Catatan Haji Eramuslim 1428H: Menanti Imam Mahdi di Makkah (Tamat)
Berbagai hadits shahih menyatakan bahwa Imam Mahdi akan hadir
di Makkah dan dibaiat para pemuda yang berjumlah 313 orang, suatu jumlah
yang sama dengan jumlah pasukan kaum Muslimin dalam Perang Badr.
Hadirnya Imam Mahdi di Makkah diduga kuat di saat pelaksanaan musim
haji, karena di musim haji inilah umat Islam dari segala penjuru dunia
berkumpul di Baitullah untuk merapatkan shaft, menyatukan niat, dan
semata-mata beribadah guna meninggikan keimanan dan menegakkan
kalimatullah.
Ibadah haji bukan semata ibadah ruhiyah, namun juga memiliki nilai
strategis politis dalam perjuangan umat Islam sedunia menuju Pan Islam
(Persatuan Islam). Saat berkumpul di sekitar Baitullah, tidak ada lagi
yang namanya umat Islam Indonesia, umat Islam Turki, umat Islam Inggris,
umat Islam Afrika, umat Islam Cina, dan sebagainya. Semuanya adalah
umat Islam. Titik.
Dalam perjuangan negara-negara Selatan menghadapi penjajahan dan
imperialisme negara-negara Utara di masa awal dan pertengahan abad ke-20
Masehi, pelaksanaan ibadah haji kerap digunakan sebagai sebuah momen
akbar pertemuan para tokoh perjuangan Dunia Islam untuk menyatukan niat
dan hati, menyatukan langkah, mengatur strategi perjuangan, untuk
bersama-sama bisa berjuang membebaskan negeri Muslim dan mengusir para
“penjajah kafir”. Tokoh-tokoh perjuangan Indonesia seperti Agus Salim
dan M. Natsir mengalami fase-fase ini.
Di saat umat Islam sedunia bertemu di Makkah, di saat umat Islam
sedunia menanggalkan chauvinisme dan keashobiyahan duniawinya, di saat
seperti itulah Imam Mahdi akan muncul dan dibaiat di depan Baitullah.
Pembai’atan ini tentu tidak disukai penguasa Semenanjung Arab yang
langsung mengirim pasukannya untuk menangkap para pemuda itu. Namun
Allah SWT akan membenamkan ke dalam bumi pasukan tersebut dan hanya
menyisakan dua orang yang nantinya akan menceritakan kepada warga dunia
bahwa teman-teman mereka telah tenggelam ke dalam bumi. Begitu kabar ini
tersiar, semua orang akan gempar. Namun bagi kaum Muslimin yang paham
tentang hadits-hadits shahih tentang munculnya Imam Mahdi, mereka akan
sadar bahwa Imam Mahdi telah muncul. Dengan sesegera mungkin mereka akan
berangkat memenuhi Baitullah untuk membai’atnya.
Kedatangan Imam Mahdi tentu ada syarat-syarat atau tanda-tandanya. Di
antaranya adalah mengeringnya sungai Eufrat yang melintasi Irak dan
ditemukannya gunung emas di bawah sungai itu. Nanti akan berduyun-duyun
pasukan dari berbagai bangsa memperebutkan emas tersebut. Tiap seratus
manusia datang, 99 di antaranya menemu kematian akibat berebut emas.
Rasulullah Saw melarang umat-Nya ikut-ikutan dalam keserakahan itu.
Dajjal sendiri sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Sebuah hadits
shahih yang panjang, diriwayatkan oleh Muslim dari Fathimah binti Qais,
menyatakan bahwa ada seorang pengembara Nasrani (bukan Kristen) yang
terdampar di sebuah pantai, ia turun dari kapalnya kemudian bertemu
dengan binatang aneh. Binatang itu mengantarkannya ke sebuah biara.
Di biara ada seorang lelaki yang terpasung yang langsung bertanya,
“Apakah sungai Tiberias sudah mengering? Apakah sudah muncul seorang
lelaki yang bernama Muhammad yang disebut sebagai Nabi akhir zaman?
Apakah lelaki itu sudah diusir oleh penduduk di negerinya sendiri?”
Pengembara Nasrani itu penasaran, kemudian dia menelusuri Jazirah Arab
untuk mencari lelaki yang dimaksud. Dia pun bertemu Muhammad SAW. Dia
bertanya kepada Nabi, “Siapa orang yang dipasung itu?”
“Dialah Dajjal, ” ujar Nabi SAW. Namun Nabi SAW mengingatkan bahwa Dajjal tidak akan muncul sebelum Imam Mahdi keluar.
Tanda-tanda lainnya tentang saat kedatangan Imam Mahdi adalah
terbunuhnya seorang khalifah. Namun kekhalifahan kini sudah tidak ada.
Bisa jadi itu sebutan lain bagi seorang pemimpin negeri Muslim yang
sangat nyata.
Empat Peperangan Besar
Ketika Imam Mahdi sudah dibai’at maka dia akan memimpin pasukan Islam
dalam empat perang besar yang tidak lama waktunya. Pertama, perang
melawan penguasa semenanjung Arab. Kedua, perang melawan penguasa zhalim
Persia. Ketiga, perang melawan Rum atau Eropa. Dan terakhir perang
melawan Dajjal dan 70 ribu tentara Yahudi. Semuanya dimenangkan pasukan
Islam dengan gemilang.
Ketika Imam Mahdi sedang berkonsolidasi di Damaskus (Suriah), waktu
shalat Shubuh tiba. Iqamat dikumandangkan, lalu Imam Mahdi hendak maju
menjadi imam. Muncul tanda besar kedua akan terjadinya hari kiamat,
yaitu Isa ‘Alaihissallam (As) turun di Menara Putih, masjid sebelah
timur Damaskus.
Imam Mahdi memohon agar Isa yang menjadi imam shalat. Namun Isa As
menolak, “Demi Allah, inilah kelebihan ummat Muhammad, sebagian engkau
menjadi pemimpin sebagian ummat lainnya. Engkau pemimpin ummat ini, Imam
Mahdi, Engkau yang memimpin shalat. Aku menjadi ma’mum. “
Sesudah shalat, mereka bertolak menuju hari bertemunya dua pasukan.
Yaitu pasukan kaum Muslimin yang dipimpin Imam Mahdi dan Nabi Isa As,
melawan pasukan Yahudi yang dipimpin Dajjal. Perang ini akan berlangsung
di dekat Masjidil Aqsha atau Baitul Maqdis, di sekitar bukit Armagido,
dan sebab itu peperangan akhir zaman tersebut juga akrab disebut sebagai
Perang Armageddon.
Dajjal akan tewas ditusuk tombak oleh Nabi Isa As di pintu Lod, salah
satu gerbang Baitul Maqdis. Nabi Isa As lalu mengangkat tinggi-tinggi
tombak itu, agar orang-orang yang selama ini percaya pada Dajjal dan
menganggapnya sebagai Tuhan, menyadari kesalahannya. Kekhalifahan Islam
pun berdiri untuk terakhir kalinya. Kemakmuran akan terjadi di
mana-mana. Pada masa itu tetap ada orang kafir, sampai pada masa
tertentu Allah SWT mendatangkan tanda akhir zaman, yaitu hembusan angin
sepoi-sepoi dari arah Yaman (selatan).
Hal ini terjadi setelah wafatnya Isa As. Semua orang Islam, walau
yang hanya punya keimanan sebiji zarah, akan menghirup udara itu dan
meninggal dengan penuh damai. Itulah akhir dari umur umat Islam.
Kiamat
Setelah umat Islam habis di dunia fana, maka tinggalah kini dunia
dihuni oleh orang kafir. Kemaksiatan dan kekacauan terjadi di mana-mana,
karena tidak ada lagi yang mengerjakan amar ma’ruf nahiy munkar.
Rasulullah SAW menggambarkan, saat itu manusia tak akan malu-malu
bersenggama seperti keledai di jalanan. Makkah dan Madinah dihancurkan,
sehingga datanglah kiamat yang sangat mengerikan. Berakhirlah segala
kehidupan di dunia fana ini.
Sudahkah kita mempunyai bekal yang cukup guna menghadapi satu di hari
yang pasti terjadi, yang tidak ada seorang pun mengetahui kapan itu
terjadi, yang mungkin saja terjadi esok atau beberapa jam setelah Anda
membaca tulisan ini. Marilah kita membersihkan niat ibadah kita,
semata-mata hanya untuk Islam dan Allah SWT, bukan untuk perkara-perkara
yang amat sangat murah dan sepele seperti halnya kursi kekuasaan yang
hanya akan membuat kita lalai dalam mengingat Allah SWt dan umat-Nya.
Wallahu’alam bishawab.(m/tamat) < 1 2 >
Tidak ada komentar:
Posting Komentar