkat tinggi-tinggi tombak itu, agar orang-orang yang selama
ini percaya pada Dajjal dan menganggapnya sebagai Tuhan, menyadari
kesalahannya. Kekhalifahan Islam pun berdiri untuk terakhir kalinya. Kemakmuran akan terjadi di mana-mana.
Pada masa itu tetap ada orang kafir, sampai pada masa tertentu Allah
SWT mendatangkan tanda akhir zaman, yaitu hembusan angin sepoi-sepoi
dari arah Yaman (selatan).
Hal ini terjadi setelah wafatnya Isa As.
Semua orang Islam, walau yang hanya punya keimanan sebiji zarah, akan
menghirup udara itu dan meninggal dengan penuh damai. Itulah akhir dari
umur umat Islam.
Kiamat
Setelah umat Islam habis di dunia fana,
maka tinggalah kini dunia dihuni oleh orang kafir. Kemaksiatan dan
kekacauan terjadi di mana-mana, karena tidak ada lagi yang mengerjakan
amar ma’ruf nahiy munkar. Rasulullah SAW menggambarkan, saat itu manusia
tak akan malu-malu bersenggama seperti keledai di jalanan. Makkah dan
Madinah dihancurkan, sehingga datanglah kiamat yang sangat mengerikan.
Berakhirlah segala kehidupan di dunia fana ini.
Sudahkah kita mempunyai bekal yang cukup
guna menghadapi satu di hari yang pasti terjadi, yang tidak ada seorang
pun mengetahui kapan itu terjadi, yang mungkin saja terjadi esok atau
beberapa jam setelah Anda membaca tulisan ini. Marilah kita membersihkan
niat ibadah kita, semata-mata hanya untuk Islam dan Allah SWT, bukan
untuk perkara-perkara yang amat sangat murah dan sepele seperti halnya
kursi kekuasaan yang hanya akan membuat kita lalai dalam mengingat Allah
SWt dan umat-Nya.
Wallahu’alam bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar